Monday, May 21, 2012

PSMS 4-3 Persela – Come Back Mencekam


Dramatis. Kata itu cukup menggambarkan perjuangan PSMS melewati duel 90 menit yang menegangkan saat bentrok dengan Persela, Minggu (20/5) kemarin di Stadion Teladan. Tertinggal dua gol di babak pertama, Ayam Kinantan bangkit dan sukses mengamankan poin penuh dengan berbalik unggul 4-3. Gol Sasa Zecevic saat injury time yang memantik sorak sorai kemenangan PSMS malam itu. Namun gol Sasa pula yang akhirnya membuat suasana Teladan menjadi mencekam. Kubu Persela tak menerima gol Sasa yang disahkan wasit. Pasalnya bola yang memantul dari tiang tak lantas bersarang di gawang. Namun wasit Suharto melihat bola telah lebih dulu melewati garis gawang. Tak terima dengan keputusan itu Pemain Persela mengejar wasit. Suasana sempat reda sejenak. Namun ketika peluit panjang dibunyikan keributan kembali pecah. Gelandang Persela asal Korsel In Kyun mengejar wasit dan dengan membabi buta menendang wasit. Aksi ini diikuti pemain Persela lainnya. Kejadian ini membuat suasana tak terkendali. Selain pemain Persela, official kedua tim juga terlibat baku hantam. Pemain Persela pun sempat tertahan di lapangan selama 15 menit. Saat mereka beranjak ke ruang ganti lemparan botol air mineral pun mengiringi. Selain itu para suporter yang marah juga menunggu rombongan Persela di luar stadion. Kondisi ini membuat para pemain Persela memilih mengamankan diri ke ruang ganti. Namun di luar kondisi mencekam itu, performa tim besutan Suharto memang sangat mencekam bagi Persela. Betapa tidak, Laskar Joko Tingkir sukses mengunci permainan PSMS di babak pertama. Dimotori Gustavo Lopez dan In Kyun Oh, yang sepertinya tahu betul celah mantan klubnya. In Kyun pula yang menjadi kreator gol pertama PSMS yang diciptakan Park Chung Yul di menit ke 5. PSMS yang coba mengejar ketertinggalannya terus menggempur. Namun bukannya mengejar ketertinggalan, gawang Edi Kurnia malah kembali bobol lewat gol Mario Costas di penghujung babak pertama. Tertinggal dua gol PSMS seakan sudah habis. Namun nyatanya Sasa Zecevic cs di tengah kondisi finansial klub yang memburuk bermain dengan semangat yang berbeda dari babak pertama. Benar saja, Zulkarnain sukses mengawali comeback PSMS tujuh menit babak kedua berjalan. Gol itu membuat skuad besutan Suharto semakin bersemangat. Striker muda PSMS, Nico Malau menyamakan skor sepuluh menit berselang. Costas coba meruntuhkan semangat PSMS dengan kembali membobol gawang PSMS di menit 62. Tandukannya menggetarkan gawang Edi Kurnia. Kondisi ini membuat Suharto memasukkan Muhammad Antony menggantikan Shin yang kurang maksimal di menit 74. Lagi-lagi Nico membangkitkan asa untuk menang. Tandukannya memanfaatkan umpan Zulkarnain bersarang di gawang Ali Barkah. Selanjutnya gelombang serangan PSMS membuat Persela menumpuk pemainnya di belakang. Beberapa kali usaha Natsja Ceh membahayakan gawang Persela. Sampai akhirnya PSMS mendapat tendangan bebas di penghujung laga di sisi kiri pertahanan Persela. Set pieces dilancarkan mantan pemain timnas Slovenia itu dan ditanduk Sasa. Bola membentur mistar dan memantul kebawah. Skor 4-3 membuat PSMS memutus rekor tak terkalahkan Persela. “Di babak pertama anak-anak kurang komunikasi dan koordinasi antar lini kacau. Itu yang menjadi fokus di babak kedua untuk diperbaiki. Dan hasilnya anak-anak tampil lebih baik. Mereka juga punya kemauan untuk menang,” katanya. Sementara itu Pelatih Persela, Miroslav Janu menolak memberikan komentar. Awalnya ia berjanji akan datang ke press room kepada salah seorang wartawan. Namun kemudian ia tak datang dan saat dijemput salah seorang official PSMS ia menolak. (mag-18/jpnn)

