Monday, May 25, 2009

Berat!

MEDAN- Langkah menuju semifinal Copa Indonesia musim ini sepertinya bakal tak pernah kesampaian bagi PSMS. Kekalahan 0-2 atas Persipura di kandang sendiri Sabtu (23/5) kemarin, mengganjal target Ayam Kinantan untuk menjuarai kompetisi kasta kedua Indonesia tersebut.

Seperti diketahui, sistem pertandingan di Copa Indonesia memakai kandang-tandang hingga babak semifinal. Nah, pada laga kemarin, PSMS berkesempatan bertindak sebagai tuan rumah di leg perdana. Dan leg kedua akan digelar satu pekan kemudian, di Stadion Mandala-markas Persipura.

Di leg perdana yang digelar di kandang sendiri saja, PSMS harus mengakui keunggulan Edwardo Ivak Dalam dkk. Bagaimana pada leg kedua nanti. Stadion Mandala merupakan saksi betapa tangguhnya Persipura kalau main di kandang sendiri. Persija Jakarta saja, yang notabanenya lebih bagus dari PSMS dari segi materi, harus menyerah tertunduk dengan skor telak 6-0. Bagaimana dengan PSMS?

Rudi Ketjes arsitek PSMS tak ingin berpatah arang. Baginya tak ada yang tak mungkin dalam sepak bola. “Seorang Rudi Keltjes tak akan pernah berpikir kalah sebelum bertanding. Dan hal itu telah saya tekankan kepada pemain. Walau kalah, saya menilai anak-anak main bagus. Terlebih mereka bisa menerima keputusan wasit dan hanya protes sewajarnya meskipun wasit memberikan keputusan salah. Dan, saya bangga kepada pemain,” beber Rudi Keltjes saat konfrensi pers usai laga kemarin.

Memang, seharusnya PSMS mendapatkan satu gol saat Mario Costas berhasil menyundul bola hasil rebound Oktovianus Maniani di menit 68. Sayang, golnya itu dianulir wasit karena menganggap Costas telah berdiri di garis offside. Walhasil seluruh pemain PSMS protes, tapi wasit Mardi tetap kukuh akan keputusannya.

Sejatinya, PSMS sempat menguasai pertandingan di awal-awal laga. Tapi, Persipura memang bermain lepas dan tak terpengaruh tekanan tuan rumah. Di pengujung laga, Beto berhasil mengecoh Markus Horison di menit 34. Gol itu bermula dari lengahnya sektor belakang PSMS yang tak mengawal pergerakan Beto. Skor 1-0 untuk Mutiara Hitam.

Di babak kedua, PSMS mencoba menyerang kembali. Tak jarang pemain belakang ikut serta membantu serangan. Sayang, gol yang diharapkan datang, tak kunjung ada. Malah sebaliknya tim tamu kembali unggul di menit 73. Kali ini lewat aksi Jeremiah yang berhasil memaksa Markus memungut bola dari gawangnya sendiri, setelah kiper plontos itu gagal memblok tendangan voli Jeremiah. Skor 2-0 bertahan hingga usai laga.

“Saya mengakui bahwa Persipura memang bagus. PSMS memang kalah kelas. Meskipun PSMS mencoba menyerang, tapi kita belum beruntung,” kata Rudi.

Sedangkan Jackson F Tiago, pelatih Persipura merasa lega bisa sedikit mempermudah jalan ke semifinal atas kemenangan ini. Meskipun pelatih asal Brazil itu mengklaim bahwa hasil ini tak menentukan. “Kemenangan sesungguhnya ditentukan di leg kedua. Meskipun kita tentu saja bersyukur bisa menang di kandang lawan,” kata Jackson.

“Setelah berhasil menjuarai Super Liga, kita tentu saja bertekad menjuarai Copa. Dua gelar tentu saja sangat bagus. Sriwijaya FC pernah melakukannya musim lalu, dan kita terinpirasi untuk melakukan hal serupa,” lanjut Jackson. Apapun itu, yang pasti langkah PSMS bakal berat untuk bisa lolos ke semifinal Copa Indonesia. Di samping itu, PR berat masih harus dipikul seluruh skuad dan pelatih untuk tetap berada di ISL

PSMS Main dimedan, Roda ekonomipun berputar....

PRESTASI Persatuan Sepak Bola Medan Sekitarnya (PSMS) masih pasang surut. Pada Indonesia Super League (ISL), Ayam Kinantan terdampar di zona degradasi (urutan 16 dari 18).

Sedikit lebih baik, tim besutan Rudi Keltjes masih tampil di babak delapan besar Copa Indonesia 2009. Yang membanggakan, Esteban Gullien dkk mencetak sejarah di AFC Cup 2009 dengan melaju ke babak 16 besar.

