Monday, September 26, 2011

Asing Tanpa Seleksi PSMS Kemungkinan Rekrut Pemain Lagi

PSMS saat ini dihuni 19 pemain seleksi, semuanya lokal. Hingga pekan kedua, mereka dinilai grafik peningkatannya oleh duet calon asisten pelatih PSMS, Suharto AD dan Roekinoy. Setelah pendepakan eks libero Semarang United Simon Kujiro, belum ada pendepakan lanjutan. Abdulrahman Gurning, calon pelatih kepala mengatakan tetap terbuka kemungkinan pendepakan. Penilaian utama difokuskan pada visi menyerang dan fundamental skill setiap pemain. "Saya berharap mereka bisa memenuhi kualifikasi penuh. Sehingga tidak terlalu menghabiskan energi dan mengefisienkan waktu persiapan. Tapi kalau tidak layak setelah dievaluasi, ya harus didepak juga kan," katanya kepada tribunmedan.com, Minggu (25/9/2011). Sayang, Gurning tidak dapat menetapkan limit seleksi. Hal ini dikarenakan penilaian menyeluruh atas pemain. "Tidak bisa juga dibatasi sampai kapan seleksi baru berakhir. Yang pasti memang sebelum 7 oktober kan. Supaya materi pemain memang sesuai kebutuhan. Ada kemungkinan untuk mendatangkan pemain lain lagi," ucapnya. Asing Tanpa Seleksi Sementara itu PSMS tetap akan memakai jasa pemain asing. Kuotanya disesuaikan dengan kuota maksimal PSSI, 3+1 yakni, tiga pemain non Asia dan seorang pemain Asia. Namun, pemain asing tidak akan mengikuti etape seleksi lagi. "Pemain asing tidak perlu lagi diseleksi. Mereka harus pemain jadi dan tinggal teken kontrak. Soal nama saya tak bisa sebutkan dulu. Ini kan harus dinegosiasikan dengan pengurus," kata Abdulrahaman Gurning. Tiga nama saat ini sudah santer akan mengisi skuad Ayam Kinantan. Osas Ikpefua Saha (PSAP Sigli), Stephen Nagbe Mennoh ( Persipasi Bekasi) dan Pierre Njanka (Aceh United). Nama terakhir sempat ikut seleksi dua hari sebelum berangkat ke Jakarta dengan alasan urusan keluarga. "Apakah mereka bertiga atau tidak, belum bisa saya putuskan. Kita lihat saja nanti ya," pungkasnya. (Randy Hutagaol/tribunmedan)

Monday, September 19, 2011

Langkah Gamang PSMS Medan

Jika satu kata harus diapungkan untuk menggambarkan kondisi PSMS Medan saat ini, maka kata yang paling cocok adalah gamang. Iya, tidak ada kepastian dan ketegasan. Tidak hanya dalam membentuk tim, tapi juga menyusun organisasi kepengurusan. Plt Ketua Umum PSMS, Idris mengakui kecenderungan itu. Tapi Idris berkilah, pihaknya bukan tak tegas, melainkan berhati-hati. Dan menurutnya, sikap ini tak lepas dari wajah sepakbola nasional secara menyeluruh. PSMS kuatir salah langkah dan masih menebak-nebak alur kepastian kebijakan PSSI. Maka, langkah antisipatif yang paling aman ialah mengulur-ulur durasi seleksi plus status pelatih. Pasalnya, mengikat pelatih dan pemain-pemain diperkirakan berujung fatal. Sebab diharuskan merogoh dana yang tidak sedikit untuk operasional. Di lain sisi, kegamangan ini dapat jadi bumerang. Apalagi jika calon pelatih dan pemain seleksi yang merasa digantung memutuskan balik badan. Ekspektasi untuk melihat tim berkualitas berakhir di ujung lidah. "Ya, jujur kita bingung dengan runyamnya kondisi PSSI. Semua yang sempat jelas, kembali kabur. Tak ada pilihan lain, PSMS harus safety," katanya di Medan, kemarin. Idris menyebut, dirinya memang belum terlibat pembicaraan resmi dengan pemain-pemain seleksi. Kendati begitu ia menegaskan seluruh biaya operasional selama seleksi tetap diakomodir. Sampai di sini mencuat kerancuan lain. Jika yang dipersoalkan adalah pendanaan, bukankah konsorsium siap menalangi? Idris mengatakan, PSMS yang sudah menyatu dengan konsorsium memiliki sikap serupa. "Bayangkan saja jika kompetisi diputar tahun depan. Pendanaan tidak tepat sasaran sama saja dengan kesia-siaan," katanya. Kontra dengan itu, CEO PT Bintang Medan, Dityo Pramono menampik mempersoalkan PSSI. Ia mengatakan stagnasi persiapan teknis PSMS diakibatkan persoalan internal yang berlarut-larut. Klub tidak perlu mengambing hitamkan PSSI dan setia menunggu kebijakan PSSI. "Letak masalahnya bukan disitu. MoU sudah dibuat, tapi tindak lanjutnya nol besar. Antara 40 klub masih ada tarik ulur. Lha, kita bingung, sebenarnya yang berkompeten di PSMS itu siapa. Karena itu, kita menunggu sampai ada kejelasan dari internal PSMS. Kita tidak ingin semuanya rusak di belakang hari," katanya. Konsorsium mengakui 40 klub sebagai pemilik sah PSMS. Sehingga, saat 40 klub menyoal kredibilitas Idris (plt Ketua Umum PSMS), mereka bersedia menunggu. Terkait CEO ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham bukan dengan wacana mengapungkan beberapa

