Monday, July 13, 2009

Masih Bisa Nego

Sejumlah pemain muda potensial PSMS musim lalu, mendapatkan kontrak cukup panjang dari PT Togos Gopas sebagai pengelola PSMS di bawah pimpinan Sihar Sitorus. Kabar beredar, beberapa di antara pemain juga sudah deal dengan Pro Duta klub baru yang akan dikelola Sihar.

Namun, hal itu ternyata tidak seratus persen berlaku. Meski sudah terikat kontrak, prosesi nego ulang antara pemain dan manajemen masih bisa terjadi. Oleh karena itu, beberapa pemain masih bisa pindah ke klub lain. Walaupun, klub peminat itu harus berhubungan langsung dengan manajemen Pro Duta.
Fadly Hariri, salah satu pemain yang mendapatkan kontrak dengan PT Togos Gopas hingga 3 tahun. Masa yang sama dengan Aun Carbiny dan Rahmadani.

Ditanyakan apakah Fadly pasti akan bergabung ke Pro Duta, ternyata jawabannya juga masih belum dapat dipastikan.
Secara pribadi, Fadly sebenarnya masih sangat ingin dapat membela PSMS musim depan. Hal itu didasari oleh rasa kecintaan akan PSMS dan tanggung jawab besar karena PSMS degradasi.

“Memang saya sudah terikat kontrak dengan Pro Duta. Tapi, masih akan ada nego ulang. Beberapa klub ada menghubungi saya dan meminta saya bergabung dengan mereka. Tapi saya serahkan kepada manajemen. Kalau manajemen merestui dan saya bersedia pindah, ya bisa saja,” beber Fadly, Jumat (10/7) kemarin.

“Jujur, saya masih sangat ingin membela PSMS. Kalau semua jelas, saya bersedia kembali main di PSMS,” lanjut Fadly.
Walhasil, dari beberapa pemain PSMS yang masih terikat kontrak, hanya beberapa yang memang sudah pasti berlabuh ke Pro Duta. Mereka antara lain, Galih Sudaryono dan Oktovianus Maniani. Selebihnya masih buram. Tiga legiun asing PSMS, Zada, Costas dan Esteban juga masih gulita kepastiannya untuk dipertahankan manajemen Pro Duta.

Kabar terakhir menyebutkan bahwa Zada tidak bersedia main di Pro Duta, walaupun nyatanya tenaga Zada masih dibutuhkan manajemen. Pemain sekelas Zada tentunya ingin main di kompetisi kasta tertinggi. Dan untungnya beberapa klub besar Indonesia Super Liga (ISL) menyatakan ingin merekrutnya.

Sihar Sitorus beberapa waktu lalu berkata, kalau memang ada klub yang serius ingin merekrut pemain yang masih terikat kontrak dengannya harus menghubunginya dan memperbincangkan dengan serius. “Kalau memang ada klub yang serius, mereka pasti menghubungi saya,” beber Sihar waktu itu. Nah, segala keputusan tentu saja ada di pihak pemain dan manjemen. Satu lagi, pengurus PSMS yang ingin merekrut pemain PSMS musim lalu, juga harus bertindak cepat membentuk tim sebelum kompetisi dimulai

Suimin tunggu pinangan

Mantan pelatih Persikabo Kabupaten Bogor, Suimin Diharja menegaskan, dirinya sedang menunggu pinangan PSMS Medan. Sebab, secara kebetulan kontraknya dengan Persikabo sudah berakhir dan belum diperpanjang.

Diakui Suimin, dirinya akan dengan senang hati bisa menukangi PSMS, jika pengurus memberikan kepercayaan. Terlebih karena dia lahir dan besar di Medan, sehingga sangat faham dengan karakter permainan yang cocok untuk Ayam Kinantan.

"Saya ini lahir dan besar di Medan. Tentu menjadi kebanggaan tersendiri bisa menyumbangkan tenaga untuk daerah sendiri. Tapi, sampai sejauh ini, belum ada pengurus PSMS yang menghubungi saya," jelas Suimin dihubungi Waspada, Sabtu.

Ditambahkannya, beberapa tim memang sudah menghubunginya. Hanya saja, belum ada satu pun yang serius melakukan pembicaraan. Karena itu, ia berharap bisa segera mendapat kepastian dari manajemen PSMS, sebelum tim lain menawarinya kontrak.