PSMS 4-3 Persela – Come Back Mencekam


Dramatis. Kata itu cukup menggambarkan perjuangan PSMS melewati duel 90 menit yang menegangkan saat bentrok dengan Persela, Minggu (20/5) kemarin di Stadion Teladan. Tertinggal dua gol di babak pertama, Ayam Kinantan bangkit dan sukses mengamankan poin penuh dengan berbalik unggul 4-3. Gol Sasa Zecevic saat injury time yang memantik sorak sorai kemenangan PSMS malam itu. Namun gol Sasa pula yang akhirnya membuat suasana Teladan menjadi mencekam. Kubu Persela tak menerima gol Sasa yang disahkan wasit. Pasalnya bola yang memantul dari tiang tak lantas bersarang di gawang. Namun wasit Suharto melihat bola telah lebih dulu melewati garis gawang. Tak terima dengan keputusan itu Pemain Persela mengejar wasit. Suasana sempat reda sejenak. Namun ketika peluit panjang dibunyikan keributan kembali pecah. Gelandang Persela asal Korsel In Kyun mengejar wasit dan dengan membabi buta menendang wasit. Aksi ini diikuti pemain Persela lainnya. Kejadian ini membuat suasana tak terkendali. Selain pemain Persela, official kedua tim juga terlibat baku hantam. Pemain Persela pun sempat tertahan di lapangan selama 15 menit. Saat mereka beranjak ke ruang ganti lemparan botol air mineral pun mengiringi. Selain itu para suporter yang marah juga menunggu rombongan Persela di luar stadion. Kondisi ini membuat para pemain Persela memilih mengamankan diri ke ruang ganti. Namun di luar kondisi mencekam itu, performa tim besutan Suharto memang sangat mencekam bagi Persela. Betapa tidak, Laskar Joko Tingkir sukses mengunci permainan PSMS di babak pertama. Dimotori Gustavo Lopez dan In Kyun Oh, yang sepertinya tahu betul celah mantan klubnya. In Kyun pula yang menjadi kreator gol pertama PSMS yang diciptakan Park Chung Yul di menit ke 5. PSMS yang coba mengejar ketertinggalannya terus menggempur. Namun bukannya mengejar ketertinggalan, gawang Edi Kurnia malah kembali bobol lewat gol Mario Costas di penghujung babak pertama. Tertinggal dua gol PSMS seakan sudah habis. Namun nyatanya Sasa Zecevic cs di tengah kondisi finansial klub yang memburuk bermain dengan semangat yang berbeda dari babak pertama. Benar saja, Zulkarnain sukses mengawali comeback PSMS tujuh menit babak kedua berjalan. Gol itu membuat skuad besutan Suharto semakin bersemangat. Striker muda PSMS, Nico Malau menyamakan skor sepuluh menit berselang. Costas coba meruntuhkan semangat PSMS dengan kembali membobol gawang PSMS di menit 62. Tandukannya menggetarkan gawang Edi Kurnia. Kondisi ini membuat Suharto memasukkan Muhammad Antony menggantikan Shin yang kurang maksimal di menit 74. Lagi-lagi Nico membangkitkan asa untuk menang. Tandukannya memanfaatkan umpan Zulkarnain bersarang di gawang Ali Barkah. Selanjutnya gelombang serangan PSMS membuat Persela menumpuk pemainnya di belakang. Beberapa kali usaha Natsja Ceh membahayakan gawang Persela. Sampai akhirnya PSMS mendapat tendangan bebas di penghujung laga di sisi kiri pertahanan Persela. Set pieces dilancarkan mantan pemain timnas Slovenia itu dan ditanduk Sasa. Bola membentur mistar dan memantul kebawah. Skor 4-3 membuat PSMS memutus rekor tak terkalahkan Persela. “Di babak pertama anak-anak kurang komunikasi dan koordinasi antar lini kacau. Itu yang menjadi fokus di babak kedua untuk diperbaiki. Dan hasilnya anak-anak tampil lebih baik. Mereka juga punya kemauan untuk menang,” katanya. Sementara itu Pelatih Persela, Miroslav Janu menolak memberikan komentar. Awalnya ia berjanji akan datang ke press room kepada salah seorang wartawan. Namun kemudian ia tak datang dan saat dijemput salah seorang official PSMS ia menolak. (mag-18/jpnn)

