MEDAN - PSMS Medan merasa diuntungkan dengan jeda pertandingan yang cukup lama pada lanjutan kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010.
Andainya itu tidak terjadi, makan kondisi pemain yang hampir 40 persen cedera akan sulit maksimal menghadapi Persiraja Banda Aceh di Stadion Teladan Medan, Minggu nanti.
Pelatih Suimin Dihardja mengatakan, masa istirahat yang cukup lama sangat menguntungkan timnya karena bisa digunakan sebagai proses penyembuhan beberapa pemain cedera.
Ia menyebutkan, beberapa pemain yang mengalami cedera adalah Selamet Riyadi (otot urat tumit), Sony Gunawan (bahu), Hardi Citra (paha) dan Edu Juanda, Osas Saha dan Afandi Lubis. Beruntung, tiga nama terakhir mulai sembuh dan telah mengikuti latihan bersama pemain lainnya.
PSMS memiliki jeda pertandingan sekitar 10 hari sejak kekalahan dari Persipasi di Bekasi, dua pekan lalu. Menurut Suimin, masa istirahat yang cukup lama ini juga akan dimanfaatkan untuk menutup kekurangan timnya dengan melakukan ujicoba sesama pemain.
Ia mengatakan, meskipun hanya uji coba antar pemain tetapi itu sifatnya resmi untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pemain inti maupun pemain pelapis. Dengan uji coba tersebut, dirinya bisa mengetahui perkembangan kedisiplinan dan komunikasi antar pemain terutama pemain belakang. "Saya masih fokus pada kedisiplinan dan koordinasi antar pemain," katanya.
Pada latihan Kamis, striker Osas Saha sudah menemui dirinya dan siap merumput pada Minggu nanti. "Saha memang sudah berkonsultasi dengan saya dan dia mengatakan melawan Persiraja siap untuk diturunkan sebagai striker. Saya memang tidak memaksa dia, biar dia sendiri yang merasa siap," tutur Suimin.
Selain itu, pelatih kampung itu juga menempa fisik pemain. Menanggapi pemain laga Minggu nanti, Suimin mengatakan sudah menyiapkan pemain pengganti seandainya tiga pemain pilarnya belum sembuh.
Sony Gunawan kemungkinan diganti Irwin, Selamet Riyadi dengan Chico Maradona, sementara posisi Hardi Citra diisi Affandi Lubis atau Kamil Sembiring. "Siapa yang dimainkan, tergantung siapa yang lebih siap," katanya
Kumpulan Berita Tentang PSMS Medan Teruskan Perjuangan MU PSMS Medan "Koe" Dukung Terus PSMS Medan ....
Saturday, December 26, 2009
Ada Asa
MEDAN- Pada simulasi yang digelar kemarin (23/12) skema permainan yang bakal diterapkan PSMS saat meladeni Persiraja Minggu (27/12) nanti, terlihat bayak mengalami peningkatan.
Padahal kalau mau jujur, Suimin Diharja, pelatih PSMS masih dipusingkan dengan cedera yang dialami sejumlah pemain pilar.
“Meskipun banyak kendala yang kita hadapi menatap laga kontra Persiraja, namun kita tetap membiarkan lawan memetik poin penuh di hadapan suporter kita. Karenanya, anak-anak harus mampu menampilkan permainan terbaik,” katanya usai menggelar latihan rutin di Stadion Teladan sore kemarin.
Beruntung arah ke sana sudah mulai terlihat. Saat simulasi kemarin digelar, Suimin cukup puas dengan performa yang diperagakan anak asuhnya. Ya walaupun saat memimpin latihan Suimin tetap harus berulang kali berteriak dan menghentikan jalannya latihan, karena belum sesuai dengan harapan.
“Secara keseluruhan anak-anak sudah mulai mengerti strategi permainan yang kita kehendaki. Besok pagi (hari ini-Red) tinggal pemantapan selanjutnya,” lanjut Suimin.
Sedikit asa untuk mengamankan laga kandang kontra Persiraja kian meninggi, ketika Osas Saha juga sudah bisa mengikuti latihan. Cedera engkelnya memang belum kambuh benar. Namun Saha sudah bisa berlari dan ikut instruksi latihan dengan penuh. Kemungkinan Saha bisa dimainkan pun kembali terbuka.
“Masih sedikit masalah. Saya sudah bisa berlari namun belum bisa melakukan gerakan balik badan dengan tempo tinggi. Tapi saya yakin bisa turun saat melawan Persiraja,” beber Saha.
Nah, dengan demikian bertambah lagi satu skuad yang diprediksi bisa dimainkan.
