Thursday, August 25, 2011

Markus Masih Kiper Nomor Satu

udingan miring atas penampilan penjaga gawang Markus Horison bersama Persib Bandung dibantah oleh sejumlah kalangan. Kiper tim nasional (timnas) itu dinilai masih layak berada di bawah mistar Persib musim depan. Bahkan kiper berkepala plontos itu masih pantas menyandang kiper nomor satu tanah air.

Keraguan publik atas penampilan Markus bersama Maung Bandung – julukan Persib – memang sempat mencuat ke permukaan. Performanya musim lalu dianggap kurang meyakinkan. Sejak timnas senior dipimpin Wim Rijsbergen, posisi kiper sempat dihuni Ferry Rotinsulu. Namun belakangan Markus kembali mendapat kepercayaan.

Menurut mantan kiper Persib, Gatot Prasetyo, sekalipun penampilannya bersama Persib kurang bersinar, Markus masih layak mendapat tempat di musim depan. “Markus masih menjadi kiper nomor satu di Indonesia dengan posisinya saat ini di timnas. Apalagi dia dipakai oleh timnas tandanya dia masih berkualitas," kata Gatot saat ditemui wartawan, Selasa (23/4).

Pujian yang dilontarkan Gatot bukan tanpa alasan. Dari segi bermain Markus kerap dipercaya memperkuat timnas sekalipun sudah beberapa kali ganti pelatih kepala. “Kalau penampilannya (Markus) di Persib menurun, bisa jadi ada ketidaknyamanan yang dirasakannya sehingga menganggu konsentrasinya,” cetus lelaki yang pernah membesut Pelita Jaya U-21 ini.

Dikabarkan, manajemen Persib akan mencari kiper karena penurunan penampilan Markus musim lalu. Nama yang dipersiapkan untuk mengganti Markus seperti Kurnia Meiga serta mantan kiper utama timnas Jendri Pitoy pun mencuat ke permukaan. (huyogo simbolon/sindo)

Rahudman kembali janji soal Teladan

- Saat ini, Stadion Teladan menjadi sarana olahraga yang mendesak dibenahi untuk mendukung niat PSMS Medan ikut serta di kompetisi level I mendatang. Namun, hingga kini belum ada jadwal tepat untuk realisasi pembenahan stadion kebanggaan Kota Medan itu.

Menjawab hal itu, Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, kembali mengoarkan janji merenovasi Teladan secepatnya. Bahkan anggaran untuk perbaikan stadion tersebut akan dirangkum dalam APBD senilai Rp100 miliar untuk renovasi infrastruktur baik Teladan maupun pembangunan sport center Kota Medan.

"Kita akan perjuangkan dari dana APBN. Tentunya yang mendesak perbaikan sarana olahraga itu salah satunya adalah Stadion Teladan," ujarnya dalam acara buka puasa bersama KONI Medan dengan insan olahraga di Hotel Garuda Plaza Medan malam ini.

Mengingat perbaikan Stadion Teladan mutlak dilakukan secepatnya agar PSMS bisa lolos verifikasi dari PSSI dan AFC, Rahudman menjanjikan pihaknya akan lakukan pembenahan secara bertahap sekalipun dengan dana terbatas.

“Selain memperjuangkan dana APBN, kita juga akan memperbaiki Stadion Teladan agar nanti dapat lolos verifikasi AFC sekaligus PSMS Medan dapat menjadikannya sebagai home base,” ujarnya menyadari harapan masyarakat Medan agar PSMS bisa berlaga di kompetisi level tertinggi.

Kendati begitu, Rahudman belum bisa menjanjikan realisasi pembenahan tersebut. Sebelumnya, Ketua KONI Medan, Zulhifzi Lubis, menilai sarana olahraga Kota Medan saat ini memang butuh perbaikan. Karena itu, pihaknya berharap agar sport center yang selama ini diidam-idamkan dapat terealisasi.

“Selain Teladan harus diperbaiki. Kita juga perlu sport center. Dengan adanya sport center, olahraga Kota Medan diyakini bakal lebih berprestasi,” tandas Opunk, sapaan akrab Zulhifzi.