Dramatis. Kata itu cukup menggambarkan perjuangan PSMS melewati duel 90 menit yang menegangkan saat bentrok dengan Persela, Minggu (20/5) kemarin di Stadion Teladan. Tertinggal dua gol di babak pertama, Ayam Kinantan bangkit dan sukses mengamankan poin penuh dengan berbalik unggul 4-3. Gol Sasa Zecevic saat injury time yang memantik sorak sorai kemenangan PSMS malam itu. Namun gol Sasa pula yang akhirnya membuat suasana Teladan menjadi mencekam. Kubu Persela tak menerima gol Sasa yang disahkan wasit. Pasalnya bola yang memantul dari tiang tak lantas bersarang di gawang. Namun wasit Suharto melihat bola telah lebih dulu melewati garis gawang. Tak terima dengan keputusan itu Pemain Persela mengejar wasit. Suasana sempat reda sejenak. Namun ketika peluit panjang dibunyikan keributan kembali pecah. Gelandang Persela asal Korsel In Kyun mengejar wasit dan dengan membabi buta menendang wasit. Aksi ini diikuti pemain Persela lainnya. Kejadian ini membuat suasana tak terkendali. Selain pemain Persela, official kedua tim juga terlibat baku hantam. Pemain Persela pun sempat tertahan di lapangan selama 15 menit. Saat mereka beranjak ke ruang ganti lemparan botol air mineral pun mengiringi. Selain itu para suporter yang marah juga menunggu rombongan Persela di luar stadion. Kondisi ini membuat para pemain Persela memilih mengamankan diri ke ruang ganti. Namun di luar kondisi mencekam itu, performa tim besutan Suharto memang sangat mencekam bagi Persela. Betapa tidak, Laskar Joko Tingkir sukses mengunci permainan PSMS di babak pertama. Dimotori Gustavo Lopez dan In Kyun Oh, yang sepertinya tahu betul celah mantan klubnya. In Kyun pula yang menjadi kreator gol pertama PSMS yang diciptakan Park Chung Yul di menit ke 5. PSMS yang coba mengejar ketertinggalannya terus menggempur. Namun bukannya mengejar ketertinggalan, gawang Edi Kurnia malah kembali bobol lewat gol Mario Costas di penghujung babak pertama. Tertinggal dua gol PSMS seakan sudah habis. Namun nyatanya Sasa Zecevic cs di tengah kondisi finansial klub yang memburuk bermain dengan semangat yang berbeda dari babak pertama. Benar saja, Zulkarnain sukses mengawali comeback PSMS tujuh menit babak kedua berjalan. Gol itu membuat skuad besutan Suharto semakin bersemangat. Striker muda PSMS, Nico Malau menyamakan skor sepuluh menit berselang. Costas coba meruntuhkan semangat PSMS dengan kembali membobol gawang PSMS di menit 62. Tandukannya menggetarkan gawang Edi Kurnia. Kondisi ini membuat Suharto memasukkan Muhammad Antony menggantikan Shin yang kurang maksimal di menit 74. Lagi-lagi Nico membangkitkan asa untuk menang. Tandukannya memanfaatkan umpan Zulkarnain bersarang di gawang Ali Barkah. Selanjutnya gelombang serangan PSMS membuat Persela menumpuk pemainnya di belakang. Beberapa kali usaha Natsja Ceh membahayakan gawang Persela. Sampai akhirnya PSMS mendapat tendangan bebas di penghujung laga di sisi kiri pertahanan Persela. Set pieces dilancarkan mantan pemain timnas Slovenia itu dan ditanduk Sasa. Bola membentur mistar dan memantul kebawah. Skor 4-3 membuat PSMS memutus rekor tak terkalahkan Persela. “Di babak pertama anak-anak kurang komunikasi dan koordinasi antar lini kacau. Itu yang menjadi fokus di babak kedua untuk diperbaiki. Dan hasilnya anak-anak tampil lebih baik. Mereka juga punya kemauan untuk menang,” katanya. Sementara itu Pelatih Persela, Miroslav Janu menolak memberikan komentar. Awalnya ia berjanji akan datang ke press room kepada salah seorang wartawan. Namun kemudian ia tak datang dan saat dijemput salah seorang official PSMS ia menolak. (mag-18/jpnn)

