ekad manajemen Persisam Putra menggaet salah satu penjaga gawang terbaik nasional asal PSMS Medan, Markus Horison Ririhina, akhirnya gagal. Hal itu disampaikan Manajer Persisam Putra, Aidil Fitri di Samarinda, Minggu.
"Markus batal bergabung dengan Persisam Putra karena ia belum memikirkan mau ke mana musim depan. Jawaban yang mengambang itu kami anggap sebagai keengganan bergabung," katanya.
Aidil menuturkan bersama unsur manajemen lain sudah bertatap muka dengan Markus belum lama ini dan mendapat jawaban yang tidak pasti. Merasa Markus tak memberikan kepastian, manajemen Persisam langsung melirik rekan Markus di PSMS, yakni Galih Sudaryono.
"Kami melihat pada playoff justru Galih bermain gemilang. Meski saat itu Galih kebobolan, kami melihat potensinya setara dengan Markus. Itulah alasannya kami memilihnya masuk tim Elang Borneo," kata Aidil.
"Sebelum memastikan mengontrak Galih, saya bersama manajemen termasuk Aji Santoso (pelatih) sudah berkosultasi. Akhirnya kesepakatan kami dapatkan, apalagi Galih juga ingin bersama Persisam Putra musim depan," imbuh dia.
Sementara itu mengenai incaran lain dari Persisam terhadap Zainal Arif, striker Persib Bandung, Aidil mengatakan bahwa yang bersangkutan kemungkinan besar bermain untuk kesebelasan kebanggaan warga "Kota Tepian" itu.
Dalam pertemuan yang dilakukan di Bandung, Persisam Putra bahkan sudah memberikan uang panjar kepada Zainal, striker yang musim lalu lebih banyak duduk di bangku cadangan ketika membela Persib Bandung.
Disinggung mengenai "perburuan" pemain di Thailand, Aidil mengaku belum mendapatkan informasi dari H Arna Effendi, sekretaris timnya yang saat ini bersama Aji Santoso, Iwan Budianto dan Tommy Ermanto tengah berada di Negeri Gajah Putih tersebut.
Persisam Putra kini sangat berambisi untuk menggaet salah satu striker terbaik di kawasan Asia Tenggara, yakni Teerasil Dangda, pemain muda berbakat dari Timnas Thailand untuk menambah daya serang "Elang Borneo" pada ISL mudim depan.
Kumpulan Berita Tentang PSMS Medan Teruskan Perjuangan MU PSMS Medan "Koe" Dukung Terus PSMS Medan ....
Monday, July 6, 2009
Sedih Kinantan Degradasi, Bahagia Dipanggil Timnas
Saktiawan Sinaga, Mantan Striker PSMS
Bagaimana rasanya jika kebahagiaan dan kesedihan datang bersama? Rasa itulah yang sekarang ini menghinggapi striker Persik Saktiawan Sinaga. Sebabnya, dalam waktu yang hampir bersamaan pemain asal Medan ini mendapat dua kabar yang bertolak belakang.
Kabar baiknya, dia dipanggil untuk memperkuat Timnas Pra-Piala Asia 2011. Kabar buruknya, tim yang membesarkannya, PSMS Medan, terdegradasi setelah dikalahkan Persebaya dalam laga playoff. “Rasanya campur aduk,” kata pemain berjuluk Si Belut itu.
Bagaimanapun Sakti merasa PSMS memiliki peran besar dalam karirnya di sepak bola. Karena itu, ketika mengetahui PSMS dipastikan turun kasta, dia pun tak mampu menahan kesedihannya. Ya, meskipun sekarang dia tak membela Ayam Kinantan lagi. “Biar bagaimanapun PSMS tim yang membesarkan saya. Sedih juga kalau sampai degradasi,” kata pemain dengan nomor punggung 26 itu.
Soal kabar bahagia, Sakti sedang berbunga-bunga karena namanya kembali masuk daftar pemain yang masuk pelatnas PSSI. Namanya menjadi salah satu dari lima striker terbaik Indonesia yang berhak memakai lambang garuda di dadanya untuk menghadapi lanjutan Pra-Piala Asia 2011. “Ya Bang, saya sudah tahu,” kata Sakti sumringah.
Selain nama Sakti, empat striker lainnya yang masuk daftar pemain pelatnas itu adalah Budi Sudarsono (Sriwijaya FC), Bambang Pamungkas (Persija), Musafri (Persiba), dan Boaz Salossa (Persipura). Rencananya pelatnas itu akan mulai digelar besok (3/7) di Sawangan, Depok, Jawa Barat.