Namun di lini belakang tampaknya masih perlu modifikasi. Slamet Riyadi palang pintu PSMS yang juga kapten tim belum pulih benar. Walaupun Slamet mengaku sudah bisa berlari, namun dia masih merasakan sakit pada tumitnya saat melompat.
Dengan begitu, komposisi lini belakang yang tanpa Slamet akan dipercayakan kepada Nyeck Nyobe. Awalnya bek tinggi besar asal Kamerun itu diproyeksikan menjadi striker. Namun hal itu tampaknya urung dilakukan Suimin, karena punya risiko tinggi.
“Nyeck akan tetap main di belakang. Kalau dia dipasang jadi striker, kita tidak punya stok pemain di belakang. Kalau dipaksakan, Persiraja punya beberapa pilar yang liar di kota penalti. Ini sangat berisiko,” kata Suimin. “Slamet sendiri masih belum pulih. Dia minta waktu sampai hari ini. Kita tunggu saja,” pungkasnya.
Padahal kalau mau jujur, Suimin Diharja, pelatih PSMS masih dipusingkan dengan cedera yang dialami sejumlah pemain pilar.
“Meskipun banyak kendala yang kita hadapi menatap laga kontra Persiraja, namun kita tetap membiarkan lawan memetik poin penuh di hadapan suporter kita. Karenanya, anak-anak harus mampu menampilkan permainan terbaik,” katanya usai menggelar latihan rutin di Stadion Teladan sore kemarin.
Beruntung arah ke sana sudah mulai terlihat. Saat simulasi kemarin digelar, Suimin cukup puas dengan performa yang diperagakan anak asuhnya. Ya walaupun saat memimpin latihan Suimin tetap harus berulang kali berteriak dan menghentikan jalannya latihan, karena belum sesuai dengan harapan.
“Secara keseluruhan anak-anak sudah mulai mengerti strategi permainan yang kita kehendaki. Besok pagi (hari ini-Red) tinggal pemantapan selanjutnya,” lanjut Suimin.
Sedikit asa untuk mengamankan laga kandang kontra Persiraja kian meninggi, ketika Osas Saha juga sudah bisa mengikuti latihan. Cedera engkelnya memang belum kambuh benar. Namun Saha sudah bisa berlari dan ikut instruksi latihan dengan penuh. Kemungkinan Saha bisa dimainkan pun kembali terbuka.
“Masih sedikit masalah. Saya sudah bisa berlari namun belum bisa melakukan gerakan balik badan dengan tempo tinggi. Tapi saya yakin bisa turun saat melawan Persiraja,” beber Saha.
Nah, dengan demikian bertambah lagi satu skuad yang diprediksi bisa dimainkan.
Namun di lini belakang tampaknya masih perlu modifikasi. Slamet Riyadi palang pintu PSMS yang juga kapten tim belum pulih benar. Walaupun Slamet mengaku sudah bisa berlari, namun dia masih merasakan sakit pada tumitnya saat melompat.
Dengan begitu, komposisi lini belakang yang tanpa Slamet akan dipercayakan kepada Nyeck Nyobe. Awalnya bek tinggi besar asal Kamerun itu diproyeksikan menjadi striker. Namun hal itu tampaknya urung dilakukan Suimin, karena punya risiko tinggi.
“Nyeck akan tetap main di belakang. Kalau dia dipasang jadi striker, kita tidak punya stok pemain di belakang. Kalau dipaksakan, Persiraja punya beberapa pilar yang liar di kota penalti. Ini sangat berisiko,” kata Suimin. “Slamet sendiri masih belum pulih. Dia minta waktu sampai hari ini. Kita tunggu saja,” pungkasnya.
Mimosa Pudica Subur di Rumput Teladan
Mungkin Anda jarang mendengar kata Mimosa Pudica L. Namun ketika disebut bunga putri malu, mungkin kita langsung paham.
Ya, “putri malu” yang dalam bahasa latin biasa disebut Mimosa Pudica L merupakan tumbuhan berduri dengan ciri daun bisa menutup dengan sendirinya saat disentuh, dan akan kembali terbuka setelah beberapa waktu.
Tumbuhan satu ini belakangan semakin jarang terlihat di perkotaan. Karena tumbuhan yang masuk kategori tumbuhan berkeping dua itu bisa dibilang semi parasit karena tumbuh di antara rerumputan liar. Sedangkan di kota sudah tentu jarang ada rumput liar.
Tapi, kalau anda masih penasaran dan ingin melihat keberadaan “putri malu” di tengah kota, tidak usah jauh-jauh, datang saja ke Stadion Teladan saat melihat skuad PSMS berlatih. Lantas, amatilah dengan seksama hamparan rumput lapangan yang warnanya beda. Di antara rumputan yang beda warna itulah tumbuh subur putri malu.
