PSMS telah melakukan penjaringan pemain muda yang disiapkan untuk menjadi PSMS Junior. Pemain muda berusia 15 tahun tersebut dijaring melalui turnamen yang diselenggarakan PSMS.
“Sudah kita jaring 71 orang. Nanti akan kita kerucutkan menjadi 30 orang. Setelah itu, mereka akan kita mantapkan melalui program yang terencana untuk menjadi PSMS Junior,” jelas Manajer PSMS Hendra DS kepada Sumut Pos, Jumat (26/2).
Hendra DS menambahkan, program penjaringan pemain muda ini tak lain demi perbaikan PSMS di masa yang akan datang. Selain usia 15, PSMS juga akan menjaring pemain berusia 21 tahun melalui turnamen yang akan disiapkan untuk menjadi punggawa Ayam Kinantan. Namun, untuk penjaringan yang terakhir ini, pihaknya mengaku akan memanfaatkan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang ditujukan kepada PSMS. “Kita tunggulah kan gak mungkin gelar kompetisi pakai daun,” ucap Hendra.
Hal ini pun dibenarkan Ketua Bidang Komisi Pertandingan Freddy Hutabarat. “Kita sudah menyampaikan surat kepada Pengcab PSSI Medan dan mereka tidak keberatan dengan catatan kompetisi yang digelar untuk internal PSMS. Karena memang bukan wewenang kita menggelar kompetisi,” jelas Freddy yang dihubungi Sumut Pos, Jumat (26/2).
Freddy pun menilai desas-desus pembatalan dana APBD sebesar Rp6 miliar melalui KONI Medan itu tidak benar. Pasalnya dalam pertemuan di Garuda Plaza Hotel beberapa waktu lalu, KONI Medan sudah menyatakan dukungannya dalam pembinaan pemain cikal bakal PSMS di masa mendatang.
Ketua KONI Medan Drs H Zulhifzi Lubis saat dikomfirmasi melalui telepon, Jumat (26/2) membantah kabar pembatalan dana APBD untuk PSMS. “Sebagai induk olahraga kita tidak pernah menghalangi pembinaan prestasi di semua cabang olahraga. Apalagi PSMS yang menjadi salah satu ikon Kota Medan,” tegas pria yang akrab disapa Opunk Ladon ini.
Masih menurut Opunk, pihaknya bahkan siap mendukung tidak hanya untuk pemutaran turnamen saja. Untuk itu, pengurus diminta untuk menyampaikan program yang akan digelar sehubungan dengan pembinaan tadi. “Apa membina pemain itu juga tidak butuh dana? Kita akan berusaha sekuat tenaga tidak hanya untuk kompetisi internal,” tambahnya.
Dirinya pun tak lupa menghimbau seluruh masyrakat Kota Medan untuk turut berpartisipasi dalam menyelamatkan PSMS dari pintu degradasi Divisi Utama. “Mari kita sama-sama berusaha untuk mengembalikan kejayaan PSMS seperti dulu. Saya yakin dengan kebersamaan, kita bisa melahirkan pemain-pemain lokal yang berbakat,” pungkas Opunk
Kumpulan Berita Tentang PSMS Medan Teruskan Perjuangan MU PSMS Medan "Koe" Dukung Terus PSMS Medan ....
Saturday, February 27, 2010
Dana hibah PSMS terancam
Belum terwujudnya keinginan KONI Medan agar PSMS menggelar kompetisi di lingkungannya membuat KONI Medan enggan mencairkan dana hibah APBD sebesar Rp6 miliar.
Menurut sumber di kalangan pengurus KONI Medan dan pengurus PSMS di Medan kemarin, dana tersebut akan dikembalikan KONI ke Pemko Medan apabila hingga batas waktu tidak juga PSMS menggelar kompetisi ataupun pertandingan lainnya dalam rangka menjaring pemain muda.
Kalangan pengurus KONI dan PSMS menyesalkan Ketua Bidang Kompetisi PSMS Drs H Freddy Hutabarat yang ditugasi Ketua Umum Drs H Dzulmi Eldin MSi tidak juga menggelar laga antar klub anggota PSMS atau yang berdomisili di Medan.
“Memang diakui, untuk menggelar kompetisi ini PSMS terkendala dengan Pengcab PSSI Medan yang sebenarnya memiliki hak memutar kompetisi klub di Medan. Tapi apalah salahnya PSMS juga menggelar pertandingan lainnya yang melibatkan klub dalam upaya menjaring pemain muda,” tanya mereka.
Dikatakan, seharusnya mereka mencontoh SSB Patriot Medan yang diketuai Drs Hendra DS dan mampu membuat turnamen dalam rangka menjaring pemain usia dini dengan mencari dana dukungan dari sponsor.
Konon pula PSMS yang sebelumnya juga sebenarnya memiliki dana bantuan hibah APBD sebesar Rp1,5 miliar, seharusnya bisa menggelar kegiatan dalam menjaring pemain untuk membentuk tim PSMS ke depan.
“Ketua Umum perlu meninjau kembali keberadaan Ketua Bidang Kompetisi PSMS itu, karena ketidakmampuannya atau tiadanya niat untuk melaksanakan perintah dari Ketua Umum PSMS,” tambah mereka.
Kalangan pengurus KONI Medan juga mencerca sikap Freddy yang menyesalkan sikap Asisten Manajer Tim PSMS Drs Benny Tomasoa yang dianggap mengejar wasit pertandingan PSMS melawan Persita Tangerang beberapa waktu lalu.
Padahal Benny mengaku ingin menanyakan perihal tidak diberikannya tendangan penalti. “Benar tidaknya, Freddy tidak boleh menghujat rekannya sesama pengurus PSMS ke media massa,” kata mereka
Menurut sumber di kalangan pengurus KONI Medan dan pengurus PSMS di Medan kemarin, dana tersebut akan dikembalikan KONI ke Pemko Medan apabila hingga batas waktu tidak juga PSMS menggelar kompetisi ataupun pertandingan lainnya dalam rangka menjaring pemain muda.
Kalangan pengurus KONI dan PSMS menyesalkan Ketua Bidang Kompetisi PSMS Drs H Freddy Hutabarat yang ditugasi Ketua Umum Drs H Dzulmi Eldin MSi tidak juga menggelar laga antar klub anggota PSMS atau yang berdomisili di Medan.
“Memang diakui, untuk menggelar kompetisi ini PSMS terkendala dengan Pengcab PSSI Medan yang sebenarnya memiliki hak memutar kompetisi klub di Medan. Tapi apalah salahnya PSMS juga menggelar pertandingan lainnya yang melibatkan klub dalam upaya menjaring pemain muda,” tanya mereka.
Dikatakan, seharusnya mereka mencontoh SSB Patriot Medan yang diketuai Drs Hendra DS dan mampu membuat turnamen dalam rangka menjaring pemain usia dini dengan mencari dana dukungan dari sponsor.
Konon pula PSMS yang sebelumnya juga sebenarnya memiliki dana bantuan hibah APBD sebesar Rp1,5 miliar, seharusnya bisa menggelar kegiatan dalam menjaring pemain untuk membentuk tim PSMS ke depan.
“Ketua Umum perlu meninjau kembali keberadaan Ketua Bidang Kompetisi PSMS itu, karena ketidakmampuannya atau tiadanya niat untuk melaksanakan perintah dari Ketua Umum PSMS,” tambah mereka.
Kalangan pengurus KONI Medan juga mencerca sikap Freddy yang menyesalkan sikap Asisten Manajer Tim PSMS Drs Benny Tomasoa yang dianggap mengejar wasit pertandingan PSMS melawan Persita Tangerang beberapa waktu lalu.
Padahal Benny mengaku ingin menanyakan perihal tidak diberikannya tendangan penalti. “Benar tidaknya, Freddy tidak boleh menghujat rekannya sesama pengurus PSMS ke media massa,” kata mereka
Nyeck Terancam Sanksi
Usai menuai dukungan, kini giliran pemain belakang PSMS Nyeck Nyobe terancam sanksi skorsing dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Tak pelak, hal ini kian menambah beban PSMS untuk bertahan di Divisi Utama 2010 ini. Pasalnya sanksi tersebut diluar dari hukuman absen dalam dua laga PSMS ke depan.
Artinya Nyeck tidak akan turun memperkuat PSMS saat menjamu Persipasi Bekasi di Stadion Teladan Medan (13/3) dan menantang PSSB Bireun (18/3) mendatang. Ditambah sanksi skorsing tadi, kemungkinan besar Nyeck juga absen saat pada partai tandang menghadapi PSAP Sigli (22/3).
Seperti yang diberitakan sebelumnya pada pertandingan tandang ke Persiraja Banda Aceh, Nyeck dengan jelas mendorong (sebelumnya ditulis menendang, Red) Wasit Tardianis hingga terjungkal. Alasannya wasit asal Padang ini tidak mengganjar Persiraja yang melakukan pelanggaran kepada Tri Yudha Handoko di kotak penalti. Nyeck pun dikeluarkan dari lapangan di menit ke-31.
Selain sanksi skorsing, Komdis PSSI juga akan mengenakan denda dengan jumlah uang yang cukup besar kepada mantan pemain Persib Bandung ini. Sesuai dengan peraturan Komdis, kartu merah setelah dikenakan kartu kuning dikenakan denda Rp5 juta.
Namun, kartu merah yang diterima Nyeck tanpa kartu kuning terlebih dahulu. Tak pelak, denda yang akan diterima tentunya lebih besar lagi. Dikabarkan denda tersebut akan dikenakan kepada Nyeck secara pribadi mengingat aksi yang dilakukan juga merupakan inisiatif pribadi, bukan secara tim.
Aksi kekerasan terhadap wasit juga pernah terjadi saat pertandingan antara PSIS berhadapan dengan PSMS Oktober 2008 silam. Ketika itu manajer PSIS Yoyok Sukawi berupaya melakukan pemukulan kepada wasit Sunaryo Joko saat jeda pertandingan babak pertama. Komdis PSSI pun menjatuhkan sanksi kepada Yoyok untuk tidak boleh aktif dalam kegiatan klub sepak bola selama enam bulan dan denda Rp30 juta.
Ketua Komdis PSSI Hinca Pandjaitan yang dikomfirmasi melalui telepon, Kamis (25/2) mengaku pihaknya akan segera melakukan pemanggilan kepada Nyeck Nyobe untuk diminta penjelasannya. “Jadi, pada peraturan manual liga jelas, jangankan memukul, berupaya atau berniat untuk melakukan pemukulan terhadap wasit saja akan dihukum apalagi mendorong dan menyebabkan wasit hingga terjatuh. Hukuman bisa jadi lebih berat,” ucapnya.
Sementara itu, setelah sempat ditunda akhirnya Komdis menjadwal ulang sidang terkait pertandingan PSMS kontra Persita pada Kamis, (4/3) mendatang. Penjadwalan ulang sendiri berkaitan dengan keterlambatan surat pemanggilan yang diterima oleh Pengurus PSMS. “Ya kita sudah menjadwal ulang sidang Komdis sehubungan dengan insiden pada pertandingan lanjutan Divisi Utama 2009/2010 antara PSMS menjamu Persita Tangerang di Stadion Teladan. Sidang akan kita gelar Kamis (4/3) depan,” ucap Hinca. Menurut Hinca, sidang digelar untuk mendengar penjelasan dari PSMS dan pihak panitia sehubungan kerusuhan pascapertandingan tersebut. Mengenai kemungkinan sanksi untuk PSMS, Hinca menjawab diplomatis. “ Ya itu tergantung keputusan sidang nanti ya. Saya tidak bisa jawab sekarang,” kilahnya.
Pengurus dan manajemen PSMS sendiri sudah mengetahui penjadwalan ulang sidang Komdis PSSI tersebut. Pihak panitia pelaksana akan diwakili oleh Sekretaris I PSMS, Agus Suriyono. Asisten Manajer Benny Tomasoa bahkan mengaku sudah tidak sabar. “Ini kesempatan kita untuk membuka bobroknya kinerja wasit waktu itu,” ucap Benny, Kamis (25/2).
Seperti yang diberitakan sebelumnya pertandingan PSMS menjamu Persita di Stadion Teladan berakhir ricuh. Pasalnya wasit asal Bandung Isna Triana tidak menjatuhkan hukuman penalti saat striker PSMS Ikpefua Osas Marvellous dan Jecky Pasarella yang ditekel di Kotak Penalti. Usai pertandingan Benny Tomasoa langsung merengsek ke lapangan untuk mempertanyakan keputusan wasit tersebut. Namun, aksi itu berhasil digagalkan petugas keamanan yang berada si lapangan
Artinya Nyeck tidak akan turun memperkuat PSMS saat menjamu Persipasi Bekasi di Stadion Teladan Medan (13/3) dan menantang PSSB Bireun (18/3) mendatang. Ditambah sanksi skorsing tadi, kemungkinan besar Nyeck juga absen saat pada partai tandang menghadapi PSAP Sigli (22/3).
Seperti yang diberitakan sebelumnya pada pertandingan tandang ke Persiraja Banda Aceh, Nyeck dengan jelas mendorong (sebelumnya ditulis menendang, Red) Wasit Tardianis hingga terjungkal. Alasannya wasit asal Padang ini tidak mengganjar Persiraja yang melakukan pelanggaran kepada Tri Yudha Handoko di kotak penalti. Nyeck pun dikeluarkan dari lapangan di menit ke-31.
Selain sanksi skorsing, Komdis PSSI juga akan mengenakan denda dengan jumlah uang yang cukup besar kepada mantan pemain Persib Bandung ini. Sesuai dengan peraturan Komdis, kartu merah setelah dikenakan kartu kuning dikenakan denda Rp5 juta.
Namun, kartu merah yang diterima Nyeck tanpa kartu kuning terlebih dahulu. Tak pelak, denda yang akan diterima tentunya lebih besar lagi. Dikabarkan denda tersebut akan dikenakan kepada Nyeck secara pribadi mengingat aksi yang dilakukan juga merupakan inisiatif pribadi, bukan secara tim.
Aksi kekerasan terhadap wasit juga pernah terjadi saat pertandingan antara PSIS berhadapan dengan PSMS Oktober 2008 silam. Ketika itu manajer PSIS Yoyok Sukawi berupaya melakukan pemukulan kepada wasit Sunaryo Joko saat jeda pertandingan babak pertama. Komdis PSSI pun menjatuhkan sanksi kepada Yoyok untuk tidak boleh aktif dalam kegiatan klub sepak bola selama enam bulan dan denda Rp30 juta.
Ketua Komdis PSSI Hinca Pandjaitan yang dikomfirmasi melalui telepon, Kamis (25/2) mengaku pihaknya akan segera melakukan pemanggilan kepada Nyeck Nyobe untuk diminta penjelasannya. “Jadi, pada peraturan manual liga jelas, jangankan memukul, berupaya atau berniat untuk melakukan pemukulan terhadap wasit saja akan dihukum apalagi mendorong dan menyebabkan wasit hingga terjatuh. Hukuman bisa jadi lebih berat,” ucapnya.
Sementara itu, setelah sempat ditunda akhirnya Komdis menjadwal ulang sidang terkait pertandingan PSMS kontra Persita pada Kamis, (4/3) mendatang. Penjadwalan ulang sendiri berkaitan dengan keterlambatan surat pemanggilan yang diterima oleh Pengurus PSMS. “Ya kita sudah menjadwal ulang sidang Komdis sehubungan dengan insiden pada pertandingan lanjutan Divisi Utama 2009/2010 antara PSMS menjamu Persita Tangerang di Stadion Teladan. Sidang akan kita gelar Kamis (4/3) depan,” ucap Hinca. Menurut Hinca, sidang digelar untuk mendengar penjelasan dari PSMS dan pihak panitia sehubungan kerusuhan pascapertandingan tersebut. Mengenai kemungkinan sanksi untuk PSMS, Hinca menjawab diplomatis. “ Ya itu tergantung keputusan sidang nanti ya. Saya tidak bisa jawab sekarang,” kilahnya.
Pengurus dan manajemen PSMS sendiri sudah mengetahui penjadwalan ulang sidang Komdis PSSI tersebut. Pihak panitia pelaksana akan diwakili oleh Sekretaris I PSMS, Agus Suriyono. Asisten Manajer Benny Tomasoa bahkan mengaku sudah tidak sabar. “Ini kesempatan kita untuk membuka bobroknya kinerja wasit waktu itu,” ucap Benny, Kamis (25/2).
Seperti yang diberitakan sebelumnya pertandingan PSMS menjamu Persita di Stadion Teladan berakhir ricuh. Pasalnya wasit asal Bandung Isna Triana tidak menjatuhkan hukuman penalti saat striker PSMS Ikpefua Osas Marvellous dan Jecky Pasarella yang ditekel di Kotak Penalti. Usai pertandingan Benny Tomasoa langsung merengsek ke lapangan untuk mempertanyakan keputusan wasit tersebut. Namun, aksi itu berhasil digagalkan petugas keamanan yang berada si lapangan
Aroma Degradasi Membayangi
Hasil buruk dalam lima pertandingan terakhir membuat PSMS berada dalam posisi sulit. Dengan koleksi 15 poin dari 15 pertandingan yang dilakoninya, tim berjulukan Ayam Kinantan kini bertahan di peringkat sembilan grup I Divisi Utama Liga Indonesa 2009/2010. Sedikit kesalahan akan membuat tim besutan Kustiono ini terdegradasi dari Divisi Utama.
Kepastian adanya degradasi di Divisi Utama disampaikan Djoko Driyono dari Badan Liga Indonesia kepada salah seorang pengurus yang tak ingin namanya disebut dalam pertemuan beberapa waktu lalu di Jakarta. “Ada dua tim yang akan didegradasi,” kata pengurus tersebut menirukan ucapan Djoko dari BLI kepada Sumut Pos, Kamis (25/2).
Artinya, pascapengunduran diri PS Banyuasin yang sebelumnya berada di Grup 1 bersama PSMS dan sepuluh tim lainnya, degradasi hanya menyisakan satu kursi lagi dan tentunya tim yang berada di posisi terbawah. Gawatnya satu kursi tadi juga disiapkan untuk Grup 1 ini.
Dengan posisi saat ini PSMS tetap dibayangi kemungkinan tersebut. Pasalnya M Affan Lubis dkk hanya memiliki jarak dua poin dari Persires Rengat yang sudah mengoleksi 13 dari 13 pertandingan yang dilakoninya. Persires sendiri masih memiliki tujuh pertandingan, dua pertandingan lebih banyak dari PSMS, yang dapat dimanfaatkan mengumpulkan poin.
Begitu pun PSDS yang saat ini berada di posisi sebelas dengan koleksi delapan poin dari 13 pertandingan yang sudah dijalani. Sekalipun berat, bukan tidak mungkin si Traktor Kuning menyalip. Empat sisa laga kandang dan kehadiran dua pemain asing Friday dan Angel yang tampil bagus bisa menjadi bumerang bagi PSMS.
PSMS sendiri, pascapergantian pelatih dari Suiin Dihardja ke Kustiono belum pernah mencatat satu pun kemenangan. Ditambah lagi di sisa laga kandang nanti, M Affan Lubis dkk akan menghadapi tim yang tidak bisa dianggap remeh. Sebut saja Persipasi Bekasi yang berada di peringkat enam dengan koleksi 19 poin dari 12 laga yang dijalani. Pertemuan di putaran pertama bahkan PSMS dihajar 1-3. Begitu juga tim peringkat lima Persih Tembilahan dan Persires Rengat. Dua partai tandang PSSB Bireun dan PSAP Sigli juga bukan lumbung gol bagi PSMS.
Untuk itu, semangat yang tinggi dari seluruh pemain akan sangat dibutuhkan untuk mengatasi kondisi ini. Semangat untuk meraih poin penuh di semua pertandingan sisa tampa mencari argumen pembenaran atau kambing hitam. “Yang penting saat ini adalah bertahan di Divisi Utama, kita akan berupaya semakismal mungkin untuk membangun kedekatan emosi antara pengurus dan pemain sehingga mereka lebih termotivasi untuk bermain lebih baik lagi,” kata Sekretaris Umum PSMS Idris SE.
Motivasi itu pun akan lengkap dengan evaluasi yang harus dilakukan untuk memperbaiki tim. “Kita akan bahas penyebab kegagalan tim sejauh ini, sebagai bahan untuk mengevaluasi untuk hasil yang lebih baik,” tegasnya.
Pelatih PSMS Kustiono pun sepertinya sepakat dengan Idris SE dalam motivasi dan evaluasi secara keseluruhan. “Jeda waktu ini kita akan terus memotivasi pemain dan meminta pengertian kepada pemain untuk lebih bermain enjoy,” ungkapnya
Kepastian adanya degradasi di Divisi Utama disampaikan Djoko Driyono dari Badan Liga Indonesia kepada salah seorang pengurus yang tak ingin namanya disebut dalam pertemuan beberapa waktu lalu di Jakarta. “Ada dua tim yang akan didegradasi,” kata pengurus tersebut menirukan ucapan Djoko dari BLI kepada Sumut Pos, Kamis (25/2).
Artinya, pascapengunduran diri PS Banyuasin yang sebelumnya berada di Grup 1 bersama PSMS dan sepuluh tim lainnya, degradasi hanya menyisakan satu kursi lagi dan tentunya tim yang berada di posisi terbawah. Gawatnya satu kursi tadi juga disiapkan untuk Grup 1 ini.
Dengan posisi saat ini PSMS tetap dibayangi kemungkinan tersebut. Pasalnya M Affan Lubis dkk hanya memiliki jarak dua poin dari Persires Rengat yang sudah mengoleksi 13 dari 13 pertandingan yang dilakoninya. Persires sendiri masih memiliki tujuh pertandingan, dua pertandingan lebih banyak dari PSMS, yang dapat dimanfaatkan mengumpulkan poin.
Begitu pun PSDS yang saat ini berada di posisi sebelas dengan koleksi delapan poin dari 13 pertandingan yang sudah dijalani. Sekalipun berat, bukan tidak mungkin si Traktor Kuning menyalip. Empat sisa laga kandang dan kehadiran dua pemain asing Friday dan Angel yang tampil bagus bisa menjadi bumerang bagi PSMS.
PSMS sendiri, pascapergantian pelatih dari Suiin Dihardja ke Kustiono belum pernah mencatat satu pun kemenangan. Ditambah lagi di sisa laga kandang nanti, M Affan Lubis dkk akan menghadapi tim yang tidak bisa dianggap remeh. Sebut saja Persipasi Bekasi yang berada di peringkat enam dengan koleksi 19 poin dari 12 laga yang dijalani. Pertemuan di putaran pertama bahkan PSMS dihajar 1-3. Begitu juga tim peringkat lima Persih Tembilahan dan Persires Rengat. Dua partai tandang PSSB Bireun dan PSAP Sigli juga bukan lumbung gol bagi PSMS.
Untuk itu, semangat yang tinggi dari seluruh pemain akan sangat dibutuhkan untuk mengatasi kondisi ini. Semangat untuk meraih poin penuh di semua pertandingan sisa tampa mencari argumen pembenaran atau kambing hitam. “Yang penting saat ini adalah bertahan di Divisi Utama, kita akan berupaya semakismal mungkin untuk membangun kedekatan emosi antara pengurus dan pemain sehingga mereka lebih termotivasi untuk bermain lebih baik lagi,” kata Sekretaris Umum PSMS Idris SE.
Motivasi itu pun akan lengkap dengan evaluasi yang harus dilakukan untuk memperbaiki tim. “Kita akan bahas penyebab kegagalan tim sejauh ini, sebagai bahan untuk mengevaluasi untuk hasil yang lebih baik,” tegasnya.
Pelatih PSMS Kustiono pun sepertinya sepakat dengan Idris SE dalam motivasi dan evaluasi secara keseluruhan. “Jeda waktu ini kita akan terus memotivasi pemain dan meminta pengertian kepada pemain untuk lebih bermain enjoy,” ungkapnya
Kalah, Anak Medan di Banda Aceh Emosi
Kalah adalah hal biasa dalam pertandingan. Namun, jika sudah kalah dimaki oleh suporter sendiri, tentunya sangat tidak menyenangkan.
Ya, kekalahan PSMS saat bertandang ke Banda Aceh, kandang Persiraja, memang banyak menimbulkan kesan. PSMS sebagai tim besar di daratan Sumatera menjadi magnet masyarakat Banda Aceh. Tak terkecuali, anak Medan yang tinggal di ibu kota Provinsi Nangroe Aceh Darussalam tersebut. Dan, ketika PSMS keok, kekecewaan tak terkira mengemukan dari fans PSMS yang mendatangi Stadion Harapan Bangsa, Lampeunerut, Banda Aceh, Selasa (23/02).