Friday, September 16, 2011

Bidik Playmaker Asia PSMS Penuhi Tiga Pemain Asing

PSSI menelurkan kebijakan 3+1 kuota pemain asing, yakni tiga pemain non Asia ditambah satu pemain Asia. Ketua Komite Kompetisi PSSI Sihar Sitorus mengatakan klub-klub juga diperbolehkan untuk tidak memakai pemain asing. Tujuannya untuk memberi ruang besar bagi pemain lokal. Sehingga 3+1 merupakan kuota maksimal. PSMS berencana menyelaraskan dengan kuota pemain asing yang dimaktubkan PSSI. Pemain asing non Asia yang sudah direkrut ialah Pierre Njanka (Libero-Aceh United), Stephen Mennoh (Gelandang-Persipasi Bekasi) dan Osas Saha (Penyerang-PSAP Sigli). Roekinoy, calon asisten pelatih PSMS mengatakan ketiganya didapuk berdasarkan posisi berbeda guna mengakomodir semua lini untuk diisi pemain asing."Ketiganya hampir pasti bergabung dengan PSMS. Tapi tetap juga harus melalui keputusan pelatih kepala. Mereka merupakan pilar penting di bekas klubnya. Alasan pokok mengapa pilihan jatuh pada mereka," pungkasnya. Sedangkan untuk satu kuota pemain Asia, RoeKikoy menyebutkan PSMS sudah membidik seorang pemain asing Asia. Pemain ini akan diplot di lini tengah. "Kita sedang mengincar pemain Asia yang akan dijadikan playmaker. Tapi namanya belum bisa disebut, karena masih dalam proses," pungkasnya. (Randy Hutagaol/tribunmedan)