Di atas itu semua, satu yang pasti bahwa PSMS milik masyarakat Medan. Setiap pertandingannya selalu ditunggu. Ribuan orang memadati stadion Teladan, dulu dan sekarang. Seperti halnya saat PSMS menjamu Persipura kemarin.

Ribuan penonton sendiri mewakili deretan kendaraan bermotor baik roda dua juga roda empat di luar Stadion Teladan Medan.

Beberapa pemuda berdiri dalam jarak teratur bersemangat menjaganya. Bagaimana tidak, terbayang kepingan rupiah bakal dibawa pulang.

“Lumayan Lae, untuk beli rokok,” ucap salah seorang pemuda yang tak ingin namanya dicantum mendapat tugas di parkiran roda empat. Kebahagiaan lain turut dirasakan Adrian, pedagang kaos kebanggaan PSMS yang menggelar dagangannya di salah satu ruas jalan depan Stadion Teladan Medan.

“Banyak juga yang beli, khususnya kaos,” ucapnya. Untuk kaos Adrian mematok harga Rp30 ribu per potong dan Rp75 ribu untuk jaket PSMS. Barang dagangan diakui didatangkan dari Bandung.

Adrian pun harus bersaing dengan Dewa dari Sky-Bo Distro yang juga menjual kaos PSMS. Kaos yang diakui Dewa didatangkan langsung dari Panitia Pelaksana itu pun di jual dengan harga mulai Rp40 ribu hingga Rp80 ribu. “Kita datangkan kaosnya dari Panitia, jadi pasti asli,” terang Dewa.

Usai pertandingan, baik Dewa, Adrian, dan si tukang parkir pun mulai tersenyum. Rupiah akan sampai di gengaman. Kabar kekalahan PSMS 0-2 atas tamunya Persipura tak mengubah ekspresi mereka. Apapun hasil pertandingan, PSMS selalu menghadirkan senyum di bibir masyarakat.

Ayam Kinantan kena patuk

MEDAN - Tuan rumah PSMS Medan gagal memuaskan pendukungnya, setelah dilibas Persipura Jayapura 0-2 pada leg pertama babak 8 besar Copa Djie Sam Soe Indonesia 2008/2009 di Stadion Teladan Medan, Sabtu.

Pertandingan yang disaksikan sekitar 20.000 lebih penonton dan Wagubsu Gatot Pudjo Nugroho, Persipura unggul 1-0 hasil sontekan pemain Alberto ‘Beto' Gonsalves pada menit ke-33. PSMS yang dimotori Leonardo Zada, Elie Aiboy dan Octavianus Maniani mencoba melancarkan serangan, namun kerap terhadang Jack Komboy cs.

Kerja sama Zada dengan Otto Maniani sempat mengejutkan pertahanan Persipura, tapi usaha mereka belum berhasil menembus gawang Persipura yang dikawal Jendry Pitoy. Pertandingan sempat ternoda aksi pelemparan penonton terhadap wasit dan asisten wasit setelah menganulir gol Mario Costas.

Berawal dari free kick Zada, bola gagal dikuasai Jendri Pitoy sehingga Costas langsung menyambut bola liar tersebut. Namun, wasit Mardi menganggap gol itu tidak sah hingga kemudian beberapa pemain PSMS protes.

Di babak kedua, Persipura kembali melakukan gebrakan dan gol kedua dihasilkan Ernest Jeremiah di menit ke- 73. Masuknya I Komang Adynyana sempat membuat serangan tuan rumah kian hidup, termasuk tendangannya yang membentur mistar gawang.

Tertahan
Seusai pertandingan, anggota skuad kedua tim sempat tertahan selama satu jam di dalam lapangan dikarenakan menunggu penonton keluar dari stadion. Hal ini terkait penonton kecewa atas kekalahan tim kesayangannya dan tak mau beranjak dari tempat duduknya hingga petugas terpaksa mengawal pemain memasuki bus.

Usai pertandingan, Pelatih PSMS Rudy William Keltjes mengakui tim asuhan Jacksen F Tiago cukup tangguh dan memiliki kualitas hingga wajar keluar sebagai pemenang. Jacksen sendiri memuji PSMS cukup bagus, baik semangat tanding maupun teknik

Persipura Bungkam PSMS di Teladan

PSMS gagal memaksimalkan statusnya sebagai tuan rumah leg pertama babak 8 besar Copa Indonesia 2008/2009. Menjamu Persipura Jayapura di Stadion Teladan, Medan, Sabtu,23 Mei 2009, PSMS justru keok dengan skor 0-2.

Hasil ini membuat langkah PSMS untuk tampil di babak semifinal semakin berat. Untuk lolos dari babak 8 besar, PSMS harus mampu menang di leg kedua yang akan digelar di kandang Persipura, 3 Juni 2009, minimal dengan selisih 3 gol.