Tak pelak, julukan Ayam Kinantan yang penuh marwah itu langsung mereka ubah menjadi ‘Ayam Penyet’. Ya, suatu kejengkelan bagi mereka ketika PSMS dikalahkan Persiraja dengan skor telak, 2-0.
Bukan hanya itu, seusai pertandingan beberapa hari lalu, anak Medan yang kecewa dengan permainan tim andalannya, menyempatkan melontarkan caci maki ke tim PSMS sesaat sebelum menaiki kendaraan untuk kembali ke penginapan. “Ah, tidak usah, aku sebutkan, apa isi makianku, kemarin itu. Pokoknya, puas kali aku, sesudah memaki mereka karena kalah. Tidak pantas pun dijuluki lagi Ayam Kinantan karena tidak secantik itu lagi permainannya. Makanya, kami pun sepakat menggantikannya menjadi Ayam Penyet. Abis kalah sich,” kata SZ Damanik, staf sebuah LSM kepada Rakyat Aceh (Grup Sumut Pos), Rabu (24/2) sore, di Banda Aceh.
Damanik mengungkapkan, tim kebanggaanya itu sudah tidak secemerlang dulu. “Sebelum ini pun mereka kalah dan kemarin kalah lagi 0-2 dengan Persiraja. Kekalahan berturut-turut ini membuat orang-orang Medan di Aceh emosi,” tambahnya
Ya, kekalahan PSMS saat bertandang ke Banda Aceh, kandang Persiraja, memang banyak menimbulkan kesan. PSMS sebagai tim besar di daratan Sumatera menjadi magnet masyarakat Banda Aceh. Tak terkecuali, anak Medan yang tinggal di ibu kota Provinsi Nangroe Aceh Darussalam tersebut. Dan, ketika PSMS keok, kekecewaan tak terkira mengemukan dari fans PSMS yang mendatangi Stadion Harapan Bangsa, Lampeunerut, Banda Aceh, Selasa (23/02).
Tak pelak, julukan Ayam Kinantan yang penuh marwah itu langsung mereka ubah menjadi ‘Ayam Penyet’. Ya, suatu kejengkelan bagi mereka ketika PSMS dikalahkan Persiraja dengan skor telak, 2-0.
Bukan hanya itu, seusai pertandingan beberapa hari lalu, anak Medan yang kecewa dengan permainan tim andalannya, menyempatkan melontarkan caci maki ke tim PSMS sesaat sebelum menaiki kendaraan untuk kembali ke penginapan. “Ah, tidak usah, aku sebutkan, apa isi makianku, kemarin itu. Pokoknya, puas kali aku, sesudah memaki mereka karena kalah. Tidak pantas pun dijuluki lagi Ayam Kinantan karena tidak secantik itu lagi permainannya. Makanya, kami pun sepakat menggantikannya menjadi Ayam Penyet. Abis kalah sich,” kata SZ Damanik, staf sebuah LSM kepada Rakyat Aceh (Grup Sumut Pos), Rabu (24/2) sore, di Banda Aceh.
Damanik mengungkapkan, tim kebanggaanya itu sudah tidak secemerlang dulu. “Sebelum ini pun mereka kalah dan kemarin kalah lagi 0-2 dengan Persiraja. Kekalahan berturut-turut ini membuat orang-orang Medan di Aceh emosi,” tambahnya
Thursday, February 25, 2010
Manajemen Mulai Sibuk
PSMS Medan tampaknya wajib berduka. Bagaimana tidak, di kala tabungan poin wajib ditambah, Ayam Kinantan malah seakan jalan di tempat.
Ya, tiga kekalahan dan dua hasil seri yang diraih PSMS dalam lima pertandingan di putaran kedua lanjutan kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010 membuat skuad asuhan Kustiono ini terdampar hingga peringkat sembilan dengan koleksi 15 poin. Tak pelak, pengurus dan manajemen mulai sibuk. Wacana perbaikan segera dicetuskan. Karena itu, selama jeda cukup panjang sebelum menghadapi Persipasi 13 Maret mendatang, dijadikan masa untuk perbaikan seluruh tim. “Kita akan membuat laporan dulu mengenai hasil yang diperoleh tim selama lima pertandingan kepada ketua umum (Dzulmi Eldin, Red). Laporan itu kita buat setelah berunding dengan manajer (Hendra DS, Red),” kata Asisten Manajer PSMS Benny Tomasoa sesampainya di Bandara Udara Polonia Medan, Rabu (24/2) sore.
“Semua kegagalan sudah kita alami dan harus ada perbaikan, jangan alasan wasit lagi. Meski benar seperti itu, kita akui tim kita juga sedang ada masalah,” tambah Benny.
Benny menilai, pemain sebenarnya tidak lagi harus mencari kesalahan pemain tim lawan dan mengharapkan wasit akan mengganjarnya dengan penalti atau hukuman lain. Tetapi, harus bisa memaksimalkan peluang sekecil apapun itu. “Kita tahu pemain itu salah, tapi kalau kita sudah seperti ini terus, kita gak perlu buka peluang untuk diganjar hadiah penalti,” papar Benny.
Selain itu, masalah utama PSMS menurutnya adalah kesulitan mencetak gol, dikarenakan minimnya suport dari lini tengah kepada striker. Untuk itu, pihaknya akan meminta Kustiono untuk mendrill lini yang bermasalah.
“Saya mantan kiper PSMS, sedikit banyak saya tahu apa yang kurang di tim ini. Salah satunya pergerakan wing back juga gak ada, kita akan mewanti-wanti pelatih karena kalau begini terus, kita akan semakin sulit keluar,” ketusnya.
Kustiono yang sebelumnya tak mau menyinggung kekalahan timnya karena wasit berat sebelah, kini mulai buka suara. Dengan kata lain, jika sebelumnya dia tak mau dianggap mencari kambing hitam, kini dia siap dianggap seperti itu.
Pasalnya, kenyataan di lapangan memang begitu. “Memang kita akui, masih ada beberapa kelemahan di tim ini, tapi dengan wasit yang berat sebelah, mental pemain semakin turun. Akan sangat susah bagi kita untuk berkembang kalau begini, kita selalu dikerjai,” ungkapnya.
Ke depan, Kustiono siap melakukan perbaikan-perbaikan lini per lini skuad asuhannya selama tenggang waktu jelang laga kandang Ayam Kinantan untuk menjamu Persipasi 13 Maret mendatang. “Tidak ada cerita, kita sudah siapkan program bagi pemain Sabtu (27/2) pagi nanti,” pungkasnya
Ya, tiga kekalahan dan dua hasil seri yang diraih PSMS dalam lima pertandingan di putaran kedua lanjutan kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010 membuat skuad asuhan Kustiono ini terdampar hingga peringkat sembilan dengan koleksi 15 poin. Tak pelak, pengurus dan manajemen mulai sibuk. Wacana perbaikan segera dicetuskan. Karena itu, selama jeda cukup panjang sebelum menghadapi Persipasi 13 Maret mendatang, dijadikan masa untuk perbaikan seluruh tim. “Kita akan membuat laporan dulu mengenai hasil yang diperoleh tim selama lima pertandingan kepada ketua umum (Dzulmi Eldin, Red). Laporan itu kita buat setelah berunding dengan manajer (Hendra DS, Red),” kata Asisten Manajer PSMS Benny Tomasoa sesampainya di Bandara Udara Polonia Medan, Rabu (24/2) sore.
“Semua kegagalan sudah kita alami dan harus ada perbaikan, jangan alasan wasit lagi. Meski benar seperti itu, kita akui tim kita juga sedang ada masalah,” tambah Benny.
Benny menilai, pemain sebenarnya tidak lagi harus mencari kesalahan pemain tim lawan dan mengharapkan wasit akan mengganjarnya dengan penalti atau hukuman lain. Tetapi, harus bisa memaksimalkan peluang sekecil apapun itu. “Kita tahu pemain itu salah, tapi kalau kita sudah seperti ini terus, kita gak perlu buka peluang untuk diganjar hadiah penalti,” papar Benny.
Selain itu, masalah utama PSMS menurutnya adalah kesulitan mencetak gol, dikarenakan minimnya suport dari lini tengah kepada striker. Untuk itu, pihaknya akan meminta Kustiono untuk mendrill lini yang bermasalah.
“Saya mantan kiper PSMS, sedikit banyak saya tahu apa yang kurang di tim ini. Salah satunya pergerakan wing back juga gak ada, kita akan mewanti-wanti pelatih karena kalau begini terus, kita akan semakin sulit keluar,” ketusnya.
Kustiono yang sebelumnya tak mau menyinggung kekalahan timnya karena wasit berat sebelah, kini mulai buka suara. Dengan kata lain, jika sebelumnya dia tak mau dianggap mencari kambing hitam, kini dia siap dianggap seperti itu.
Pasalnya, kenyataan di lapangan memang begitu. “Memang kita akui, masih ada beberapa kelemahan di tim ini, tapi dengan wasit yang berat sebelah, mental pemain semakin turun. Akan sangat susah bagi kita untuk berkembang kalau begini, kita selalu dikerjai,” ungkapnya.
Ke depan, Kustiono siap melakukan perbaikan-perbaikan lini per lini skuad asuhannya selama tenggang waktu jelang laga kandang Ayam Kinantan untuk menjamu Persipasi 13 Maret mendatang. “Tidak ada cerita, kita sudah siapkan program bagi pemain Sabtu (27/2) pagi nanti,” pungkasnya
Ahmad Maulana Terjebak di Lift Selama 15 Menit
KEKALAHAN 0-2 PSMS saat bertandang menghadapi Persiraja, Selasa (23/2), punya cerita lain yang akan membekas bagi salah seorang pemain. Ya, usai pertandingan, Selasa (23/2) akan menjadi kenangan tersendiri bagi pemain belakang PSMS Ahmad Maulana Pohan.
Seperti yang disampaikan Sekretaris Tim PSMS Fityan Hamdy, selama 15 menit Maulana terjebak di lift Hotel Sulthan Banda Aceh tempat tim PSMS menginap.
Ceritanya, karena lebih praktis, Maulana memilih menggunakan fasilitas lift untuk naik ke kamarnya di nomor 411. Malangnya, pasokan listrik dari genset sebagai pengganti listrik yang padam tidak mampu mengangkat lift tersebut sehingga Maulana harus merasakan berada dalam lift selama 15 menit.
Entah apa yang ada dalam benaknya, namun orang yang pertama dihubunginya saat itu adalah Fityan Hamdy yang tengah santai di kamarnya pascapertandingan. Mendengar penjelasan Maulana melalui telepon selulernya, Fityan mengaku langsung tertawa. “Jangan nangis kau, kok aku yang kau telepon, resepsionisnya lah. Ya udahlah, biar abang yang nelpon orang hotel,” ujar pria berkacamata itu mengulangi percakapan dengan Maulana.
Seperti yang dipaparkan, Fityan pun segera menghubungi resepsionis Hotel bernama Uli, menjelaskan perihal terjebaknya Maulana di lift. Sang resepsionis dikabarkan segera menyuruh seorang teknisi.
Maulana mengaku pengalaman itu sungguh membuatnya jantungan. “Awalnya aku mau keluar hotel, jadi maksudku ambil jaket dulu ke kamar (lantai empat, Red), tapi pas udah di lift, kok nggak naik-naik, terus feelingku bilang liftnya nyangkut, kucoba buka sedikit, di depan kulihat tembok, aku panik dan teriak-teriak, tapi nggak ada yang dengar,” kenangnya.
“Setelah itu aku nggak mau naik lift lagi, trauma, lebih baik naik tangga,” sambungnya
Seperti yang disampaikan Sekretaris Tim PSMS Fityan Hamdy, selama 15 menit Maulana terjebak di lift Hotel Sulthan Banda Aceh tempat tim PSMS menginap.
Ceritanya, karena lebih praktis, Maulana memilih menggunakan fasilitas lift untuk naik ke kamarnya di nomor 411. Malangnya, pasokan listrik dari genset sebagai pengganti listrik yang padam tidak mampu mengangkat lift tersebut sehingga Maulana harus merasakan berada dalam lift selama 15 menit.
Entah apa yang ada dalam benaknya, namun orang yang pertama dihubunginya saat itu adalah Fityan Hamdy yang tengah santai di kamarnya pascapertandingan. Mendengar penjelasan Maulana melalui telepon selulernya, Fityan mengaku langsung tertawa. “Jangan nangis kau, kok aku yang kau telepon, resepsionisnya lah. Ya udahlah, biar abang yang nelpon orang hotel,” ujar pria berkacamata itu mengulangi percakapan dengan Maulana.
Seperti yang dipaparkan, Fityan pun segera menghubungi resepsionis Hotel bernama Uli, menjelaskan perihal terjebaknya Maulana di lift. Sang resepsionis dikabarkan segera menyuruh seorang teknisi.
Maulana mengaku pengalaman itu sungguh membuatnya jantungan. “Awalnya aku mau keluar hotel, jadi maksudku ambil jaket dulu ke kamar (lantai empat, Red), tapi pas udah di lift, kok nggak naik-naik, terus feelingku bilang liftnya nyangkut, kucoba buka sedikit, di depan kulihat tembok, aku panik dan teriak-teriak, tapi nggak ada yang dengar,” kenangnya.
“Setelah itu aku nggak mau naik lift lagi, trauma, lebih baik naik tangga,” sambungnya
Nyeck ke Jakarta
PERASAAN kesal atas keputusan wasit Tarjianis pada pertandingan PSMS menantang Persiraja Banda Aceh, Selasa (23/2) lalu masih terbayang di wajah pemain belakang PSMS, Nyeck Nyobe. Bahkan, Nyeck tiba di mes dengan menggunakan taksi. Tampaknya, mantan pemain Persib Bandung ini tak ingin merepotkan tim. Atau, karena sebab lain?
Nah, anehnya setelah sisa rombongan tiba, pemain yang memiliki tinggi 185 centimeter ini terlihat keluar dari kamar sembari menenteng travel bag. “Ke Jakarta,” aku Nyek kepada Sumut Pos. “Take off jam tujuh malam,” tambahnya.
Nyeck sepertinya berencana menghabiskan masa libur untuk menenangkan diri di Jakarta. Memang akibat aksi menendang Tarjianis hingga tersungkur, dirinya mendapat kartu merah sehingga dipastikan absen dua laga ke depan. Tapi, di lain sisi aksi Nyeck tampaknya dimaklumi rekan setimnya sebagai klimaks dari emosi yang selama ini terpendam sehubungan dengan serongnya wasit mengerjai PSMS, tidak hanya di pertandingan tandang juga di kandang.
Nah, anehnya setelah sisa rombongan tiba, pemain yang memiliki tinggi 185 centimeter ini terlihat keluar dari kamar sembari menenteng travel bag. “Ke Jakarta,” aku Nyek kepada Sumut Pos. “Take off jam tujuh malam,” tambahnya.
Nyeck sepertinya berencana menghabiskan masa libur untuk menenangkan diri di Jakarta. Memang akibat aksi menendang Tarjianis hingga tersungkur, dirinya mendapat kartu merah sehingga dipastikan absen dua laga ke depan. Tapi, di lain sisi aksi Nyeck tampaknya dimaklumi rekan setimnya sebagai klimaks dari emosi yang selama ini terpendam sehubungan dengan serongnya wasit mengerjai PSMS, tidak hanya di pertandingan tandang juga di kandang.
Wednesday, February 24, 2010
Persiraja (2) vs PSMS (0)
PSMS harus membayar mahal dalam lanjutan kompetisi Divisi Utama 2009/2010 saat menantang Persiraja di Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh, Selasa (23/2) kemarin. Selain ditundukkan 0-2, Nyeck Nyobe pun kena ganjar kartu merah dan dipaksa meninggalkan lapangan.
Asisten Manager PSMS, Benny Tomasoa tak mampu menyembunyikan kekecewaannya. Meskipun pada dasarnya dirinya puas akan penampilan M Affan Lubis dkk di lapangan sore itu. “Ya, mau dibilang apa lagi, kita sudah kalah, tapi saya akui, anak-anak sudah bermain bagus. Ada beberapa peluang yang tercipta, sayang tidak bisa dimanfaatkan. Dan kita akui, Persiraja juga tampil bagus di depan pendukungnya,” ucap Benny yang dihubungi Sumut Pos, usai pertandingan.
Sekretaris Umum PSMS, Idris SE pun mengakui materi pemain menjadi penyebab kekalahan si Ayam Kinantan atas Persiraja Banda Aceh. Demikian pula dengan kegagalan meraih kemenangan di lima laga terakhir putaran kedua Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010 ini. “Kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan pelatih atas kegagalan ini, tetapi memang materi pemain kita juga tidak memadai, tapi kita berharap pertandingan selanjutnya bisa lebih baik,” ungkap Idris.
Seperti yang disampaikan Pelatih PSMS Kustiono, skuad sudah bermain bagus. Tekanan yang dilakukan Persiraja sejak menit pertama pun berhasil digagalkan oleh barisan belakangan yang dikawal Nyeck Nyobe dkk. Adapun gol kemenangan Persiraja keduanya tercipta dari bola mati. “Para pemain sebenarnya sudah bermain bagus. Peluang juga kita punya beberapa, namun memang belum bintangnya,” ucap Kustiono.
Adapun gol Persiraja tercipta lewat kaki Zulkarnain di menit ke-10 dan 62’. Keduanya merupakan bola mati. Di menit ke sembilan, Persiraja berhasil membuka peluang lewat dari tendangan pojok, dan tendangan pojok ketiga berhasil dimanfaatkan pemain tengah Persiraja Zulkarnain menit ke 10 lewat heading cantiknya. Skor berubah untuk keunggulan Persiraja 1-0.
Ketinggalan satu gol, PSMS berusaha untuk bangkit, lewat umpan panjang, M Afan Lubis dkk berupaya membuka peluang, namun, kawalan ketat skuad Lantak Laju, julukan Persiraja hanya membuat serangan PSMS kandas di tengah lapangan, sementara suplai bola yang minim kepada dua striker PSMS, Ikpefua ‘Saha’ Osas Marvellous dan Jecky Pasarella membuat kedua pemain tersebut tak bisa berbuat apa-apa.
Malah, serangan-serangan yang dilakukan PSMS berbalik, di menit 15 Roger batoum hampir saja menambah keunggulan namun kawalan ketat Ahmad Maulana berhasil menghentikan laju mantan pemain Persikabo Bogor itu. Menit 19, giiliran PSMS membalas lewat Saha, tapi sayang, tendangan pemain asal Nigeria itu tidak mencapai sasaran dan mampu dibendung penjaga gawang Persiraja Sukirmanto.
Kepemimpinan wasit sekali lagi merugikan PSMS, ketika Tri Yudha Handoko dilanggar di kotak penalti, namun Tarjianis tidak menganggap hal itu pelanggaran. Sontak, bek PSMS Nyek Nyobe naik pitam dan mendorong wasit dan akhirnya diganjar kartu merah menit 29’. Hingga turun minum, kedudukan belum berubah untuk keunggulan tuan rumah.
Berlangsung di bawah guyuran hujan, PSMS tetap memainkan pola menyerang di babak kedua. Hal itu berhasil menggoyang Persiraja yang memainkan skema bertahan. Menit ke-60 Syaiful Ramadhan hampir menyamakan kedudukan. Namun serangan balik yang dilancarkan Persiraja di menit ke-62 menjadi mimpi buruk bagi PSMS, Zulkarnain lagi-lagi berhasil menjebol gawang M Halim dan mencetak gol keduanya pada pertandingan ini lewat sundulan buah tendangan pojok.
Untuk mempertajam lini serang, Kustiono melakukan tiga kali pergantian pemain, Ahmad Afandi masuk menggantikan Daniel, di susul Syaiful Ramadhan yang keluar dan digantikan Heri Suwiondo. Dan terakhir, Kamil Sembiring menggantikan Tri Yudha Handoko. Namun, skema tersebut tidak juga mengubah keadaan, kedudukan berakhir untuk keunggulan Persiraja 2-0
Asisten Manager PSMS, Benny Tomasoa tak mampu menyembunyikan kekecewaannya. Meskipun pada dasarnya dirinya puas akan penampilan M Affan Lubis dkk di lapangan sore itu. “Ya, mau dibilang apa lagi, kita sudah kalah, tapi saya akui, anak-anak sudah bermain bagus. Ada beberapa peluang yang tercipta, sayang tidak bisa dimanfaatkan. Dan kita akui, Persiraja juga tampil bagus di depan pendukungnya,” ucap Benny yang dihubungi Sumut Pos, usai pertandingan.
Sekretaris Umum PSMS, Idris SE pun mengakui materi pemain menjadi penyebab kekalahan si Ayam Kinantan atas Persiraja Banda Aceh. Demikian pula dengan kegagalan meraih kemenangan di lima laga terakhir putaran kedua Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010 ini. “Kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan pelatih atas kegagalan ini, tetapi memang materi pemain kita juga tidak memadai, tapi kita berharap pertandingan selanjutnya bisa lebih baik,” ungkap Idris.
Seperti yang disampaikan Pelatih PSMS Kustiono, skuad sudah bermain bagus. Tekanan yang dilakukan Persiraja sejak menit pertama pun berhasil digagalkan oleh barisan belakangan yang dikawal Nyeck Nyobe dkk. Adapun gol kemenangan Persiraja keduanya tercipta dari bola mati. “Para pemain sebenarnya sudah bermain bagus. Peluang juga kita punya beberapa, namun memang belum bintangnya,” ucap Kustiono.
Adapun gol Persiraja tercipta lewat kaki Zulkarnain di menit ke-10 dan 62’. Keduanya merupakan bola mati. Di menit ke sembilan, Persiraja berhasil membuka peluang lewat dari tendangan pojok, dan tendangan pojok ketiga berhasil dimanfaatkan pemain tengah Persiraja Zulkarnain menit ke 10 lewat heading cantiknya. Skor berubah untuk keunggulan Persiraja 1-0.
Ketinggalan satu gol, PSMS berusaha untuk bangkit, lewat umpan panjang, M Afan Lubis dkk berupaya membuka peluang, namun, kawalan ketat skuad Lantak Laju, julukan Persiraja hanya membuat serangan PSMS kandas di tengah lapangan, sementara suplai bola yang minim kepada dua striker PSMS, Ikpefua ‘Saha’ Osas Marvellous dan Jecky Pasarella membuat kedua pemain tersebut tak bisa berbuat apa-apa.
Malah, serangan-serangan yang dilakukan PSMS berbalik, di menit 15 Roger batoum hampir saja menambah keunggulan namun kawalan ketat Ahmad Maulana berhasil menghentikan laju mantan pemain Persikabo Bogor itu. Menit 19, giiliran PSMS membalas lewat Saha, tapi sayang, tendangan pemain asal Nigeria itu tidak mencapai sasaran dan mampu dibendung penjaga gawang Persiraja Sukirmanto.
Kepemimpinan wasit sekali lagi merugikan PSMS, ketika Tri Yudha Handoko dilanggar di kotak penalti, namun Tarjianis tidak menganggap hal itu pelanggaran. Sontak, bek PSMS Nyek Nyobe naik pitam dan mendorong wasit dan akhirnya diganjar kartu merah menit 29’. Hingga turun minum, kedudukan belum berubah untuk keunggulan tuan rumah.
Berlangsung di bawah guyuran hujan, PSMS tetap memainkan pola menyerang di babak kedua. Hal itu berhasil menggoyang Persiraja yang memainkan skema bertahan. Menit ke-60 Syaiful Ramadhan hampir menyamakan kedudukan. Namun serangan balik yang dilancarkan Persiraja di menit ke-62 menjadi mimpi buruk bagi PSMS, Zulkarnain lagi-lagi berhasil menjebol gawang M Halim dan mencetak gol keduanya pada pertandingan ini lewat sundulan buah tendangan pojok.