Wajar jika Si Belut benar-benar senang dengan kabar tersebut. Sebab hal itu sebagai hasil jerih payahnya selama ini. Terlebih saat putaran kedua ISL. Seperti diketahui pada putaran pertama nama Sakti tenggelam di bawah bayang-bayang Christian Gonzales dan Budi Sudarsono.
Namun Sakti tetap berjuang. Hingga nasib berkata lain. Namanya kembali moncer di putaran kedua setelah kepergian Gonzales dan Budi.
Pada putaran kedua dia kembali produktif dan mencetak 14 gol hingga akhir musim. Namanya pun kembali dilirik oleh Benny Dolo, arsitek timnas.
Sebelum benar-benar dipanggil oleh Benny Dolo dua hari lalu, nama Sakti sudah dijanjikan pelatih tersebut masuk timnas. Yakni saat Bendol (sapaan Benny Dolo) menyaksikan pertandingan di Stadion Brawijaya menonton pertandingan Persik menjelang kompetisi berakhir. Saat itu Bendol menyebut Sakti layak kembali masuk timnas karena mengalami perkembangan pesat. Dan ternyata hal itu terbukti. “Senang sekali Bang,” tandasnya
Bagaimana rasanya jika kebahagiaan dan kesedihan datang bersama? Rasa itulah yang sekarang ini menghinggapi striker Persik Saktiawan Sinaga. Sebabnya, dalam waktu yang hampir bersamaan pemain asal Medan ini mendapat dua kabar yang bertolak belakang.
Kabar baiknya, dia dipanggil untuk memperkuat Timnas Pra-Piala Asia 2011. Kabar buruknya, tim yang membesarkannya, PSMS Medan, terdegradasi setelah dikalahkan Persebaya dalam laga playoff. “Rasanya campur aduk,” kata pemain berjuluk Si Belut itu.
Bagaimanapun Sakti merasa PSMS memiliki peran besar dalam karirnya di sepak bola. Karena itu, ketika mengetahui PSMS dipastikan turun kasta, dia pun tak mampu menahan kesedihannya. Ya, meskipun sekarang dia tak membela Ayam Kinantan lagi. “Biar bagaimanapun PSMS tim yang membesarkan saya. Sedih juga kalau sampai degradasi,” kata pemain dengan nomor punggung 26 itu.
Soal kabar bahagia, Sakti sedang berbunga-bunga karena namanya kembali masuk daftar pemain yang masuk pelatnas PSSI. Namanya menjadi salah satu dari lima striker terbaik Indonesia yang berhak memakai lambang garuda di dadanya untuk menghadapi lanjutan Pra-Piala Asia 2011. “Ya Bang, saya sudah tahu,” kata Sakti sumringah.
Selain nama Sakti, empat striker lainnya yang masuk daftar pemain pelatnas itu adalah Budi Sudarsono (Sriwijaya FC), Bambang Pamungkas (Persija), Musafri (Persiba), dan Boaz Salossa (Persipura). Rencananya pelatnas itu akan mulai digelar besok (3/7) di Sawangan, Depok, Jawa Barat.
Wajar jika Si Belut benar-benar senang dengan kabar tersebut. Sebab hal itu sebagai hasil jerih payahnya selama ini. Terlebih saat putaran kedua ISL. Seperti diketahui pada putaran pertama nama Sakti tenggelam di bawah bayang-bayang Christian Gonzales dan Budi Sudarsono.
Namun Sakti tetap berjuang. Hingga nasib berkata lain. Namanya kembali moncer di putaran kedua setelah kepergian Gonzales dan Budi.
Pada putaran kedua dia kembali produktif dan mencetak 14 gol hingga akhir musim. Namanya pun kembali dilirik oleh Benny Dolo, arsitek timnas.
Sebelum benar-benar dipanggil oleh Benny Dolo dua hari lalu, nama Sakti sudah dijanjikan pelatih tersebut masuk timnas. Yakni saat Bendol (sapaan Benny Dolo) menyaksikan pertandingan di Stadion Brawijaya menonton pertandingan Persik menjelang kompetisi berakhir. Saat itu Bendol menyebut Sakti layak kembali masuk timnas karena mengalami perkembangan pesat. Dan ternyata hal itu terbukti. “Senang sekali Bang,” tandasnya
PSMS Harus Suksesi
Bayangkan saja, usai Abdillah masuk bui, PSMS tak punya sosok ketua umum yang senantiasa mengayomi. PSMS musim ini jalan sendiri-sendiri, manajemen dan pengurus ibarat air dan api. Saling tak peduli.
