Monday, January 11, 2010

PSMS rapatkan barisan

Pelatih Suimin Dihardja menegaskan skuad PSMS Medan harus segera merapatkan barisan untuk menghadapi juara grup I putaran pertama kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010, Semen Padang, di Stadion Teladan Medan, Selasa (12/1) nanti.

Kekalahan menyakitkan di laga away terakhir di Tangerang dan Bogor harus dilupakan. Namun, pelatih kampung itu meminta seluruh barisan Ayam Kinantan harus padu mengakhiri paruh musim ini dengan manis.

Walaupun secara pribadi kecewa karena tak mampu mencapai target meraih 18 poin, Suimin menilai tim sudah berbuat maksimal sesuai kemampuan yang dimilikinya. “Inilah perjuangan anak-anak. Kami sudah berjuang dengan maksimal. Di putaran kedua, kami akan lakukan yang lebih baik lagi,” katanya.

Memang, sejauh ini PSMS baru mengumpulkan 12 dari 18 poin yang ditargetkan. Berdasarkan fakta dan statistik, raihan 12 poin tak terlalu berlebihan, terlebih kalau akhirnya M Affan Lubis cs berhasil meraih tiga angka dari Semen Padang.

Kalau itu tercapai, artinya PSMS hanya kehilangan tiga poin dari target semula. “Maka itu, saya berharap pecinta PSMS memiliki satu suara untuk meraih tiga angka ketika melawan Semen Padang, apalagi kita main di kandang,” tambahnya.

Untuk memenuhi target itu, tampaknya peluang besar berpihak kepada PSMS. Hal itu dikarenakan faktor cedera pemain yang mulai berkurang plus hukuman akumulasi juga sudah terbebas dari Deni Wahyudi dan Nyeck Nyobem, namun sebaliknya kapten Selamet Riyadi terpaksa absen karena akumulasi kartu.

Semen Padang sendiri dipastikan tak diperkuat striker asingnya yang musim lalu membela Persela Lamongan, Marcio Souza. Melawan Persita, Jumat lalu, Marcio terkena kartu merah.

“Itu kabar baiknya. Semoga anak-anak bisa memaksimalkan laga terakhirnya di kandang sendiri. Motivasi pasti berlipat, karena itu laga terakhir di putaran pertama,” lanjut pelatih berusia 58 tahun itu.

Di samping itu, laga pamungkas ini juga merupakan kesempatan terakhir untuk skuad agar membuktikan kontibusi maksimalnya. Pasalnya, manajemen sudah mengutarakan akan merombak hampir 50 persen skuad untuk menatap putaran kedua nanti

Performa Saha menurun

Performa striker impor PSMS Medan, Ikpefua Osas Marvellous Saha, belakangan ini mulai menunjukkan grafik menurun khususnya di pertandingan terakhir saat membela PSMS menghadapi Persikabo Bogor.

Puncaknya ketika bermain sejak awal melawan Persikabo. Tak satu pun peluang yang berhasil diciptakannya sebagai seorang striker. Alhasil, Suimin menilai pemain asal Nigeria itu tak ayalnya layak pemain lokal.

Bahkan ketika seluruh pemain banting tulang pada laga kontra Persikabo lalu, Saha terlihat kurang memperlihatkan semangat juang yang diharapkan darinya. Berbeda ketika Saha bermain pada debutnya kontra Persipasi Bekasi lalu di mana terlihat kelasnya sebagai striker tajam. Namun pasca cedera di laga itu, Saha seperti kehilangan hampir 40 persen kemampuannya.

“Kita akan berikan kesempatan untuk Saha. Saya masih yakin dia bisa berbuat banyak, tapi itu tergantung sang pemain. Sejauh ini, saya nilai kualitasnya tak ayal seperti pemain lokal dan karenanya dia harus meningkatkan kemampuannya,” komentar Suimin.

Sementara itu, niat manajemen mendatangkan pemain baru pada putaran kedua mendatang kian serius. Beberapa pemain sudah dihubungi dan salah satu yang tengah didekati selain Aun Carbiny dan Fadli Hariri, adalah Harry Syahputra yang notabene mantan bek PSSI semasa pelatih Ivan Kolev.

Untuk lini depan, sejauh ini belum tergambar siapa yang akan dipinang, namun Suimin lebih menginginkan striker asing. Kalaupun pemain lokal yang direkrut, Suimin berharap Saktiawan Sinaga yang mengisi lini depan PSMS. “Kalau lokal bisa, saya berharap Saktiawan. Tapi apa dia mau?,” tanya Suimin.