Dramatis. Kata itu cukup menggambarkan perjuangan PSMS melewati duel 90 menit yang menegangkan saat bentrok dengan Persela, Minggu (20/5) kemarin di Stadion Teladan. Tertinggal dua gol di babak pertama, Ayam Kinantan bangkit dan sukses mengamankan poin penuh dengan berbalik unggul 4-3. Gol Sasa Zecevic saat injury time yang memantik sorak sorai kemenangan PSMS malam itu. Namun gol Sasa pula yang akhirnya membuat suasana Teladan menjadi mencekam. Kubu Persela tak menerima gol Sasa yang disahkan wasit. Pasalnya bola yang memantul dari tiang tak lantas bersarang di gawang. Namun wasit Suharto melihat bola telah lebih dulu melewati garis gawang. Tak terima dengan keputusan itu Pemain Persela mengejar wasit. Suasana sempat reda sejenak. Namun ketika peluit panjang dibunyikan keributan kembali pecah. Gelandang Persela asal Korsel In Kyun mengejar wasit dan dengan membabi buta menendang wasit. Aksi ini diikuti pemain Persela lainnya. Kejadian ini membuat suasana tak terkendali. Selain pemain Persela, official kedua tim juga terlibat baku hantam. Pemain Persela pun sempat tertahan di lapangan selama 15 menit. Saat mereka beranjak ke ruang ganti lemparan botol air mineral pun mengiringi. Selain itu para suporter yang marah juga menunggu rombongan Persela di luar stadion. Kondisi ini membuat para pemain Persela memilih mengamankan diri ke ruang ganti. Namun di luar kondisi mencekam itu, performa tim besutan Suharto memang sangat mencekam bagi Persela. Betapa tidak, Laskar Joko Tingkir sukses mengunci permainan PSMS di babak pertama. Dimotori Gustavo Lopez dan In Kyun Oh, yang sepertinya tahu betul celah mantan klubnya. In Kyun pula yang menjadi kreator gol pertama PSMS yang diciptakan Park Chung Yul di menit ke 5. PSMS yang coba mengejar ketertinggalannya terus menggempur. Namun bukannya mengejar ketertinggalan, gawang Edi Kurnia malah kembali bobol lewat gol Mario Costas di penghujung babak pertama. Tertinggal dua gol PSMS seakan sudah habis. Namun nyatanya Sasa Zecevic cs di tengah kondisi finansial klub yang memburuk bermain dengan semangat yang berbeda dari babak pertama. Benar saja, Zulkarnain sukses mengawali comeback PSMS tujuh menit babak kedua berjalan. Gol itu membuat skuad besutan Suharto semakin bersemangat. Striker muda PSMS, Nico Malau menyamakan skor sepuluh menit berselang. Costas coba meruntuhkan semangat PSMS dengan kembali membobol gawang PSMS di menit 62. Tandukannya menggetarkan gawang Edi Kurnia. Kondisi ini membuat Suharto memasukkan Muhammad Antony menggantikan Shin yang kurang maksimal di menit 74. Lagi-lagi Nico membangkitkan asa untuk menang. Tandukannya memanfaatkan umpan Zulkarnain bersarang di gawang Ali Barkah. Selanjutnya gelombang serangan PSMS membuat Persela menumpuk pemainnya di belakang. Beberapa kali usaha Natsja Ceh membahayakan gawang Persela. Sampai akhirnya PSMS mendapat tendangan bebas di penghujung laga di sisi kiri pertahanan Persela. Set pieces dilancarkan mantan pemain timnas Slovenia itu dan ditanduk Sasa. Bola membentur mistar dan memantul kebawah. Skor 4-3 membuat PSMS memutus rekor tak terkalahkan Persela. “Di babak pertama anak-anak kurang komunikasi dan koordinasi antar lini kacau. Itu yang menjadi fokus di babak kedua untuk diperbaiki. Dan hasilnya anak-anak tampil lebih baik. Mereka juga punya kemauan untuk menang,” katanya. Sementara itu Pelatih Persela, Miroslav Janu menolak memberikan komentar. Awalnya ia berjanji akan datang ke press room kepada salah seorang wartawan. Namun kemudian ia tak datang dan saat dijemput salah seorang official PSMS ia menolak. (mag-18/jpnn