Gurning berharap pengurus serius

MEDAN - Hampir pasti menduduki posisi pelatih PSMS Medan, Abdul Rahman Gurning membeberkan beberapa harapan. Meskipun belum mau berbicara target, Gurning menyiratkan harapan pengurus PSMS harus serius menyandang target membawa PSMS ke papan atas.

Gurning sudah mengincar beberapa nama pemain untuk menjadi bagian dari skuad PSMS musim depan. Nama-nama mantan pemain seperti Markus Harison, Mahyadi Panggabean, dan Legimin Raharjo masuk daftar belanja. Ada nama pemain timnas yakni Zulkifli Syukur dan Ahmad Bustomi.

“Dalam daftar calon rekrutmen, saya ajukan Markus, Mahyadi, Legimin, Zukifli Syukur juga Bustomi plus beberapa pemain musim lalu. Kalau manajemen bisa membeli ini, saya yakin kita bisa eksis paling tidak di posisi empat besar,” tukasnya.

Nah, di sini maksud Gurning meminta keseriusan pengurus. Tak dipungkiri perekrutan pemain akan menentukan sejauh apa kekuatan PSMS nanti.

“Semuanya tergantung pengurus. Kalau mau menggunakan anak-anak muda putra daerah yang baru semua, ya kita hanya bisa target mempertahankan klub untuk tidak degradasi saja,” tuturnya.

Untuk posisi asisten pelatih, ia berharap nama Roekinoy bisa masuk pertimbangan. Duetnya dengan pelatih PSMS muda itu terjadi di PON 2004 Palembang saat mengarsiteki tim Sumut. Hasilnya Sumut meraih medali perunggu. “Kami sudah pernah bekerja sama dan nyambung dalam berkomunikasi,” pungkasnya.

Namun percakapan di atas menurut Gurning masih sebatas rencana belanja. Belum ditentukannya status PSMS bermain di level mana, tentu membuatnya belum bisa bekerja. Apalagi Gurning juga belum resmi dikontrak.

“Kalau sudah diverifikasi dan kita sudah tahu mau di level mana usai verifikasi, dan saya disodori kontrak resmi, saya baru bisa bekerja menemukan skuad terbaik,” jelasnya.

Gurning sadar bukan perkara mudah memegang jabatan pelatih PSMS. Namun ia akan menjadikannya sebagai motivasi. “Orang bilang kursi pelatih PSMS panas, bagi saya bagaimana caranya yang panas itu masuk kulkas,” ujar pelatih kelahiran Kisaran itu.

Abdul Rahman Gurning tertantang PSMS

MEDAN - Abdul Rahman Gurning hampir pasti arsitek PSMS Medan. Pelatih yang sebelumnya membesut PSPS Pekanbaru ini menyatakan sepakat untuk duduk di kursi pelatih Ayam Kinantan di kompetisi PSSI musim depan.

Gurning tak menampik kabar tersebut. “Sudah deal untuk bergabung dan sudah sepakat dengan harga. Tapi belum ada kesepakatan hitam di atas putih,” ujarnya baru-baru ini.

Sejak lama, Gurning memang berhasrat bisa mengarsiteki PSMS. Enam tahun berkiprah di luar Medan bersama Persitara Jakarta Utara dan PSPS Pekanbaru, kini ia ingin lebih dekat dengan keluarga. Alasan itu membuatnya tak berpikir panjang ketika menerima tawaran dari PSMS.

“Capek saya merantau. Sudah enam tahun. Keluarga saya bilang, kalau ada yang dekat lebih baik, dan sekarang PSMS memberikan tawaran ya langsung saya terima,” tuturnya.

Gayung bersambut, keinginan kuat Gurning untuk pulang kampung ternyata dibarengi dengan tawaran Ayam Kinantan yang juga tengah mencari pelatih Medan yang berlisensi A. Seperti diketahui PSSI mewajibkan persyaratan itu untuk calon pelatih klub-klub musim depan.