Untuk mempertajam lini serang, Kustiono melakukan tiga kali pergantian pemain, Ahmad Afandi masuk menggantikan Daniel, di susul Syaiful Ramadhan yang keluar dan digantikan Heri Suwiondo. Dan terakhir, Kamil Sembiring menggantikan Tri Yudha Handoko. Namun, skema tersebut tidak juga mengubah keadaan, kedudukan berakhir untuk keunggulan Persiraja 2-0
Tendang Wasit, Solidaritas ala Nyeck
SEKALI lagi keputusan wasit menjadi pemicu kerusuhan dalam pertandingan sepak bola. Namun kali ini, wasit Tarjianis yang mendapat ganjarannya. Bukan dari pihak berwajib seperti yang terjadi pada wasit Dery Wahyudi yang memimpin pertandingan PSIS menghadapi Mitra Kukar, tapi dari pemain PSMS yaitu Nyeck Nyobe.
Menurut Pelatih Kustiono, aksi brutal Nyeck Nyobe dipicu oleh keputusan Tarjianis yang tidak melihat pelanggaran yang dilakukan pemain belakang Persiraja terhadap Tri Yudha Handoko. Apalagi pelanggaran itu terjadi di kotak terlarang dan seharusnya PSMS mendapatkan kesempatan tendangan penalti.
“Waktu itu Yudha masuk dari tengah lapangan hampir melewati barisan belakang kalau tidak dijegal pemain belakang Persiraja. Tapi wasit membiarkan saja, ya Nyeck marah,” tutur Kustiono.
Tak terima dengan keputusan wasit ditambah Yudha yang terkapar membakar emosi Nyeck yang selama ini bersikap tertutup. Tendangan kerasnya pun bersarang di bokong Tarjianis hingga menyebabkan wasit asal Padang itu jatuh tersungkur. Sekalipun sedikit menyesalkan, Kapten PSMS M Affan Lubis dapat memaklumi aksi Nyeck tersebut. “Dia itu kan pendiam sebenarnya, tetapi tindakannya itu merupakan klimaks dari perlakuan wasit yang selama ini selalu merugikan tim kami,” ujar Afan.
Menurutnya, ada tipe pemain bola yang masih bisa bersabar dengan tindakan berat sebelah wasit tersebut, tetapi ada juga tipe pemain yang meledak-ledak. “Mungkin saya bisa sabar, tetapi tidak begitu dengan pemain lain, itu sebagai bentuk kekesalan karena selama ini dia rasakan, wasit yang berat sebelah,” beber Afan lagi.
Nyeck Nyobe sendiri mengaku kesal atas perlakukan wasit. Dia mengaku heran dengan nasib PSMS yang selalu dikerjai. “Selama 10 tahun saya main bola, belum pernah saya jumpai tim saya selalu dikerjai wasit seperti ini,” tambah Afan menirukan kalimat Nyeck. Sebelumnya, suporter pendukung Persiraja Banda Aceh; Skull dan Laskar Rencong dilaporkan menguras lapangan yang becek. Aksi itu dilakukan sebagai protes ke PSMS sehubungan dengan permintaan Asisten Manajer Benny Tomasoa yang meminta pertandingan untuk sementara ditunda.
Alasannya hujan membuat lapangan tergenang air. Selama 10 menit pertandingan tertunda.
“Kalau wasit bilang masih bisa main dengan kondisi begitu, sah-sah saja, tapi pemain yang merasakan bisa atau tidak, dan kami sampaikan keluhan mereka kemari (Pelaksana Pertandingan),” ungkap Benny.
Untuk melaksanakan aksi itu mereka memanfaatkan berbagai alat yang bisa mereka temui seperti ember diambil dari stadion. Anehnya, aksi suporter tersebut terjadi tanpa ada halangan dari panitia pelaksana yang seharusnya menghentikan aksi tersebut.
Menurut Pelatih Kustiono, aksi brutal Nyeck Nyobe dipicu oleh keputusan Tarjianis yang tidak melihat pelanggaran yang dilakukan pemain belakang Persiraja terhadap Tri Yudha Handoko. Apalagi pelanggaran itu terjadi di kotak terlarang dan seharusnya PSMS mendapatkan kesempatan tendangan penalti.
“Waktu itu Yudha masuk dari tengah lapangan hampir melewati barisan belakang kalau tidak dijegal pemain belakang Persiraja. Tapi wasit membiarkan saja, ya Nyeck marah,” tutur Kustiono.
Tak terima dengan keputusan wasit ditambah Yudha yang terkapar membakar emosi Nyeck yang selama ini bersikap tertutup. Tendangan kerasnya pun bersarang di bokong Tarjianis hingga menyebabkan wasit asal Padang itu jatuh tersungkur. Sekalipun sedikit menyesalkan, Kapten PSMS M Affan Lubis dapat memaklumi aksi Nyeck tersebut. “Dia itu kan pendiam sebenarnya, tetapi tindakannya itu merupakan klimaks dari perlakuan wasit yang selama ini selalu merugikan tim kami,” ujar Afan.
Menurutnya, ada tipe pemain bola yang masih bisa bersabar dengan tindakan berat sebelah wasit tersebut, tetapi ada juga tipe pemain yang meledak-ledak. “Mungkin saya bisa sabar, tetapi tidak begitu dengan pemain lain, itu sebagai bentuk kekesalan karena selama ini dia rasakan, wasit yang berat sebelah,” beber Afan lagi.
Nyeck Nyobe sendiri mengaku kesal atas perlakukan wasit. Dia mengaku heran dengan nasib PSMS yang selalu dikerjai. “Selama 10 tahun saya main bola, belum pernah saya jumpai tim saya selalu dikerjai wasit seperti ini,” tambah Afan menirukan kalimat Nyeck. Sebelumnya, suporter pendukung Persiraja Banda Aceh; Skull dan Laskar Rencong dilaporkan menguras lapangan yang becek. Aksi itu dilakukan sebagai protes ke PSMS sehubungan dengan permintaan Asisten Manajer Benny Tomasoa yang meminta pertandingan untuk sementara ditunda.
Alasannya hujan membuat lapangan tergenang air. Selama 10 menit pertandingan tertunda.
“Kalau wasit bilang masih bisa main dengan kondisi begitu, sah-sah saja, tapi pemain yang merasakan bisa atau tidak, dan kami sampaikan keluhan mereka kemari (Pelaksana Pertandingan),” ungkap Benny.
Untuk melaksanakan aksi itu mereka memanfaatkan berbagai alat yang bisa mereka temui seperti ember diambil dari stadion. Anehnya, aksi suporter tersebut terjadi tanpa ada halangan dari panitia pelaksana yang seharusnya menghentikan aksi tersebut.
Memalukan! Ayam Kinantan kalah lagi
Tindakan ceroboh palang pintu Nyeck Nyobe membuat PSMS Medan keluar dengan kepala tertunduk dari Stadion Harapan Bangsa (SHB) Banda Aceh, Selasa. Bermain dengan 10 orang sejak menit 30, PSMS ditundukkan Persiraja Banda Aceh 2-0.
Laga lanjutan Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010 itu berlangsung di bawah guyuran hujan deras. Sejak peluit pertama berbunyi, air menggenangi lapangan dan permainan kedua tim tidak berkembang.
Gol yang ditunggu-tunggu publik Banda Aceh pun lahir di menit ke-10 lewat jasa Zulkarnaen yang memanfaatkan kemelut di depan gawang M Halim. Bola tersebut berawal dari sepak pojok Erik Saputra yang kemudian dimaksimalkan oleh Zulkarnaen.
Petaka menimpa pasukan Ayam Kinantan setelah Nyeck Nyobe terkena kartu merah oleh wasit Tardanis. Bek tangguh PSMS tersebut kedapatan mendorong wasit hingga terjatuh, karena protes tidak diberi hadiah tendangan bebas. Sejak menit ke-30, skuad asuhan Kustiono pun terpaksa bermain dengan 10 orang.
Perjuangan Ahmad Maulana cs untuk menyamakan kedudukan pun kerap menemui batu sandungan. Bahkan dengan kondisi kurang pemain, Deni Wahyudi cs kelimpungan menghentikan pergerakan striker tuan rumah, Amos Marah dan Bautoum Roger.
Belum sempat menyamakan kedudukan, tuan rumah kembali memperbesar keunggulan lewat tandukan Zulkarnaen di menit 62 yang kembali memanfaatkan umpan dari Erik Saputra. Kendati telah memainkan Heri Suwondo, Afandi Lubis dan Abdul Karim Sembiring, nasib PSMS tidak tertolong lagi dan makin terpuruk di papan klasemen
Laga lanjutan Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010 itu berlangsung di bawah guyuran hujan deras. Sejak peluit pertama berbunyi, air menggenangi lapangan dan permainan kedua tim tidak berkembang.
Gol yang ditunggu-tunggu publik Banda Aceh pun lahir di menit ke-10 lewat jasa Zulkarnaen yang memanfaatkan kemelut di depan gawang M Halim. Bola tersebut berawal dari sepak pojok Erik Saputra yang kemudian dimaksimalkan oleh Zulkarnaen.
Petaka menimpa pasukan Ayam Kinantan setelah Nyeck Nyobe terkena kartu merah oleh wasit Tardanis. Bek tangguh PSMS tersebut kedapatan mendorong wasit hingga terjatuh, karena protes tidak diberi hadiah tendangan bebas. Sejak menit ke-30, skuad asuhan Kustiono pun terpaksa bermain dengan 10 orang.
Perjuangan Ahmad Maulana cs untuk menyamakan kedudukan pun kerap menemui batu sandungan. Bahkan dengan kondisi kurang pemain, Deni Wahyudi cs kelimpungan menghentikan pergerakan striker tuan rumah, Amos Marah dan Bautoum Roger.
Belum sempat menyamakan kedudukan, tuan rumah kembali memperbesar keunggulan lewat tandukan Zulkarnaen di menit 62 yang kembali memanfaatkan umpan dari Erik Saputra. Kendati telah memainkan Heri Suwondo, Afandi Lubis dan Abdul Karim Sembiring, nasib PSMS tidak tertolong lagi dan makin terpuruk di papan klasemen
Tuesday, February 23, 2010
Bonus Menanti
ntuk membakar semangat para pemain menghadapi Persiraja Banda Aceh di Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh, Selasa (23/2) sore ini, pengurus dan manajemen PSMS menyediakan bonus. Beban Kustiono sebagai Pelatih PSMS pun sedikit berkurang.
“Saya sangat berterimakasih kepada Sekretaris Umum Idris SE dan Manager Hendra DS atas inisiatif tersebut. Pendekatan ini diharapkan dapat menambah semangat pemain untuk memberi yang terbaik,” ucap Kustiono yang dihubungi, Senin (22/2).
Berada di peringkat sembilan dengan koleksi 14 poin dari 15 pertandingan yang sudah dilakoni, PSMS membutuhkan tambahan minimal 11 poin untuk bisa bertahan di Divisi Utama. Sekalipun berat, pada pertandingan sore ini skuad berjuluk Ayam Kinantan harus bisa minimal mencuri poin. Namun Kustiono tampaknya punya perhitungan lain sehingga optimis untuk meraih poin penuh dari Tarmizi dkk.
Tri Yudha Handoko dan Ahmad Maulana Putra tampaknya akan diplot sebagai play maker menggantikan Faisal Azmi dan double stopper Heri Syahputra yang absen akibat akumulasi kartu. Selain itu, Kustiono juga menyiapkan dua pemain lainnya sebagai pelapis kedua yaitu Chico Maradona dan Heri Suwondo.
“Kita harapkan agar pemain yang menggantikan peran Faisal dan Syahputra memiliki semangat yang tinggi. Saya berharap absennya dua pemain tersebut justru bisa menjadi pemicu pemain pengganti untuk tampil lebih baik,” kata Kustiono.
“Peluang PSMS untuk mencuri poin dari tuan rumah sangat terbuka, mengingat M Affan Lubis dan kawan-kawan punya motivasi tinggi setelah kehadiran sekretaris umum baru PSMS Idris SE menggantikan Hardi Mulyono yang “cicing” (mundur) di saat klub milik kota Medan ini dalam kondisi memprihatinkan.
“Bersama manajer tim Drs Hendra DS, dia (Idris, Red) melakukan pendekatan dari hati ke hati kepada pemain, layaknya seorang ayah dengan anaknya,” tambah Kustiono.
Pada pertandingan hari ini Kustiono akan bermain terbuka dengan mengusung skema 3-5-2. Walau begitu, Kustiono mengatakan bahwa para pemainnya diharapkan dapat melakukan serangan balik dengan cepat andai lawan melakukan gempuran.
“Strategi ini akan memaksa mereka (Persiraja) untuk bermain cepat. Jika pada kenyataannya nanti lawan mampu mengantisipasi strategi ini, maka para pemain harus jeli melihat kondisi untuk berbalik melakukan serangan,” kata pelatih yang sukses mengantarkan PSAP Sigli ke kasta Divisi Utama Liga Indonesia ini.
Kustiono juga mengaku bila dari sisi materi pemain tim berjuluk Tanah Rencong memiliki pemain yang kuat di semua lini terutama di tengah dan depan. Untuk itu dirinya menginstruksikan seluruh pemain untuk berusaha mengimbangi permainan lawan. “Kita harus bersikap realistis saat main di kandang lawan. Apapun hasilnya di lapangan, itulah yang terbaik yang bisa kita capai,” tambah Kustiono.
Terkait posisi di bawah mistar gawang yang selama ini menjadi sorotan tajam pecinta tim Ayam Kianantan, Kustiono mengatakan bahwa untuk posisi ini M. Halim masih yang terbaik
“Saya sangat berterimakasih kepada Sekretaris Umum Idris SE dan Manager Hendra DS atas inisiatif tersebut. Pendekatan ini diharapkan dapat menambah semangat pemain untuk memberi yang terbaik,” ucap Kustiono yang dihubungi, Senin (22/2).
Berada di peringkat sembilan dengan koleksi 14 poin dari 15 pertandingan yang sudah dilakoni, PSMS membutuhkan tambahan minimal 11 poin untuk bisa bertahan di Divisi Utama. Sekalipun berat, pada pertandingan sore ini skuad berjuluk Ayam Kinantan harus bisa minimal mencuri poin. Namun Kustiono tampaknya punya perhitungan lain sehingga optimis untuk meraih poin penuh dari Tarmizi dkk.
Tri Yudha Handoko dan Ahmad Maulana Putra tampaknya akan diplot sebagai play maker menggantikan Faisal Azmi dan double stopper Heri Syahputra yang absen akibat akumulasi kartu. Selain itu, Kustiono juga menyiapkan dua pemain lainnya sebagai pelapis kedua yaitu Chico Maradona dan Heri Suwondo.
“Kita harapkan agar pemain yang menggantikan peran Faisal dan Syahputra memiliki semangat yang tinggi. Saya berharap absennya dua pemain tersebut justru bisa menjadi pemicu pemain pengganti untuk tampil lebih baik,” kata Kustiono.
“Peluang PSMS untuk mencuri poin dari tuan rumah sangat terbuka, mengingat M Affan Lubis dan kawan-kawan punya motivasi tinggi setelah kehadiran sekretaris umum baru PSMS Idris SE menggantikan Hardi Mulyono yang “cicing” (mundur) di saat klub milik kota Medan ini dalam kondisi memprihatinkan.
“Bersama manajer tim Drs Hendra DS, dia (Idris, Red) melakukan pendekatan dari hati ke hati kepada pemain, layaknya seorang ayah dengan anaknya,” tambah Kustiono.
Pada pertandingan hari ini Kustiono akan bermain terbuka dengan mengusung skema 3-5-2. Walau begitu, Kustiono mengatakan bahwa para pemainnya diharapkan dapat melakukan serangan balik dengan cepat andai lawan melakukan gempuran.
“Strategi ini akan memaksa mereka (Persiraja) untuk bermain cepat. Jika pada kenyataannya nanti lawan mampu mengantisipasi strategi ini, maka para pemain harus jeli melihat kondisi untuk berbalik melakukan serangan,” kata pelatih yang sukses mengantarkan PSAP Sigli ke kasta Divisi Utama Liga Indonesia ini.
Kustiono juga mengaku bila dari sisi materi pemain tim berjuluk Tanah Rencong memiliki pemain yang kuat di semua lini terutama di tengah dan depan. Untuk itu dirinya menginstruksikan seluruh pemain untuk berusaha mengimbangi permainan lawan. “Kita harus bersikap realistis saat main di kandang lawan. Apapun hasilnya di lapangan, itulah yang terbaik yang bisa kita capai,” tambah Kustiono.
Terkait posisi di bawah mistar gawang yang selama ini menjadi sorotan tajam pecinta tim Ayam Kianantan, Kustiono mengatakan bahwa untuk posisi ini M. Halim masih yang terbaik
Sikap Saha Bikin Geram
Menatap laga menghadapi Persiraja hari ini kubu Ayam Kinantan disibukkaan dengan sikap tidak professional yang diperlihatkan legiun asingnya Osas Saha.
Dikabarkan karena masalah keterangan izin tinggal sementara (Kitas) yang belum dibayar, pemain asal Nigeria itu ngambek dan menolak untuk diturunkan sore ini. Kustiono yang sempat geram pun nyaris memulangkan Saha ke Medan.
Begitupun, seperti yang disampaikan Kustiono Saha masih bergabung saat uji coba lapangan kemarin pagi. “Memang Saha sudah bisa merobah sikapnya dengan catatan ada pembicaraan mengenai Kitas sebelum pertandingan dimulai. Dirinya pun mencurigai adanya tekanan kepada Saha sehubungan dengan agen Saha yang merupakan putra daerah asal Aceh.
Sebagai antisipasi, Kustiono pun menyiapkan pemain pengganti. Anehnya, pemain itu adalah Afandi Lubis yang juga saudara kandung kapten PSMS M Affan Lubis yang selama ini di drop sebagai gelandang.
Rencana itu sendiri disambut baik Afandi. “Saatnya saya akan memperlihatkan siapa diri saya sebenarnya, dengan mempersembahkan gol buat PSMS,” kata Afandi Lubis.
Kepada Sumut Pos, Saha bahkan mengaku siap dilaporkan ke Komdis PSSI sehubungan dengan aksi boikot tersebut. “Saya punya semua bukti kalau Benny Tomasoa belum membayar uang Kitas saya. Dia bohong kepada Manager Hendra DS yang menyerahkan uang itu kepada Benny,” ucap Saha melalui telepon.
Dikabarkan karena masalah keterangan izin tinggal sementara (Kitas) yang belum dibayar, pemain asal Nigeria itu ngambek dan menolak untuk diturunkan sore ini. Kustiono yang sempat geram pun nyaris memulangkan Saha ke Medan.
Begitupun, seperti yang disampaikan Kustiono Saha masih bergabung saat uji coba lapangan kemarin pagi. “Memang Saha sudah bisa merobah sikapnya dengan catatan ada pembicaraan mengenai Kitas sebelum pertandingan dimulai. Dirinya pun mencurigai adanya tekanan kepada Saha sehubungan dengan agen Saha yang merupakan putra daerah asal Aceh.
Sebagai antisipasi, Kustiono pun menyiapkan pemain pengganti. Anehnya, pemain itu adalah Afandi Lubis yang juga saudara kandung kapten PSMS M Affan Lubis yang selama ini di drop sebagai gelandang.
Rencana itu sendiri disambut baik Afandi. “Saatnya saya akan memperlihatkan siapa diri saya sebenarnya, dengan mempersembahkan gol buat PSMS,” kata Afandi Lubis.
Kepada Sumut Pos, Saha bahkan mengaku siap dilaporkan ke Komdis PSSI sehubungan dengan aksi boikot tersebut. “Saya punya semua bukti kalau Benny Tomasoa belum membayar uang Kitas saya. Dia bohong kepada Manager Hendra DS yang menyerahkan uang itu kepada Benny,” ucap Saha melalui telepon.
Dapat Dukungan dari Mantan Pemain
Mantan pemain nasional dan PSMS Medan Ismail Ruslan bersama pengurus KONI Medan Drs Azam Nasution MAP, Senin (22/2) sore meminta para pemain PSMS bersikap sebagai seorang pemain professional. Tidak cengeng bila ingin meraih kemenangan atas tim tuan rumah Persiraja Banda Aceh di stadion Harapan Bangsa, Selasa (23/2) sore ini.
“Pertandingan nanti bukan turnamen, tetapi kompetisi di Divisi Utama Liga Indonesia yang harus tetap konsisten dan siap membawa kemenangan,” kata pemain bertahan yang merumput di tahun 70-an ini.
Ismail Ruslan yang dikenal dengan permainan kerasnya berharap pertandingan nanti Jecky Pasarella dkk tidak terpengaruh oleh permainan lawan maupun ulah suporternya.
“Bermainlah dengan lepas tanpa beban serta tidak ikut langgam permainan lawan dan tetap harus sabar dalam arti kalau pertahanan lawan lagi rapat kita harus pancing mereka keluar dari daerahnya dengan bermain di daerah sendiri. Kalau sudah begini, pasti mereka keluar untuk menyerang dan disaat itulah kita langsung melakukan serangan,” kata Ismail Ruslan.
Disamping itu lanjut Ismail, pemain bawah dan tengah PSMS harus bisa membuat pihak lawan lebih dahulu frustasi sehingga permainan lawan tidak berkembang. Sementara Azam Nasution meminta kepada pelatih Kustiono jangan sungkan-sungkan ataupun ragu untuk menurunkan pemain-pemain muda
“Pertandingan nanti bukan turnamen, tetapi kompetisi di Divisi Utama Liga Indonesia yang harus tetap konsisten dan siap membawa kemenangan,” kata pemain bertahan yang merumput di tahun 70-an ini.
Ismail Ruslan yang dikenal dengan permainan kerasnya berharap pertandingan nanti Jecky Pasarella dkk tidak terpengaruh oleh permainan lawan maupun ulah suporternya.
“Bermainlah dengan lepas tanpa beban serta tidak ikut langgam permainan lawan dan tetap harus sabar dalam arti kalau pertahanan lawan lagi rapat kita harus pancing mereka keluar dari daerahnya dengan bermain di daerah sendiri. Kalau sudah begini, pasti mereka keluar untuk menyerang dan disaat itulah kita langsung melakukan serangan,” kata Ismail Ruslan.
Disamping itu lanjut Ismail, pemain bawah dan tengah PSMS harus bisa membuat pihak lawan lebih dahulu frustasi sehingga permainan lawan tidak berkembang. Sementara Azam Nasution meminta kepada pelatih Kustiono jangan sungkan-sungkan ataupun ragu untuk menurunkan pemain-pemain muda
18 Pemain Saja
Akumulasi kartu membuat PSMS kehilangan dua pemain pilar, Hary Syahputra dan Faisal Azmi pada laga lanjutan Kompetisi Divisi Utama 2009/2010 menghadapi Persiraja Banda Aceh, Selasa (23/2) nanti. Ke-18 pemain pun coba dimaksimalkan untuk mencapai target yang dibuat.
Beda saat menghadapi PSDS, Pelatih PSMS Kustiono justru optimistis. Bahkan, tak ragu-ragu menirukan gaya pelatih AC Milan saat ini Jose Mourinho. “Gak ada istilah curi poin, harus poin penuh,” ucap Kustiono yang didampingi Asistennya Suyono saat ditemui di Bandar Udara Polonia Medan, Minggu (21/2).
Keyakinan pelatih berusia 48 tahun ini sehubungan dengan keberadaannya yang sempat menangani tim asal Negeri Rencong lainnya, PSAP Sigli. Ditambah lagi performa yang terus membaik di dua laga terakhir PSMS. Bagi Kustiono, Persiraja memiliki karakter bermain yang tidak jauh beda dengan PSDS Deli Serdang. Dengan demikian dirinya sudah punya gambaran strategi yang akan digunakan, Selasa (23/2) nanti.
Meskipun begitu dirinya tak sesumbar. Buktinya persiapan tetap digelar setiba di Hotel Sultan tempat skuad Ayam Kinantan menginap. “Sore nanti harus latihan sekalipun hanya untuk peregangan saja. Besok (hari ini, Red) kita akan uji lapangan jadi tidak ada bicara teknis. Tapi saya akan gelar konsolidasi dengan seluruh pemain dalam menentukan strategi untuk menghadapi Tarmizi dkk,” jelasnya.
Absennya Hary Syahputra dan Faisal Azmi pun dipastikan bukan merupakan satu masalah bagi tim. Malah dijadikan ajang kompetisi untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki masing-masing pemain. Apalagi Kustiono masih punya banyak pilihan yakni Maulana diplot mengisi posisi Hary begitu juga Tri Yudha Handoko yang dicalonkan di posisi Faisal. “Tinggal bagaimana pemain dapat mengadopsi hasil latihan dan coba memahami kebutuhan tim di lapangan,” tambah Kustiono seraya berharap pemain percaya diri.