Sampai saat ini, bahkan belum ada kabar istemewa mengenai pemilihan ketua baru PSMS. Berdasarkan jadwal, musyawarah akan digelar 18 Juli mendatang. Dan hal itu diharapkan tidak molor. “Musda merupakan harga mati, harus digelar 18 Juli. Tak ada alasan lagi untuk menunda hal itu. Kalau sampai tertunda lagi, kita akan desak dengan aksi,” beber Dicky Anugerah Panjaitan pentolan Kesatuan Anak Medan Pecinta Ayam Kinantan (KAMPAK) fans klub kemarin.
Pascadegradasinya PSMS, evaluasi utama yang mesti digeber adalah hal itu. Setidaknya demikian koar Dicky. Baginya evaluasi tidak serta merta hanya pada laga playoff itu saja. Melainkan selama satu musim jalannya kompetisi.
“Dari evaluasi awal, tentu saja kita melihat antara pengurus dan manajemen tidak bersinergi. Hal ini yang harus segera dievaluasi. Pertama dengan pemilihan ketua umum baru. Agar pembentukan tim baru PSMS lebih terencana dengan matang,” lanjut Dicky.
Selain itu, kepada manajemen lama dibawah penguasaan Sihar Sitorus, pihak KAMPAK mengucapkan banyak terimakasih atas kebaikan hatinya mengelola PSMS. “Thanks kepada Bang Sihar yang sudah mengeluarkan dana besar untuk PSMS. Tapi untuk pengelolaan kembali, tampaknya sudah cukup,” tambah Dicky.
Di samping itu, pihak KAMPAK dan SMeCK juga berencana menerbitkan kriteria bagi calon ketua umum PSMS. “Kita juga sudah berbincang dengan kawan-kawan SMeCK untuk membahas kriteria calon ketua PSMS. Dan hal itu harus dibawa ke dalam agenda sidang Musda tersebut,” pungkas Dicky.
Sementara itu, manajemen PSMS musim ini siap bergegas hengkang.
itanyakan rencana Sihar ke depannya, dia menjawab akan segera mengembalikan mandat yang didapatnya tahun lalu. Namun, hal itu belum jelas kapan akan dilaksanakan, dan kepada siapa mandat itu akan dikembalikan. Pasalnya PSMS belum punya ketua umum
Sampai saat ini, bahkan belum ada kabar istemewa mengenai pemilihan ketua baru PSMS. Berdasarkan jadwal, musyawarah akan digelar 18 Juli mendatang. Dan hal itu diharapkan tidak molor. “Musda merupakan harga mati, harus digelar 18 Juli. Tak ada alasan lagi untuk menunda hal itu. Kalau sampai tertunda lagi, kita akan desak dengan aksi,” beber Dicky Anugerah Panjaitan pentolan Kesatuan Anak Medan Pecinta Ayam Kinantan (KAMPAK) fans klub kemarin.
Pascadegradasinya PSMS, evaluasi utama yang mesti digeber adalah hal itu. Setidaknya demikian koar Dicky. Baginya evaluasi tidak serta merta hanya pada laga playoff itu saja. Melainkan selama satu musim jalannya kompetisi.
“Dari evaluasi awal, tentu saja kita melihat antara pengurus dan manajemen tidak bersinergi. Hal ini yang harus segera dievaluasi. Pertama dengan pemilihan ketua umum baru. Agar pembentukan tim baru PSMS lebih terencana dengan matang,” lanjut Dicky.
Selain itu, kepada manajemen lama dibawah penguasaan Sihar Sitorus, pihak KAMPAK mengucapkan banyak terimakasih atas kebaikan hatinya mengelola PSMS. “Thanks kepada Bang Sihar yang sudah mengeluarkan dana besar untuk PSMS. Tapi untuk pengelolaan kembali, tampaknya sudah cukup,” tambah Dicky.
Di samping itu, pihak KAMPAK dan SMeCK juga berencana menerbitkan kriteria bagi calon ketua umum PSMS. “Kita juga sudah berbincang dengan kawan-kawan SMeCK untuk membahas kriteria calon ketua PSMS. Dan hal itu harus dibawa ke dalam agenda sidang Musda tersebut,” pungkas Dicky.