Thursday, September 15, 2011

PSMS Medan Sisakan 23 Pemain Buruan

Pemain proyeksi untuk memperkuat PSMS pada kompetisi mendatang hanya bersisa 23 pemain. PSMS mengaku terlambat merekrut dua orang pemain yang berasal dari Arema Malang yakni Fahrudin dan Agung. Mereka keburu direkrut Persija Jakarta. Pemantau pemain seleksi PSMS Roekinoy mengakui pihaknya kurang gesit menggaet pemain proyeksi mereka. “Jadi hingga saat ini kita sudah berhasil merekrut 16 orang. Sisa tujuh lagi yang hingga saat ini belum mengikuti proses seleksi,” ujarnya di sela-sela proses seleksi di Stadion Kebun Bunga, Rabu (14/9). Sempat mengemuka pada Rabu (14/9) seluruh pemain yang kini tinggal 23 orang itu akan hadir. Namun, pada hari ketiga seleksi pemain hanya bertambah tiga orang. “Kita memang memberikan kelonggaran waktu kepada pemain untuk mengurusi masalah mereka dengan klub asal. Namun, tentunya lebih cepat akan semakin baik,” ujar Kinoy. Ada pun pemain yang sudah ikut bergabung dalam sesi latihan pada Rabu (14/9) yakni Eko Prasetyo, Wawan dan Didit Fitriyo dari Persis. Namun, Kinoy juga sempat menuturkan, Njanka, Saha, Menoh dari Persipasi dan Mansyur dari Persiba sudah tiba di Medan hari ini sudah bisa mengikuti seleksi. “Meski sambil berjalan dan menungu semua pemain proyeksi terkumpul, waktu pematangan pemain terus kita lakukan,” jelasnya. Mengenai ada pemain yang tak jadi direkrut, Kinoy membenarkan hal itu. “Ya, ada dua pemain yang gagal direkrut karena keduluan Persija Jakarta. Kedua pemain itu berasal dari Arema,” tuturnya menerangkan. Dengan jumlah pemain nantinya 23 orang, diharapkan bisa menjadi satu tim yang solid. “Bekerjasama, kompak dan semangat itu yang penting. Jadi kita bisa menatap sukses di masa depan,” kata Kinoy lagi. (saz/sumutpos)

Seleksi tak jelas, pemain kabur

MEDAN - Urung menggelar seleksi, PSMS kena batunya. Bosan dengan kondisi yang serba tidak pasti, dua pemain yang dipanggil seleksi memilih mundur. Fajar Handika dan Dedi Gusmawan akan kembali mengikuti latihan di PSPS Pekan Baru. Tentu ini kerugian buat tim. Alih-alih bertambah, pemain yang sudah mendarat ke Medan justru berkurang. Selain itu dua nama tersebut merupakan rekomendasi calon suksesor PSMS, Abdul Rahman Gurning. Soal kapasitas, Gurning sudah tak perlu lagi mengetesnya. Gurning pun menyayangkan kepergian dua mantan anak asuhnya di PSPS itu. "Mereka bersedia kemari padahal termasuk pemain yang akan dipertahankan PSPS. Mereka anak Medan dan lama di PSDS. Tapi sekarang mereka mau pergi saya tidak bisa tahan,” ujarnya. Namun tak tertutup kemungkinan keduanya masih bisa berbaju PSMS. Diketahui keduanya belum menandatangai perpanjangan kontrak di PSPS. Fajar Handika sendiri menyatakan alasannya balik ke Pekan Baru karena ketidakjelasan proses seleksi yang terus mundur. Selain itu ia menilai manajemen PSMS tak serius menginginkan tenaganya karena tidak ada komundikasi. "Tak ada komunikasi dengan saya dari manajemen. Saya sudah tunggu. Tapi kalau tidak pasti sampai kapan saya tunggu. Saya lihat tidak ada keseriusan. Kompetisi sudah mau mulai bisa-bisa kita pemain tidak punya klub,” ujar Fajar. Fajar tak menampik hasratnya untuk bermain dengan PSMS Medan. Apalagi sebagai pemain asal Medan, PSMS tentu pilihan utama. Sebelumnya ia dibesarkan PSDS Deli Serdang. “Anak Medan mana yang tidak mau main disini (PSMS-red). Tapi saya harapkan keseriusan yang ditunjukkan manajemen,” lanjutnya

