MEDAN-Peringatan hari jadi alias ulang tahun (ultah) tentunya merupakan momen penting bagi siapa pun di dunia ini. Namun, hal itu tampaknya tidak berlaku bagi seluruh pemain PSMS. HUT PSMS ke-60 yang jatuh pada 15 April pun merupakan hari kelabu bagi M Affan Lubis dkk.
Bagaimana tidak, gaji yang dijanjikan akan dibayar, Kamis (15/4) bertepatan dengan HUT 60 PSMS batal diberikan. Pasalnya pengurus belum punya cukup dana untuk membayarkan sisa gaji sesuai kontrak. “Waktu rapat pengurus, kita perkirakan kalau gaji pemain sudah bisa dibayar pada 15 April. Tapi ya prosedur untuk penggunaan keuangan daerah bertele-tele. Beberapa surat masih harus ditandatangani terlebih dahulu. Kita upayakan Rabu (21/4) depan sudah ada dananya,” ucap Sekretaris Umum PSMS, Idris SE yang dihubungi melalui telepon, Kamis (15/4).
Menurut Idris, sepanjang kompetisi pengurus mengandalkan dana talangan dari kantung pribadi. Tak pelak, seiring usainya kompetisi pengurus pun sudah kehabisan dana. “Sementara kita saat ini sedang jalan mencari dana talangan. Selama ini memang dana dari ketua umum dan pengurus lain. Tapi sekarang kita sudah tidak punya duit lagi. Tapi kita sudah dijanjikan bila Rabu (21/4) nanti dananya sudah turun. Paling lama Kamis (22/4) sudah bisa kita serahkan ke pemain,” katanya.
Hal itu pun dibenarkan oleh Sekretaris I PSMS, Agus Suriyono yang ditunjuk untuk menangani urusan gaji pemain. Dana yang awalnya dijanjikan bakal ada kemarin belum didapatkan. “Dananya belum cair, ya kita mau bilang apa. Tapi seperti yang disampaikan ketua umum (Eldin, Red) pengurus gak akan ingkar janji kita akan segera lunasi. Namun kita belum bisa berikan tanggalnya. Kita upayakan minggu depan,” katanya yang tiba di Stadion Kebun Bunga Medan, Kamis (15/4) sore.
Menurut Agus, saat ini pengurus sedang mengupayakan dana talangan agar gaji pemain dapat segera dilunasi. “Sementara kita saat ini sedang jalan mencari dana talangan. Selama ini memang dana dari ketua umum dan pengurus-pengurus lain. Tapi sekarang ia masih sibuk. Kalau dapat talangan kita dahulukan untuk melunasi gaji pemain,” katanya.
Untuk itu Agus pun menyampaikan permintaan maaf seraya mengharap agar pemain memakluminya. “Organisasi manapun pastinya bermasalah. Jadi harap maklumlah. Lagipula selama ini juga gaji paling lama jatuh tanggal sembilan,” tuturnya seraya meminta Sekretaris Tim Fityan Hamdy yang juga datang untuk menyampaikan kepada seluruh pemain.
Batalnya pembayaran gaji jelas membuat seluruh pemain kecewa. Deni Wahyudi dan Delli Sulistya, misalnya. Keduanya sengaja datang ke Mess PSMS dengan harapan mendapat sejumlah uang yang merupakan hak mereka harus pulang dengan kecewa.
“Yah, batal lagi hari ini. Padahal udah nunggu-nunggu. Karena kan kita butuh juga uangnya. Jadi kapan lagi,” ujar Deni dengan nada kesal.
Beberapa pemain yang menghubungi Sekretaris Tim, Fityan Hamdi menanyakan gaji juga harus mendapat jawaban yang mengecewakan. Begitu juga dengan pelatih PSMS, Amrustian yang terlihat kesal begitu mengetahui batal gajian. “Gak usah janji-janjilah, kalau memang belum ada dananya,” ketusnya. Di tempat terpisah, Hendra DS mengaku tidak tahu pembatalan pembayaran gaji pemain. Meskipun sudah tidak lagi menjabat sebagai Manajer PSMS sesuai Surat Keputusan (SK), Hendra mengaku masih memiliki beban moral. “Saya pun tidak ada dikabari mengenai pembatalan ini karena tidak ada dana. Karena pada pembicaraan sebelumnya kita sudah punya gambaran kalau gaji pemain sudah ada dan bisa dibayar pada 15 April. Ini juga beban moral manajemen kepada seluruh pemain,” ucap Hendra kecewa. (jul)
Kumpulan Berita Tentang PSMS Medan Teruskan Perjuangan MU PSMS Medan "Koe" Dukung Terus PSMS Medan ....