Sementara itu, manajemen PSMS musim ini siap bergegas hengkang.
itanyakan rencana Sihar ke depannya, dia menjawab akan segera mengembalikan mandat yang didapatnya tahun lalu. Namun, hal itu belum jelas kapan akan dilaksanakan, dan kepada siapa mandat itu akan dikembalikan. Pasalnya PSMS belum punya ketua umum
Saya yang Minta Jadi Penendang Penalti
Penampilan menawan Oktovianus Maniani bersama PSMS Medan musim ini membuat ia banyak dilirik klub kontestan ISL. Salah satunya juara kompetisi kasta tertinggi sepak bola nasional musim ini, Persipura Jayapura.
Konon, dia justru mendapat rekomendasi dari beberapa pilar Mutiara Hitam. Hanya saja, pemain muda yang akrab disapa Okto ini mengaku belum saatnya untuk pulang kampung. Menurutnya, ia masih ingin menambah pengalaman bersama tim lain sebelum akhirnya memutuskan kembali merumput di Persipura. Meski diakuinya, bermain di Persipura menjadi impiannya sejak kecil.
Lalu, di klub mana ia ingin bermain musim ini? Apa saja target yang ingin dicapainya? Bagaimana tanggapannya terhadap kegagalan mengeksekusi penalti di playoff yang membuat PSMS gagal bertahan di ISL? Berikut wawancara eksklusif goal.com dengan mantan pemain PON Papua tersebut, Jumat (3/7) petang.
Selamat sore Okto! Apa kabar? Anda lagi sibuk?
Selamat sore Mas, kabar baik. Saya masih di Bandung, lagi di mal bersama teman.
Kabarnya, Persipura sudah menginginkan Anda. Benarkah?
Saya dengar begitu. Tapi sampai sejauh ini belum ada pengurus maupun dari manajemen Persipura yang menghubungi saya. Sebetulnya, bukan Persipura saja yang menginginkan saya. Beberapa tim sudah menghubungi saya dan mengajak bergabung.
Tapi kalau Persipura benar menginginkan Anda?
Tentu sangat menyenangkan karena ini impian saya sejak dulu. Asalkan mereka bersedia membayar sisa kontrak saya kepada PT Torganda (pengelolah PSMS Medan musim ini). Tapi saya pikir, belum saatnya saya kembali ke Persipura. Sebab, di sana masih banyak pemain yang bagus dan berkualitas. Saya ingin menambah pengalaman dulu di klub lain, setelah cukup siap saya pasti kembali ke Persipura.
Saat ini Anda akan bermain di mana?
Karena kontrak saya dengan Torganda dua tahun, saya tentu harus mematuhi itu dan bermain di Pro Duta (tim divisi utama asal Bandung). Secara kebetulan, tim tersebut sudah milik Torganda di bawah kendali Pak Sihar (Sihar Sitorus, mantan manajer tim PSMS).
Banyak pihak yang kecewa kepada Anda, karena dianggap biang kegagalan PSMS bertahan di ISL, setelah gagal mengeksekusi tendangan penalti. Komentar Anda?
Saya pikir itu hal yang wajar. Tapi saya tidak ingin meratapi kesalahan ini. Sebagai pemain muda, tentu hal ini akan menjadi pemicu semangat untuk giat berlatih agar bisa lebih baik lagi. Harus diketahui, kegagalan penalti bisa saja dilakukan setiap pemain. Bahkan sekelas Maradona pun pernah gagal.
Anda tidak merasa bersalah dengan kejadian itu?
Sama sekali tidak. Sebab, saya sudah berusaha melakukan yang terbaik. Hanya saja, takdir berkehendak lain. Lagi pula, kegagalan penalti tersebut sama sekali tidak ada unsur kesengajaan. Saya pun sudah berbuat banyak untuk PSMS, sehingga saya tidak terima jika harus disalahkan.
Kabarnya, Anda sendiri yang meminta untuk menjadi eksekutor. Benarkah?
Itu memang benar. Saya sendiri yang meminta kepada pelatih untuk diberikan kesempatan. Kenapa? Karena saat itu, saya benar-benar yakin bisa menjalankan tugas dengan baik.