Pierre Njanka tiba di Medan

MEDAN - Satu dari tiga pemain asing yang akan memperkuat PSMS Medan sudah mendarat di Medan. Adalah Pierre Njanka Beaka, pemain asal Kamerun yang sudah tiba di Mess PSMS di Kebun Bunga malam ini. Sementara dua pemain lainnya Ikpefua Osas Marvellous Saha, dan Stephen Nagbe Mennoh menyusul. Menurut calon asisten pelatih PSMS, Roekinoy, Pierre Njanka baru akan mengikuti latihan Kamis (15/9) ini. Sama seperti yang lain, Njanka akan lebih dulu dipantau sebelum mendapat sodoran kontrak dari manajemen. “Pemain asing tetap harus dipantau dan nantinya melalui persetujuan pelatih kepala," ujar Kinoy yang juga pelatih PSMS U-21. Sebelumnya, Pierre Njanka bermain di klub Aceh United. Namun di putaran kedua ia tak lagi dipertahankan di luar status kompetisi LPI yang bubar di tengah jalan. Pemain kelahiran 15 Maret 1975 sebelumnya bermain di Arema Indonesia pada musim kompetisi ISL 2009-2010. Perannya di lini belakang sukses mengantar Singo Edan menjuarai ISL musim tersebut. Njanka adalah salah satu anggota dari timnas Kamerun yang bermain di Piala Dunia 1998 dan 2002, kemudian di Piala Afrika 2004. Dia telah memperkuat timnas Kamerun sebanyak 47 kali dan mencetak 2 gol. Seleksi calon pemain PSMS 2011-2012 sampai saat ini belum bisa dilakukan secara maksimal karena belum bergabungnya seluruh pemain yang dipanggil. Pemain-pemain lokal yang mengikuti seleksi di antaranya Ramadhan Syahputra (Persita), Arie Priatna, Zinal Anwar (Persipasi), Anto Samba (Persikabo), Simon Kujiro (Semarang United), Dede Sulaiman (PSPS), Arifin Genuni (PSAP), Masrudin Almassi (Persematra) dan Denny Rumba (PSPS). Selain mereka ada empat mantan pemain yang dipertahankan dari skuad PSMS 2010/2011 yakni Zulkarnaen, Mahadi Rais, Sahbani, dan Novi Handriawan.

40 klub PSMS kemana saja selama ini?

MEDAN - Kompetisi PSSI musim mendatang akan segera bergulir, namun PSMS masih berkutat dengan permasalahan internal yang mulai mengancam kelangsungan klubnya. Perbedaan persepsi soal keberadaan PT PSMS kini justru meruncing. Pengurus PSMS dan para klub anggotanya masih saling mempertahankan argumennya soal perusahaan yang menjadi aspek legal PSMS di ISL 2008/2009 itu. Sebelumnya, 40 klub itu membahas keberadaan PT PSMS dalam pertemuan di Grand Aston Sabtu (10/9) lalu. Keinginan pengurus klub yang ingin PT PSMS tak dilupakan keberadaannya berbalas dengan pengurus PSMS yang mempertanyakan legalitas PT PSMS saat ini.Pengurus PSMS yang juga salah satu komisaris PT PSMS, Benny Tomasoa, mengaku heran dengan kemunculan PT PSMS yang selama ini bak hilang ditelan bumi. “Saya saja sebagai salah satu komisaris di PT PSMS heran. Kok tiba-tiba PT muncul? Selama ini kemana? Waktu kita pengurus PSMS saat mengarungi kompetisi dua musim kemana PT, apakah pernah mau tau dengan PSMS?” kata Benny mempertanyakan. Yang juga membuat Benny kesal, mengapa PT mempersoalkan lagi untuk meninjau ulang MoU atau nota kesepahaman PSMS dengan pihak investor. “Sebenarnya yang benar PSMS itu diserahkan pengelolahannya ke Pemko Medan dalam hal ini walikota. Dan pak wali bekerja sama dengan investor. Mengapa PT mempersoalkan? PT saja sampai saat ini tidak bisa memperlihatkan aspek legalitasnya,” ujar Benny tadi malam. Menurut Benny, sejak PSMS degradasi dari ISL 2008/2009, keberadaan PT PSMS tidak jelas. “Tidak pernah rapat sekali pun. Seharusnya kalau mereka faham aturan perusahaan harus rapat dewan direksi dan komisaris dululah baru RUPS,” ujarnya. Jika ditilik, ini seperti sebuah langkah mundur. Betapa tidak, PSMS sudah menandatangani MoU dengan konsorsium dan mendaftarkan PSMS dengan PT Bintang Medan Metropolitan. Artinya, PSMS sudah cukup siap dalam urusan administrasi dan mulai mempersiapkan skuad untuk musim depan. "Jika memang mau diperdebatkan harusnya sudah tuntas sebelum penandatangan MoU dengan konsorsium," ujarnya. Sementara itu, Ketua KONI Medan, Dzulhifzi Lubis, mengatakan pihaknya turut mengimbau agar 40 klub pemilik PSMS tidak lagi memperdebatkan soal PT PSMS sebagai legalitas klub. “PSMS sudah menjalin kesepakatan dengan konsorsium. Kenapa malah sekarang masalah legalitas PT PSMS yang diperdebatkan lagi? Harusnya kita duduk bersama untuk memajukan PSMS,” ujar pria yang akrab disapa Opung Ladon itu.