“Idris (Sekum PSMS-red) telepon saya. Seperti kebetulan karena secara bersamaan saya merasa sudah tiga tahun di Pekanbaru agak jenuh juga. Saya mau pulang kampung dan tawaran datang,” jelasnya.

Gurning enggan membeberkan harga kontraknya di PSMS. Menurutnya biarlah manajemen yang menjawabnya. “Tanya manajemen sajalah. Kalau saya memang tidak mau mengumbar soal harga,” timpalnya.

PSMS sendiri bukan klub yang asing bagi Gurning. Semasa bermain ia mengenakan kostum hijau PSMS tahun 1985-1988. Selain itu di tahun 2002, ia sempat menjadi asisten pelatih. Karena itu, ia penasaran bisa melatih PSMS.

Sepakatnya Gurning memastikan kandidat-kandidat lain tersisih. Sebelumnya, Ayam Kinantan juga menyebut nama Suimin Diharja, Tumpak Sihite, dan Muhammad Khaidir. Idris sendiri tak menampik jika PSMS menginginkan Gurning sebagai pelatih.

Penunjukan Gurning sebagai kandidat pelatih, kata Idris, berdasarkan beberapa kriteria yang disusun pengurus PSMS, antara lain soal ketentuan sertifikasi A Asean Football Confederation (AFC).

"Gurning sudah memiliki lisensi A. Jadi dia layak melatih liga tertinggi di Indonesia," ujar Idris.

PSMS & 66 klub resmi mendaftar

MEDAN - PSMS Medan tergabung ke dalam 36 klub Divisi Utama yang telah menyerahkan berkas pendaftaran ke PSSI. Sebelumnya, 18 klub dari Liga Super Indonesia (LSI) telah mendaftar. Dengan demikian, dari total 74 klub yang menyatakan kesediaannya diverifikasi, 67 klub menyatakan keinginannya ikut kompetisi profesional, satu klub mendaftar liga amatir, sementara tiga klub tidak menyerahkan data.

PSMS sendiri mendaftar dengan menggunakan PT Bintang Medan Metropolitan. Ini merupakan pengelola klub Bintang Medan. Sebelumnya, PSMS sepakat merger dengan Bintang Medan. Artinya PSMS batal menggunakan nama konsorsium PT Medan Bestari Metropolitan.

Sekretaris Umum PSMS, Idris SE, mengatakan pihaknya akan menggunakan PT Bintang Medan Metropolitan jika nantinya proses pengesahan PT Medan Bestari Metropolitan tidak rampung.

Sementara klub-klub Divisi Utama lain yang mendaftar dan telah berbadan hukum antara lain Persiraja Banda Aceh (PT Atjeh Sportinda Mandiri), Pro Duta FC (PT Batavia Jakarta Footballindo), Persik Kediri (PT Padang Minang Sportindo), PSIS Semarang (PT Laskar Diponegoro), PSCS Cilacap (PT Nusakambangan Sakti Tjilacap), Persikota Tangerang (PT Tangerang United Indonesia), Persis Solo (PT Solo Indomandiri Profesional), Persiba Bantul (PT Bandung Indonesia Golsport), Persebaya Surabaya (PT Persebaya Indonesia), dan PSS Sleman (PT Putra Mataram Sejati).

Enam klub yang sedang dalam proses pengesahan Menkumham adalah Persita Tangerang (PT Persita Tangerang Raya), Persitara Jakarta Utara (PT Persitara Sejahtera), Persikabo Bogor (PT Karadena Jaya), Persiram Raja Ampat (PT Persiram Makmur), Gresik United (PT Persegres Jaka Samudra Gresik), dan PSIM Yogyakarta (PT PSIM Jogja). Satu klub, yakni PSMP Mokokerto, tidak mendaftar baik kompetisi profesional Level 1, Level 2 maupun amatir.