Kustiono juga akan melakukan pembicaraan dengan striker asing PSMS Ikpefua Osas ‘Saha’ Marvellous yang belakangan ini jadi sorotan akibat penampilan buruk yang diperlihatkan di tiga laga terakhir. Kondisi saat ini tampaknya memaksa Kustiono untuk mempertahankan mantan striker PSDS ini. “Saya akan bicara empat mata. Bagaimanapun PSMS hanya memiliki satu striker yaitu Saha. Secara psikologis juga keberadaan pemain asing akan menjadi pertimbangan bagi pemain lawan sekaligus menjadi motivasi bagi tim secara keseluruhan,” tutur mantan pelatih PSAP Sigli ini.
Keinginan kuat untuk meraih poin penuh di kandang Persiraja Banda Aceh pun disuarakan Kapten PSMS, M Affan Lubis. Namun, dirinya juga tidak melupakan peranan wasit dalam pertandingan. “Bila saya lihat dari performa kawan-kawan, saya yakin kita bisa menang. Tinggal bagaimana wasit yang nanti memimpin lah. Karena faktor nonteknis perannya justru lebih besar dalam menentukan hasil pertandingan dibanding faktor teknis,” ketus Affan yang pagi itu diantar sang istri.
Skuad PSMS didampingi Sekretaris Umum PSMS Idris SE, Sekretaris Tim Fityan Hamdy. Tampak Manajer PSMS Hendra DS melepas keberangkatan tim di Bandar Udara Polonia Medan.
Manajer Beri Peringatan Keras
Manajer tim PSMS Medan Drs Hendra DS memberi warning kepada para pemain dengan sanksi berat apabila tidak bisa memperlihatkan permainan baiknya.
“Jangankan pemain, pelatih bersama para asistennya apabila tidak bisa membawa PSMS lebih baik lagi, manajemen akan meninjau kembali keberadaan mereka. Saya tidak mau lagi melihat penampilan PSMS seperti menghadapi PSDS Deli Serdang,,” kata Hendra di bandara Polonia Medan, Minggu (21/2) siang.
Menghadapi Persiraja, pengurus PSMS menyatukan visi untuk menyelamatkan Ayam Kinantan dari degradasi. “Seandainya kita sudah main baik tetapi akhirnya kalah juga itu bisa kita maklumi, karena dalam olahraga ada menang dan ada yang kalah atau seri,” sebutnya.
Kepada pelatih Kustiono dia minta supaya benar-benar menurunkan pemain yang dalam kondisi prima dan membuat strategi yang tepat. “Tolong catat siapa pemain yang tidak bermain serius dan tidak memiliki fanatisme terhadap timnya, biar kita usul kepada Ketua Umum supaya diberi sanksi,” tegasnya.
Sementara itu, setelah lama diam, akhirnya Saha angkat suara. Ditemui di Bandar Udara Polonia Medan, Minggu (21/2) Saha mengaku sedang resah. Pasalnya, hingga berita ini diturunkan dirinya belum mengurus perpanjangan Keterangan Izin Tinggal Sementara (Kitas). “Bagaimana saya mau buat gol dalam kondisi tidak tenang. Mereka (pengurus, Red) belum membayar uang Kitas saya sejak bertanding dari Semen Padang dulu,” ketus Saha.
Artinya sudah dua bulan Saha menunggak untuk mengurus Kitasnya. Dirinya mengkhawatirkan pihak imigrasi. Karena itu, Saha pun mengancam tidak akan turun menghadapi Persiraja nanti. “Kalau itu Kitas belum dibayar, saya tidak akan main. Tolong bilang itu sama Benny (asisten manajer, Red), mana uang Kitas saya,” kesal Saha.
Saat dikonfirmasi Sumut Pos, Benny mengatakan kontrak Saha di PSMS dengan nilai Rp250 juta sudah termasuk dengan pengurusan Kitas. Manajemen juga sudah menyerahkan Rp35 juta kepada Saha untuk tambahan pengurusan Kitas. “Tidak ada masalah untuk Kitas. Ini kambing hitam dia saja,” ucap Benny, Minggu (21/2)
“Jangankan pemain, pelatih bersama para asistennya apabila tidak bisa membawa PSMS lebih baik lagi, manajemen akan meninjau kembali keberadaan mereka. Saya tidak mau lagi melihat penampilan PSMS seperti menghadapi PSDS Deli Serdang,,” kata Hendra di bandara Polonia Medan, Minggu (21/2) siang.
Menghadapi Persiraja, pengurus PSMS menyatukan visi untuk menyelamatkan Ayam Kinantan dari degradasi. “Seandainya kita sudah main baik tetapi akhirnya kalah juga itu bisa kita maklumi, karena dalam olahraga ada menang dan ada yang kalah atau seri,” sebutnya.
Kepada pelatih Kustiono dia minta supaya benar-benar menurunkan pemain yang dalam kondisi prima dan membuat strategi yang tepat. “Tolong catat siapa pemain yang tidak bermain serius dan tidak memiliki fanatisme terhadap timnya, biar kita usul kepada Ketua Umum supaya diberi sanksi,” tegasnya.
Sementara itu, setelah lama diam, akhirnya Saha angkat suara. Ditemui di Bandar Udara Polonia Medan, Minggu (21/2) Saha mengaku sedang resah. Pasalnya, hingga berita ini diturunkan dirinya belum mengurus perpanjangan Keterangan Izin Tinggal Sementara (Kitas). “Bagaimana saya mau buat gol dalam kondisi tidak tenang. Mereka (pengurus, Red) belum membayar uang Kitas saya sejak bertanding dari Semen Padang dulu,” ketus Saha.
Artinya sudah dua bulan Saha menunggak untuk mengurus Kitasnya. Dirinya mengkhawatirkan pihak imigrasi. Karena itu, Saha pun mengancam tidak akan turun menghadapi Persiraja nanti. “Kalau itu Kitas belum dibayar, saya tidak akan main. Tolong bilang itu sama Benny (asisten manajer, Red), mana uang Kitas saya,” kesal Saha.
Saat dikonfirmasi Sumut Pos, Benny mengatakan kontrak Saha di PSMS dengan nilai Rp250 juta sudah termasuk dengan pengurusan Kitas. Manajemen juga sudah menyerahkan Rp35 juta kepada Saha untuk tambahan pengurusan Kitas. “Tidak ada masalah untuk Kitas. Ini kambing hitam dia saja,” ucap Benny, Minggu (21/2)
Monday, February 22, 2010
Hendra beri ‘warning’
Manajer tim PSMS Medan Drs Hendra DS memberi warning kepada M Affan Lubis cs dengan sanksi berat, apabila gagal memperlihatkan permainan terbaiknya saat menghadapi Persiraja Banda Aceh di Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya, Selasa (23/2) besok.
"Jangankan pemain, bila pelatih bersama para asistennya tidak bisa membawa PSMS ke tingkat lebih baik tidak tertutup kemungkinan kami akan meninjau kembali keberadaan mereka. Saya tidak mau lagi melihat penampilan PSMS seperti menghadapi PSDS Deli Serdang yang tidak sanggup mencetak gol dari begitu banyak peluang yang dimiliki," kata Hendra saat melepas keberangkatan tim di Bandara Polonia Medan, Minggu.
Menghadapi Persiraja, pengurus PSMS menyatukan visi untuk menyelamatkan Ayam Kinantan dari jurang degradasi. Karenanya, pertemuan kedua tim bersaudara nanti wajib dimenangi Osas Saha dan kawan-kawan.
“Seandainya kita sudah main maksimal tetapi kalah juga, itu bisa dimaklumi. Tapi yang tidak bisa diterima kalau pemain bermain buruk terus menerus, padahal fasilitas dan kebutuhan sudah diupayakan sebaik-baiknya,” sebut Hendra lagi.
Kepada pelatih Kustiono, Hendra pun me minta agar benar-benar menurunkan pemain dalam kondisi prima dan membuat strategi jitu sesuai yang telah dipraktekkan dalam sesi latihan.
"Tolong catat siapa pemain yang tidak bermain serius dan tidak memiliki fanatisme terhadap timnya. Biar kita usul kepada Ketua Umum supaya diberi sanksi. Untuk apa mempertahankan pemain yang tidak berguna lagi," timpal Humas H Syahputra MS.
Namun target kemenangan yang dicanangkan PSMS bisa jadi terancam setelah Faisal Azmi dan Heri Syahputra dipastikan absen akibat hukuman akumulasi kartu. Kendati begitu, Kustiono justru optimis bahkan tak ragu-ragu menirukan gaya pelatih Inter Milan Jose Mourinho dengan menargetkan poin penuh.
Baginya, Persiraja memiliki karakter bermain yang tidak jauh beda dengan PSDS. Absennya Hery dan Faisal pun dipastikan tidak menjadi masalah bagi skuad Ayam Kinantan. Kustiono juga mengaku sudah menyiapkan taktik menyerang dengan mengandalkan Nyeck Nyobe, Dodi Rahwana, M Affan Lubis, Osas Saha, Jecky Passarela dan Ogochukwu Daniel.
Kustiono pun menegaskan akan berbicara dengan Saha yang belakangan ini kurang memperlihatkan performa tajam sebagai bomber PSMS. "Saya akan bicara empat mata. Secara psikologis, keberadaan pemain asing akan menjadi pertimbangan bagi lawan sekaligus motivasi bagi tim secara keseluruhan," tutur mantan pelatih PSAP Sigli itu
"Jangankan pemain, bila pelatih bersama para asistennya tidak bisa membawa PSMS ke tingkat lebih baik tidak tertutup kemungkinan kami akan meninjau kembali keberadaan mereka. Saya tidak mau lagi melihat penampilan PSMS seperti menghadapi PSDS Deli Serdang yang tidak sanggup mencetak gol dari begitu banyak peluang yang dimiliki," kata Hendra saat melepas keberangkatan tim di Bandara Polonia Medan, Minggu.
Menghadapi Persiraja, pengurus PSMS menyatukan visi untuk menyelamatkan Ayam Kinantan dari jurang degradasi. Karenanya, pertemuan kedua tim bersaudara nanti wajib dimenangi Osas Saha dan kawan-kawan.
“Seandainya kita sudah main maksimal tetapi kalah juga, itu bisa dimaklumi. Tapi yang tidak bisa diterima kalau pemain bermain buruk terus menerus, padahal fasilitas dan kebutuhan sudah diupayakan sebaik-baiknya,” sebut Hendra lagi.
Kepada pelatih Kustiono, Hendra pun me minta agar benar-benar menurunkan pemain dalam kondisi prima dan membuat strategi jitu sesuai yang telah dipraktekkan dalam sesi latihan.
"Tolong catat siapa pemain yang tidak bermain serius dan tidak memiliki fanatisme terhadap timnya. Biar kita usul kepada Ketua Umum supaya diberi sanksi. Untuk apa mempertahankan pemain yang tidak berguna lagi," timpal Humas H Syahputra MS.
Namun target kemenangan yang dicanangkan PSMS bisa jadi terancam setelah Faisal Azmi dan Heri Syahputra dipastikan absen akibat hukuman akumulasi kartu. Kendati begitu, Kustiono justru optimis bahkan tak ragu-ragu menirukan gaya pelatih Inter Milan Jose Mourinho dengan menargetkan poin penuh.
Baginya, Persiraja memiliki karakter bermain yang tidak jauh beda dengan PSDS. Absennya Hery dan Faisal pun dipastikan tidak menjadi masalah bagi skuad Ayam Kinantan. Kustiono juga mengaku sudah menyiapkan taktik menyerang dengan mengandalkan Nyeck Nyobe, Dodi Rahwana, M Affan Lubis, Osas Saha, Jecky Passarela dan Ogochukwu Daniel.
Kustiono pun menegaskan akan berbicara dengan Saha yang belakangan ini kurang memperlihatkan performa tajam sebagai bomber PSMS. "Saya akan bicara empat mata. Secara psikologis, keberadaan pemain asing akan menjadi pertimbangan bagi lawan sekaligus motivasi bagi tim secara keseluruhan," tutur mantan pelatih PSAP Sigli itu
Saha Siaga
-Keberadaan Ikpefua Osas ‘Saha’ Marvellous sebagai striker PSMS sampai saat ini tampaknya aman. Demikian disampaikan Asisten Manager Benny Tomasoa yang dihubungi Sumut Pos, Sabtu (20/2). “Saha bisa tetap di PSMS, bisa juga tidak. Jadi belum ada satu keputusan resmi dari manajemen PSMS,” isi pesan Benny.
Menurut Benny baik manajemen maupun pengurus butuh pertimbangan yang matang untuk membuat keputusan terkait Saha. Khususnya dengan anjloknya prestasi PSMS yang kini terancam degradasi dari Divisi Utama dan masukan dari Pelatih PSMS Kustiono.
Evaluasi yang dilakukan kepada Saha terpaksa dilakukan mengingat buruknya penampilan striker asal Nigeria ini pada tiga laga terakhir. Puncaknya saat PSMS menantang PSDS di Stadion Baharoeddin Siregar Lubuk Pakam, Jumat (19/2) lalu. Pertandingan derby Sumatera Utara itu sendiri berakhir seri 0-0.
Memang sepanjang pertandingan, Saha menunjukkan performa yang buruk. Tak satu pun dari lima peluang dapat dimanfaatkan untuk mencetak gol. Padahal, Saha memiliki dua peluang emas yaitu di menit ke-44 dan 67’ dimana Saha tinggal berhadapan dengan penjaga gawang PSDS Oki Rengga. Kustiono yang kecewa pun menarik Saha dan digantikan dengan Kamil di menit ke-70.
Kustiono yang dihubungi di tempat terpisah juga mengaku terkejut dengan buruknya penampilan Saha. “Padahal sebelum tanding saya sudah berbicara dengan Saha dan memotivasi dia. Permintaan dia untuk umpan-umpan matang juga sudah dipenuhi Affan Lubis. Jujur saya juga heran,” kata Kustiono.
Namun sebagai mantan pemain sepak bola Kustiono berusaha untuk maklum karena ada hari tertentu bagi seorang pemain buruk. Kustiono pun memberi kesempatan kepada Saha untuk memperbaiki penampilannya saat bertandang ke kandang Persiraja Banda Aceh. Bukan tidak mungkin pertandingan ini akan menjadi akhir Saha di PSMS.
“Saya bukan bilang Saha tidak profesional. Dia pemain bagus dan punya kesempatan yang panjang. Tapi, kesalahan itu tidak bisa diulangi. Kita akan lihat di Banda Aceh nanti, semoga Saha bisa menyumbangkan gol,” bela Kustiono.
Saha sendiri usai pertandingan, Jumat (19/2) terlihat gusar dengan penampilannya. “Pemain Eropa pun sering berada di posisi saya. Ini hari bukan untuk saya. This is my unlucky day,” ungkapnya.
Menurut Benny baik manajemen maupun pengurus butuh pertimbangan yang matang untuk membuat keputusan terkait Saha. Khususnya dengan anjloknya prestasi PSMS yang kini terancam degradasi dari Divisi Utama dan masukan dari Pelatih PSMS Kustiono.
Evaluasi yang dilakukan kepada Saha terpaksa dilakukan mengingat buruknya penampilan striker asal Nigeria ini pada tiga laga terakhir. Puncaknya saat PSMS menantang PSDS di Stadion Baharoeddin Siregar Lubuk Pakam, Jumat (19/2) lalu. Pertandingan derby Sumatera Utara itu sendiri berakhir seri 0-0.
Memang sepanjang pertandingan, Saha menunjukkan performa yang buruk. Tak satu pun dari lima peluang dapat dimanfaatkan untuk mencetak gol. Padahal, Saha memiliki dua peluang emas yaitu di menit ke-44 dan 67’ dimana Saha tinggal berhadapan dengan penjaga gawang PSDS Oki Rengga. Kustiono yang kecewa pun menarik Saha dan digantikan dengan Kamil di menit ke-70.
Kustiono yang dihubungi di tempat terpisah juga mengaku terkejut dengan buruknya penampilan Saha. “Padahal sebelum tanding saya sudah berbicara dengan Saha dan memotivasi dia. Permintaan dia untuk umpan-umpan matang juga sudah dipenuhi Affan Lubis. Jujur saya juga heran,” kata Kustiono.
Namun sebagai mantan pemain sepak bola Kustiono berusaha untuk maklum karena ada hari tertentu bagi seorang pemain buruk. Kustiono pun memberi kesempatan kepada Saha untuk memperbaiki penampilannya saat bertandang ke kandang Persiraja Banda Aceh. Bukan tidak mungkin pertandingan ini akan menjadi akhir Saha di PSMS.
“Saya bukan bilang Saha tidak profesional. Dia pemain bagus dan punya kesempatan yang panjang. Tapi, kesalahan itu tidak bisa diulangi. Kita akan lihat di Banda Aceh nanti, semoga Saha bisa menyumbangkan gol,” bela Kustiono.
Saha sendiri usai pertandingan, Jumat (19/2) terlihat gusar dengan penampilannya. “Pemain Eropa pun sering berada di posisi saya. Ini hari bukan untuk saya. This is my unlucky day,” ungkapnya.
PSMS Laminating Berita Sumut Pos
SIKAP Kapolda Jateng Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo terkait sepak bola mendapat respon dari masyarakat. Ya, seperti diberitakan Sumut Pos, Sabtu (20/2), Alex Bambang Riatmodjo menangkap wasit Dedy Wahyudi asal Denpasar usai memimpin pertandingan PSIS menjamu Mitra Kukar dalam lanjutan kompetisi Divisi Utama 2009/2010 di Stadion Jatidiri Semarang, Jumat (19/2). Sikap ini dianggap bisa jadi awal kebangkitan sepak bola tanah air.
Setidaknya hal ini diungkapkan Sekretaris I PSMS Agus Suryono didampingi Sekretaris tim Fityan Hamdy. “Ini merupakan nafas baru bagi tim-tim yang selama ini teraniaya dengan keputusan wasit di lapangan. Kita berharap sikap Kapolda Jateng ini dapat diikuti Kapolda lainnya di Indonesia untuk mewujudkan pertandingan yang benar-benar fair play tidak hanya diucapan juga di lapangan,” ucap Agus.
Fityan sendiri berencana menggunting dan melaminating pemberitaan tersebut untuk dibawa ke Banda Aceh dan diperlihatkan saat menggelar tehnical meeting. “Biar panitia di sana (Banda Aceh, Red) juga tahu kalau wasit juga bisa diperiksa bila terindikasi bersalah,” katanya.
Sambutan posotif dari Agus maupun Fityan ini tak lepas dari perlakuan wasit kepada PSMS dalam tiga tiga terakhir. Dimana saat menjamu Persikabo Bogor dan Persita Tangerang keputusan wasit dinilai tidak tepat dan merugikan PSMS. Bahkan keputusan wasit saat menjamu Persita Tangerang memicu kerusuhan di lapangan. Begitu juga saat PSMS menantang PSDS, Jumat (19/2) lalu yang menyebabkan bentrok di antara pemain.
Memang pemeriksaan wasit oleh pihak kepolisian tidak ada dalam draft PSSI. Namun, keputusan yang dapat menyulut kerusuhan juga dapat dijadikan dasar. “Terbukti atau tidak itu nanti setelah pemeriksaan,” tambah Fityan.
Setidaknya hal ini diungkapkan Sekretaris I PSMS Agus Suryono didampingi Sekretaris tim Fityan Hamdy. “Ini merupakan nafas baru bagi tim-tim yang selama ini teraniaya dengan keputusan wasit di lapangan. Kita berharap sikap Kapolda Jateng ini dapat diikuti Kapolda lainnya di Indonesia untuk mewujudkan pertandingan yang benar-benar fair play tidak hanya diucapan juga di lapangan,” ucap Agus.
Fityan sendiri berencana menggunting dan melaminating pemberitaan tersebut untuk dibawa ke Banda Aceh dan diperlihatkan saat menggelar tehnical meeting. “Biar panitia di sana (Banda Aceh, Red) juga tahu kalau wasit juga bisa diperiksa bila terindikasi bersalah,” katanya.
Sambutan posotif dari Agus maupun Fityan ini tak lepas dari perlakuan wasit kepada PSMS dalam tiga tiga terakhir. Dimana saat menjamu Persikabo Bogor dan Persita Tangerang keputusan wasit dinilai tidak tepat dan merugikan PSMS. Bahkan keputusan wasit saat menjamu Persita Tangerang memicu kerusuhan di lapangan. Begitu juga saat PSMS menantang PSDS, Jumat (19/2) lalu yang menyebabkan bentrok di antara pemain.
Memang pemeriksaan wasit oleh pihak kepolisian tidak ada dalam draft PSSI. Namun, keputusan yang dapat menyulut kerusuhan juga dapat dijadikan dasar. “Terbukti atau tidak itu nanti setelah pemeriksaan,” tambah Fityan.
Surat Komdis Dijadwal Ulang
SAMPAI berita ini diturunkan, pengurus PSMS belum menerima surat pemanggilan dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Suart yang dimaksud terkait kerusuhan pada pertandingan PSMS menghadapi Persita Tangerang di Stadion Teladan Medan, Minggu (14/2) lalu.
Demikian ditegaskan Sekretaris I PSMS Agus Suryono yang ditemui di Sekretariat PSMS Stadion Kebun Bunga Medan, Sabtu (20/2). Namun, dirinya mengaku mengetahui adanya surat pemanggilan tersebut. “Sebenarnya saya juga heran karena selama ini urusan surat menyurat selalu ditujukan ke kita. Kalau tidak melalui pos ya lewat mesin fax. Makanya Jumat (18/2) itu saya langsung menghubungi orang Komdis PSSI, Lauren. Memang dia tidak bilang ada surat tapi akan dijadwal ulang. Berarti memang ada,” jelasnya.
Untuk itu, lanjutnya pengurus akan menunggu kedatangan surat yang telah dijadwal ulang tadi untuk memutuskan langkah yang akan diambil. Apakah PSMS berkemungkinan terkena denda, Agus pun enggan menjawab. “Ya itu tergantung laporan yang diterima Komdis. Kalau memang terkait pertandingan melawan Persita, kita juga punya penjelasannya kok,” tutur Agus.
Menurut Agus pada pertandingan tersebut jelas bagaimana wasit tidak memberikan tendangan penalti saat pemain belakang Persita Tangerang menarik baju striker PSMS Ikpefua Osas Marvellous tepat di kotak penalti. Begitu juga pelanggaran yang dilakukan terhadap striker PSMS lainnya, Jecky Pasarela. Semua ini akan dipaparkan pada pertemuan dengan Komdis nantinya. “Kita tidak pernah takut atau menghindar apalagi membangkang pada organisasi,” tegasnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya terkait kerusuhan pertandingan PSMS dan Persita Tangerang, Komdis PSSI mengirimkan surat panggilan yang diterima Pengurus Daerah (Pengda) PSSI Sumut, Rabu (17/2). Pemanggilan ditujukan kepada Asisten Manager Benny Tomasoa dan Ketua Panitia Kompetisi Divisi Utama PSSI 2009-2010 putaran kedua antara PSMS menghadapi Persita Tangerang di Stadion Teladan Medan, Minggu (14/2).
Benny yang tidak puas dengan kepemimpinan wasit merengsek masuk ke lapangan usai pertandingan. Namun aksi mengejar wasit itu berhasil digagalkan petugas keamanan. Belakangan aksi Benny itu mendapat sambutan hangat dari masyarakat Kota Medan.
Benny Tomasoa sendiri siap memenuhi panggilan yang ditujukan kepadanya. “Ini sudah saya tunggu-tunggu. Nanti akan saya paparkan bagaimana wasit telah mengerjai PSMS,” ucap Benny kepada Sumut Pos
Demikian ditegaskan Sekretaris I PSMS Agus Suryono yang ditemui di Sekretariat PSMS Stadion Kebun Bunga Medan, Sabtu (20/2). Namun, dirinya mengaku mengetahui adanya surat pemanggilan tersebut. “Sebenarnya saya juga heran karena selama ini urusan surat menyurat selalu ditujukan ke kita. Kalau tidak melalui pos ya lewat mesin fax. Makanya Jumat (18/2) itu saya langsung menghubungi orang Komdis PSSI, Lauren. Memang dia tidak bilang ada surat tapi akan dijadwal ulang. Berarti memang ada,” jelasnya.