"Saya memang berharap demikian. Sebab, bakal sulit bagi saya untuk menolak tawaran dari tim lain, sementara dari PSMS sendiri masih kabur. Sebagai pelatih profesional, saya tentu ingin segera mendapat tempat," katanya.

Masih kata Suimin, dirinya akan memprioritaskan PSMS sekiranya mendapat tawaran secara bersamaan. Hal itu karena, ia mengaku sudah lama ingin kembali membesut skuad tim kebanggaan warga Kota Medan ini tanpa mempedulikan musim depan harus tampil di Divisi Utama.

Ia bahkan mengaku telah memiliki program sekiranya kembali dipercaya menukangi PSMS. Salah satunya dengan memberdayakan pemain muda lokal Sumut, yang menurutnya memiliki cukup banyak talenta yang bisa diandalkan.

"Bagi saya, hal seperti ini bukan hal baru. Bahkan pemain sekelas Ismed Sofyan (Persija) adalah hasil binaan saya. Tapi, itu semua tergantung dari keinginan pengurus PSMS. Sebab, merekalah yang menentukan, apakah akan menggunakan tenaga saya atau tidak," pungkasnya.

PSMS harus selektif pilih pelatih

PSMS Medan harus seletif dalam membentuk skuad Ayam Kinantan termasuk dalam menentukan pelatih sehingga tidak terjebak di tengah roda kompetisi gonta-ganti pelatih. Pelatih PSMS tidak mesti putra daerah, terbuka bagi siapa saja yang memiliki kualitas dan loyalitas kepada PSMS.

"Tentunya pelatih tersebut memiliki track record dalam menangani klub dengan prestasi menggembirakan," kata pemerhati sepakbola Drs Azzam Nasution yang juga pengurus KONI Kota Medan kepada Waspada, Minggu.

Azzam yang mengurusi PS Deli Putra dan Pemko Medan ini mengakui membentuk dan mengurusi sebuah tim yang solid tidak gampang, bahkan sering orang menyebutkan lebih mudah mengurusi dua juta penduduk ketimbang membentuk sebuah tim yang solid.

"Saya menyambut positif komentar para pemerhati sepakbola menyahuti pelatih yang bakal mengarsiteki Ayam Kinantan pada kompetisi 2009-2010. Tentunya tantangannya lebih berat agar dapat lolos kembali ke Liga Super Indonesia," terang Azzam.

Menanggapi adanya komentar bahwa Suimin Dihardja diharapkan dapat menukangi PSMS, Azzam mengakui sah-sah saja. Namun dia menambahkan, dalam menentukan seorang pelatih kepala hendaknya pengurus PSMS ke depan harus melihat track record dan prestasi yang sudah diperbuat dalam mengurusi klub.

Azzam menambahkan, pelatih PSMS tidak mesti orang Medan. "Pelatih tersebut tentunya memiliki prestasi dalam mengurusi sebuah tim serta punya kualitas dan loyal terhadap PSMS. Sudah berapa banyak pelatih bukan putra daerah yang mengurusi PSMS. Jadi bukan mesti orang Medan," katanya lagi.

Seperti kompetisi 2007-2008 PSMS ditangani pelatih Freddy Mulli dan hasilnya menggembirakan menjadi finalis di tangan manajer tim Randiman Tarigan. Bisa saja PSMS merekrut pelatih top misalnya Jacksen F Tiago yang membawa Persipura Jayapura menjadi juara Liga Super Indonesia 2009.

Menurutnya, PSMS ke depan tidak kembali terjebak dalam situasi plin plan dalam membangun sebuah tim. "Kegagalan PSMS bertahan di Liga Super Indonesia hendaknya menjadi pembelajaran bagi kita agar tidak terulang lagi dan dapat bangkit lolos ke Liga Super Indonesia," katanya lagi.

Dia juga setuju setelah Musda PSMS 18 Juli mendatang, segera dibentuk komposisi skuad PSMS mulai manajer tim, pelatih hingga pemain. "Dengan persiapan lebih awal tentunya peluang membentuk skuad yang tangguh dapat tercapai," ujarnya.