Stadion Teladan Siap Direnovasi


Realisasi renovasi Stadion Teladan akhirnya terwujud lewat bantuan Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga (Kemenegpora). Kepastian itu disampaikan Ketua komite pelaksaan renovasi stadion Teladan Medan, Zulhifzi Lubis Hal tersebut disampaikan Zulhifzi setelah tim pemantau dari Kemenegpora berkunjung ke Medan, Senin 14 Mei 2012 lalu. Rencananya, proses renovasi mulai berlangsung pada Juni 2012 mendatang. "Benar, kami nanti akan memulai renovasi awal Juni nanti. Kami akan alihkan segala aktivitas di stadion Teladan," ujar Zulhifzi. Pria yang akrab disapa 'Opung' itu menjelaskan, dana renovasi sebesar Rp 10,9 Milliar yang dikucurkan Kemenpora bersumber dari APBD untuk merenovasi tribun tertutup, VIP, lapangan, mixzone, drainase, ruang ganti dan media centre. Pekerjaan renovasi tersebut akan diperkirakan rampung pada Desember 2012 dan menghabiskan dana yang nilainya ditaksir mencapai Rp 18,9 Milliar. Dana tersebut dialokasikan untuk memperbaiki sektor lapangan yang sering tergenang air saat hujan turun. "Sesuai jadwal lama, pengerjaan renovasi berlangsung selama enam bulan. Terpenting adalah bagian lapangan. Kami akan membuat lapangan yang cukup bagus agar tidak tergenang air saat hujan deras," janji Zulhifzi yang juga menjabat sebagai Ketua KONI Medan ini. Sokongan dana untuk merenovasi markas PSMS Medan itu tidak hanya datang dari Kemenegpora, tetapi juga dari Pemerintah Kota Medan yang akan membantu renovasi tribun terbuka yang dinaungi Dinas Perumahan dan Pemukiman Medan dengan anggaran sebesar Rp 14 Milliar dengan pengerjaan penambahan kapasitas pada tribun terbuka. "Antara Dana dari Kemenegpora dan Pemkot Medan berbeda, kontraktornya juga berbeda, saya menaungi pembangunan dari dana Menpora, sedangkan dana dari Pemkot Medan nantinya ditangani oleh Dinas Perkim Medan," "Rencananya akan ditambahkan empat tingkat di tribun terbuka, saat ini sedang dalam proses tender untuk tribun terbuka," dia menambahkan.

PSMS" Kemenagan yang dramatis....