Untuk itu, lanjutnya pengurus akan menunggu kedatangan surat yang telah dijadwal ulang tadi untuk memutuskan langkah yang akan diambil. Apakah PSMS berkemungkinan terkena denda, Agus pun enggan menjawab. “Ya itu tergantung laporan yang diterima Komdis. Kalau memang terkait pertandingan melawan Persita, kita juga punya penjelasannya kok,” tutur Agus.
Menurut Agus pada pertandingan tersebut jelas bagaimana wasit tidak memberikan tendangan penalti saat pemain belakang Persita Tangerang menarik baju striker PSMS Ikpefua Osas Marvellous tepat di kotak penalti. Begitu juga pelanggaran yang dilakukan terhadap striker PSMS lainnya, Jecky Pasarela. Semua ini akan dipaparkan pada pertemuan dengan Komdis nantinya. “Kita tidak pernah takut atau menghindar apalagi membangkang pada organisasi,” tegasnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya terkait kerusuhan pertandingan PSMS dan Persita Tangerang, Komdis PSSI mengirimkan surat panggilan yang diterima Pengurus Daerah (Pengda) PSSI Sumut, Rabu (17/2). Pemanggilan ditujukan kepada Asisten Manager Benny Tomasoa dan Ketua Panitia Kompetisi Divisi Utama PSSI 2009-2010 putaran kedua antara PSMS menghadapi Persita Tangerang di Stadion Teladan Medan, Minggu (14/2).
Benny yang tidak puas dengan kepemimpinan wasit merengsek masuk ke lapangan usai pertandingan. Namun aksi mengejar wasit itu berhasil digagalkan petugas keamanan. Belakangan aksi Benny itu mendapat sambutan hangat dari masyarakat Kota Medan.
Benny Tomasoa sendiri siap memenuhi panggilan yang ditujukan kepadanya. “Ini sudah saya tunggu-tunggu. Nanti akan saya paparkan bagaimana wasit telah mengerjai PSMS,” ucap Benny kepada Sumut Pos
Saturday, February 20, 2010
Seri Lagi
PSMS belum berhasil keluar dari ancaman degradasi Kompetisi Divisi Utama PSSI 2009-2010. Tim berjuluk Ayam Kinantan ini masih menghuni peringkat ke-9 setelah hanya mampu bermain seri 0-0 dengan tuan rumah PSDS Deli Serdang di Stadion Baharoeddin Siregar Lubukpakam, Jumat (19/2).
Kenyataan ini melengkapi catatan buruk PSMS pada ajang Kompetisi Divisi Utama dimana sudah tidak pernah meraih kemenangan dalam lima laga terakhir mereka. Kini tim besutan Kustiono baru mengoleksi 15 poin dari 14 laga yang sudah mereka jalani.
Namun bukan berarti M Affan Lubis dkk sudah tidak punya harapan. Hanya butuh 10 poin untuk bertahan di Divisi Utama. Sementara masih tersisa tiga pertandingan kandang yaitu menjamu Persih Tembilahan, Persipasi, dan Persires Rengat Maret ini. Dengan meraih hasil penuh di tiga laga kandang itu, PSMS bahkan masih berpeluang menyodok di posisi enam mengingat selisih hanya empat poin dengan Persih Tembilahan yang mengoleksi 19 poin.
Menurunkan formasi 3-5-2, PSMS harus menjadi bulan-bulanan sepanjang babak pertama. PSDS bahkan sempat mengancam lewat Ari Yuganda di menit ke-29 dan Arif Suhendra di menit ke-37. Tendangan Ari masih jatuh di samping gawang dan tendangan Arif masih terlalu lemah untuk diantisipasi penjaga gawang PSMS M Halim. PSMS pun mencoba memberi perlawanan lewat counter attack dan ampuh membuat empat peluang masing-masing dari Jecky (37′ dan 42′) dan Osas (41′ dan 44′). Namun, belum cukup kuat untuk merobek gawang PSDS yang dijaga Oki Rengga Winata.
Di babak kedua kembali kedua tim memiliki peluang emas. PSDS melalui Imam Faisal di menit ke-46 namun belum dapat menciptakan gol padahal tinggal berhadapan dengan M Halim. Gol di menit ke-65 pun dianulir wasit asal Padang Asrizal karena Imam terjebak offside. Begitu pula di kubu PSMS melalui Osas di menit ke-52′, 61′, dan 67′.
Buruknya penampilan Osas yang musim sebelumnya membela PSDS ini langsung mendapat kecaman dari penonton. Kustiono pun menarik Osas dan digantikan dengan Abdul Kamil Sembiring di menit ke-70. Namun, justru PSMS kehilangan daya serang dan tidak bisa mengubah keadaan. Pertandingan yang berjalan keras itu sempat terhenti akibat bentrok di antara pemain yang dipicu oleh Faisal Azmi namun berhasil ditengahi untuk melanjutkan pertandingan. Lima kartu kuning dikeluarkan Asrizal, dua untuk PSDS Susanto (37′) dan M Syahputra Harahap (81′) dan tiga untuk PSMS; Hary Syaputra (17′), Faisal Azmi (26′), dan Deny Wahyudi (61′).
“Memang ini hasil yang tidak kita inginkan. Namun, inilah bola. Kita kesepakatan untuk membawa PSMS lebih baik ke depan. Untuk saat ini kita bekerja keras bagaimana PSMS bertahan di Divisi Utama,” ucap Asisten Manajer Benny Tomasoa.
Asisten Pelatih PSDS, Nasib Iwan mengakui lemahnya pertahanan sehubungan dengan absennya Yetno dan Rudi Hartono. Meskipun begitu secara keseluruhan Iwan mengaku bangga dengan semangat juang yang ditunjukkan Ansyari Lubis dkk. “Absennya Rudi Hartono yang memiliki kecepatan dan Yetno memang membuat pertahanan kita sedikit rapuh. Tapi sebagai lapis kedua, penampilan Dodi juga cukup memuaskan. Mungkin kurang beruntung saja ya,” ucap Iwan
Kenyataan ini melengkapi catatan buruk PSMS pada ajang Kompetisi Divisi Utama dimana sudah tidak pernah meraih kemenangan dalam lima laga terakhir mereka. Kini tim besutan Kustiono baru mengoleksi 15 poin dari 14 laga yang sudah mereka jalani.
Namun bukan berarti M Affan Lubis dkk sudah tidak punya harapan. Hanya butuh 10 poin untuk bertahan di Divisi Utama. Sementara masih tersisa tiga pertandingan kandang yaitu menjamu Persih Tembilahan, Persipasi, dan Persires Rengat Maret ini. Dengan meraih hasil penuh di tiga laga kandang itu, PSMS bahkan masih berpeluang menyodok di posisi enam mengingat selisih hanya empat poin dengan Persih Tembilahan yang mengoleksi 19 poin.
Menurunkan formasi 3-5-2, PSMS harus menjadi bulan-bulanan sepanjang babak pertama. PSDS bahkan sempat mengancam lewat Ari Yuganda di menit ke-29 dan Arif Suhendra di menit ke-37. Tendangan Ari masih jatuh di samping gawang dan tendangan Arif masih terlalu lemah untuk diantisipasi penjaga gawang PSMS M Halim. PSMS pun mencoba memberi perlawanan lewat counter attack dan ampuh membuat empat peluang masing-masing dari Jecky (37′ dan 42′) dan Osas (41′ dan 44′). Namun, belum cukup kuat untuk merobek gawang PSDS yang dijaga Oki Rengga Winata.
Di babak kedua kembali kedua tim memiliki peluang emas. PSDS melalui Imam Faisal di menit ke-46 namun belum dapat menciptakan gol padahal tinggal berhadapan dengan M Halim. Gol di menit ke-65 pun dianulir wasit asal Padang Asrizal karena Imam terjebak offside. Begitu pula di kubu PSMS melalui Osas di menit ke-52′, 61′, dan 67′.
Buruknya penampilan Osas yang musim sebelumnya membela PSDS ini langsung mendapat kecaman dari penonton. Kustiono pun menarik Osas dan digantikan dengan Abdul Kamil Sembiring di menit ke-70. Namun, justru PSMS kehilangan daya serang dan tidak bisa mengubah keadaan. Pertandingan yang berjalan keras itu sempat terhenti akibat bentrok di antara pemain yang dipicu oleh Faisal Azmi namun berhasil ditengahi untuk melanjutkan pertandingan. Lima kartu kuning dikeluarkan Asrizal, dua untuk PSDS Susanto (37′) dan M Syahputra Harahap (81′) dan tiga untuk PSMS; Hary Syaputra (17′), Faisal Azmi (26′), dan Deny Wahyudi (61′).
“Memang ini hasil yang tidak kita inginkan. Namun, inilah bola. Kita kesepakatan untuk membawa PSMS lebih baik ke depan. Untuk saat ini kita bekerja keras bagaimana PSMS bertahan di Divisi Utama,” ucap Asisten Manajer Benny Tomasoa.
Asisten Pelatih PSDS, Nasib Iwan mengakui lemahnya pertahanan sehubungan dengan absennya Yetno dan Rudi Hartono. Meskipun begitu secara keseluruhan Iwan mengaku bangga dengan semangat juang yang ditunjukkan Ansyari Lubis dkk. “Absennya Rudi Hartono yang memiliki kecepatan dan Yetno memang membuat pertahanan kita sedikit rapuh. Tapi sebagai lapis kedua, penampilan Dodi juga cukup memuaskan. Mungkin kurang beruntung saja ya,” ucap Iwan
Saha Dievaluasi
PENAMPILAN buruk membuat striker asing PSMS Ikpefua Osas ‘Saha’ Marvellous menjadi ujian pertama Idris SE sebagai Sekretaris Umum PSMS. Ya, seperti yang disampaikan Asisten Manajer PSMS Benny Tomasoa usai pertandingan, Jumat (19/2), penampilan buruk Saha akan mendapat evaluasi dari manajemen.
Menariknya, evaluasi terhadap Saha langsung digelar Jumat (19/2) malam dengan menghadirkan seluruh unsur manajemen dan pengurus. “Yang jelas kita akan mengevaluasi Saha. Karena sama-sama kita menyaksikan bagaimana empat peluang emas terbuang sia-sia,” ucap Benny.
Bahkan, Benny yang emosional terceplos mengatakan akan melepas striker asal Nigeria itu. Namun, dirinya membantah bila rencana itu sehubungan dengan kabar adanya keinginan tim asal Yogyakarta Pro Duta untuk membopong Saha. “Sebenarnya kita dari dulu sudah mau melepas Saha. Kita sudah punya pemain penggantinya kok. Ini saya sedang konsultasi dengan Sekretaris Umum,” tambah Benny.
Artinya bola panas berada di tangan Idris SE. Pertimbangan matang diperlukan kalau tak ingin menjadi bumerang. Pasalnya, pendaftaran pemain sudah terutup pada 12 Februari lalu dan PSMS sudah mendaftarkan 20 pemain. Bahkan, tiga pemain yang dinyatakan lulus seleksi sudah dipulangkan.
Dari ke-20 pemain tadi, bisa dibilang hanya Saha yang layak mengisi posisi striker. Itu dibuktikan pada saat menantang PSDS, Jumat (19/2). Pascakeluarnya Saha yang digantikan Abdul kamis Sembiring, PSMS kehilangan daya serang. Jecky Pasarella juga belum bisa diandalkan mengingat pergerakan yang masih terlalu liar sehingga sulit membangun pemahaman dengan pemain tengah.
Jadi tak berlebihan bila keluarnya Saha berarti tumpulnya PSMS dan akan menambah beban M Affan Lubis dkk untuk meraih poin penuh di tiga laga kandang sisa Maret nanti. Untuk bertahan di Divisi Utama, dengan koleksi 15 poin PSMS membutuhkan tambahan 10 poin. Dan masyarakat Kota Medan tidak akan terima bila PSMS terdegradasi.
Bila dilihat ke belakang, Saha yang sudah mengemas tiga gol di PSMS sangat jauh dibanding saat membela PSDS musim lalu dengan koleksi 18 gol. Gol-gol itu bahkan diciptakan saat sembilan bulan dirinya belum menerima gaji. “Kalau saya bermain bola tidak nyaman pasti kacau. Ini bukan soal uang,” ucap Saha beberapa waktu lalu. Saha pun menyatakan siap bila didepak dari PSMS. “Jujur saja, ini penampilan terburuk saya. Saya juga siap bila dikeluarkan dari PSMS, itu konsekuensi seorang pemain,” tegasnya usai laga.
Menariknya, evaluasi terhadap Saha langsung digelar Jumat (19/2) malam dengan menghadirkan seluruh unsur manajemen dan pengurus. “Yang jelas kita akan mengevaluasi Saha. Karena sama-sama kita menyaksikan bagaimana empat peluang emas terbuang sia-sia,” ucap Benny.
Bahkan, Benny yang emosional terceplos mengatakan akan melepas striker asal Nigeria itu. Namun, dirinya membantah bila rencana itu sehubungan dengan kabar adanya keinginan tim asal Yogyakarta Pro Duta untuk membopong Saha. “Sebenarnya kita dari dulu sudah mau melepas Saha. Kita sudah punya pemain penggantinya kok. Ini saya sedang konsultasi dengan Sekretaris Umum,” tambah Benny.
Artinya bola panas berada di tangan Idris SE. Pertimbangan matang diperlukan kalau tak ingin menjadi bumerang. Pasalnya, pendaftaran pemain sudah terutup pada 12 Februari lalu dan PSMS sudah mendaftarkan 20 pemain. Bahkan, tiga pemain yang dinyatakan lulus seleksi sudah dipulangkan.
Dari ke-20 pemain tadi, bisa dibilang hanya Saha yang layak mengisi posisi striker. Itu dibuktikan pada saat menantang PSDS, Jumat (19/2). Pascakeluarnya Saha yang digantikan Abdul kamis Sembiring, PSMS kehilangan daya serang. Jecky Pasarella juga belum bisa diandalkan mengingat pergerakan yang masih terlalu liar sehingga sulit membangun pemahaman dengan pemain tengah.
Jadi tak berlebihan bila keluarnya Saha berarti tumpulnya PSMS dan akan menambah beban M Affan Lubis dkk untuk meraih poin penuh di tiga laga kandang sisa Maret nanti. Untuk bertahan di Divisi Utama, dengan koleksi 15 poin PSMS membutuhkan tambahan 10 poin. Dan masyarakat Kota Medan tidak akan terima bila PSMS terdegradasi.
Bila dilihat ke belakang, Saha yang sudah mengemas tiga gol di PSMS sangat jauh dibanding saat membela PSDS musim lalu dengan koleksi 18 gol. Gol-gol itu bahkan diciptakan saat sembilan bulan dirinya belum menerima gaji. “Kalau saya bermain bola tidak nyaman pasti kacau. Ini bukan soal uang,” ucap Saha beberapa waktu lalu. Saha pun menyatakan siap bila didepak dari PSMS. “Jujur saja, ini penampilan terburuk saya. Saya juga siap bila dikeluarkan dari PSMS, itu konsekuensi seorang pemain,” tegasnya usai laga.
Ayam Kinantan lapuk
Bermain di kandangnya, PSDS ‘Traktor Kuning’ Deli Serdang hanya mampu bermain imbang kala menjamu PSMS Medan dalam lanjutan Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010 di Stadion Baharoeddin Siregar, Lubuk Pakam, Jumat.
Hasil kacamata 0-0 ini pun membuat kedua tim ‘saudara’ asal Sumatera Utara tersebut semakin ‘mantap’ di papan bawah klasemen. Bahkan raihan satu poin ini membuat manajemen PSMS Medan uring-uringan dan menjadikan Osas Saha sebagai kambing hitam.
Bukan tanggung-tanggung, seusai pertandingan Wakil Manajer PSMS Benny Tomasoa langsung mengeluarkan kecaman bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan mengambil keputusan terhadap Saha. “Kemungkinan Saha akan dikeluarkan dari tim,” tegas Benny sembari menilai empat peluang emas yang diraihnya gagal dimanfaatkan.
Bahkan di pertengahan babak kedua, Osas yang ditarik dari lapangan hijau sempat terlibat adu mulut dengan manajemen yang berada di bench. Untungnya aksi tegang leher itu berhasil diredam Manajer PSMS Hendra DS yang secara mengejutkan ikut mendampingi tim.
Sementara itu, Asisten Pelatih PSDS Nasib Iwan mengatakan, hasil imbang ini belum bisa mendongkrak timnya dari papan bawah dan membuat beratnya ‘PR’ bagi pelatih bang Sutris dan dirinya.
Usai pertandingan, Saha mengatakan dirinya sudah bermain maksimal, tapi tidak selamanya bermain gemilang. “Jadi jangan bilang saya tidak bermain maksimal, karena sering juga kita lagi off walau depan gawang,” kata mantan pemain PSDS itu.
Hasil kacamata 0-0 ini pun membuat kedua tim ‘saudara’ asal Sumatera Utara tersebut semakin ‘mantap’ di papan bawah klasemen. Bahkan raihan satu poin ini membuat manajemen PSMS Medan uring-uringan dan menjadikan Osas Saha sebagai kambing hitam.
Bukan tanggung-tanggung, seusai pertandingan Wakil Manajer PSMS Benny Tomasoa langsung mengeluarkan kecaman bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan mengambil keputusan terhadap Saha. “Kemungkinan Saha akan dikeluarkan dari tim,” tegas Benny sembari menilai empat peluang emas yang diraihnya gagal dimanfaatkan.
Bahkan di pertengahan babak kedua, Osas yang ditarik dari lapangan hijau sempat terlibat adu mulut dengan manajemen yang berada di bench. Untungnya aksi tegang leher itu berhasil diredam Manajer PSMS Hendra DS yang secara mengejutkan ikut mendampingi tim.
Sementara itu, Asisten Pelatih PSDS Nasib Iwan mengatakan, hasil imbang ini belum bisa mendongkrak timnya dari papan bawah dan membuat beratnya ‘PR’ bagi pelatih bang Sutris dan dirinya.
Usai pertandingan, Saha mengatakan dirinya sudah bermain maksimal, tapi tidak selamanya bermain gemilang. “Jadi jangan bilang saya tidak bermain maksimal, karena sering juga kita lagi off walau depan gawang,” kata mantan pemain PSDS itu.
Satu Pemain Hengkang
Pembentukan skuad PSMS masih belum sempurna, terlebih menyoal kontrak. Walaupun pengurus mengaku segala sesuatunya sudah mendekati sempurna, namun riak-riak skuad yang ingin kejelasan kontrak semakin santer terdengar.
Belakangan satu lagi pemain bernama M Rizal Kajub hengkang. Pemain yang musim lalu membela PSDS Deli Serdang ini dikabarkan beralih ke Semen Padang. Dengan kasus ini, mau tak mau pengurus harus segera mengikat kontrak pemain kalau ingin PSMS terbentuk tepat waktu.
Oleh karena itu, pengurus mengatakan akan segera mengikat seluruh pemain dan pelatih dalam waktu dekat. Menurut jadwal, skuad plus pelatih akan dikontrak pada awal September. Tidak lagi sosialisasi, tapi langsung dibayarkan 25 persen dari nilai kontraknya. Seperti peraturan kontrak yang diatur di Indonesia. Artinya, pada awal September nanti, skuad plus pelatih PSMS sudah bisa menerima dana segar.
Setidaknya hal ini dikatakan pengurus PSMS yang diwakili Freddy Hutabarat dan Benny Tomasoa. Pernyataan ini juga didukung oleh pengurus lainnnya, Julius Raja. “Secepatnya kontrak akan segera diberikan ke pemain dan direncanakan segera diberikan minggu pertama September mendatang,” ujar Julius Raja di Stadion Kebun Bunga kemarin.
Menurutnya, kepergian M Rizal bukanlah sebuah hal yang ditakutkan, sehingga PSMS segera memberikan penjelasan kontrak.
“Pengumuman penjelasan kontrak ini bukan karena M Rizal hengkang, tetapi lebih kepada komitmen keseriusan PSMS. Dan, sebenarnya semuanya sudah jelas, kan sudah tertuang di klausul kontrak awal dahulu. Dalam waktu dekat tinggal eksekusinya saja,” beber Julius.
Pengurus boleh saja tidak pusing dengan satu pemain yang hengkang, tapi berbeda dengan yang dirasakan pelatih PSMS Suimin Diharja. Suimin bilang, M Rizal memang telah tidak hadir selama dua kali TC di Stadion Kebun Bunga.
“Dari 27 yang mengikuti TC, satu pemain sudah tidak hadir dua kali pertemuan, kita tidak tahu alasan ketidakhadirannya, tetapi itu menunjukkan bentuk inkonsistensi yang kita tidak inginkan ada di PSMS. Kita tidak mau itu terjadi di PSMS, jadi orang seperti itu tidak akan kita pakai di tim ini,” tukasnya.
Pengurus PSMS yang terkesan lambat dalam mengantisipasi potensi hengkangnya sejumlah pemain memang belum dapat berbuat apa-apa, ketiadaan dana membuat pemain seakan terbengkalai.
Belakangan satu lagi pemain bernama M Rizal Kajub hengkang. Pemain yang musim lalu membela PSDS Deli Serdang ini dikabarkan beralih ke Semen Padang. Dengan kasus ini, mau tak mau pengurus harus segera mengikat kontrak pemain kalau ingin PSMS terbentuk tepat waktu.
Oleh karena itu, pengurus mengatakan akan segera mengikat seluruh pemain dan pelatih dalam waktu dekat. Menurut jadwal, skuad plus pelatih akan dikontrak pada awal September. Tidak lagi sosialisasi, tapi langsung dibayarkan 25 persen dari nilai kontraknya. Seperti peraturan kontrak yang diatur di Indonesia. Artinya, pada awal September nanti, skuad plus pelatih PSMS sudah bisa menerima dana segar.
Setidaknya hal ini dikatakan pengurus PSMS yang diwakili Freddy Hutabarat dan Benny Tomasoa. Pernyataan ini juga didukung oleh pengurus lainnnya, Julius Raja. “Secepatnya kontrak akan segera diberikan ke pemain dan direncanakan segera diberikan minggu pertama September mendatang,” ujar Julius Raja di Stadion Kebun Bunga kemarin.
Menurutnya, kepergian M Rizal bukanlah sebuah hal yang ditakutkan, sehingga PSMS segera memberikan penjelasan kontrak.
“Pengumuman penjelasan kontrak ini bukan karena M Rizal hengkang, tetapi lebih kepada komitmen keseriusan PSMS. Dan, sebenarnya semuanya sudah jelas, kan sudah tertuang di klausul kontrak awal dahulu. Dalam waktu dekat tinggal eksekusinya saja,” beber Julius.
Pengurus boleh saja tidak pusing dengan satu pemain yang hengkang, tapi berbeda dengan yang dirasakan pelatih PSMS Suimin Diharja. Suimin bilang, M Rizal memang telah tidak hadir selama dua kali TC di Stadion Kebun Bunga.
“Dari 27 yang mengikuti TC, satu pemain sudah tidak hadir dua kali pertemuan, kita tidak tahu alasan ketidakhadirannya, tetapi itu menunjukkan bentuk inkonsistensi yang kita tidak inginkan ada di PSMS. Kita tidak mau itu terjadi di PSMS, jadi orang seperti itu tidak akan kita pakai di tim ini,” tukasnya.
Pengurus PSMS yang terkesan lambat dalam mengantisipasi potensi hengkangnya sejumlah pemain memang belum dapat berbuat apa-apa, ketiadaan dana membuat pemain seakan terbengkalai.
Friday, February 19, 2010
Harga Mutlak
ekretaris Umum PSMS Hardi Mulyono telah mundur. Namun, bukan berarti Ayam Kinantan harus terus berkabung. Affan Lubis dkk wajib bangun dan mendulang prestasi.
Ya, hari ini, Jumat (19/2) PSMS akan melakoni pertandingan derby Sumatera Utara (Sumut) menghadapi PSDS di Stadion Baharoeddin Siregar Lubuk Pakam. Poin penuh pun menjadi harga mutlak untuk bisa bertahan di Divisi Utama PSSI untuk musim mendatang.
Kemenangan 1-0 atas PSDS di akhir putaran pertama lalu kiranya bisa menjadi motivasi para pemain untuk mengulanginya sore ini. Apalagi tiga mantan pemain PSDS, Ikpefua Osas Saha Marvellous, Tri Yudha Handoko, dan Deny Wahyudi kini membela tim berjuluk Ayam Kinantan. Optimisme untuk meraih poin penuh juga ditunjukkan pelatih PSMS Kustiono. “Ya karena kondisi saat ini tidak ada cerita kita memang harus menang,” tegas Kustiono yang ditemui di Mes PSMS Stadion Kebun Bunga Medan, Kamis (18/2).