Wawan Widiantoro coba peruntungan di PSMS

Calon peserta level 1, PSMS Medan, kembali kebanjiran lamaran. Kali ini pemain sayap gaek Persik Kediri, Wawan Widiantoro, mencoba peruntungannya di klub berjuluk Ayam Kinantan ini. Wawan sendiri tak membantah keinginannya hengkang dari klub yang diperkuatnya sejak 2003 itu. “Saya terpaksa hengkang dari Persik karena sudah tidak lagi masuk dalam rencana kedepan. Semoga saya bisa diterima PSMS," ungkap pemain yang selalu memakai nomor punggung 32 itu. Wawan tak lantas akan langsung berkostum hijau PSMS. Ia terlebih dahulu harus menjalani seleksi bersama dengan para pemain lain yang direkomendasikan. Sebelumnya, Wawan tak termasuk dalam list pemain Persik yang dipertahankan. Jaya Hartono, arsitek Persik memutuskan hanya mempertahankan enam pemain dari skuad musim lalu. Wawan turut andil salah satu pemain veteran yang pernah membawa tim "Macan Putih" juara Liga Indonesia pertama pada 2003 silam, akhirnya memilih hengkang. Sebelumnya, PSMS menetapkan 27 nama calon pemain termasuk di antaranya pemain asing seperti Osas Marvellous Saha, Pierre Njanka, dan pemain-pemain lokal yang berpengalaman di liga. Seleksi sendiri telah dimulai sejak Senin kemaran di Stadion Kebun Bunga Medan setelah sempat tertunda karena banyaknya pemain yang belum bergabung. Calon Pelatih PSMS, Abdul Rahman Gurning, mengatakan akan lebih dulu memantau kemampuan pemain yang disodorkan manajemen. "Yang pasti saya lihat awalnya dari simulasi game. Baru kemudian melihat fisik pemain," ujar Gurning.

PSMS jangan lagi ditangani secara amatir

PSMS Medan tengah beranjak menuju profesional untuk berlaga sebagai peserta kompetisi musim depan. Namun kondisi serba tidak jelas masih juga menghinggapi klub berlambang daun tembakau ini. Terlihat dari persiapan yang masih sebatas wacana. Mulai dari penentuan posisi Chief Executive Organizer (CEO), kontrak pelatih yang masih belum jelas hingga proses seleksi yang terus tertunda. Akibatnya persiapan PSMS sebagai calon peserta level 1 dipastikan terhambat. Menanggapi hal ini, Parlin Siagian selaku pemerhati sepakbola berkomentar PSMS harusnya tidak bergerak terburu-buru karena belum jelasnya posisi penanggung jawab tim, dalam hal ini CEO. “Seleksi itu harusnya siapa yang bertanggung jawab? CEO kan? Sekarang sudah ada belum CEO-nya? Semuanya kan masih belum jelas. Jadi wajar saja jika seleksi pun juga belum jelas,” ujar Parlin saat dihubungi Waspada Online baru-baru ini. Namun Plt Ketua Umum PSMS, Idris SE, yang mewacanakan bakal segera menunjuk CEO. Beberapa nama sempat beredar di antaranya Wahyu Wahab, Dityo Pramono, dan Benny Tomasoa. Nama terakhir disebutkan menguat. Idris juga mewacanakan seleksi pada 6 September lalu yang sampai saat ini masih mengambang. "Yang mewacanakan sudah berada di posisi yang profesional nggak? Kalau masih berposisi sebagai pengurus kan masih dalam tingkat amatir," ujar Parlin menambahkan PSMS harusnya melakukan langkah-langkah profesional sebagai calon peserta level 1. “Langkah yang profesional harusnya dilakukan oleh orang-orang yang profesional pila. Apakah pengurus yang sekarang sudah profesional? Sementara PSMS kan sudah beranjak profesional, jadi tidak lagi pengurus yang mengambil keputusan. Jadinya, kita masih berada di area amatir,” ketusnya.