Bertanding di hadapan publiknya sendiri PSMS Medan memilih untuk tampil terbuka. Sejak pluit babak pertama ditiup, Ayam Kinantan yang mendapat suntikan motivasi dari ribuan pendukungnya langsung menggempur barisan pertahanan Persipura.

Sayang serangan demi serangan yang digalang oleh Ellie Aiboy, Lenoardo Zada, dan Octavianus Maniani selalu kandas di kaki pemain bertahan Persipura. Begitu juga upaya untuk melakukan eksekusi dari luar kotak penalti Persipura.

Persipura sendiri memilih untuk tampil lebih sabar. Pasukan Jacksen F Tiago menurunkan tempo serangan dengan memainkan bola dari kaki ke kaki.

Meski demikian bukan berarti serangan Persipura tidak berbahaya. Sebaliknya, gempuran Mutiara Hitam justru lebih banyak menciptakan peluang emas.

Salah satunya terjadi di menit ke-6 lewat kaki Ernest Jeremiah. Lewat sebuah kerjasama yang baik, Ernest Jeremiah berhasil mendapat ruan tembak di depan gawang PSMS

Beruntung dalam serangan ini kiper PSMS, Markus Horison dalam posisi yang tepat. Tendangan keras Jeremiah akhirnya mampu ditepis kiper timnas itu dan hanya menghasilkan tendangan pojok.

Pada menit ke-34, Persipura kembali mendapat peluang emas. Namun kali Persipura tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. Berawal dari umpan terobosan Boaz Solossa, striker Mutiara Hitam, Alberto Beto Goncalves berhasil merobek jala Markus.

Tendangan Beto tak ke pojok kanan gawang PSMS tak mampu dijangkau Markus. Skor pun berubah 1-0 untuk Persipura.

PSMS kembali meningkatkan serangannya. Namun Ellie Aiboy cs masih kesulitan untuk menembus barisan pertahanan Persipura. Akibatnya, hingga babak pertama usai, skor tak berubah 1-0 untuk tim tamu.

Babak Kedua
Memasuki babak kedua, PSMS masih tetap mendominasi serangan. Namun sama halnya seperti babak pertama, PSMS masih kesulitan untuk menciptakan peluang emas.

Sebaliknya, Persipura justru mendapat kesempatan untuk mencetak gol kedua lewat kaki Boaz Solossa pada menit ke-55. Sayang tendangan Boaz masih mampu ditepis Markus setelah sebelumnya membentur pemain belakang PSMS.

PSMS sebenarnya berhasil menyarangkan bola ke gawang Persipura pada menit ke-66. Berawal dari kegagalan Jandry Pitoy mengantisipasi tendangan bebas dari Leonardo Zada, Mario Costas berhasil menjebol gawang Persipura.

Sayang, gol ini akhirnya dianulir wasit. Pasalnya, Costas telah lebih dulu berada pada posisi offside saat menyambut bola rebound Jandry. Skor pun tidak berubah 1-0 untuk Persipura.

PSMS mencoba meningkatkan serangannya. Namun alih-alih mendapat gol, PSMS justru kembali kebobolan. Kesalahan yang dilakukan oleh I Nyoman Adhyana dalam mengantisipasi umpan Beto pada menit ke-71 berhasil dimaksimalkan oleh striker Persipura Ernest Jeremiah untuk mencetak gol.

Lewat tendangan kaki kirinya, Jeremiah memaksa Markus untuk memungut bola dari gawangnya. Skor kembali berubah menjadi 2-1.

PSMS mencoba memanfaatkan sisa babak kedua dengan menggempur pertahanan Persipura. Namun Persipura telah memilih untuk menumpuk pemain-pemainnya di lini belakang.

Strategi ini membuat PSMS kembali kesulitan untuk menembus jantung pertahanan PSMS. Begitu juga dengan tendangan dari luar kotak penalti. Hingga pertandingan usai, skor tak berubah 2-0 untuk Persipura.

Susunan Pemain
PSMS Medan (4-4-2)
Markus Horison (g), Fadly Hariri/Ruben Sanaoy (85), Mauro Pinto, Reswandi, Rachmadani, Esteban Gullien, Agus Suprianto/I Nyoman Adyana (63), Octavianus Maniani, Ellie Aiboy/Andhika(76), Mario Costas, Leonardo Zada
Pelatih : Rudy Keltjes

Persipura Persupura (4-3-3)
Jendry Pitoy (g), Jack Komboy-kk, Victor Igbonefo, Bio Pauline, Ricardo Salampessy, Imanuel Wanggai, Eduwad Ivakdalam/Gerald Pangkaly (76), Ortizan Solossa/Ian Kabes (63), Boaz Solossa, Alberto Goncalvez-kk, Ernest Jeremiah
Pelatih : Jackson F Tiago