Keyakinan Kustiono pun didukung dengan persiapan pemain apalagi pada pertandingan Minggu (14/2) menghadapi Persita Tangerang, sudah mulai menunjukkan skema permainan. Selain itu pelatih berusia 48 tahun ini mengaku sudah memiliki gambaran permainan PSDS. “Mereka (PSDS, Red) merupakan tim yang solid dan tidak mudah menyerah. Bisa dibilang militan ya,” bebernya.
Untuk itu Kustiono pun sudah menyiapkan strategi untuk mewujudkan target poin penuh tadi. Osas Saha masih dipercaya bersama Jacky Pasarella di lini depan. Kecepatan yang dimiliki Jacky akan menjadi ujung tombak untuk mengobrak-abrik pertahanan PSDS yang terkenal kokoh. Hal ini sekaligus memberi kesempatan bagi Osas mencari posisi untuk penyelesaian yang maksimal.
Ogochukwu Daniel dan Affan Lubis pun didrop di lini tengah untuk mendukung suplai bola ke Osas sekaligus mengawal dua pemain PSDS yaitu Ansyari Lubis dan Fajar Handika yang bisa menjadi ancaman bagi PSMS. “Fajar Handika punya tendangan keras yang khas. Dia harus ditempel terus sehingga dia pecah konsentrasi. Ansyari sendiri merupakan motor dari tim ini. Dia tidak bisa dilepas,” beber Kustiono yang berencana menerapkan formasi 4-4-2 untuk melakukan full pressing ke kubu PSDS.
Memang secara head to head, PSMS mendominasi kemenangan (lihat grafis). Keduanya mencatat hasil seri saat bertemu di Divisi Utama 2007 silam. Namun, PSDS juga pernah mencatat kemenangan saat bertemu pada 2005. Paling tidak ini menjadi gambaran bila keinginan PSMS untuk meraih poin penuh itu bakal tidak mudah. Faktor yang menjadi catatan bagi Ayam Kinantan adalah fanatisme dari masyarakat Deli Serdang yang akan memenuhi podium penonton akan menjadi pemain ke-12 bagi tim berjuluk Traktor Kuning ini.
Secara tim, pelatih PSDS Sutrisno pun sudah menyiapkan amunisinya. Heri Suwandana dan Imam Faisal akan mengawal lini depan sekaligus menjadi ujung tombak. Mengawal permainan full pressing, Kusanto, Rifki Firdaus, dan Novriandi masih dipercaya sebagai benteng dari serangan PSMS. Pengawalan ketat pun siap diberikan untuk gelandang asing PSMS Oguchukwu Daniel. “Gelandang asing PSMS pemain bagus yang harus dikawal. Kita juga sudah tahu tipikal permainan Osas maupun Yudha, jadi itu tidak akan menjadi ganguan,” ucap Asisten Pelatih PSDS Nasib Iwan yang dihubungi melalui telepon, Kamis
Ya, hari ini, Jumat (19/2) PSMS akan melakoni pertandingan derby Sumatera Utara (Sumut) menghadapi PSDS di Stadion Baharoeddin Siregar Lubuk Pakam. Poin penuh pun menjadi harga mutlak untuk bisa bertahan di Divisi Utama PSSI untuk musim mendatang.
Kemenangan 1-0 atas PSDS di akhir putaran pertama lalu kiranya bisa menjadi motivasi para pemain untuk mengulanginya sore ini. Apalagi tiga mantan pemain PSDS, Ikpefua Osas Saha Marvellous, Tri Yudha Handoko, dan Deny Wahyudi kini membela tim berjuluk Ayam Kinantan. Optimisme untuk meraih poin penuh juga ditunjukkan pelatih PSMS Kustiono. “Ya karena kondisi saat ini tidak ada cerita kita memang harus menang,” tegas Kustiono yang ditemui di Mes PSMS Stadion Kebun Bunga Medan, Kamis (18/2).
Keyakinan Kustiono pun didukung dengan persiapan pemain apalagi pada pertandingan Minggu (14/2) menghadapi Persita Tangerang, sudah mulai menunjukkan skema permainan. Selain itu pelatih berusia 48 tahun ini mengaku sudah memiliki gambaran permainan PSDS. “Mereka (PSDS, Red) merupakan tim yang solid dan tidak mudah menyerah. Bisa dibilang militan ya,” bebernya.
Untuk itu Kustiono pun sudah menyiapkan strategi untuk mewujudkan target poin penuh tadi. Osas Saha masih dipercaya bersama Jacky Pasarella di lini depan. Kecepatan yang dimiliki Jacky akan menjadi ujung tombak untuk mengobrak-abrik pertahanan PSDS yang terkenal kokoh. Hal ini sekaligus memberi kesempatan bagi Osas mencari posisi untuk penyelesaian yang maksimal.
Ogochukwu Daniel dan Affan Lubis pun didrop di lini tengah untuk mendukung suplai bola ke Osas sekaligus mengawal dua pemain PSDS yaitu Ansyari Lubis dan Fajar Handika yang bisa menjadi ancaman bagi PSMS. “Fajar Handika punya tendangan keras yang khas. Dia harus ditempel terus sehingga dia pecah konsentrasi. Ansyari sendiri merupakan motor dari tim ini. Dia tidak bisa dilepas,” beber Kustiono yang berencana menerapkan formasi 4-4-2 untuk melakukan full pressing ke kubu PSDS.
Memang secara head to head, PSMS mendominasi kemenangan (lihat grafis). Keduanya mencatat hasil seri saat bertemu di Divisi Utama 2007 silam. Namun, PSDS juga pernah mencatat kemenangan saat bertemu pada 2005. Paling tidak ini menjadi gambaran bila keinginan PSMS untuk meraih poin penuh itu bakal tidak mudah. Faktor yang menjadi catatan bagi Ayam Kinantan adalah fanatisme dari masyarakat Deli Serdang yang akan memenuhi podium penonton akan menjadi pemain ke-12 bagi tim berjuluk Traktor Kuning ini.
Secara tim, pelatih PSDS Sutrisno pun sudah menyiapkan amunisinya. Heri Suwandana dan Imam Faisal akan mengawal lini depan sekaligus menjadi ujung tombak. Mengawal permainan full pressing, Kusanto, Rifki Firdaus, dan Novriandi masih dipercaya sebagai benteng dari serangan PSMS. Pengawalan ketat pun siap diberikan untuk gelandang asing PSMS Oguchukwu Daniel. “Gelandang asing PSMS pemain bagus yang harus dikawal. Kita juga sudah tahu tipikal permainan Osas maupun Yudha, jadi itu tidak akan menjadi ganguan,” ucap Asisten Pelatih PSDS Nasib Iwan yang dihubungi melalui telepon, Kamis
Idris Gantikan Hardi
Tak butuh waktu lalam bagi PSMS untuk menemukan Sekretaris Umum yang baru. Kini, bangku kosong yang ditinggalkan Hardi Mulyono pun sudah diisi oleh Idris SE.
Penunjukkan Idris SE sebagai sekum PSMS menggantikan Hardi Muliono diharapkan dapat menghadirkan semangat baru bagi tim berjuluk Ayam Kinantan yang tengah berada di ambang pintu degradasi Divisi Utama PSSI.
Ditemui di Stadion Kebun Bunga Medan, Kamis (18/2) Idris SE mengatakan bahwa kebersamaan di antara pengurus merupakan prioritas dari program yang akan dilaksanakannya. Sebagai langkah awal, Idris dan pengurus lainnya berencana Kamis (18/2) malam menggelar kumpul bareng dengan seluruh pemain dan tim pelatih. “Selain membangun hubungan emosional kepada para pengurus, pelatih dan pemain yang merupakan program pertama, saya bersama rekan-rekan lainnya akan menyiapkan regenerasi pemain. Sebab tanpa regenerasi, mustahil sebuah klub sepak bola sebesar PSMS mampu membangkitkan rasa fanatisme ke daerahannya,” kata Idris yang juga pembina Sumut FC ini.
Sementara Ketua Umum, Drs Dzulmi Eldin yang dihubungi via telepon mengatakan, dengan masuknya Idris SE di posisi sekum, diharapkan akan melahirkan inovasi yang dapat membangkitkan semangat pemain. “Saya mendukung sepenuhnya Pak Idris SE sebagai sekum yang baru di PSMS, sebab selain banyak teman, ia juga orang bola,” ungkap Dzulmi Eldin
Didukung 500 Smeck
LAGA derby Sumut, PSDS menjamu PSMS, di Stadion Baharoeddin Siregar Lubuk Pakam, Jumat (19/2) ini akan menjadi tontonan yang menarik. Meskipun begitu, pertandingan ini juga dipastikan berlangsung aman.
Demikian Ketua Suporter Medan Cinta Kinantan (Smeck Hooligan), Nata Simangunsong menyampaikan kepada Sumut Pos, Kamis (18/2) melalui telepon. Sebagai pendukung PSMS, Smeck Hooligan akan menurunkan 500 anggotanya. “Kita akan menjadi pemain ke-12 PSMS pada pertandingan besok (hari ini, Red),” tegas Nata.
Mengingat hubungan yang baik antara pendukung kedua tim, Nata pun membantah ketakutan akan terjadi benturan di antara kedua massa pendukung. Bahkan melalui pertandingan sore ini, pria yang akrab disapa Si Bos ingin mewujudkan ambisi yang lebih besar.
“Ini akan menjadi acuan pertandingan sepak bola nasional. Sekalipun pertandingan di lapangan akan berlangsung ketat dan keras, tapi tidak akan terjadi kerusuhan di luar lapangan seperti yang banyak terjadi,” ucapnya
Daniel cs harus kerja keras
Pelatih PSMS Medan Kustiono mengakui, timnya harus bekerja keras untuk meredam permainan tuan rumah PSDS Deli Serdang dalam upaya merebut kemenangan dalam laga derbi pada kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010 di Stadion Baharuddin Siregar Lubukpakam, Jumat besok.
"Kami tidak ingin larut dengan kekalahan sebelumnya dan harus bangkit. PSDS memang tim bagus dan punya materi pemain berkualitas, tapi kami bertekad mengalahkannya. Apalagi, kami main tidak jauh dari kota Medan," ucap Kustiono, Kamis.
Mantan pelatih PSAP Sigli itu menyebutkan gelandang serang Ansyari Lubis adalah roh permainan PSDS dan harus diawasi pergerakannya. Selain itu, pemain-pemain depannya juga memiliki penetrasi yang berbahaya.
"Tidak ada strategi khusus, karena kami akan bermain terbuka dan menyerang. Yang penting, anak-anak tidak boleh memberi kesempatan lawan leluasa bergerak di daerah pertahanan sendiri," kata Kustiono lagi.
Sementara itu, Asisten Pelatih Drs Benny Tomasoa berharap hasil laga tersebut bisa membawa hasil baik bagi tim asuhannya, sehingga posisi PSMS bisa beranjak dari urutan bawah klasemen sementara. Melawan PSDS, Benny pun optimis PSMS bisa kembali memetik kemenangan seperti pada putaran pertama lalu saat unggul 1-0.
"Kami tidak ingin larut dengan kekalahan sebelumnya dan harus bangkit. PSDS memang tim bagus dan punya materi pemain berkualitas, tapi kami bertekad mengalahkannya. Apalagi, kami main tidak jauh dari kota Medan," ucap Kustiono, Kamis.
Mantan pelatih PSAP Sigli itu menyebutkan gelandang serang Ansyari Lubis adalah roh permainan PSDS dan harus diawasi pergerakannya. Selain itu, pemain-pemain depannya juga memiliki penetrasi yang berbahaya.
"Tidak ada strategi khusus, karena kami akan bermain terbuka dan menyerang. Yang penting, anak-anak tidak boleh memberi kesempatan lawan leluasa bergerak di daerah pertahanan sendiri," kata Kustiono lagi.
Sementara itu, Asisten Pelatih Drs Benny Tomasoa berharap hasil laga tersebut bisa membawa hasil baik bagi tim asuhannya, sehingga posisi PSMS bisa beranjak dari urutan bawah klasemen sementara. Melawan PSDS, Benny pun optimis PSMS bisa kembali memetik kemenangan seperti pada putaran pertama lalu saat unggul 1-0.
Thursday, February 18, 2010
Aroma Badai
Badai pasti berlalu. Sebuah kalimat bijak penuh motivasi. Ya, kalimat yang dikutip dari judul novel karya Marga T dan difilmkan untuk pertama kali oleh Teguh Karya ini tampaknya bertolak belakang dengan keadaan PSMS. Bukannya badai berlalu, aroma badai malah semakin tercium di kubu Ayam Kinantan.
Bagaimana tidak, ancaman demi ancaman ke PSMS seakan tiada habisnya. Pascakekalahan 0-1 atas Persikabo dan hasil seri 1-1 atas Persita Tangerang, pintu Indonesia Super League (ISL) di musim mendatang tertutup. Kini, M Affan Lubis dkk bahkan terancam terdepak dari Divisi Utama bila tidak bisa memanfaatkan tujuh laga sisa untuk meraih total 25 poin.
Tak sampai disitu, aroma badai semakin menyengat seiring datangnya dua lembar surat dari PSSI yang diterima Pengurus Daerah (Pengda) PSSI Sumut, Rabu (17/2). Satu surat ditujukan kepada Asisten Manajer Benny Tomasoa. Surat dengan nomor surat No 523/UDN/238/II-10 Ini ditujukan untuk Benny agar menghadiri sidang Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Kamis (18/2) pukul 16.00 WIB. Dan, surat lainnya ditujukan kepada Ketua Panitia Pelaksana Kompetisi Divisi Utama PSSI 2009-2010 PSMS versus Persita Tangerang, Minggu (14/2) lalu. Jelas kedua surat tersebut sehubungan dengan kerusuhan yang terjadi usai pertandingan yang berakhir seri itu. PSMS pun terancam sanksi.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, ketika itu Benny Tomasoa yang tidak puas dengan kepemimpinan wasit asal Bandung Isna Triana merengsek masuk ke lapangan mengejar Isna. Selain insiden tersebut, seorang pemain Persita Tangerang menjadi korban lemparan sampai mengeluarkan darah dari hidungnya.
Benny sendiri yang dihubungi melalui telepon, Rabu (17/2) mengaku belum menerima surat tersebut. Meskipun begitu dirinya siap memenuhi panggilan yang dimaksud. “Sampai saat ini saya belum ada dengar surat pemanggilan dari PSSI ke saya. Begitu juga tujuan pemanggilan terkait dengan apa saya belum lihat. Tapi kalau berhubungan dengan pertandingan kemarin, saya siap,” ucapnya.
Kesempatan ini lanjutnya akan dimanfaatkan untuk membuka bobroknya kepemimpinan wasit Isna Triana saat itu. “Justru kesempatan ini sudah saya nantikan-nantikan. Saya akan beberkan bagaimana wasit bisa tidak menjatuhkan hukuman penalti saat dua kali pemain kita ditarik bajunya tepat di kotak penalti. Juga bagaimana penonton yang menyoraki wasit dengan kata-kata yang tidak pantas karena mereka melihat kejadian itu,” ketus Benny.
Di tempat terpisah, Sekretaris PSMS Agus Suryono yang dihubungi juga mengaku tidak tahu menahu mengenai surat panggilan tersebut. “Selama ini surat ditujukan ke pengurus langsung kok. Saya juga sudah periksa tidak ada fax yang masuk dari PSSI. Kalaupun ada seperti itu berarti hanya Benny yang dipanggil untuk dimintai penjelasan oleh PSSI, pengurus tidak ada urusan di situ,” jelasnya.
Mengenai sanksi yang akan diberikan PSSI kepada PSMS, Agus tidak bisa memastikannya. “Ya itu Komdis. Kita tunggu saja lah hasilnya,” tambah Agus.
Anehnya, ketika Benny dan Agus belum mengetahui keberadaan surat pemanggilan dari PSSI sehubungan dengan kerusuhan Minggu (14/2), ada info menarik dari seorang pengurus yang tak ingin disebut namanya. Menurutnya, Wakil Ketua Pelaksana Pertandingan Kompetisi Divisi Utama PSSI 2009-2010 PSMS versus Persita Tangerang, Julius Raja, dikabarkan sudah berada di Jakarta untuk menghadiri sidang yang akan digelar di Sekretariat PP PSSI, Kamis (18/2) pukul 16.00 WIB tersebut. Sayang, saat dihubungi handpone Julius Raja bernada sibuk.
Nah, pemanggilan terhadap PSMS ini menjadi sebuah tanda yang mengerikan. Ya, adalah sebuah kerugian besar jika saja PSMS mendapat hukuman laga tanpa pendukung karena tidak sportif hingga mengakibatkan pemain Persita terluka. Pasalnya, kehadiran penonton di Stadion Teladan tidak bisa dianggap sepele. Semangat yang mereka transfer ke pemain bisa menjadi modal besar bagi sebuah kemenangan. Lalu, bagaimana jika laga PSMS di Teladan tanpa penonton? Dengan ribuan penonton yang memadati stadion saja, PSMS masih sulit meraih nilai maksimal. Bagaimana dengan target 25 poin yang telah dicanangkan? Kalau begini keadaannya, aroma badai di PSMS akan semakin nyata saja.
Baju Bau, Osas Pilih Nomor Punggung 17
ADA-ada saja tingkah skuad PSMS setiap menggelar latihan. Setelah diserbu fans cilik, kini baju seragam malah jadi kisah yang menggelitik.
Ceritanya, Rabu (17/2) sore, di kala skuad PSMS menggelar latihan di Stadion Teladan. Tiba-tiba striker Ikpefua Osas ‘Saha’ Marvellous minta bajunya diganti. Permintaan itu diajukan setelah pemain asal Nigeria itu terlebih dahulu mencium baju yang seyogianya dipakai. Tampaknya baju tersebut mengeluarkan bau yang tidak sedap. Setelah memilih beberapa baju, Osas pun akhirnya memakai baju bernomor punggung 17 yang memang tidak ada pemiliknya. Padahal, nomor punggung milik Osas adalah 10.
Tak pelak, aksi Osas tadi langsung mendapat reaksi dari Sekretaris Tim, Fityan Hamdy, lewat usul yang tak kalah konyol. “Semprot parfum aja bajunya,” teriak Fityan kepada Siwa Khumar sebagai salah seorang ofisial PSMS.
Ternyata, keinginan Osas tadi juga tidaklah berlebihan. Pasalnya, tak lama kemudian Siwa terlihat mengeluarkan satu per satu pakaian dari dalam tas untuk kemudian dijemur. Kebetulan sore itu matahari bersinar cerah walaupun sesaat. “Oo..rupanya bajunya lembab, patutlah bau,” ucap Fityan sembari tertawa.
Ceritanya, Rabu (17/2) sore, di kala skuad PSMS menggelar latihan di Stadion Teladan. Tiba-tiba striker Ikpefua Osas ‘Saha’ Marvellous minta bajunya diganti. Permintaan itu diajukan setelah pemain asal Nigeria itu terlebih dahulu mencium baju yang seyogianya dipakai. Tampaknya baju tersebut mengeluarkan bau yang tidak sedap. Setelah memilih beberapa baju, Osas pun akhirnya memakai baju bernomor punggung 17 yang memang tidak ada pemiliknya. Padahal, nomor punggung milik Osas adalah 10.
Tak pelak, aksi Osas tadi langsung mendapat reaksi dari Sekretaris Tim, Fityan Hamdy, lewat usul yang tak kalah konyol. “Semprot parfum aja bajunya,” teriak Fityan kepada Siwa Khumar sebagai salah seorang ofisial PSMS.
Ternyata, keinginan Osas tadi juga tidaklah berlebihan. Pasalnya, tak lama kemudian Siwa terlihat mengeluarkan satu per satu pakaian dari dalam tas untuk kemudian dijemur. Kebetulan sore itu matahari bersinar cerah walaupun sesaat. “Oo..rupanya bajunya lembab, patutlah bau,” ucap Fityan sembari tertawa.
Baju Bau, Osas Pilih Nomor Punggung 17
ADA-ada saja tingkah skuad PSMS setiap menggelar latihan. Setelah diserbu fans cilik, kini baju seragam malah jadi kisah yang menggelitik.
Ceritanya, Rabu (17/2) sore, di kala skuad PSMS menggelar latihan di Stadion Teladan. Tiba-tiba striker Ikpefua Osas ‘Saha’ Marvellous minta bajunya diganti. Permintaan itu diajukan setelah pemain asal Nigeria itu terlebih dahulu mencium baju yang seyogianya dipakai. Tampaknya baju tersebut mengeluarkan bau yang tidak sedap. Setelah memilih beberapa baju, Osas pun akhirnya memakai baju bernomor punggung 17 yang memang tidak ada pemiliknya. Padahal, nomor punggung milik Osas adalah 10.
Tak pelak, aksi Osas tadi langsung mendapat reaksi dari Sekretaris Tim, Fityan Hamdy, lewat usul yang tak kalah konyol. “Semprot parfum aja bajunya,” teriak Fityan kepada Siwa Khumar sebagai salah seorang ofisial PSMS.
Ternyata, keinginan Osas tadi juga tidaklah berlebihan. Pasalnya, tak lama kemudian Siwa terlihat mengeluarkan satu per satu pakaian dari dalam tas untuk kemudian dijemur. Kebetulan sore itu matahari bersinar cerah walaupun sesaat. “Oo..rupanya bajunya lembab, patutlah bau,” ucap Fityan sembari tertawa.
Ceritanya, Rabu (17/2) sore, di kala skuad PSMS menggelar latihan di Stadion Teladan. Tiba-tiba striker Ikpefua Osas ‘Saha’ Marvellous minta bajunya diganti. Permintaan itu diajukan setelah pemain asal Nigeria itu terlebih dahulu mencium baju yang seyogianya dipakai. Tampaknya baju tersebut mengeluarkan bau yang tidak sedap. Setelah memilih beberapa baju, Osas pun akhirnya memakai baju bernomor punggung 17 yang memang tidak ada pemiliknya. Padahal, nomor punggung milik Osas adalah 10.
Tak pelak, aksi Osas tadi langsung mendapat reaksi dari Sekretaris Tim, Fityan Hamdy, lewat usul yang tak kalah konyol. “Semprot parfum aja bajunya,” teriak Fityan kepada Siwa Khumar sebagai salah seorang ofisial PSMS.
Ternyata, keinginan Osas tadi juga tidaklah berlebihan. Pasalnya, tak lama kemudian Siwa terlihat mengeluarkan satu per satu pakaian dari dalam tas untuk kemudian dijemur. Kebetulan sore itu matahari bersinar cerah walaupun sesaat. “Oo..rupanya bajunya lembab, patutlah bau,” ucap Fityan sembari tertawa.
PSMS pertajam metode serangan balik
PSMS Medan akan mempertajam metode serangan balik dalam melakoni laga keempatnya di putaran kedua kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010 menghadapi laga derbi Sumut dengan PSDS Deli Serdang di Stadion Burhanuddin Siregar, Lubuk Pakam, Jumat besok.
Sebagai langkah antisipatif menghadapi PSDS, metode serangan balik akan dipertajam. Ini mengingat jika PSMS kalah dalam laga tersebut, maka diperkirakan posisi skuad Kustiono itu akan makin terbenam ke jurang degradasi.
Usai memimpin latihan tim di Stadion Teladan, Rabu, Kustiono mengatakan sebagai tim tamu serangan balik menjadi senjata utama meredam ambisi tuan rumah. “Hari ini kita mainkan simulasi pertandingan compact defense dengan counter attack,” ujarnya.
Pada simulasi pertandingan tersebut, pemain bertahan mendapatkan porsi latihan yang cukup tinggi. Ini tentu tak terlepas dari pengalaman pertandingan sebelumnya kala bobolnya gawang M Halim terjadi karena kesalahan bek PSMS sendiri. Tidak cuma itu, Kustiono juga menilai duet Osas Saha dengan Jecky Pasarella yang diharapkan sebagai mesin gol kurang maksimal.
“Saya sudah ngomong ke Jecky agar dia bisa disiplin bermain dan menjadi partner Saha plus menghilangkan keegoisannya karena kita bermain sebagai tim,” sebut mantan pelatih PSAP Sigli itu.