Wednesday, September 14, 2011

PSMS Siap Ke Kasta Tertinggi

PSMS Medan akhirnya bernafas lega. Memorandum of Undertanding (MoU) alias nota kesepahaman sudah ditandangtangani dua belah pihak. Wali Kota Medan, Drs Rahudman Harahap selaku Ketua Umum PSMS Medan dengan Widjajanto, yang nota bene CEO LPI di kantor Walikota, Jumat (12/8). MoU itu merupakan tonggak awal kerjasama yang pada dasarnya siap menalangi pusaran finansial. Konkritnya total Rp 20 miliar yang terdiri dari budgeting cap Rp 15 M dan participation deposit Rp 5 M absah ditanggulangi. Ada enam pelaku perusahaan yang berkecimpung di dalamnya. Diantaranya Bintang Medan FC, Medan Chiefs FC, Petronas dan beberapa lainnya. Bernaung dibawah label konsorsium bernama PT Medan Bestari Metropolitan. Sekretaris Umum PSMS, Idris S.E memastikan tahap awal untuk mendaratkan PSMS di kasta tertinggi telah terbuka lebar. Pertemuan berdurasi satu jam tersebut menyepakati dua poin mendasar. Pertama, PSMS akan merger dengan Bintang Medan dan menyasar kompetisi tertinggi tetap berlabel PSMS Medan. Kedua, penggunaan stadion Teladan Medan, dan Stadion Bahareddin Siregar sebagai alternatif. "Masih dua poin itu yang jadi kesepakatan fundamental. Selanjutnya akan lebih teknis dan tentu sifatnya saling menguntungkan," ujarnya. Hal-hal teknis, lanjut Idris termasuk kemungkinan merger dengan PSMS. Sebuah langkah yang tidak ditabukan sebab tidak dipastikan tidak melanggar filosofi dan kesejarahan klub. Kerjasama diletakkan pada asas bisnis dengan skala profit oriented. Dalam tataran manajerial akan direncanakan akan diisi komposisi fifty-fifty. Mantan pemain PSMS sekaligus Ketua PSSI Djohar Arifin mengatakan pengawinan memudahkan pemenuhan lima syarat yang diminta AFC/FIFA. Adapun kelima persyaratan itu yakni status legal dari pemerintah telah dimiliki PSMS. Finance (dana) semuanya menjadi tanggung jawab penuh pihak konsorsium. “Dengan demikian PSMS tidak akan menggunakan APBD lagi pada masa mendatang,” jelasnya. Selanjutnya yang ketiga, jelas Djohar, masalah infra strukur. Artinya, Walikota Medan selaku Ketua Umum PSMS akan memperbaiki Stadion Teladan sehibngga sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan AFC/FIFA. “Perbaikan Stadion Teladan akan dilakukan segera namun secara bertahap,” ungkapnya. (Randy Hutagaol/Sofyan Akbar/tribunmedan)

PSMS Medan Wali Kota Isyaratkan Renovasi Stadion Teladan

Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM selaku Ketua Umum PSMS mengatakan MoU dengan Konsorsium di bawah payung PT Medan Bestari Metropolitan menjemput kompetisi nir APBD. Langkah pokok yang akan dilakukannya ialah renovasi stadion Teladan. Kelayakan stadion juga menjadi tuntutan Konsorsium dan menjadi komitmen Rahudman sejak awal. “Hari ini dibuat akad nikahnya di depan Ketua Umum PSSI dan disaksikan langsung pihak Konsorsium LPI. Ini yang pertama di Indonesia, selanjutnya mungkin akan menyusul dengan klub-klub LPI yang ada di kota-kota lainnya,” kata Rahudman tersenyum. Rahudman menuturkan alokasi biaya perbaikan bersumber dari APBN. Pemerintah Kota (Pemko) Medan akan menampungnya dalam APBD 2012. Merupakan pe-er (bc. Pekerjaan Rumah) yang sudah menunggu sejak lama. Namun baru menemukan momentum saat pemaktuban kriteria baku AFC/FIFA terkait kompetisi profesional. “Jadi kita berharap pihak konsorsium tidak hanya melibatkan pengusaha saja tetapi orang-orang Medan harus terlibat di dalamnya sehingga dikelola dengan manajemen yang baik saya hanya mengatur dari segi organisasinya,” jelasnya. (Raden Armand Firdaus/Sofyan Akbar/tribunmedan)