Menyoal hal ini, tampaknya manajemen perlu mempertimbangkan untuk segera melobi pihak Persik Kediri yang merupakan klub tempat Sakti bernaung sekarang ini

Kontroversi

PSMS tak mampu mencuri poin saat bertandang ke kandang Persikabo. Pada laga yang digelar di Stadion Persikabo, Bogor, Jumat (8/1) itu, Ayam Kinantan menyerah dengan skor tipis 0-1.

Lucunya, gol tak pernah bersarang ke gawang PSMS. Namun wasit Puji Prasetyo yang pimpin laga itu menyatakan kalau tandukan Pagbe David pada menit ke-41’ sah telah masuk ke dalam gawang PSMS.

Tak pelak, keputusan itu menuai ketidakpuasaan kubu PSMS. Meskipun kalah dan menang adalah hal yang biasa dalam sebuah kompetisi, namun ketika kekalahan itu terjadi karena hal tak sportif, tentu saja sulit diterima.

Gol kontroversial itu bermula ketika terjadi sedikit kemelut di daerah kotak penalti PSMS. Bola akhirnya berhasil dipindahkan oleh skuad Persikabo ke sisi kiri pertahanan PSMS, dan diumpan silang tepat ke arah gawang PSMS yang dikawal M Halim.
Dua pemain bertahan PSMS, Dodi Rahwana dan Heri Suwondo berada tepat di sebelah tiang gawang.
Ketika menyadari datang bola ke arah M Halim, lewat tandukan Pagbe David, dengan sigap Heri Suwondo menyundul bola sebelum bola lewati garis gawang.

Anehnya, wasit utama yang memimpin laga berada tak jauh dari gawang dan melihat kejadian itu, bahkan dia tak menyatakan kalau terjadi gol. Namun ketika melihat asisten wasit menyatakan gol, wasit utama pun menyatakan gol.
Melihat kondisi itu, PSMS tentu saja tak terima. Seluruh pemain menyatakan protes kepada asisten wasit. Tapi apa daya, gol telah ditetapkan.

Tak lama usai gol aneh itu terjadi, permainan pun mulai panas. Beberapa kali skuad PSMS tampil lebih keras dan tak kenal kompromi.

Setiap ada bola mendekat ke gawang, langsung dilibas tak ada ampun. Walhasil, dua pemain PSMS terkena kartu kuning. Mereka adalah Faisal Azmi dan Ahmad Maulana.

Sebaliknya, tim tuan rumah juga bermain lebih emosional. Tak jarang beberapa pemain tim tuan rumah terlihat memukul pemain PSMS. Atas tingkah tak sportif itu, tiga pemain Persikabo diganjar kartu kuning. Masing-masing Mukmin, Julianhar Buyung, dan Roger Batoum.

Di babak kedua, penampilan PSMS masih coba berada dalam kontrol. Permainan masih berhasil diimbangi. Walaupun nyaris tak ada serangan ke gawang Persikabo.

Penguasaan bola bisa dibilang dimiliki oleh Persikabo. Faktor dukungan 10 ribu fans fanatik tim tuan rumah, membuat mental bermain Persikabo lebih dominan.

Namun, penampilan lini per lini skuad PSMS pun sebenarnya tak kalah baiknya. Tercatat, Persikabo punya lebih dari empat peluang emas. Namun karena kekompakan lini belakang PSMS, peluang itu tak berbuah jadi gol.
Di pengujung laga, PSMS mencoba mencuri gol. Permainan taktis yang cepat, cukup berhasil membuat barisan pertahanan Persikabo lengah.

Peluang emas yang dimiliki PSMS, tercipta pada menit ke-89. Saat itu Kamil Sembiring yang dimasukkan menggantikan Dodi Rahwana di menit 80, mendapatkan peluang di dalam kotak penalti.

Namun tendangannya masih melebar ke sisi kanan gawang lawan. Saat itu, ruang gerak Kamil memang sangat sempit karena dikawal tiga pemain belakang lawan. Hingga usai laga, skor 1-0 bertahan untuk kemenangan Persikabo.
Saat jumpa pers, pihak PSMS yang diwakili oleh asisten manajer Benny Tomasoa dan asisten pelatih Nimrot Manalu memaparkan kalau PSMS benar-benar kecewa. Menurut rencana, manajemen PSMS akan kembali mengadukan kinerja wasit ke Komisi Wasit PSSI.

“Hasil sudah kita terima. Namun kita akan menyatakan keberatan atas kinerja wasit. Kalau tidak dibenahi, sampai kapanpun sepak bola nasional tak akan maju,” koar Benny yang diamini Nimrot.

Sementara dari pihak Persikabo lewat pelatih Iwan Setiawan mengatakan bahwa dia puas dengan kemenangan yang diterima.
“Selanjutnya tinggal menatap laga terdekat. Kemenangan ini sangat berarti,” bebernya.