Sementara itu, tidak maksimalnya hasil PSMS di tiga laga perdana paruh kedua menurut Kustiono tidak terlalu berpengaruh pada kejiwaan pemain. Menurutnya, kondisi psikologis M Affan Lubis cs baik-baik saja.
“Kita terus beri suntikan motivasi ke pemain untuk bisa tampil sebaik mungkin di setiap pertandingan dan mereka juga tetap melakoni latihan dengan semangat. Jadi saya rasa tidak ada masalah,” pungkasnya
Sebagai langkah antisipatif menghadapi PSDS, metode serangan balik akan dipertajam. Ini mengingat jika PSMS kalah dalam laga tersebut, maka diperkirakan posisi skuad Kustiono itu akan makin terbenam ke jurang degradasi.
Usai memimpin latihan tim di Stadion Teladan, Rabu, Kustiono mengatakan sebagai tim tamu serangan balik menjadi senjata utama meredam ambisi tuan rumah. “Hari ini kita mainkan simulasi pertandingan compact defense dengan counter attack,” ujarnya.
Pada simulasi pertandingan tersebut, pemain bertahan mendapatkan porsi latihan yang cukup tinggi. Ini tentu tak terlepas dari pengalaman pertandingan sebelumnya kala bobolnya gawang M Halim terjadi karena kesalahan bek PSMS sendiri. Tidak cuma itu, Kustiono juga menilai duet Osas Saha dengan Jecky Pasarella yang diharapkan sebagai mesin gol kurang maksimal.
“Saya sudah ngomong ke Jecky agar dia bisa disiplin bermain dan menjadi partner Saha plus menghilangkan keegoisannya karena kita bermain sebagai tim,” sebut mantan pelatih PSAP Sigli itu.
Sementara itu, tidak maksimalnya hasil PSMS di tiga laga perdana paruh kedua menurut Kustiono tidak terlalu berpengaruh pada kejiwaan pemain. Menurutnya, kondisi psikologis M Affan Lubis cs baik-baik saja.
“Kita terus beri suntikan motivasi ke pemain untuk bisa tampil sebaik mungkin di setiap pertandingan dan mereka juga tetap melakoni latihan dengan semangat. Jadi saya rasa tidak ada masalah,” pungkasnya
Wednesday, February 17, 2010
Peluang Gratisan
Selamat siang pembaca
Saya mau informasikan peluang gratisan, Dengan hanya mendaftarkan email anda (gratis) di
http://stoxem.com/?rix=ramses
anda mendapatkan $5, ajak teman dengan link anda anda mendapatkan $0.05 /orangna. dana akan cair setiap minimal $10 lewat paypal , jika belum memiliki paypal anda dapat mendaftar dulu di
http://zyjs4.cjb.net
demikian semoga bermanfaat
Saya mau informasikan peluang gratisan, Dengan hanya mendaftarkan email anda (gratis) di
http://stoxem.com/?rix=ramses
anda mendapatkan $5, ajak teman dengan link anda anda mendapatkan $0.05 /orangna. dana akan cair setiap minimal $10 lewat paypal , jika belum memiliki paypal anda dapat mendaftar dulu di
http://zyjs4.cjb.net
demikian semoga bermanfaat
"Hardi Mulyono" Sekum Mundur
Prestasi PSMS yang tak membaik kembali memakan korban. Setelah pelatih dan beberapa pemain yang tercoret dari skuad, kini seorang pengurus Ayam Kinantan resmi mundur dari jabatannya.
Menariknya, pengurus yang mundur ini berasal dari jajaran teras. Ya, adalah Sekretaris Umum (Sekum) PSMS Hardi Mulyono yang secara resmi mundur dari jabatannya. Namun, ketika dihubungi Sumut Pos, pria yang kini menjabat sebagai Sekretaris DPD Partai Golongan Karya Sumut ini membantah kalau mundur dari jabatan karena prestasi PSMS yang tak juga membaik. “Kalau tidak salah surat itu tertanggal 16 Januari, jadi sebenarnya sudah satu bulan saya ajukan. Tidak ada masalah kok, hanya faktor kesibukan saya di partai saja,” ungkapnya, Selasa (16/2).
Seperti yang disampaikan Hardi, kesibukan yang bertambah dengan jabatan baru di partai membuat dirinya tidak bisa lagi mendampingi PSMS. Hal itu membuat dirinya merasa sungkan terhadap pengurus lain. Meskipun begitu, dirinya berjanji akan terus memantau perkembangan tim kesayangan masyarakat Kota Medan ini.
Sebelumnya, lanjut Hardi, surat pengunduran diri yang diajukannya sempat ditolak oleh Ketua Umum PSMS, Dzumi Eldin. Hingga dirinya dilantik sebagai Sekretaris Partai Golkar Sumut beberapa waktu lalu, permohonan itu pun disetujui.
Mengenai penggantinya Hardi menyerahkan kepada Ketua Umum PSMS. Dirinya hanya menyebut karakter yang tepat untuk mengisi jabatan Sekretaris Umum di kala kondisi PSMS saat ini. “Pastinya orang yang tidak banyak cakap lah,” tegasnya.
Sementara itu, dugaan adanya konspirasi di tubuh pengurus untuk menjatuhkan PSMS di kancah persepakbolaan nasional dibantah tegas oleh pengurus. Isu inipun dianggap sebagai kambing hitam dari kelemahan yang ada. Demikian ditegaskan Ketua Bidang Teknik Fredy Hutabarat saat ditemui di Stadion Kebun Bunga, Senin (15/2).
“Tidak ada itu konspirasi apalagi dari pengurus itu sendiri. Ini hanya bias yang akan membingungkan kita juga seluruh pemain,” jelasnya.
Fredy pun merasa pengurus perlu koreksi diri. “Apa salahnya setiap pertandingan ataupun latihan pengurus selalu hadir. Kalau Ketua Umum tidak bisa, ya Ketua Harian atau pengurus lainnya. Bagaimanapun secara psikologis ini dapat mendongkrak mental dan motivasi pemain. Mereka akan merasa diperhatikan,” bebernya.
Pada kesempatan itu Fredy mengaku menyesal dengan sikap Asisten Manager Benny Tomasoa pada pertandingan menghadapi Persita Tangerang di Stadion Teladan Medan, Minggu (14/2) lalu. Saat itu Benny yang kecewa dengan kepemimpinan wasit asal Bandung, Isnan Triana, mengejar masuk ke lapangan. Meskipun berhasil diatasi petugas keamanan, aksi Benny dikhawatirkan dapat mencoreng nama PSMS di Divisi Utama.
“Kemungkinan besar akan ada panggilan dari PSSI mengenai peristiwa itu, mungkin juga kita didenda,” ucap Fredy.
Sebelumnya saat bertandang ke Persikabo Bogor di putaran pertama dan Semen Padang di awal putaran kedua, Benny juga melakukan aksi protes di lapangan. Namun, dikabarkan aksi di Stadion Teladan Medan, Minggu (14/2) lalu merupakan tahap klimaks.
Hal itu pun diakui Benny melalui telepon, Selasa (16/2). “Kita sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi hasilnya tetap beda dari yang kita harapkan. Dan memang, melawan Persita kekecewaan ini mencapai puncaknya, saya kalap. Tapi, itu akan menjadi yang terakhir,” janji Benny.
Benny juga mengaku siap bila karena aksi protes yang dilakukannya selama ini dirinya dikeluarkan dari struktur pengurus PSMS.
Menariknya, pengurus yang mundur ini berasal dari jajaran teras. Ya, adalah Sekretaris Umum (Sekum) PSMS Hardi Mulyono yang secara resmi mundur dari jabatannya. Namun, ketika dihubungi Sumut Pos, pria yang kini menjabat sebagai Sekretaris DPD Partai Golongan Karya Sumut ini membantah kalau mundur dari jabatan karena prestasi PSMS yang tak juga membaik. “Kalau tidak salah surat itu tertanggal 16 Januari, jadi sebenarnya sudah satu bulan saya ajukan. Tidak ada masalah kok, hanya faktor kesibukan saya di partai saja,” ungkapnya, Selasa (16/2).
Seperti yang disampaikan Hardi, kesibukan yang bertambah dengan jabatan baru di partai membuat dirinya tidak bisa lagi mendampingi PSMS. Hal itu membuat dirinya merasa sungkan terhadap pengurus lain. Meskipun begitu, dirinya berjanji akan terus memantau perkembangan tim kesayangan masyarakat Kota Medan ini.
Sebelumnya, lanjut Hardi, surat pengunduran diri yang diajukannya sempat ditolak oleh Ketua Umum PSMS, Dzumi Eldin. Hingga dirinya dilantik sebagai Sekretaris Partai Golkar Sumut beberapa waktu lalu, permohonan itu pun disetujui.
Mengenai penggantinya Hardi menyerahkan kepada Ketua Umum PSMS. Dirinya hanya menyebut karakter yang tepat untuk mengisi jabatan Sekretaris Umum di kala kondisi PSMS saat ini. “Pastinya orang yang tidak banyak cakap lah,” tegasnya.
Sementara itu, dugaan adanya konspirasi di tubuh pengurus untuk menjatuhkan PSMS di kancah persepakbolaan nasional dibantah tegas oleh pengurus. Isu inipun dianggap sebagai kambing hitam dari kelemahan yang ada. Demikian ditegaskan Ketua Bidang Teknik Fredy Hutabarat saat ditemui di Stadion Kebun Bunga, Senin (15/2).
“Tidak ada itu konspirasi apalagi dari pengurus itu sendiri. Ini hanya bias yang akan membingungkan kita juga seluruh pemain,” jelasnya.
Fredy pun merasa pengurus perlu koreksi diri. “Apa salahnya setiap pertandingan ataupun latihan pengurus selalu hadir. Kalau Ketua Umum tidak bisa, ya Ketua Harian atau pengurus lainnya. Bagaimanapun secara psikologis ini dapat mendongkrak mental dan motivasi pemain. Mereka akan merasa diperhatikan,” bebernya.
Pada kesempatan itu Fredy mengaku menyesal dengan sikap Asisten Manager Benny Tomasoa pada pertandingan menghadapi Persita Tangerang di Stadion Teladan Medan, Minggu (14/2) lalu. Saat itu Benny yang kecewa dengan kepemimpinan wasit asal Bandung, Isnan Triana, mengejar masuk ke lapangan. Meskipun berhasil diatasi petugas keamanan, aksi Benny dikhawatirkan dapat mencoreng nama PSMS di Divisi Utama.
“Kemungkinan besar akan ada panggilan dari PSSI mengenai peristiwa itu, mungkin juga kita didenda,” ucap Fredy.
Sebelumnya saat bertandang ke Persikabo Bogor di putaran pertama dan Semen Padang di awal putaran kedua, Benny juga melakukan aksi protes di lapangan. Namun, dikabarkan aksi di Stadion Teladan Medan, Minggu (14/2) lalu merupakan tahap klimaks.
Hal itu pun diakui Benny melalui telepon, Selasa (16/2). “Kita sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi hasilnya tetap beda dari yang kita harapkan. Dan memang, melawan Persita kekecewaan ini mencapai puncaknya, saya kalap. Tapi, itu akan menjadi yang terakhir,” janji Benny.
Benny juga mengaku siap bila karena aksi protes yang dilakukannya selama ini dirinya dikeluarkan dari struktur pengurus PSMS.
Siapkan Senjata Jelang Bentrok PSDS
PSMS akan segera melakoni laga keempat di paruh kedua musim Divisi Utama 2009/2010 menghadapi PSDS Deli Serdang di Stadion Baharoeddin Siregar Lubuk Pakam, Jumat (19/2) ini. Strategi yang mengandalkan serangan balik tampaknya akan menjadi senjata PSMS untuk mencuri poin.
Setidaknya itu yang tampak dalam latihan yang digelar Selasa (16/2) sore di Stadion Teladan Medan. Dua gol yang tercipta pada simulasi itu pun diharapkan akan mengulangi kemenangan saat menjamu PSDS di akhir putaran pertama lalu. Bahkan, tiga poin menjadi target.
Demikian ungkap Pelatih PSMS Kustiono usai memimpin latihan PSMS di Stadion Teladan, Selasa (16/2). “Sebagai tim tamu, serangan balik menjadi senjata utama meredam ambisi tim tuan rumah. Hari ini kita mainkan simulasi pertandingan compact defense dengan counter attack. Kita harap dengan metode itu kita bisa mencuri poin,” yakinnya.
Pada simulasi pertandingan kemarin, pemain belakang inti PSMS mendapatkan porsi latihan yang cukup tinggi. Hal itu mengingat pengalaman pada pertandingan sebelumnya menghadapi Persita Minggu (14/2) lalu dimana bobolnya gawang PSMS terjadi kerena kesalahan sendiri. “Kita drill pemain bawah kita untuk lebih siap menjaga pertahanan, sekaligus membangun serangan cepat ketika pemain bersama bola lewat sayap kiri kanan dan dari tengah lewat passing-passing pendek,” beber mantan pelatih PSAP Sigli itu.
Tidak itu saja, pada simulasi kemarin Kustiono juga memberikan pelajaran bagi striker, terutama striker muda Jacky Pasarella lewat drill-drill untuk menerima umpan panjang dari lini tengah. Usai melesakkan satu gol ke gawang Persita Tangerang, Jacky dinilai menunjukkan performa yang cukup baik. Tampaknya keberadaan Jacky akan dipertahankan.
“Umpan-umpan dari lini belakang sering salah diantisipasi striker. Selain itu, permainan dari kaki ke kaki yang diterapkan saat melawan Persita juga belum maksimal, ada beberapa pemain yang tidak disiplin, dan itulah yang juga menjadi fokus kita pada pertandingan Jumat (19/2) mendatang,” beber mantan pemain PS Mercubuana itu.
Kustiono juga menilai, duet Osas Saha dan Jecky belum menunjukkan performa sebagai mesin gol yang maksimal. Meskipun untuk kasus ini Kustiono menyoroti kenerja Jacky yang terlalu liar. “Saya sudah ngomong ke Jecky untuk disiplin bermain dan menjadi partner Osas. Ini permainan tim bukan individu jadi sebagai striker harus melupakan sejenak egois dari diri sendiri,” sebut Kustiono.
Setidaknya itu yang tampak dalam latihan yang digelar Selasa (16/2) sore di Stadion Teladan Medan. Dua gol yang tercipta pada simulasi itu pun diharapkan akan mengulangi kemenangan saat menjamu PSDS di akhir putaran pertama lalu. Bahkan, tiga poin menjadi target.
Demikian ungkap Pelatih PSMS Kustiono usai memimpin latihan PSMS di Stadion Teladan, Selasa (16/2). “Sebagai tim tamu, serangan balik menjadi senjata utama meredam ambisi tim tuan rumah. Hari ini kita mainkan simulasi pertandingan compact defense dengan counter attack. Kita harap dengan metode itu kita bisa mencuri poin,” yakinnya.
Pada simulasi pertandingan kemarin, pemain belakang inti PSMS mendapatkan porsi latihan yang cukup tinggi. Hal itu mengingat pengalaman pada pertandingan sebelumnya menghadapi Persita Minggu (14/2) lalu dimana bobolnya gawang PSMS terjadi kerena kesalahan sendiri. “Kita drill pemain bawah kita untuk lebih siap menjaga pertahanan, sekaligus membangun serangan cepat ketika pemain bersama bola lewat sayap kiri kanan dan dari tengah lewat passing-passing pendek,” beber mantan pelatih PSAP Sigli itu.
Tidak itu saja, pada simulasi kemarin Kustiono juga memberikan pelajaran bagi striker, terutama striker muda Jacky Pasarella lewat drill-drill untuk menerima umpan panjang dari lini tengah. Usai melesakkan satu gol ke gawang Persita Tangerang, Jacky dinilai menunjukkan performa yang cukup baik. Tampaknya keberadaan Jacky akan dipertahankan.
“Umpan-umpan dari lini belakang sering salah diantisipasi striker. Selain itu, permainan dari kaki ke kaki yang diterapkan saat melawan Persita juga belum maksimal, ada beberapa pemain yang tidak disiplin, dan itulah yang juga menjadi fokus kita pada pertandingan Jumat (19/2) mendatang,” beber mantan pemain PS Mercubuana itu.
Kustiono juga menilai, duet Osas Saha dan Jecky belum menunjukkan performa sebagai mesin gol yang maksimal. Meskipun untuk kasus ini Kustiono menyoroti kenerja Jacky yang terlalu liar. “Saya sudah ngomong ke Jecky untuk disiplin bermain dan menjadi partner Osas. Ini permainan tim bukan individu jadi sebagai striker harus melupakan sejenak egois dari diri sendiri,” sebut Kustiono.
Skuad PSMS Diserbu Fans Cilik
MESKIPUN prestasi belum membaik, namun PSMS masih memiliki tempat di hati masyarakat Kota Medan. Seperti tampak pada latihan Selasa (16/2) sore di Stadion Teladan Medan.
Saat skuad bersiap untuk latihan, sekelompok anak SD IT Hikmatul Fadhillah Jalan Denai No 176 Medan langsung menyerbu pemain untuk berfoto bersama. Nyeck Nyobe yang duduk sendiri pun menjadi sasaran fans cilik tersebut. Selain Nyeck, penjaga gawang PSMS Irwin Ramadhana dan striker Jacky Pasarela juga harus menjawab beberapa pertanyaan dari fans cilik tadi. Menurut guru pendamping, Syubuhriana S, kedatangan mereka ke Stadion Teladan Medan merupakan salah satu program English Village, semacam studi lapangan untuk bahasa Inggris. “Kebetulan kita tadi habis salat terus makan di taman depan. Terus anak-anak liat busnya PSMS, mereka langsung lari. Mereka memang cinta sama PSMS,” ucapnya.
Seperti tak mau kalah dengan rekan setimnya, Ikpefua Osas ‘Saha’ Marvellous, pun mendapat penggemar. Ya, seorang murid SD tersebut, Tengku Reihan, mengaku mengagumi striker asing yang sebelumnya membela PSDS Deli Serdang tersebut. Tak pelak, fans cilik tersebut begitu berbinar ketika melihat Osas Saha.
Saat skuad bersiap untuk latihan, sekelompok anak SD IT Hikmatul Fadhillah Jalan Denai No 176 Medan langsung menyerbu pemain untuk berfoto bersama. Nyeck Nyobe yang duduk sendiri pun menjadi sasaran fans cilik tersebut. Selain Nyeck, penjaga gawang PSMS Irwin Ramadhana dan striker Jacky Pasarela juga harus menjawab beberapa pertanyaan dari fans cilik tadi. Menurut guru pendamping, Syubuhriana S, kedatangan mereka ke Stadion Teladan Medan merupakan salah satu program English Village, semacam studi lapangan untuk bahasa Inggris. “Kebetulan kita tadi habis salat terus makan di taman depan. Terus anak-anak liat busnya PSMS, mereka langsung lari. Mereka memang cinta sama PSMS,” ucapnya.
Seperti tak mau kalah dengan rekan setimnya, Ikpefua Osas ‘Saha’ Marvellous, pun mendapat penggemar. Ya, seorang murid SD tersebut, Tengku Reihan, mengaku mengagumi striker asing yang sebelumnya membela PSDS Deli Serdang tersebut. Tak pelak, fans cilik tersebut begitu berbinar ketika melihat Osas Saha.
Tuesday, February 16, 2010
Koreksi Formasi
Kekalahan 0-1 atas Persikabo Bogor dan seri 1-1 atas Persita Tangerang membuat PSMS saat ini berada di peringkat sembilan. Kekecewaan yang ada harus diredam mengingat masih ada tantangan yang harus segera dijawab.
Setelah pintu Indonesia Super League (ISL) tertutup, PSMS harus berjuang untuk bertahan di Divisi Utama. Tiga pertandingan kandang saat menjamu Persih, Persipasi, dan Persires pun harus menjadi lumbung poin. Sekalipun begitu, M Affan Lubis belum bisa bernafas lega hanya dengan koleksi 23 poin. PSMS masih punya harapan untuk mencuri poin dari laga tandang menghadapi PSDS Deli serdang, Jumat (19/2) mendatang.
Namun, bila dilihat pertandingan terakhir, Kustiono masih harus bekerja keras untuk mewujudkan peluang tersebut. Salah satunya dalam penempatan pemain yang penuh tanda tanya. Memang dibanding menghadapi Persikabo Bogor, penampilan PSMS saat menghadapi Persita Tangerang sudah lebih baik. Terbukti banyak peluang yang tercipta sekalipun banyak pula yang terbuang. Artinya, masih ada kebuntuan di barisan depan PSMS.
Usai melesakkan gol di kandang Persita Tangerang, Jacky pun tidak bisa berbuat banyak. Sekalipun begitu, Jacky seperti lupa bila bersamanya masih ada Osas Saha yang terkesan bermain sendiri tampa ada suplai bola kepadanya. “Kamu bisa lihat kan saya main sendiri tidak ada dukungan untuk saya,” ucap Osas yang dihubungi, Senin (15/2).
Minimnya dukungan untuk Osas yang seorang striker murni ini membuat kemasan gol yang diciptakan selama di PSMS sangat sedikit, hanya tiga gol. Tidak demikian saat berlaga di PSDS, Osas dengan dukungan dua striker dan akurasi tendangan dari lini tengah mampu mengumpulkan 18 gol.
Syaiful Ramadhan yang menciptakan peluang justru ditarik. Gantinya Kustiono memasukkan Dodi Rahwana. Strategi itu pun sebenarnya cukup berhasil meningkatkan mobilitas serangan. “Karena masalah kita hanya tidak adanya peluang yang berhasil. Kalau permainan justru sudah nampak kan tinggal menunggu waktu saja. Pemain juga sudah tidak lagi diam dan terus mengejar bola, mereka langsung menebus kesalahan kalau ada. Karena memang untuk menciptakan gol butuh kesabaran,” ucap Kustiono sembari memuji kelenturan dari Penjaga Gawang Persita, Bayu Cahyo.
Kustiono menilai aksi yang terlalu liar menyebabkan Jacky tidak bisa memanfaatkan peluang. Penilaian itu akan disampaikan Kustiono saat latihan, Selasa (16/2) ini. Kustiono juga mengaku adanya perubahan yang diluar perkiraan sehingga urung menurunkan striker muda Abdul Kamil Sembiring.
“Kamil merupakan pemain yang berbakat. Tapi saat kondisi yang seperti itu saya khawatir mentality player Kamil yang labil akan mengganggu konsentrasi dan tidak bisa membuat perhitungan yang matang. Saya harap dari menyaksikan dua pertandingan ini, Kamil akan lebih siap untuk diturunkan saat bertandang ke PSDS,” ucap Kustiono.
Untuk menghilangkan ketegangan pascabertanding, Senin (15/2) Kustiono meliburkan pemain dan kembali menggelar latihan di Kebun Bunga Medan, Selasa
Setelah pintu Indonesia Super League (ISL) tertutup, PSMS harus berjuang untuk bertahan di Divisi Utama. Tiga pertandingan kandang saat menjamu Persih, Persipasi, dan Persires pun harus menjadi lumbung poin. Sekalipun begitu, M Affan Lubis belum bisa bernafas lega hanya dengan koleksi 23 poin. PSMS masih punya harapan untuk mencuri poin dari laga tandang menghadapi PSDS Deli serdang, Jumat (19/2) mendatang.
Namun, bila dilihat pertandingan terakhir, Kustiono masih harus bekerja keras untuk mewujudkan peluang tersebut. Salah satunya dalam penempatan pemain yang penuh tanda tanya. Memang dibanding menghadapi Persikabo Bogor, penampilan PSMS saat menghadapi Persita Tangerang sudah lebih baik. Terbukti banyak peluang yang tercipta sekalipun banyak pula yang terbuang. Artinya, masih ada kebuntuan di barisan depan PSMS.
Usai melesakkan gol di kandang Persita Tangerang, Jacky pun tidak bisa berbuat banyak. Sekalipun begitu, Jacky seperti lupa bila bersamanya masih ada Osas Saha yang terkesan bermain sendiri tampa ada suplai bola kepadanya. “Kamu bisa lihat kan saya main sendiri tidak ada dukungan untuk saya,” ucap Osas yang dihubungi, Senin (15/2).
Minimnya dukungan untuk Osas yang seorang striker murni ini membuat kemasan gol yang diciptakan selama di PSMS sangat sedikit, hanya tiga gol. Tidak demikian saat berlaga di PSDS, Osas dengan dukungan dua striker dan akurasi tendangan dari lini tengah mampu mengumpulkan 18 gol.