Saya merasa dalam kondisi percaya diri yang cukup untuk melakukan tugas sebagai eksekutor. Sayang, karena Yang Maha Kuasa berkehendak lain. Kita tentu tidak punya kuasa untuk melawannya.
Konon, dia justru mendapat rekomendasi dari beberapa pilar Mutiara Hitam. Hanya saja, pemain muda yang akrab disapa Okto ini mengaku belum saatnya untuk pulang kampung. Menurutnya, ia masih ingin menambah pengalaman bersama tim lain sebelum akhirnya memutuskan kembali merumput di Persipura. Meski diakuinya, bermain di Persipura menjadi impiannya sejak kecil.
Lalu, di klub mana ia ingin bermain musim ini? Apa saja target yang ingin dicapainya? Bagaimana tanggapannya terhadap kegagalan mengeksekusi penalti di playoff yang membuat PSMS gagal bertahan di ISL? Berikut wawancara eksklusif goal.com dengan mantan pemain PON Papua tersebut, Jumat (3/7) petang.
Selamat sore Okto! Apa kabar? Anda lagi sibuk?
Selamat sore Mas, kabar baik. Saya masih di Bandung, lagi di mal bersama teman.
Kabarnya, Persipura sudah menginginkan Anda. Benarkah?
Saya dengar begitu. Tapi sampai sejauh ini belum ada pengurus maupun dari manajemen Persipura yang menghubungi saya. Sebetulnya, bukan Persipura saja yang menginginkan saya. Beberapa tim sudah menghubungi saya dan mengajak bergabung.
Tapi kalau Persipura benar menginginkan Anda?
Tentu sangat menyenangkan karena ini impian saya sejak dulu. Asalkan mereka bersedia membayar sisa kontrak saya kepada PT Torganda (pengelolah PSMS Medan musim ini). Tapi saya pikir, belum saatnya saya kembali ke Persipura. Sebab, di sana masih banyak pemain yang bagus dan berkualitas. Saya ingin menambah pengalaman dulu di klub lain, setelah cukup siap saya pasti kembali ke Persipura.
Saat ini Anda akan bermain di mana?
Karena kontrak saya dengan Torganda dua tahun, saya tentu harus mematuhi itu dan bermain di Pro Duta (tim divisi utama asal Bandung). Secara kebetulan, tim tersebut sudah milik Torganda di bawah kendali Pak Sihar (Sihar Sitorus, mantan manajer tim PSMS).
Banyak pihak yang kecewa kepada Anda, karena dianggap biang kegagalan PSMS bertahan di ISL, setelah gagal mengeksekusi tendangan penalti. Komentar Anda?
Saya pikir itu hal yang wajar. Tapi saya tidak ingin meratapi kesalahan ini. Sebagai pemain muda, tentu hal ini akan menjadi pemicu semangat untuk giat berlatih agar bisa lebih baik lagi. Harus diketahui, kegagalan penalti bisa saja dilakukan setiap pemain. Bahkan sekelas Maradona pun pernah gagal.
Anda tidak merasa bersalah dengan kejadian itu?
Sama sekali tidak. Sebab, saya sudah berusaha melakukan yang terbaik. Hanya saja, takdir berkehendak lain. Lagi pula, kegagalan penalti tersebut sama sekali tidak ada unsur kesengajaan. Saya pun sudah berbuat banyak untuk PSMS, sehingga saya tidak terima jika harus disalahkan.
Kabarnya, Anda sendiri yang meminta untuk menjadi eksekutor. Benarkah?
Itu memang benar. Saya sendiri yang meminta kepada pelatih untuk diberikan kesempatan. Kenapa? Karena saat itu, saya benar-benar yakin bisa menjalankan tugas dengan baik.
Saya merasa dalam kondisi percaya diri yang cukup untuk melakukan tugas sebagai eksekutor. Sayang, karena Yang Maha Kuasa berkehendak lain. Kita tentu tidak punya kuasa untuk melawannya.
PSMS Tunggu Rapat Pengurus
MEDAN-Skuad PSMS yang berlaga di Indonesia Super League (ISL) 2008/2009 telah dibubarkan. Pembubaran ini dilakukan oleh PT Togos Gopas yang menjadi pemegang mandat pengelolaan PSMS selama tampil di Indonesia Super League (ISL).
Hal itu menyusul keluarnya pernyataan pemilik PT Togas Gopas sekaligus manajer PSMS musim 2008/2009, Sihar Sitorus yang menyatakan bahwa, sebagian pemain yang masih terikat kontrak ada yang bergabung dengan klub yang baru dibelinya Pro Duta. Sementara sebagian lagi dilepas dan dipersilakan melakukan negosiasi dengan klub lain.