Langkah Benahi Manajemen 30 Pengurus PSMS Didepak?

Upaya membenahi manajemen PSMS mulai digelar. Dikatakan Sekum PSMS Idris SE, manajemen dan pengurus PSMS akan dirampingkan. Kalau yang lalu-lalu ada sekitar 39 pengurus, maka musim depan PSMS hanya akan diurus sembilan pengurus saja. Artinya akan ada pembuangan 30 pengurus. Idris mengutarakan hal itu kemarin saat sedang melakukan penyerahan berkas klub-klub sebagai persyaratan keikutsertaan berkompetisi di level profesional. “Kami tinggal membahas susunan kepengurusan. Kalau untuk syarat yang lain tidak masalah. Tapi untuk pengurus, PSMS akan melakukan perampingan dari sekitar 39 menjadi hanya sekitar sembilan orang saja,” ujar Idris. Hanya akan ada sembilan orang pengurus PSMS, dan Idris juga menegaskan, jumlah tersebut merupakan wajah-wajah baru. “Mereka wajah-wajah baru dan paham sepak bola. Intinya kami sengaja merampingkan, alasannya biar tidak susah koordinasi. Tapi, keputusan baru dilakukan setelah menerima arahan dari Wali Kota Medan Rahudman Harahap,” sambungnya. Namun Idris enggan berkomentar ketika ditanyakan apakah beberapa nama muka lama di PSMS tetap dipertahankan atau tidak. Namun menurutnya, penyegaran di tubuh PSMS diperlukan. “Apalagi saya yakin, sosok-sosok pengurus yang baru ini akan betul-betul mendukung,” jelasnya. Soal tenggat waktu yang diberikan PSSI kepada klub-klub untuk menyerahkan persyaratan keikutsertaan sebelum tanggal 22 Agustus mendatang, Idris mengaku tidak masalah. “Sudah komplet, tinggal susunan manajemen saja. Dan itu tidak susah. Kemungkinan besok (hari ini) atau lusa (Jumat 19/8) sudah bisa diserahkan,” ungkapnya. Selain itu, pihaknya juga mengaku telah mengantongi nama calon pelatih yang akan mengarsiteki PSMS di musim mendatang. Beredar kabar, besar kemungkinan mantan pelatih PSPS Pekanbaru Abdul Rahman Gurning akan menjadi arsitek tim berjuluk Ayam Kinantan itu. Tapi hal ini belum dipastikan. (ful/sumutpos)

Gurning Berdayakan Pemain Lokal Medan

Abdulrahman Gurning resmi menjadi pelatih kepala PSMS Medan terhitung 21 Agustus 2011. Meski masih berpijak di ranah awal, "blue print" skuad PSMS sudah didesainnya. Yakni komposisi 60-70 pemain lokal (Medan) dan perekrutan asisten pelatih juga asal Medan. Gurning, demikian sapaan menyebutkan alokasi komposisi besar bagi pemain lokal sebagai wujud pemberdayaan putra daerah. Namun, bukan berarti ditoleransi dengan kriteria mudah. "Jika kualifikasi pemain lokal tak bisa penuhi kriteria tetap saja tak dipakai. Semuanya didasarkan pada penilaian obyektif, bukan like or dislike," ujarnya. Beberapa pemain asing musim lalu direncanakan akan dipanggilnya. Ia menilik beberapa pemain yang layak adu di kompetisi tertinggi. Namun belum dirinci, apakah akan memakai rekomendasi empat nama versi pengurus PSMS atau berdasarkan penilaian objektif. Terkait pemain asing, dikatakannya akan lebih ketat. Dua pemain asing dengan kualitas teknik dan leadership ability lebih dari cukup. Ia pun punya spesifikasi penilaian untuk itu. Sementara itu, pos asisten akan didapuk orang yang loyal, asli Medan, bahkan pernah membesut PSMS. Sejumlah nama mencuat akan mendampinginya. Yang paling kencang ialah nama duo pelatih PSMS musim lalu, Suharto dan Edy Syahputra. "Haha..saya baru ditunjuk, jadi belum ada yang saya pilih. Tapi yang terpenting dia (asisten) orang yang loyal. Soal kemampuan itu nomor dua bagi saya," pungkasnya tertawa. (Randy Hutagaol/Sofyan Akbar/tribunmedan)