Saturday, April 17, 2010
Kalau Kumpul Pasti Bicarakan Sepak Bola
Mengintip Kegiatan Mantan Punggawa PSMS di Kebun Bunga
PSMS pernah bahkan hingga saat ini masih memiliki nama besar di kancah persepakbolaan nasional. Selain dengan julukan ‘The Killer’ yang pernah disandang, Dan, PSMS juga sebenarnya memiliki sesuatu yang membuatnya beda dari tim sepak bola nasional. Yakni, ikatan mantan pemainnya.
INDRA JULI, Medan
Masih di satu kompleks dengan mes pemain PSMS, tepatnya di sayap kanan Stadion Kebun Bunga Medan dapat kita temui satu bangunan permanen. Bangunan yang juga dilengkapi dengan musalah dan kantin. Tampak beberapa orang berkumpul dengan berbagai aktivitas salah satunya bermain catur. Sekilas memang tidak ada yang istimewa dengan pemandangan tersebut.
Namun gambar enam helai bunga tembakau yang terdapat di dinding bangunan itu memberitahu ada hubungan dengan tim sepak bola kesayangan masyarakat Kota Medan, PSMS. Ya, bangunan itu adalah kantor mantan pemain yang pernah membela PSMS di masa-masa jayanya dulu. Tempat di mana mereka tetap menjaga tali silaturahmi di antara para mantan.
Menurut Juanda, mantan stopper PSMS era 1980-an keberadaan sekretariat mantan PSMS sudah berumur 10 tahun. Gedung itu sendiri dibangun secara swadaya oleh para mantan pemain ketika masih merumput. “Kalau bangunan ini kurang lebih ya, sudah 10 tahun. Dari masa Johar ketua mantan pertama, lanjut ke Gito, Freddy Hutabarat, dan sekarang ini Mail. Setiap hari kita kumpul dan sering juga gelar kegiatan seperti latihan. Ini yang membedakan kita dengan mantan tim lainnya di Indonesia,” ucap Juanda didampingi Amrustian, Rabu (14/4).
Ya, beberapa waktu lalu Sumut Pos melihat ada H Nobon, Abdul Rahman Gurning, Rudi Saari, dan Tumpak Uli Sihite seperti tengah membicarakan sesuatu dalam suasana yang begitu larut. Apalagi mereka yang masih berkecimpung di sepak bola meskipun dengan posisi yang berbeda. “Ya kita kalau kumpul itu pasti membicarakan sepak bola dan perkembangan PSMS pastinya. Karena sebagian besar sudah jadi pelatih, ya saling berbagi pengalaman,” tambahnya.
Korps mantan ini rupanya tidak cuma ngobrol saja. Sekaligus bernostalgia, setiap Minggu pagi mereka menggelar pertandingan persahabatan di Stadion Kebun Bunga. Meskipun sudah lama berlalu, mereka masih bisa menampilkan permainan-permainan hebat melalui kemampuan teknis yang memukau.
Sebagai mantan pelaku di lapangan hijau, mereka pun paham betul bagaimana pembinaan harus terus dilanjutkan. Itu pun mereka wujudkan melalui menggelar turnamen yang berkelanjutan. Salah satunya Piala Speec yang akan digelar 1 Mei mendatang. Begitu juga Jumat (16/4) ini bersama salah satu fans club PSMS, Smeck Hooligan mereka akan menggelar kejuaraan futsal.
“Untuk piala Speec nanti sudah terdaftar 16 tim dengan pemain kelahiran 1995. Ini kita buat untuk mencari bibit berbakat yang nantinya untuk mengisi skuad PSMS di masa yang akan datang. Jadi kita tidak akan kesulitan mencari pemain karena kita juga punya potensi yang besar. Hanya saja kurang diperhatikan,” ketus pria berkepala plontos ini.
Meskipun tidak terlihat, kontribusi para mantan juga tidak sedikit bagi keberadaan PSMS. Dimulai dari pendaftaran di kompetisi Divisi Utama 2009/2010 lalu hingga mempertahankan PSMS tetap di Divisi Utama untuk musim yang akan datang. Seperti yang kita ketahui, di empat sisa laganya PSMS ditangani duet pelatih yang juga mantan pemain yaitu Zulkarnaen Pasaribu dan Amrustian.
Sayang, keberadaan mantan pemain di kepengurusan belum berhasil menyatukan keduanya untuk mengawal PSMS ke depan. Padahal keduanya, pengurus dan mantan bisa saling mengisi. Dan kebersamaan itu pun akan membuat langkah menuju Indonesia Super League (ISL) 2011 mendatang akan berjalan mulus. (*) PSMS akan benar-benar berbeda dengan tim sepak bola lainnya, bahwa PSMS memang tim yang penuh kebersamaan. (*)
PSMS pernah bahkan hingga saat ini masih memiliki nama besar di kancah persepakbolaan nasional. Selain dengan julukan ‘The Killer’ yang pernah disandang, Dan, PSMS juga sebenarnya memiliki sesuatu yang membuatnya beda dari tim sepak bola nasional. Yakni, ikatan mantan pemainnya.