Perubahan warna pada rumput lapangan dikarenakan, pengerjaan renovasi tidak berjalan dengan perencanaan yang matang. Lebih tepatnya dikerjakan asal jadi.
Untuk urusan rumput, pekerja renovasi hanya menyisip rumput baru di antara rumput lama. Masalahnya, jenis rumput yang disisip itu beda dengan rumput lama. Walhasil, jadilah lapangan di Stadion Teladan warna-warni. Ada hijau muda, ada hijau tua.
Kualitas rumput sisipan itupun tampaknya sangat rendah. Pertumbuhannya pun tak stabil, karena ada yang masih pendek dan ada yang sudah panjang. Menariknya, si “putri malu” tadi rupanya gemar rumbuh di rumput sisipan itu. Sepintas di lihat, rumput itu tampaknya sama kualitasnya dengan rumput yang biasa tumbuh di sembarang tempat, alias rumput liar. Orang bilang itu rumput gajah!
Nah, tanda tanya pun kian mengemuka di antara pendukung PSMS. Terlebih kabarnya renovasi Stadion Teladan memakan anggaran sekitar Rp1,5 milyar. Memang mata kita sudah agak sejuk ketika memandang warna-warni tempat duduk penonton. Ruang dalam juga sudah cukup baik. Masalahnya, kenapa lapangan yang merupakan hal wajib bagus dalam satu stadion seperti terlupakan.
“Ada yang kurang sip dari renovasi Teladan. Yakni lapangannya yang tak rata dan rumputnya yang belang-belang. Padahal katanya dana renovasinya besar,” beber Johan fans PSMS yang selalu menonton PSMS latihan.
Di samping ditumbuhi putri malu, tanah lapangan juga tidak rata. Beberapa pilar PSMS sudah jadi korban terjalnya tanah di lapangan Teladan.
Ya, “putri malu” yang dalam bahasa latin biasa disebut Mimosa Pudica L merupakan tumbuhan berduri dengan ciri daun bisa menutup dengan sendirinya saat disentuh, dan akan kembali terbuka setelah beberapa waktu.
Tumbuhan satu ini belakangan semakin jarang terlihat di perkotaan. Karena tumbuhan yang masuk kategori tumbuhan berkeping dua itu bisa dibilang semi parasit karena tumbuh di antara rerumputan liar. Sedangkan di kota sudah tentu jarang ada rumput liar.
Tapi, kalau anda masih penasaran dan ingin melihat keberadaan “putri malu” di tengah kota, tidak usah jauh-jauh, datang saja ke Stadion Teladan saat melihat skuad PSMS berlatih. Lantas, amatilah dengan seksama hamparan rumput lapangan yang warnanya beda. Di antara rumputan yang beda warna itulah tumbuh subur putri malu.
Perubahan warna pada rumput lapangan dikarenakan, pengerjaan renovasi tidak berjalan dengan perencanaan yang matang. Lebih tepatnya dikerjakan asal jadi.
Untuk urusan rumput, pekerja renovasi hanya menyisip rumput baru di antara rumput lama. Masalahnya, jenis rumput yang disisip itu beda dengan rumput lama. Walhasil, jadilah lapangan di Stadion Teladan warna-warni. Ada hijau muda, ada hijau tua.
Kualitas rumput sisipan itupun tampaknya sangat rendah. Pertumbuhannya pun tak stabil, karena ada yang masih pendek dan ada yang sudah panjang. Menariknya, si “putri malu” tadi rupanya gemar rumbuh di rumput sisipan itu. Sepintas di lihat, rumput itu tampaknya sama kualitasnya dengan rumput yang biasa tumbuh di sembarang tempat, alias rumput liar. Orang bilang itu rumput gajah!
Nah, tanda tanya pun kian mengemuka di antara pendukung PSMS. Terlebih kabarnya renovasi Stadion Teladan memakan anggaran sekitar Rp1,5 milyar. Memang mata kita sudah agak sejuk ketika memandang warna-warni tempat duduk penonton. Ruang dalam juga sudah cukup baik. Masalahnya, kenapa lapangan yang merupakan hal wajib bagus dalam satu stadion seperti terlupakan.
“Ada yang kurang sip dari renovasi Teladan. Yakni lapangannya yang tak rata dan rumputnya yang belang-belang. Padahal katanya dana renovasinya besar,” beber Johan fans PSMS yang selalu menonton PSMS latihan.
Di samping ditumbuhi putri malu, tanah lapangan juga tidak rata. Beberapa pilar PSMS sudah jadi korban terjalnya tanah di lapangan Teladan.