MEDAN - Sempat tertinggal dua gol, PSMS Medan tampil penuh semangat di babak kedua untuk bangkit dan meraih kemenangan dramatis atas Persela Lamongan 4-3 dalam lanjutan Indonesian Super League (ISL) di Stadion Teladan Medan, tadi malam. Sayangnya, laga ini diwarnai dua kartu merah dari wasit Suharto asal Tangerang untuk penjaga gawang Ali Barkah dan Danu Rosade (Persela Lamongan) karena menerjang dan memukulnya, akibat tidak menerima keputusannya. Sikap tercela kedua pemain Laskar Joko Tingkir itu karena memprotes keputusan wasit yang memberi tendangan bebas kepada tuan rumah. Setelah diberi penjelasan, mereka menerima keputusan tersebut. Namun begitu menghasilkan gol yang kemudian menjadi penentu kemenangan PSMS, spontan anak-anak asuhan pelatih Miroslav Janu serempak mengejar wasit. Pemukulan dan terjangan diterima kembali oleh Suharto begitu meniup peluit panjang. Melihat gelagat negatif itu, petugas keamanan memasuki lapangan untuk menyelamatkan Suharto dari kejaran pemain Persela. Ironisnya, petugas keamanan juga ikut dilawan pemain Persela, termasuk pihak panpel, sehingga terjadi keributan dan saling memukul. Keributan selama 20 menit itu akhirnya bisa diamankan setelah pihak panpel dan petugas keamanan menggiring pemain Persela memasuki ruang ganti. Gol penentu kemenangan PSMS itu sendiri tercipta lewat sundulan kepala Sasa Zecevic yang memanfaatkan tendangan bebas Nastja Ceh. Sebelumnya, tim tamu mengejutkan PSMS pada menit kelima melalui gol cepat Park Chul Hyung. Menit 37, Mario Costas memperbesar keunggulan Persela. Pada babak kedua, PSMS langsung menggebrak pertahanan Laskar Joko Tingkir. Hasilnya, tujuh menit laga berjalan, sundulan kepala Zulkarnaen memperkecil kekalahan PSMS. Tak lama berselang, giliran Yoseph Nico Malau membuat seisi Stadion Teladan bergemuruh setelah mampu menyamakan skor lewat gol spektakulernya. Mendapat umpan dari Denny Rumba, Nico mengelabui dua pemain bertahan sebelum melepaskan tembakannya yang hanya bisa dipandangi Ali Barkah memasuki gawangnya. Namun, kegembiraan PSMS tidak bertahan lama karena Costas lagi-lagi membawa Persela unggul. Kembali tertinggal, Ayam Kinantan terus menekan Persela. Kerja keras skuad asuhan Suharto akhirnya berbuah hasil di menit 82. Untuk kedua kali, Nico Malau menjadi mimpi buruk bagi Persela lewat tandukannya. Di sisa waktu, kedua tim saling jual beli serangan. Ternyata PSMS lebih beruntung hingga akhirnya Sasa Zecevic menjadi penentu kemenangan lewat golnya di masa injury time.

Lawan Persela, PSMS janji main keras


MEDAN - Skuad PSMS Medan menjanjikan bakal tampil habis-habisan menghadapi Persela Lamongan pada lanjutan Indonesian Super League (ISL) di Stadion Teladan Medan, Minggu (20/5) nanti. Demi mencapai kemenangan, Ayam Kinantan akan tampil dengan ciri khasnya sebagaimana mereka ikrarkan usai latihan di Stadion Teladan, Kamis. PSMS kini berada di peringkat 14 dengan nilai 26, sehingga menargetkan 15 poin dari lima laga sisa. Setelah melawan Persela, PSMS akan ditantang Arema Malang (26 Mei), Persib Bandung (17 Juni), Pelita Jaya (23 Juni), dan terakhir PSAP Sigli (28 Juni). “Untuk mendapatkan hasil maksimal, pemain sudah siap berbuat apa saja. Bila perlu, jangankan mandi keringat , mandi darah pun siap demi mencapai kemenangan,” tekad gelandang PSMS, Alamsyah Nasution. “Jangankan cedera, terbaring di rumah sakitpun kami siap demi PSMS,” katanya sama sekali tidak merasa sungkan untuk bermain di posisi apa saja, asal Ayam Kinantan menang melawan Laskar Joko Tingkir. Dua pemain lainnya, Rahmad dan Zulkarnaen, juga sepakat dengan Alamsyah. Keduanya mengatakan juga tidak memikirkan resiko demi kemenangan PSMS dari Persela dan tim lainnya. Libero Sasa Zecevic dan Novi Handriawan pun menyatakan kesiapannya untuk bermain ‘kayu’ guna menyelamatkan gawang Edi Kurnia dari kebobolan. “Itu adalah resiko kami sebagai pemain. Bila bertanding di kandang lawan, kami selalu dikasari tim tuan rumah, tetapi sanksinya tidak ada. Kenapa kami tidak melakukan hal serupa nanti di Stadion Teladan?!” tukas Novi. “Lagipula, seatraktif apapun permainan sebuah tim, tak bisa dipungkiri bahwa yang terpenting adalah hasil akhir pertandingan,” tambah Novi. Publik sepakbola di Teladan tidak hanya ingin melihat permainan yang baik, tetapi ingin melihat timnya bisa membawa kemenangan. Palang pintu PSMS itu optimis bisa meraih nilai penuh atas Laskar Joko Tingkir. Sebab, sejak menahan tuan rumah Gresik United dua pekan lalu, mereka termotivasi memenangkan semua laga sisa, khususnya di kandang. “Kami seluruhnya termotivasi penuh untuk menang. Selain itu beberapa pemain yang selama ini cedera juga sudah sembuh, termasuk saya sendiri,” klaim Anton Samba, pemain paling rajin shalat lima waktu itu. ​