INDRA JULI, Medan
Masih di satu kompleks dengan mes pemain PSMS, tepatnya di sayap kanan Stadion Kebun Bunga Medan dapat kita temui satu bangunan permanen. Bangunan yang juga dilengkapi dengan musalah dan kantin. Tampak beberapa orang berkumpul dengan berbagai aktivitas salah satunya bermain catur. Sekilas memang tidak ada yang istimewa dengan pemandangan tersebut.
Namun gambar enam helai bunga tembakau yang terdapat di dinding bangunan itu memberitahu ada hubungan dengan tim sepak bola kesayangan masyarakat Kota Medan, PSMS. Ya, bangunan itu adalah kantor mantan pemain yang pernah membela PSMS di masa-masa jayanya dulu. Tempat di mana mereka tetap menjaga tali silaturahmi di antara para mantan.
Menurut Juanda, mantan stopper PSMS era 1980-an keberadaan sekretariat mantan PSMS sudah berumur 10 tahun. Gedung itu sendiri dibangun secara swadaya oleh para mantan pemain ketika masih merumput. “Kalau bangunan ini kurang lebih ya, sudah 10 tahun. Dari masa Johar ketua mantan pertama, lanjut ke Gito, Freddy Hutabarat, dan sekarang ini Mail. Setiap hari kita kumpul dan sering juga gelar kegiatan seperti latihan. Ini yang membedakan kita dengan mantan tim lainnya di Indonesia,” ucap Juanda didampingi Amrustian, Rabu (14/4).
Ya, beberapa waktu lalu Sumut Pos melihat ada H Nobon, Abdul Rahman Gurning, Rudi Saari, dan Tumpak Uli Sihite seperti tengah membicarakan sesuatu dalam suasana yang begitu larut. Apalagi mereka yang masih berkecimpung di sepak bola meskipun dengan posisi yang berbeda. “Ya kita kalau kumpul itu pasti membicarakan sepak bola dan perkembangan PSMS pastinya. Karena sebagian besar sudah jadi pelatih, ya saling berbagi pengalaman,” tambahnya.
Korps mantan ini rupanya tidak cuma ngobrol saja. Sekaligus bernostalgia, setiap Minggu pagi mereka menggelar pertandingan persahabatan di Stadion Kebun Bunga. Meskipun sudah lama berlalu, mereka masih bisa menampilkan permainan-permainan hebat melalui kemampuan teknis yang memukau.
Sebagai mantan pelaku di lapangan hijau, mereka pun paham betul bagaimana pembinaan harus terus dilanjutkan. Itu pun mereka wujudkan melalui menggelar turnamen yang berkelanjutan. Salah satunya Piala Speec yang akan digelar 1 Mei mendatang. Begitu juga Jumat (16/4) ini bersama salah satu fans club PSMS, Smeck Hooligan mereka akan menggelar kejuaraan futsal.
“Untuk piala Speec nanti sudah terdaftar 16 tim dengan pemain kelahiran 1995. Ini kita buat untuk mencari bibit berbakat yang nantinya untuk mengisi skuad PSMS di masa yang akan datang. Jadi kita tidak akan kesulitan mencari pemain karena kita juga punya potensi yang besar. Hanya saja kurang diperhatikan,” ketus pria berkepala plontos ini.
Meskipun tidak terlihat, kontribusi para mantan juga tidak sedikit bagi keberadaan PSMS. Dimulai dari pendaftaran di kompetisi Divisi Utama 2009/2010 lalu hingga mempertahankan PSMS tetap di Divisi Utama untuk musim yang akan datang. Seperti yang kita ketahui, di empat sisa laganya PSMS ditangani duet pelatih yang juga mantan pemain yaitu Zulkarnaen Pasaribu dan Amrustian.
Sayang, keberadaan mantan pemain di kepengurusan belum berhasil menyatukan keduanya untuk mengawal PSMS ke depan. Padahal keduanya, pengurus dan mantan bisa saling mengisi. Dan kebersamaan itu pun akan membuat langkah menuju Indonesia Super League (ISL) 2011 mendatang akan berjalan mulus. (*) PSMS akan benar-benar berbeda dengan tim sepak bola lainnya, bahwa PSMS memang tim yang penuh kebersamaan. (*)
Subscribe to:
Posts (Atom)