Dari Divisi Satu, terdapat 12 klub yang mendaftar. Semuanya belum memiliki badan hukum, namun tiga di antaranya sedang dalam proses pengesahan Menkumham, yakni Madiun Putra (PT Madiun Putra Abadi), Persip Kota Pekalongan (PT Persip Pekalongan) serta Persepar Palangkaraya (PT Kalteng Putra).

Satu klub Divisi Dua diwakili PSKS Krakatau Steel (PT Persi Jakarta Raya) serta satu klub Divisi Tiga adalah Perseden Denpasar (PT Bali Dewata) yang juga ikut mendaftar kompetisi profesional.

Harapan PSMS rekrut Noh pupus

Pengurus PSMS Medan mewacanakan utuk merekrut beberapa pemain berkualitas mengisi skuad musim depan. Salah satu pemain yang diincar adalah Noh Alamsyah, striker Arema Indonesia.

Striker timnas Singapura itu disebutkan Sekretaris Umum PSMS, Idris SE, masuk daftar buruan Ayam Kinantan musim depan. Namun harapan tersebut dipastikan pupus setelah Noh dikabarkan sudah resmi berseragam Deltras Sidoarjo musim depan.

Pernyataan itu diungkapkan manajemen Deltras dengan menerangkan sudah ada kesepakatan antara pihak klub dengan striker asal Singapura tersebut. Salah satu pengurus Deltras, Ahmad Zaini, memastikan striker yang akrab disapa Along itu sudah terikat kontrak.

"Dia rekrutan pertama Deltras. Pemain asing lainnya masih kita seleksi. Sudah resmi, tapi belum bisa ke Sidoarjo karena masih ada keperluan di Malang," ungkap Zaini, Senin.

Setelah dua musim berada di Malang dan mempersembahkan trofi juara plus runner-up Indonesian Super League (ISL), Along belum mendapatkan kepastian soal kelanjutan kariernya. Arema sendiri belum memutuskan pemain asing yang akan dipakai musim depan.

Kepindahan Along sudah tercium sejak musim lalu kala Arema mengalami krisis finansial. Along, yang sudah tak tahan dengan situasi di kubu Singo Edan, pun menyiratkan niatnya hengkang.

Sebelumnya, wacana untuk memburu Noh Alamshah disampaikan Idris. Saat ini, PSMS memang tengah dalam masa persiapan untuk berkompetisi musim depan. Selain Noh, Ayam Kinantan juga mengincar beberapa pemain Arema lainnya, seperti M Ridwan dan Ahmad Bustomi.

PSMS bahas susunan pengurus

PSMS Medan, sepakat melebur dengan Bintang Medan, masih menyisakan satu aspek legal yang terus digodok, yakni soal sumber daya manusia (SDM). Dalam waktu dekat, pengurus PSMS masih menunggu susunan pengurus yang bakal diputuskan oleh Wali Kota Medan, Rahudman Harahap.

“Semua aspek sudah beres. Legalistasnya kita pakai PT Bintang Medan dan kita sudah daftarkan ke PSSI, Jumat. Memang soal susunan pengurus belum, tapi itu bisa menyusul, masih menunggu Pak Wali,” ujar Sekretaris Umum PSMS, Idris SE, baru-baru ini.

Idris menyebutkan, meski ada dua klub yang melebur jadi satu, tidak ada pembicaran yang alot soal pembagian porsi kekuasaan dalam kepengurusan. Dia mengatakan, PSMS hanyalah meminjam aspek legal Bintang Medan.

“Nggak ada yang alot, intinya dicari sosok yang mau kerja dan cinta PSMS. Dan, kami tidak ada bicara saham, karena ini permodalan dari konsorsium. Yang jelas, kepengurusan dirampingkan dan akan masuk orang-orang baru. Dalam manajemen Bintang Medan, juga tidak ada yang masuk kepengurusan, kami hanya pinjam aspek legalnya,” bebernya.

Soal Dityo Pramono yang juga CEO Bintang Medan, Idris mengaku belum tahu apakah Dityo akan masuk ke dalam kepengurusan.