PSMS IPL buru pemain timnas


JAKARTA - Kabar yang menyebutkan beberapa pemain dari kompetisi Indonesian Super League (ISL) akan dicoret dari klubnya menyusul keputusan membela timnas, langsung mendapat respon dari manajemen PSMS Medan yang berlaga di kompetisi Indonesian Premier League (IPL). Itu terlihat dengan kehadiran CEO PSMS IPL Freddy Hutabarat dan Manajer Operasional Johny Sembiring di Kantor PSSI Senayan, Jakarta, baru-baru ini. Keduanya mengaku baru menemui Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin dan menyampaikan keinginan PSMS menampung pemain timnas yang dipecat dari klub. “Kami dengar beberapa pemain ISL akan dipecat klubnya karena keputusan tetap ikut membela timnas. Ini bukan sikap arogan kalau kami ingin merekrut pemain timnas yang kehilangan klub, tetapi hal ini adalah salah satu upaya mendongkrak posisi tim dari bawah ke papan tengah klasemen,” ungkap Freddy yang langsung diamini Johny. Sangat diharapkan, lanjut Freddy, pemain dimaksud bisa memperkuat Ayam Kinantan minimal dalam lima laga terakhir yang semuanya akan dimainkan di hadapan publik sendiri. Tentu dengan keyakinan adanya tambahan amunisi tersebut akan mampu memenuhi harapan terhindar dari zona degradasi. “Karena itulah kami sangat siap menampung pemain timnas yang kehilangan klub. Sebab bagaimanapun, kualitas mereka tidak perlu diragukan lagi. Secara kebetulan, kami memang butuh suntikan amunisi baru untuk memperbaiki posisi,” tambah Freddy. Ditanya jumlah pemain timnas yang akan direkrut, Freddy mengaku tidak membatasi. Menurutnya, semakin banyak sudah pasti akan semakin bagus buat PSMS. Meski diakuinya dana yang dibutuhkan tidak sedikit, sekiranya harus merekrut banyak pemain timnas. Seperti diketahui, saat ini setidaknya ada tiga pemain ISL yang membela timnas, yakni Oktavianus Maniani (Persiram Raja Ampat), Titus ‘Tibo’ Bonai (Persipura Jayapura), dan Patrich Wanggai (Persidafon Dafonsoro). Ketiga pemain tersebut dikabarkan terancam pemecatan dari klubnya, karena tetap membela skuad Garuda. Johny berharap dalam waktu dekat ada pemain timnas yang bisa bergabung dengan Ayam Kinantan. Pasalnya, PSMS akan memainkan leg kedua Piala Indonesia menghadapi Persiraja Banda Aceh pada 23 Mei mendatang. “Peluang melaju ke babak berikutnya pada ajang Piala Indonesia musim ini masih cukup terbuka. Syaratnya kita harus mengalahkan Persiraja dengan skor 1-0 di Stadion Teladan, setelah leg pertama pekan lalu kami kalah tipis 3-2,” pungkas Johny.