Chiko Siap Jalani Debut
Krisis di lini belakang PSMS, tampaknya menjadi berkah tersendiri bagi Chiko Maradona. Pemain bertinggi 183cm itu siap melakoni debutnya bersama PSMS musim ini, seandainya dia diberikan kesempatan oleh pelatih.
Pasca cederanya Slamet dan menurunnya kebugaran Deni Wahyudi, mau tak mau Suimin harus mulai memperhatikan pemain lain yang lebih sering parkir di bangku cadangan.
Salah satu yang kerap diparkir adalah Chiko Maradona. Bahkan di tubuh tim saat ini, tercatat tinggal dua pemain yang didaftar namun belum pernah diturunkan. Chiko dan Kamil Sembiring.
Bahkan kalau diberikan kesempatan turun pada laga kontra Persiraja, Chiko akan menganggap laga itu sebagai laga balas dendam. Memang tak ada kaitannya antara perseteruan PSMS versus Persiraja.
Namun pemain yang bekerja sebagai sekuriti Bank Sumut itu ternyata punya dendam khusus kepada tim BPD Aceh, yang mayoritas pemainnya adalah pemain Persiraja. Kebetulan, Chiko masuk skuad Bank Sumut dan ketika tanding dengan tim BPD Aceh selalu kalah lewat adu penalti.
“Dalam dua pertemuan Bank Sumut vs BPD Aceh kami selalu kalah adu penalti. Makanya jika nanti saya diberi kepercayaan untuk main, saya akan anggap laga itu sebagai laga balas dendam,” beber Chiko.
“Tapi sebelum melakoni pertandingan itu, tentunya saya wajib meningkatkan performa permainan sehingga pelatih tak merasa ragu dengan kemampuan yang saya miliki ,” sambung pengidola Alesandro Nesta itu.
Untuk urusan pengalaman, sebenarnya Chiko tidak miskin jam terbang. Selain main untuk Bank Sumut, Chiko juga pernah memperkuat PSMS Junior sejak 2002-2004.
Tahun 2004, pemain kelahiran 4 Juli 1986 itu main untuk Persijam Jambi. Setahun berikutnya, giliran PS Muba Banyuasin yang dibela. Tahun 2007, Chiko masuk skuad PSMS U-23. Sedangkan tahun 2008, Chiko memperkuat Medan Jaya.
“Secara keseluruhan, saya siap untuk diturunkan. Tapi itu tergantu kebutuhan tim dan kepercayaan pelatih. Intinya saya akan mencoba memberikan yang terbaik bagi tim ini,” pungkasnya.
Pasca cederanya Slamet dan menurunnya kebugaran Deni Wahyudi, mau tak mau Suimin harus mulai memperhatikan pemain lain yang lebih sering parkir di bangku cadangan.
Salah satu yang kerap diparkir adalah Chiko Maradona. Bahkan di tubuh tim saat ini, tercatat tinggal dua pemain yang didaftar namun belum pernah diturunkan. Chiko dan Kamil Sembiring.
Bahkan kalau diberikan kesempatan turun pada laga kontra Persiraja, Chiko akan menganggap laga itu sebagai laga balas dendam. Memang tak ada kaitannya antara perseteruan PSMS versus Persiraja.
Namun pemain yang bekerja sebagai sekuriti Bank Sumut itu ternyata punya dendam khusus kepada tim BPD Aceh, yang mayoritas pemainnya adalah pemain Persiraja. Kebetulan, Chiko masuk skuad Bank Sumut dan ketika tanding dengan tim BPD Aceh selalu kalah lewat adu penalti.
“Dalam dua pertemuan Bank Sumut vs BPD Aceh kami selalu kalah adu penalti. Makanya jika nanti saya diberi kepercayaan untuk main, saya akan anggap laga itu sebagai laga balas dendam,” beber Chiko.
“Tapi sebelum melakoni pertandingan itu, tentunya saya wajib meningkatkan performa permainan sehingga pelatih tak merasa ragu dengan kemampuan yang saya miliki ,” sambung pengidola Alesandro Nesta itu.
Untuk urusan pengalaman, sebenarnya Chiko tidak miskin jam terbang. Selain main untuk Bank Sumut, Chiko juga pernah memperkuat PSMS Junior sejak 2002-2004.
Tahun 2004, pemain kelahiran 4 Juli 1986 itu main untuk Persijam Jambi. Setahun berikutnya, giliran PS Muba Banyuasin yang dibela. Tahun 2007, Chiko masuk skuad PSMS U-23. Sedangkan tahun 2008, Chiko memperkuat Medan Jaya.
“Secara keseluruhan, saya siap untuk diturunkan. Tapi itu tergantu kebutuhan tim dan kepercayaan pelatih. Intinya saya akan mencoba memberikan yang terbaik bagi tim ini,” pungkasnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)