“Soal Pak Dityo tergantung konsorsium bagaimana, intinya kalau dari kepengurusan PSMS lama bakal ada yang terbuang dan jumlahnya relatif, dan ini kan risiko jabatan. Lagian di PSMS bukan jabatan yang menguntungkan, dan kalaupun ada yang terbuang pasti sujud syukur orang itu karena tidak ada yang perlu diurus lagi,” imbuhnya.

Sementara itu, sumber yang enggan disebutkan namanya mengatakan, dalam pertemuan MoU kesepakatan Persiraja Banda Aceh merger dengan Aceh United yang juga dihadiri Idris, kepengurusan PSMS sudah ditentukan porsinya.

“PSMS mendapatkan 25 persen dan konsorsium LPI 75 persen, saya dengar langsung soal ini. Ke depan, jika perkembangan bagus, bisa saja LPI mendapatkan porsi lebih sedikit karena PSMS bisa menemukan investor lainnya dan bertanggung jawab terhadap klubnya sendiri. Kalau sekarang kan masih dibantu konsorsium LPI,” pungkasnya.

Soal status pemain, pengurus PSMS tak rasional

MEDAN - PSMS Medan telah menetapkan empat nama yang akan dipertahankan untuk skuad musim depan. Zulkarnaen, Syahbani, Novi Handriawan, dan Mahadi Rais. Dua nama terakhir bisa dibilang layak karena kualitas yang ditunjukkan sepadan. Namun Zul (sapaan akrab Zulkarnaen-red) dan Syahbani?

Jika menilai kontribusi keduanya di skuad musim lalu masuk dalam kategori minim. Betapa tidak, Zulkarnaen lebih banyak bergelut dengan cederanya. Kontribusinya untuk tim hanya sampai putaran pertama. Selebihnya? Zul hanya bisa melihat rekan-rekannya berjuang dari bangku penonton.

Lalu bagaimana dengan Syahbani? Masih soal kontribusi, Syahbani juga minim. Sempat menjadi pilihan pertama di awal musim, performanya labil dan akhirnya posisinya digantikan Andi Setiawan sampai musim berakhir. Bahkan posisinya melorot menjadi kiper ketiga setelah Irwin Ramadhana.

Padahal ada beberapa nama yang layak dikedepankan sebagai pemain yang pantas dipertahankan. Sebut saja Donny Siregar, Ari Yuganda, dan Faisal Azmi. Ketiganya merupakan langganan starter dan tentu berkontribusi meloloskan PSMS ke babak 8 besar Liga Ti-Phone musim lalu. Juga ada Affan Lubis yang tak lekang termakan usia.

Namun nyatanya ego membuat pengurus menutup mata atas kualitas mereka. Tentu masih segar dalam ingatan bagaimana laporan beberapa pemain ke KONI Medan untuk menuntut gaji.

Bukan bentuk perlawanan, namun sebuah tuntutan akan hak yang seharusnya mereka peroleh. Donny, Ari dan Faisal termasuk tujuh pemain yang masuk daftar hitam pengurus. Bersama Acong, Tri Yudha, Andi Setiawan, dan Irwin.

Sinyal ketujuhnya bakal tidak dipertahankan sudah tercium sejak kejadian itu. Sekretaris Umum PSMS, Idris SE, ketika ditanyakan nama-nama yang dipertahankan menyebutkan sebagian besar skuad musim lalu bermentalitas buruk sehingga gagal meloloskan tim ke semifinal ketika peluang sudah di depan mata.

“Hanya empat pemain dari 22 pemain karena mereka bermentalitas buruk. Buktinya unggul tiga gol dengan mudahnya bisa disamakan 3-3 (kontra Persiba-red),” ujar Idris belum lama ini.

Meskipun tidak menyinggung soal pelaporan pemain ke KONI Medan, pernyataan “mentalitas buruk” mungkin menyerempet pada tuntutan pemain terkait gaji tersebut. Apalagi pascapelaporan pengurus PSMS terlihat cukup sakit hati.

Sangat disayangkan hal tersebut menjadi acuan dalam penetapan status pemain. Diharapkan PSMS menentukan status pemain dengan rasio, bukan ego