Saturday, January 16, 2010

Awas Duri

Keadaan PSMS terkini memang tidak begitu menyenangkan. Bak memakan ikan berduri, meskipun dagingnya manis, namun kalau tidak hati-hati bisa tertancap tenggorokan dan gusi. Karena itu, duri yang bisa mencelakakan wajib diwaspadai.
Ya, menatap putaran kedua kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia, PSMS harus lebih dari sekadar berbenah. Skuad berjuluk Ayam Kinantan itu harus lebih mawas diri lagi dari ancaman hal-hal nonteknis di luar persiapan teknis.

Sejauh ini, pengurus fokus besar pada pembenahan skuad. Benar, perlu terjadi perbaikan skuad agar peta persaingan tak lepas dari genggaman. Namun, hal yang tak kalah pentingnya dalam sepak bola nasional adalah sisi nonteknis yang kerap menjadi duri penghalang tim ini berprestasi.

Satu di antaranya adalah kinerja perangkat pertandingan, termasuk ulah wasit yang bekerja bak wasit amatiran. Memang, terlalu cengeng ketika wasit selalu menjadi kambing hitam kegagalan PSMS meraih angka maksimal. Namun pada fakta di lapangan, sisi satu ini kerap mengganggu.

Bahkan PSMS sudah berulang kali melapor ke badan wasit PSSI. Dari sekian laporan, yang ditanggapi hanya pada saat PSMS takluk 3-0 kontra Persita Tangerang. Saat itu wasit yang mempimpin laga, Solihin asal Surabaya akhirnya mendapat hukuman tak boleh memimpin pertandingan hingga beberapa bulan.

Nah, hal inilah yang coba didalami oleh kubu PSMS. Sia-sia rasanya tim ini dibentuk dengan dana yang tak sedikit, namun akhirnya dikandaskan oleh ulah tak sportif dari wasit yang memimpin laga. Hendra DS Manajer Tim sudah melihat arah ke sana. “Tak melulu kegagalan tim ini disebabkan oleh buruknya skuad yang kita miliki. Faktor nonteknis seperti wasit juga banyak merugikan kita,” keluh Hendra.

Saking kesalnya dengan ulah wasit selama ini, Hendra bahkan menanyakan apa salah dan dosa PSMS kepada PSSI. “Tak tahu apa salah dan dosa, tapi nyatanya kita ini tampak lebih sering dikerjai wasit. Kalau mereka menjalankan tugasnya dengan berbekal peraturan yang berlaku, ya saya rasa hal ini tak perlu terjadi,” lanjut manajer berusia 45 tahun itu.
Lantas, apa antisipasi yang akan dilakukan PSMS? Hendra mengaku tak tahu pasti langkah seperti apa yang akan ditempuh. Tapi yang jelas, Hendra tetap akan mengikuti jalan yang berlaku. Yakni kompetisi dijalankan apa adanya tanpa ada rekayasa. Tim yang paling siap dan terbaik, dialah yang menang.

Meski hal itu tentu saja riskan dilakukan di kompetisi nasional, Hendra akan mencoba menggelar rapat terlebih dahulu kepada pengurus PSMS. Yang jelas, Hendra bilang target PSMS adalah Indonesia Super League (ISL)
“Hal-hal nonteknis akan kita pantau juga. Mau tak mau, target kita jelas yakni masuk ISL kompetisi mendatang. Tak hanya akan fokus membenahi tim, kami juga akan melakukan hal-hal yang perlu kami lakukan agar tujuan kita tercapai,” koar Hendra.

Itu urusan nonteknis, secara teknis manajemen tim juga sudah mempersiapkan beberapa pembenahan. Di antaranya adalah penambahan skuad. “Dalam waktu dekat akan ada rapat antara pengurus dan manajemen. Dalam rapat itu akan dibicarakan penambahan pemain. Terlebih dana hibah dari APBD kemungkinan besar akan cair,” ungkap Hendra.
Kabar yang beredar, PSMS akan menambah sekitar lima pemain yang masing-masing berposisi di lini depan, tengah dan belakang. Belum diketahui pasti kuota itu akan bertambah atau tidak. Kesepakatan belum diambil mengingat belum terjadi rapat antara pengurus dan manajemen tim.

Nah, melihat keadaan ini, jikapun PSMS memiliki skuad yang mumpuni, tampaknya akan percuma jika faktor nonteknis tadi belum juga terkendali. Bak, semanis apapun daging ikan, jika ada duri yang melekat di dalamnya, harus hati-hati memakannya bukan?

Wacanakan Pertandingan Malam

Pemasukan dari hasil tiket masih dianggap jauh dari harapan oleh Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan PSMS di kandang. Karena itu, Panpel berencana menyusun cara agar laga PSMS di Stadion Teladan bisa digelar pada malam hari. Tujuannya, agar seluruh masyarakat pecinta sepak bola khususnya PSMS di Medan, dapat menonton tim kesayangannya bertanding.

Setidaknya hal ini diungkapkan Freddy Hutabarat, wakil ketua Panpel, Jumat (15/1) kepada Sumut Pos. Ditemui di Stadion kebun Bunga, Freddy memang mengaku akan menyiapkan kemungkinan akan hal itu. “Soal main malam memang sedang kita wacanakan. Yang jelas, hal ini akan kita bahas dalam rapat Panpel nanti. Semoga ada hasilnya,” kata Freddy.

Menariknya, apa yang diungkapkan Freddy ini bukan sekadar wacana. Pasalnya, kesiapan di lapangan pun sudah mulai digelar. Dalam beberapa hari belakangan, lampu Stadion Teladan sudah kerap dites tingkat keterangannya.

Seperti Kamis (14/1) malam, sekitar pukul 21.00 WIB, areal Stadion Teladan terlihat terang benderang. Peningkatan kualitas cahaya lampu Stadion Teladan memang meningkat tajam, setelah digantinya lampu lama. Kini, kadar cahaya lampu Teladan sudah 1200 lux seperti yang diminta PT Liga Indonesia sebagai syarat melakoni laga di Indonesian Super League.
“Sudah beberapa malam lampu Teladan dites. Hasilnya cukup bagus. Tingkat keterangannya pun mantap. Saya yakin kita sudah sangat siap menggelar laga di malam hari,” jelas Freddy.

Benar, tingkat cahaya lampu Stadion Teladan cukup benderang hingga mampu terlihat dari kawasan Makam Pahlawan dan ruas Jalan Sisingamaraja lainnya. Nah, dengan keadaan ini, bukan halangan lagi bagi Panpel untuk menggelar laga malam. Apalagi, menurut Freddy, laga malam banyak dinanti fans PSMS. “Sejauh ini banyak yang sudah minta kepada kita agar pertandingan PSMS digelar malam hari. Karena banyak masyarakat yang kerja pada jam bertandingnya PSMS,” tambah Freddy.
Sementara itu, soal tiket pertandingan tampaknya masih menjadi masalah. Setidaknya, beberapa PSMS pun menyayangkan harga tiket yang dianggap terlalu mahal. “Harga tiket PSMS yang hanya main di Divisi Utama masak lebih mahal dari pertandingan Persija yang main di ISL. Ini harus jadi bahan pertimbangan Panpel agar penonton lebih ramai,” kata Nata Simangunsong pentolan Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) Holigan