Akibatnya, tim kebanggaan Kota Medan itu kini hanya tinggal nama dan masih menunggu rapat pengurus siapa yang akan menjadi pengurus baru yang memimpin PSMS. Ketua Umum PSMS, Abdillah yang saat ini berada di tahanan Polda Metro Jaya saat ditemui wartawan koran ini, Jumat (3/7), belum memberikan komentar.
Ditemui usai salat Jumat, Abdillah memilih menghindar dan langsung masuk ke dalam tahanan.
Tapi, Manajer PSMS Medan di Ligina XIII 2007, Randiman Tarigan saat dihubungi mengaku, surat pengunduran diri Ketua Umum Abdillah sudah diserahkan kepada pengurus.
“Surat pengunduran diri Ketum sudah diserahkan sama saya dan Hardi Mulyono,” katanya. Tapi, kata pria yang membawa Ayam Kinantan menjadi finalis Ligina edisi terakhir itu, siapa yang akan memimpin PSMS musim depan masih akan dirapatkan lagi dengan pengurus.
“Rencananya akan digelar tanggal 18 Juli mendatang. Nah, bila sudah ada yang terpilih baru dilakukan pembenahan,” katanya. Sementara itu satu per satu pemain PSMS terus diincar klub lain. Setelah Elie Aiboy, kini giliran Octavianus. Okto mengaku telah didekati Persipura Jayapura, Persiwa Wamena dan Deltras Sidoarjo. Meski demikian, ia masih ingin mematuhi kontraknya dengan PT Torganda.
“Kan masih dua tahun kontrak dengan Bapak Sihar (Sihar Sitorus, Manajer PSMS). Selain itu, sebagai pemain profesional saya harus mematuhinya,” kata Okto.
“Selain Persipura, Persiwa dan Deltras juga telah menghubungi saya. Sementara ini, saya harus menjalani kontrak yang ada dulu,” sambungnya.
Hal itu menyusul keluarnya pernyataan pemilik PT Togas Gopas sekaligus manajer PSMS musim 2008/2009, Sihar Sitorus yang menyatakan bahwa, sebagian pemain yang masih terikat kontrak ada yang bergabung dengan klub yang baru dibelinya Pro Duta. Sementara sebagian lagi dilepas dan dipersilakan melakukan negosiasi dengan klub lain.
Akibatnya, tim kebanggaan Kota Medan itu kini hanya tinggal nama dan masih menunggu rapat pengurus siapa yang akan menjadi pengurus baru yang memimpin PSMS. Ketua Umum PSMS, Abdillah yang saat ini berada di tahanan Polda Metro Jaya saat ditemui wartawan koran ini, Jumat (3/7), belum memberikan komentar.
Ditemui usai salat Jumat, Abdillah memilih menghindar dan langsung masuk ke dalam tahanan.
Tapi, Manajer PSMS Medan di Ligina XIII 2007, Randiman Tarigan saat dihubungi mengaku, surat pengunduran diri Ketua Umum Abdillah sudah diserahkan kepada pengurus.
“Surat pengunduran diri Ketum sudah diserahkan sama saya dan Hardi Mulyono,” katanya. Tapi, kata pria yang membawa Ayam Kinantan menjadi finalis Ligina edisi terakhir itu, siapa yang akan memimpin PSMS musim depan masih akan dirapatkan lagi dengan pengurus.
“Rencananya akan digelar tanggal 18 Juli mendatang. Nah, bila sudah ada yang terpilih baru dilakukan pembenahan,” katanya. Sementara itu satu per satu pemain PSMS terus diincar klub lain. Setelah Elie Aiboy, kini giliran Octavianus. Okto mengaku telah didekati Persipura Jayapura, Persiwa Wamena dan Deltras Sidoarjo. Meski demikian, ia masih ingin mematuhi kontraknya dengan PT Torganda.
“Kan masih dua tahun kontrak dengan Bapak Sihar (Sihar Sitorus, Manajer PSMS). Selain itu, sebagai pemain profesional saya harus mematuhinya,” kata Okto.
“Selain Persipura, Persiwa dan Deltras juga telah menghubungi saya. Sementara ini, saya harus menjalani kontrak yang ada dulu,” sambungnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)