Saturday, December 24, 2011

PSMS ISL Saha Tak Gentar Sanksi FIFA

Federasi Sepakbola Dunia, FIFA menegaskan akan memberi sanksi tegas pada pemain-pemain yang bermain di kompetisi Indonesia Super League. Pemain-pemain ditutup kesempatan untuk membela Timnas. Parahnya lagi, FIFA bakal mencabut Transfer Matching System (TMS). Sederhananya, pemain-pemain ISL tidak akan bisa lagi ditransfer untuk bermain di luar negeri.

Punggawa PSMS ISL menanggapi dingin terkait sanksi tersebut. Osas Ikpefua Saha menyebut FIFA arogan dengan rencana pemberlakuan sanksi. Ia menegaskan tidak gentar dengan ancaman pencabutan TMS tersebut.

"Kami ini pemain, kami korban dari kebijakan yang ada. Teramat aneh, kalau FIFA ancam pemain. Seharusnya FIFA menyelidiki manajemen atau pemutus kebijakan kompetisi. Saya tak takut friend, silahkan saja mereka mau cabut TMS itu," katanya saat dihubungi dari Medan. Saha, kemarin siang tiba di Jakarta untuk liburan Natal.

Lebih lanjut, Saha menyebutkan dirinya tetap mengedepankan sisi profesional tanpa harus terlarut dalam dualisme kompetisi. "Saya tidak akan berpendapat kompetisi mana yang lebih bagus. Itu bukan letak persoalannya. Dalam sepakbola, pemain akan turun ke lapangan jika ia diberi kontrak. Lantas, kenapa pemain dilibatkan friend. Tapi sekali lagi, saya tidak mau memusingkan itu," sebutnya.

Suami dari Sasha ini menegaskan ia tetap komit membela PSMS ISL, hingga durasi kontrak yang dimilikinya berakhir. Ia tidak akan bergeming karena ancaman sanksi FIFA yang beredar luas di Media. Menurutnya, hal itu tidak akan terjadi bila federasi sepakbola dunia dan induk organisasi sepakbola nasional berlaku profesional. (Randy Hutagaol/TribunMedan)

PSMS ISL Cabut Perkara Kasus Tiket Palsu

Diduga ada keterlibatan mantan Bendahara PSMS berinisial AS musim lalu, pihak manajemen PSMS ISL mencabut perkara tiket palsu di Polsekta Medan Kota. Kedua pihak telah berdamai dan polsekta Medan Kota menangguhkan tersangka Fahri yang tertangkap tangan menjual tiket palsu di stadion Teladan Medan saat PSMS kontra Persisam Samarinda, Kamis (8/12) lalu.

Informasi yang diperoleh diPolsekta Medan Kota setelah pihak kepolisian melakukan penyelidikan dengan tertangkap tangannya tersangka Fahri. Berdasarkan keterangan tersangka diperoleh keterlibatan mantan Panpel PSMS Divisi Utama tahun lalu, Edi dan Jenda. Selain itu, peran Edi dan Jenda diduga dengan keterlibatan mantan Bendahara PSMS bernisial AS yang saat ini merupakan staf di Dinas Parawista dan Kebudayaan Kota Medan.

Informasi yang berkembang antara pihak PSMS dengan tersangka telah melakukan perdamaian diduga dengan "upeti" Rp. 50 juta dan pria berinisial AS diduga telah mendekati beberapa media agar kasus tiket palsu jangan ditindaklanjuti pemberitaannya.

"Kasus tiket palsu PSMS yang tertangkap tangan oleh pihak keamanan Panpel sudah damai antara kedua pihak. Pihak PSMS mencabut pengaduan dengan alasan tersangka telah insyaf dan menyadari kesalahannya" ujar Kapolsekta Medan Kota Kompol Sandy Sinurat, kemarin.

Dikatakannya dengan adanya perdamaian kedua belah pihak. Pihak kepolisian melakukan penangguhan terhadap tersangka penjualan tiket palsu yang selama ini ditahan pihak kepolisian. Saat ditanya adanya keterlibatan mantan bendahara PSMS musim lalu, Sandy mengatakan setelah dilakukan tidak ada keterlibatan. "Setelah dilakukan penyelidikan tidak ada keterlibatan mantan bendahara PSMS dalam kasus tiket palsu ini" terang Kapolsek.

Sementara itu, Ketua Panpel PSMS ISL Safril Jambak SH ketika dikonfirmasi membantah adanya perdamaian dengan pihak tersangka sesuai dengan pernyataan Kapolsekta Medan Kota. "Tak ada perdamaian kasus tetap lanjut dan saat ini polisi masih memburu tersangka Edi dan Jenda yang diduga terlibat tiket palsu" ujarnya Safril dengan nada gugup melalui ponsel.

Dikatakannya, saat petugas ini melakukan pengejaran kedua tersangka sudah tak berada lagi dirumahnya dan berhasil meloloskan diri. Diduga kedua tersangka sakit hati tak dipilih lagi jadi anggota Panpel dan memcoba mencari keuntungan pribadi dengan mengedarkan tiket palsu.

Disebutkannya, akibat penjualan tiket palsu membuat pemasukan penjualan tiket menurun drastis. Kasus ini tetap diteruskan untuk mengungkap dalangnya.

Hasil pantauan wartawan, selama pertandingan exbisi PSMS dengan klub asal Malaysia, Safril bolak-balik mendatangi Polsekta Medan Kota, kadang ditemani Zulkifli yang juga anggota Panpel PSMS. Ketika ditanya kedatangan ke Polsekta Medan Kota, Safril mengatakan untuk melihat perkembangan kasus tiket palsu PSMS. Diduga Safril akan melakukan perdamaian dengan pihak tersangka. (Randy Hutagaol/TribunMedan)