Thursday, May 28, 2009

PSMS mulai tinggalkan Zona Merah

PSMS Medan berhasil keluar dari zona degradasi setelah melumat tuan rumah Persitara yang merupakan pesaing mereka tiga gol tanpa balas pada lanjutan Liga Super Indonesia di Stadin Surajaya, Selasa (26/5).

Kemenangan ini membuat PSMS naik ke posisi 15 yang merupakan posisi play-off degradasi dengan nilai 27. Pasukan Rudy William Keltjes itu cuma terpaut tiga angka dari Persitara yang duduk di urutan 14.

PSMS langsung tampil menyerang sejak awal laga. Alhasil mereka berhasil mencetak gol melalui Mario Costas di pertangahan babak pertama, namun dianulir wasit karena off-side.

Di menit ke-36, PSMS akhirnya mampu membuka keunggulannya ketika tendangan Esteban Guillian yang membentur tiang gawang disambar Costas yang berdiri bebas.

Selang tiga menit kemudian, Costas menggandakan keunggulan PSMS setelah ia menanduk umpan silang Elie Aiboy yang baru masuk ke lapangan satu menit sebelumnya.

Tertinggal dua gol membuat Persitara meningkatkan frekuensi serangannya di babak kedua dengan dimotori Rahmad Rivai dan John Takpork. Namun mereka kesulitan menembus kokohnya pertahanan PSMS.

Justru PSMS mampu menambah satu gol lagi saat laga tersisa enam menit saat umpan tarik Elie dengan baik disambar Leonardo Martin Zada

Perseteruan Degradasi Tiada Henti

Persaingan papan bawah klasemen Liga Super semakin memanas setelah PSMS Medan menaklukkan Persitara Jakarta Utara 3-0 di Stadion Surajaya, Lamongan, Selasa (26/5).

Hasil ini membuat Deltras Sidoarjo, PKT Bontang, dan Persita Tangerang semakin tidak nyaman. Tim yang bakal mendampingi PSIS Semarang ke Divisi Utama musim 2009/2010 hingga kini masih sulit ditebak. Sebab, masih ada lima tim yang berjibaku menghindari peringkat 17, 16, dan 15 klasemen (kalkulasi poin lihat statistik). Salip menyalip posisi masih bisa terjadi karena sisa pertandingan lima tim ini sangat beragam.

Namun, secara matematis, peluang PSMS dan Persitara lebih besar dibandingkan PKT, Deltras, apalagi Persita. Sebab, kedua tim sama-sama berpeluang mengumpulkan poin maksimal 39 jika memenangi sisa pertandingan, melampaui posisi PKT yang hanya bisa mengumpulkan poin maksimal 37. Posisi yang paling terjepit menimpa Deltras dan Persita. Pasalnya, nasib mereka tidak hanya ditentukan melalui sisa laga, melainkan juga berharap tiga pesaing di atasnya kalah. Poin maksimal yang bisa dikumpulkan Deltras hanya 35 dan Persita hanya 31 poin.

Masalahnya, hitungan matematis ini sangat mungkin meleset mengingat lawan yang bakal dihadapi PSMS sangat berat. Ayam Kinantan —julukan PSMS— harus berbenturan dengan empat tim papan atas, masing-masing Persija Jakarta, Sriwijaya FC, serta dua raksasa Papua, Persipura Jayapura dan Persiwa Wamena. Sementara Persitara belum aman di peringkat 14 klasemen dengan 30 poin dari 31 kali bertanding. Agar aman, Laskar Si Pitung harus memetik poin maksimal melawan Persib Bandung, Persela Lamongan, serta derby melawan Persija Jakarta.

“Perjuangan di lapangan tidak semudah hitung-hitungan di atas kertas. Tapi, apa pun alasannya, kami harus berjuang habis-habisan di sisa tiga pertandingan,” kata Manajer Persitara Hary ‘Gendhar’ Ruswanto