Syaiful Ramadhan yang menciptakan peluang justru ditarik. Gantinya Kustiono memasukkan Dodi Rahwana. Strategi itu pun sebenarnya cukup berhasil meningkatkan mobilitas serangan. “Karena masalah kita hanya tidak adanya peluang yang berhasil. Kalau permainan justru sudah nampak kan tinggal menunggu waktu saja. Pemain juga sudah tidak lagi diam dan terus mengejar bola, mereka langsung menebus kesalahan kalau ada. Karena memang untuk menciptakan gol butuh kesabaran,” ucap Kustiono sembari memuji kelenturan dari Penjaga Gawang Persita, Bayu Cahyo.
Kustiono menilai aksi yang terlalu liar menyebabkan Jacky tidak bisa memanfaatkan peluang. Penilaian itu akan disampaikan Kustiono saat latihan, Selasa (16/2) ini. Kustiono juga mengaku adanya perubahan yang diluar perkiraan sehingga urung menurunkan striker muda Abdul Kamil Sembiring.
“Kamil merupakan pemain yang berbakat. Tapi saat kondisi yang seperti itu saya khawatir mentality player Kamil yang labil akan mengganggu konsentrasi dan tidak bisa membuat perhitungan yang matang. Saya harap dari menyaksikan dua pertandingan ini, Kamil akan lebih siap untuk diturunkan saat bertandang ke PSDS,” ucap Kustiono.
Untuk menghilangkan ketegangan pascabertanding, Senin (15/2) Kustiono meliburkan pemain dan kembali menggelar latihan di Kebun Bunga Medan, Selasa
Jampi Hutauruk: Itu Gol Tuhan
Pelatih Kiper Jampi Hutauruk membantah bila dua gol yang bersarang di gawang PSMS akibat kesalahan M Halim sebagai penjaga gawang. “Kita sama-sama lihat kan kalau di situ ada tiga pemain belakang tapi tetap gol juga,” ucap Jampi ketika dihubungi Sumut Pos melalui telepon, Senin (15/2).
Seperti yang disampaikan Jampi, saat menghadapi Persita Tangerang, Minggu (14/2) lalu M Halim sudah menempatkan posisinya dengan baik. Adanya tiga pemain belakang PSMS seharusnya tidak menjadi ancaman yang perlu diantisipasinya.
Hanya Jampi menyesalkan Luis Edmundo mendapat ruang yang demikian bebas untuk melakukan heading dan menjebol gawang M Halim.
Begitu juga saat ditundukkan Persikabo Bogor, Rabu (10/2) lalu. M Halim sudah melaksanakan perannya sebagai penjaga gawang yang merangkap sebagai libero dalam formasi 3-5-2 yang diterapkan Kustiono sebagai pelatih. “Memang M Halim sedikit terlambat untuk mundur. Tapi kalaupun diulangi 10 kali itu belum tentu gol. Jadi kalau saya bilang itu gol yang dibuat Yang Kuasa,” tambahnya.
Di tempat berbeda M Halim saat dihubungi mengaku tengah tengah menenangkan diri sekaligus melakukan koreksi untuk penampilan yang lebih baik ke depan. “Saat ini saya tidak memikirkan bola dulu lah. Tapi memang kedua gol itu jauh dari perkiraan saya, :” ucapnya.
Seperti yang disampaikan Jampi, saat menghadapi Persita Tangerang, Minggu (14/2) lalu M Halim sudah menempatkan posisinya dengan baik. Adanya tiga pemain belakang PSMS seharusnya tidak menjadi ancaman yang perlu diantisipasinya.
Hanya Jampi menyesalkan Luis Edmundo mendapat ruang yang demikian bebas untuk melakukan heading dan menjebol gawang M Halim.
Begitu juga saat ditundukkan Persikabo Bogor, Rabu (10/2) lalu. M Halim sudah melaksanakan perannya sebagai penjaga gawang yang merangkap sebagai libero dalam formasi 3-5-2 yang diterapkan Kustiono sebagai pelatih. “Memang M Halim sedikit terlambat untuk mundur. Tapi kalaupun diulangi 10 kali itu belum tentu gol. Jadi kalau saya bilang itu gol yang dibuat Yang Kuasa,” tambahnya.
Di tempat berbeda M Halim saat dihubungi mengaku tengah tengah menenangkan diri sekaligus melakukan koreksi untuk penampilan yang lebih baik ke depan. “Saat ini saya tidak memikirkan bola dulu lah. Tapi memang kedua gol itu jauh dari perkiraan saya, :” ucapnya.
Suimin Latih Tim ISL, Saha Ditelepon PSM
MANTAN pelatih PSMS Suimi Dihardja dipastikan akan beraksi di Indonesia Super League (ISL) untuk musim mendatang. Namun, Suimin masih berahasia mengenai tim yang bakal ditanganinya tersebut.
“Yang pasti kontestan ISL, untuk sekarang itu saja. Dalam minggu ini saya akan bilang kok,” ucap Suimin yang ditemui di Kantin Mantan PSMS di seputaran Kebun Bunga Medan, Senin (15/2).
Dikabarkan dalam tiga hari ini, Suimin akan bertolak ke Pulau Jawa untuk mulai menangani tim yang masih dirahasiakannya itu. Dirinya juga membantah bila kepergiannya sebagai bentuk kekecewaan terhadap PSMS usai didepak di awal putaran kedua Kompetisi Divisi Utama PSSI 2009-2010.
Sementara itu, striker PSMS Ikpefua Osas Saha Marvellous mengaku dirinya dilirik oleh PSM Makasar. Namun, pembicaraan yang sempat dijalin agaknya harus menunggu. Pasalnya, pemain berusia 23 tahun ini memiliki pertimbangan lain sebagai seorang pemain profesional.
Dibanding dengan penampilannya saat membela PSDS pada musim sebelumnya, Osas mengaku kecewa karena tidak mampu mengangkat peringkat PSMS yang saat ini berada di posisi sembilan klasemen sementara Divisi Utama 2009/2010. Karena itu, dirinya berniat untuk menghabiskan musim ini bersama PSMS sembari terus berkontribusi untuk kebangkitan PSMS.
“Saya memang ada terima telepon dari PSM tapi saya pikir itu akan sangat panjang. Jadi saya akan fokus di PSMS ini saja sampai akhir musim ini. Masih ada waktu untuk bangkit kok. Selama pengurus dan manajemen juga bisa mengantisipasi hal- hal nonteknis yang merugikan tim,” tukasnya.
Bagi Saha seluruh pemain yang ada di putaran kedua ini sudah bermain baik, begitu juga materi yang dimiliki PSMS sudah cukup bagus. Sehubungan dengan itu Osas menuding wasit dibalik semua kekalahan itu. “Saya rasa bukan pemain yang salah, pemain sudah bisa main bagus, pemain yang diambil terakhir (Hary Syahputra dan Daniel Ogochukwu, Red) saya akui juga tampil bagus, tapi semua salah wasitnya,” kesal Osas.
Dia juga mensinyalir, tidak maksimalnya hasil yang dicapai PSMS di Divisi Utama musim ini terjadi karena kurang harmonisnya hubungan antara PSMS dan Persatuan sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Sumut. “Kita selalu kalah, di kandang sendiri pun bisa kalah, saya rasa PSMS ada salah di PSSI, sehingga dampaknya wasit selalu berbuat berat sebelah dan merugikan kita,” bebernya.
Memang patut diakui, PSMS selalu menjadi korban keputusan kontroversi wasit. Penganuliran gol, ketiadaan hukuman bagi tim lawan yang melakukan pelanggaran terhadap pemain PSMS, seperti tendangan penalti, serta mengesahkan gol berbau offside, menjadi biang kerok kekalahan. Padahal, manajemen dan pengurus telah melakukan antisipasi terhadap hal itu.
Sementara itu, Manajer PSMS Hendra DS mengaku, hingga kemarin, belum mengetahui kabar keinginan PSM Makasar untuk merekrut Saha. “Sampai sekarang belum ada saya dengar, kalaupun ada, mereka akan menghubungi salah satu dari pihak manajemen, tapi saya belum ada menerima laporan dari asisten manajer perangkat tim yang lain,” aku Hendra.
Tetapi meski begitu, jika ada, pihaknya tetap akan mempertimbangkan untuk mempertahankan Saha, mengingat PSMS nantinya akan kekurangan striker. “Ini sudah di akhir kompetisi dan kita masih perlu Saha, tapi tetap akan kita lakukan pertimbangan,” pungkasnya
Monday, February 15, 2010
PSMS (1) vs Persita (1)
MEDAN-Meski mendapat dukungan penuh dari para penonton namun tim Ayam Kinantan hanya mampu meraih satu poin setelah dipaksa bermain 1-1- oleh Persita Tangerang pada lanjutan Kompetisi Divisi Utama PSSI 2009-2010 di Stadion Teladan Medan, Minggu (14/2).
Dengan perolehan satu poin ini maka PSMS tetap berada di peringkat delapan dengan koleksi 14 poin dari 14 pertandingan yang telah dilakoni. Artinya, untuk musim kompetisi mendatang PSMS masih tetap berlaga di ajang Divisi Utama, bukan Superliga seperti yang pernah ditargetkan.
Tak hanya itu, untuk bertahan di Divisi Utama pun nasib PSMS belum sepenuhnya aman, karena setidaknya dibutuhkan 24 angka untuk berada di zona aman klasemen akhir Divisi Utama Grup I
Saat meladeni Persita kemarin (14/2) tim Ayam Kinantan turun dengan mempergunakan formasi 4-4-2. Awalnya strategi ini berjalan mulus, bahkan Affan Lubis dkk mendikte permainan lawan.
Bahkan serangan yang dibangun Affan dkk dari sisi kanan berulang kali menciptakan peluang, namun penjaga gawang Persita Bayu Cahyo tampil cukup impresif untuk mengamankan gawangnya.
Tapi seiring masuknya winger Dodi Rahwana menggantikan Syaiful Ramadhan di menit ke-34 membuat permainan PSMS lebih hidup, hingga akhirnya tim Ayam Kinantan memecah kebuntuan pada menit ke-43.
Daniel yang menguasai bola di luar kotak penalti Persita namun tidak memiliki peluang melakukan shooting memberi umpan kepada Jacky Pasarela yang berdiri bebas. Dengan tidak tenangnya Jacky mengarahkan bola ke sudut kiri gawang. Tendangan yang tidak terlalu keras itu ternyata mampu mengecoh Bayu dan membawa PSMS unggul 1-0.
Sayang, keunggulan tersebut tidak berlangsung lama. Pasalnya semenit berselang, Persita Tangerang berhasil menyamakan kedudukan lewat heading yang dilakukan Luis Edmundo.
Penjaga gawang PSMS M Halim yang berdiri terlalu jauh dari mulut gawang tak dapat mengantisipasi dan hanya terpaku menyaksikan si kulit bundar bersarang di gawangnya. Kedudukan 1-1 ini pun bertahan hingga turun minum.
Keberhasilan Persita Tangerang menyamakan kedudukan mengundang reaksi dari para penonton. Yel-yel bernada provokasi mengawali kerasnya pertandingan di babak kedua.
Di babak kedua ini Affan Lubis dkk kembali mengurung lini pertahanan lawan, namun selalu gagal menembus kokohnya lini pertahanan Persita.
Sebenarnya PSMS punya peluang ketika Osas Saha dan Jacky dengan sengaja ditarik pemain belakang Persita di daerah kotak penalti. Namun wasit Isna Triana sepertinya tidak melihat dan tetap melanjutkan pertandingan.
Merasa wasit berpihak, secara tiba-tiba Asisten Manajer PSMS, Beny Tomasoa dan seorang fans PSMS masuk ke lapangan dan mengejar wasit Isna Triana. Untunglah petugas keamanan yang berada dilapangan berhasil menghentikan aksi keduanya sekaligus mengamankan Isna Triana yang tampak panik.
Namun polisi tidak dapat menghentikan lemparan botol air mineral dari podium penonton. Seorang pemain Persita Tangerang bahkan langsung terduduk karena terkena lemparan.
“Saya tidak terima kenapa kita yang harus dikerjai. Seharusnya kejadian itu penalti karena Osas dan Jacky ditarik. Ada fotonya kok,” jelas Beny kepada Sumut Pos.
Untuk itu, dirinya berencana mengajukan masalah ini kepada Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid. “Anak-anak sudah bermain maksimal tapi kepemimpinan wasit sangat buruk. Setelah mengurus tim, saya akan melaporkan kejadian ini ke Ketua Umum sesuai dengan janji beliau,” tambahnya.
Asisten Pelatih Persita Tangerang, Endang H mengaku puas dengan penampilan para pemainnya. Sekalipun satu poin yang didapat tidak memuluskan langkah mereka ke delapan besar, hasil seri merupakan target yang berhasil dicapai.
“Kita sudah memiliki keyakinan akan mampu mencuri poin dari PSMS. Pasalnya, menghadapi Persikabo saja pun PSMS kalah ,” ucap Endang.
Dugaan Adanya Konspirasi
DUA pertandingan kandang PSMS di putaran kedua Kompetisi Divisi Utama PSSI 2009-2010 yang berakhir mengecewakan menimbulkan kecurigaan adanya konspirasi. Targetnya, PSMS harus kalah.
Kuat dugaan, konspirasi ini dilakukan oleh orang kuat dan berpengaruh di kepengurusan dengan memanfaatkan wasit di lapangan.
Asisten Manajer PSMS, Beny Tomasoa tidak menampik adanya konspirasi jahat yang ditujukan untuk PSMS.
Hanya saja ketiadaan bukti membuat Beny enggan menyebut inisial oknum yang kabarnya seorang pengurus PSMS.
“Saya sudah tahu dan itu (konspirasi, Red) memang ada. Cuma karena saya tidak ada bukti kuat untuk menyebut nama,” ucap Beny.
Sehubungan dengan itu, Beny pun hanya bisa berharap pada tiga laga kandang yang sisa wasit dapat bertindak obyektif dan menjunjung sportifitas pertandingan.
Kuat dugaan, konspirasi ini dilakukan oleh orang kuat dan berpengaruh di kepengurusan dengan memanfaatkan wasit di lapangan.
Asisten Manajer PSMS, Beny Tomasoa tidak menampik adanya konspirasi jahat yang ditujukan untuk PSMS.
Hanya saja ketiadaan bukti membuat Beny enggan menyebut inisial oknum yang kabarnya seorang pengurus PSMS.
“Saya sudah tahu dan itu (konspirasi, Red) memang ada. Cuma karena saya tidak ada bukti kuat untuk menyebut nama,” ucap Beny.
Sehubungan dengan itu, Beny pun hanya bisa berharap pada tiga laga kandang yang sisa wasit dapat bertindak obyektif dan menjunjung sportifitas pertandingan.
Jurang degradasi mulai terbentang
Presiden SMeCK Hooligan Nata S menilai, target PSMS Medan kembali menuju Liga Super Indonesia sudah buyar setelah bermain imbang 1-1 dengan Persita Tangerang, Minggu.
“Tak hanya itu, kini di depan PSMS mulai terbentang jurang degradasi. Makanya, pelatih harus diganti dan beberapa pengurus yang tidak mengerti sepakbola harus juga direvisi eksistensinya," tuturnya di Stadion Teladan Medan usai pertandingan.
Bersama ribuan Smeck Hooligan, Nata menegaskan bahwa menjelang laga melawan PSDS Deli Serdang di Lubukpakam, 19 Februari mendatang, PSMS harus sudah memiliki pelatih baru dengan visi jelas untuk menangani tim kesayangan masyarakat Kota Medan yang tengah sekarat ini.
Nata juga menyesalkan sikap Ketua Umum PSMS Drs H Dzulmi Eldin MSi yang memakai orang-orang tidak mengerti bola dalam kepengurusan. "Malah di antaranya ada yang mencari keuntungan. “Saya bisa buktikan,” tambah Nata.
Pihaknya juga terkejut panpel mengeluarkan dana Rp50 juta untuk menggelar satu laga di Medan. “Ke mana saja uang sebanyak itu digunakan panpel yang diketuai Sekretaris Umum PSMS H Hardi Mulyono SE MAP,” tanya Nata sembari menilai panpel telah gagal dalam merekrut penonton.
“Tak hanya itu, kini di depan PSMS mulai terbentang jurang degradasi. Makanya, pelatih harus diganti dan beberapa pengurus yang tidak mengerti sepakbola harus juga direvisi eksistensinya," tuturnya di Stadion Teladan Medan usai pertandingan.
Bersama ribuan Smeck Hooligan, Nata menegaskan bahwa menjelang laga melawan PSDS Deli Serdang di Lubukpakam, 19 Februari mendatang, PSMS harus sudah memiliki pelatih baru dengan visi jelas untuk menangani tim kesayangan masyarakat Kota Medan yang tengah sekarat ini.
Nata juga menyesalkan sikap Ketua Umum PSMS Drs H Dzulmi Eldin MSi yang memakai orang-orang tidak mengerti bola dalam kepengurusan. "Malah di antaranya ada yang mencari keuntungan. “Saya bisa buktikan,” tambah Nata.
Pihaknya juga terkejut panpel mengeluarkan dana Rp50 juta untuk menggelar satu laga di Medan. “Ke mana saja uang sebanyak itu digunakan panpel yang diketuai Sekretaris Umum PSMS H Hardi Mulyono SE MAP,” tanya Nata sembari menilai panpel telah gagal dalam merekrut penonton.
Jurang degradasi mulai terbentang
Presiden SMeCK Hooligan Nata S menilai, target PSMS Medan kembali menuju Liga Super Indonesia sudah buyar setelah bermain imbang 1-1 dengan Persita Tangerang, Minggu.
“Tak hanya itu, kini di depan PSMS mulai terbentang jurang degradasi. Makanya, pelatih harus diganti dan beberapa pengurus yang tidak mengerti sepakbola harus juga direvisi eksistensinya," tuturnya di Stadion Teladan Medan usai pertandingan.
Bersama ribuan Smeck Hooligan, Nata menegaskan bahwa menjelang laga melawan PSDS Deli Serdang di Lubukpakam, 19 Februari mendatang, PSMS harus sudah memiliki pelatih baru dengan visi jelas untuk menangani tim kesayangan masyarakat Kota Medan yang tengah sekarat ini.
Nata juga menyesalkan sikap Ketua Umum PSMS Drs H Dzulmi Eldin MSi yang memakai orang-orang tidak mengerti bola dalam kepengurusan. "Malah di antaranya ada yang mencari keuntungan. “Saya bisa buktikan,” tambah Nata.
Pihaknya juga terkejut panpel mengeluarkan dana Rp50 juta untuk menggelar satu laga di Medan. “Ke mana saja uang sebanyak itu digunakan panpel yang diketuai Sekretaris Umum PSMS H Hardi Mulyono SE MAP,” tanya Nata sembari menilai panpel telah gagal dalam merekrut penonton.
“Tak hanya itu, kini di depan PSMS mulai terbentang jurang degradasi. Makanya, pelatih harus diganti dan beberapa pengurus yang tidak mengerti sepakbola harus juga direvisi eksistensinya," tuturnya di Stadion Teladan Medan usai pertandingan.
Bersama ribuan Smeck Hooligan, Nata menegaskan bahwa menjelang laga melawan PSDS Deli Serdang di Lubukpakam, 19 Februari mendatang, PSMS harus sudah memiliki pelatih baru dengan visi jelas untuk menangani tim kesayangan masyarakat Kota Medan yang tengah sekarat ini.
Nata juga menyesalkan sikap Ketua Umum PSMS Drs H Dzulmi Eldin MSi yang memakai orang-orang tidak mengerti bola dalam kepengurusan. "Malah di antaranya ada yang mencari keuntungan. “Saya bisa buktikan,” tambah Nata.
Pihaknya juga terkejut panpel mengeluarkan dana Rp50 juta untuk menggelar satu laga di Medan. “Ke mana saja uang sebanyak itu digunakan panpel yang diketuai Sekretaris Umum PSMS H Hardi Mulyono SE MAP,” tanya Nata sembari menilai panpel telah gagal dalam merekrut penonton.
Gol Jecky sia-sia
Tampil lebih baik dari pertandingan sebelumnya, PSMS Medan kembali harus menuai hasil kurang memuaskan saat ditahan imbang 1-1 oleh Persita Tangerang dalam lanjutan kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010 di Stadion Teladan Medan, Minggu.
Bertekad memperbaiki penampilan pasca kekalahan memalukan dari Persikabo Bogor, Rabu (10/2) lalu, anak-anak Ayam Kinantan langsung menyerang sejak peluit pertama. Kali ini, pelatih PSMS Kustiono menduetkan Osas Saha dan Jecky Pasarella di lini depan serta mempercayakan lini tengah kepada Ogochukwu Daniel.
Peluang pertama didapat tuan rumah ketika umpan tarik Saha yang sisi kiri pertahanan lawan ditepis penjaga gawang Persita, Bayu Cahyo. Bola yang tidak sempurna ditepis masih sempat disundul winger PSMS, Syaiful Ramadhan. Uniknya, Syaiful yang sudah di muka gawang kosong gagal memanfaatkan peluang emas tersebut.
Begitu juga sepakan Daniel masih membentur mistar atas gawang tim tamu setelah sempat tersentuh kiper lawan. Sebaliknya, Persita yang mengandalkan serangan balik hanya sesekali mengancam gawang M Halim.
Semenit menjelang jeda, seisi Stadion Teladan langsung bersorak gembira. Pasalnya, kebuntuan PSMS mampu dipecahkan oleh Jecky dengan golnya. Sayangnya, selebrasi pasukan Kustiono tak berlangsung lama karena Persita langsung menyamakan skor di masa injury time babak pertama.
Dihiasi teriakan-teriakan “Pengurus Mundur” dari suporter fanatik Ayam Kinantan, M Affan Lubis cs berusaha mencetak gol kedua di 45 menit tersisa. Tercatat dua peluang Saha hanya sebatas nyaris membuahkan angka karena kegemilangan Bayu Cahyo di bawah mistar gawang Persita.
Masuknya Tri Yudha Handoko sempat memberi asa bagi tuan rumah, namun tendangan kerasnya di dalam kotak penalti masih bisa diblok pemain belakang skuad Elly Idris itu. Alhasil, PSMS harus puas meraih satu poin dalam pertandingan yang juga ditandai keributan kecil di akhir pertandingan akibat ulah kepemimpinan wasit.
Bertekad memperbaiki penampilan pasca kekalahan memalukan dari Persikabo Bogor, Rabu (10/2) lalu, anak-anak Ayam Kinantan langsung menyerang sejak peluit pertama. Kali ini, pelatih PSMS Kustiono menduetkan Osas Saha dan Jecky Pasarella di lini depan serta mempercayakan lini tengah kepada Ogochukwu Daniel.
Peluang pertama didapat tuan rumah ketika umpan tarik Saha yang sisi kiri pertahanan lawan ditepis penjaga gawang Persita, Bayu Cahyo. Bola yang tidak sempurna ditepis masih sempat disundul winger PSMS, Syaiful Ramadhan. Uniknya, Syaiful yang sudah di muka gawang kosong gagal memanfaatkan peluang emas tersebut.
Begitu juga sepakan Daniel masih membentur mistar atas gawang tim tamu setelah sempat tersentuh kiper lawan. Sebaliknya, Persita yang mengandalkan serangan balik hanya sesekali mengancam gawang M Halim.
Semenit menjelang jeda, seisi Stadion Teladan langsung bersorak gembira. Pasalnya, kebuntuan PSMS mampu dipecahkan oleh Jecky dengan golnya. Sayangnya, selebrasi pasukan Kustiono tak berlangsung lama karena Persita langsung menyamakan skor di masa injury time babak pertama.
Dihiasi teriakan-teriakan “Pengurus Mundur” dari suporter fanatik Ayam Kinantan, M Affan Lubis cs berusaha mencetak gol kedua di 45 menit tersisa. Tercatat dua peluang Saha hanya sebatas nyaris membuahkan angka karena kegemilangan Bayu Cahyo di bawah mistar gawang Persita.
Masuknya Tri Yudha Handoko sempat memberi asa bagi tuan rumah, namun tendangan kerasnya di dalam kotak penalti masih bisa diblok pemain belakang skuad Elly Idris itu. Alhasil, PSMS harus puas meraih satu poin dalam pertandingan yang juga ditandai keributan kecil di akhir pertandingan akibat ulah kepemimpinan wasit.
Subscribe to:
Posts (Atom)