25 Pemain Seleksi PSMS Kumpul

Seluruh pemain berjumlah 25 yang ikuti seleksi di PSMS akan segera berkumpul di Stadion Kebun Bunga, Rabu (14/9). Termasuk tiga pemain asing, bek Pierre Njangka, playmaker Stephen Mennoh dan striker Ikpefua Osas Marvellous Saha. Hal itu diungkapkan Roekinoy salah satu pelatih yang dipercaya memandu seleksi kemarin. “Karena urusan administrasi dengan klub lama mereka sudah selesai. Termasuk tiga pemain asing jadi mudah-mudahan sudah bisa kumpul,” ungkap Roekinoy di Mes Kebun Bunga Medan, Selasa (13/9). Roekinoy mengakui, tim yang berjuluk Ayam Kinantan tersebut hanya memiliki waktu relatif singkat untuk melakukan persiapan. Hal ini diikuti kepastian kompetisi yang masih belum jelas apakah akan jadi digelar pada 8 Oktober 2011 mendatang. “Tapi jika kompetisi diundur hingga November 2011 ini, maka PSMS diuntungkan. Namun, PSMS juga harus mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk,” jelasnya. Kinoy sapaan akrabnya, mengaku yakin Abdul Rahman Gurning akan mampu memperbaiki tim yang ada. “Saya pernah mendampingi Gurning di PON 2004 lalu. Saya yakin, dia sebagai pelatih akan mampu membawa PSMS lebih baik,” lanjutnya. Mantan pelatih PSMS yang disebut-sebut sebagai kandidat asisten pelatih PSMS Suharto, mengemukakan pemikiran realistis. Menurutnya, usai jeda kompetisi musim lalu, pemain punya banyak masa libur ditambah bulan puasa, sehingga wajar stamina mereka menurun. “Pemantapan fisik pemain tak akan bisa dimaksimalkan sebelum kompetisi bergulir. Jadi harus dilakukan sambil kompetisi berjalan. Untuk bisa maksimal, kita membutuhkan waktu tiga bulan persiapan. Kita akan berkoordinasi dengan pelatih untuk bisa mensiasati latihannya,” tuturnya. Menurutnya, kendati PSMS belum juga menentukan pemain, Suharto juga melihat, belum ada satupun tim lain yang sudah melakukan persiapan matang. “Beberapa pemain yang diproyeksikan berasal dari tim kasta kedua Liga Indonesia musim lalu yakni Divisi Utama. Namun, pelatih kepala punya hak menentukan pemain yang diinginkan. Jika pemain tersebut sudah punya nama, belum tentu sesuai dengan karakter yang diinginkan pelatih. Kendati demikian, ada yang bukan pemain ternama, kalau karakternya sesuai harapan pelatih, bisa saja direkrut,” katanya. (saz/sumutpos)

Saturday, September 10, 2011

Penanganan PSMS harus profesional

MEDAN - Menghadapi kompetisi musim depan, PSMS Medan belum merampungkan kepengurusannya untuk membentuk manajemen baru, seperti posisi Chief Executive Organizer (CEO) maupun manajer tim.

Namun begitu, ada empat kandidat merebut posisi CEO yang ditetapkan pihak konsorsium atau perusahaan yang me-manage PSMS. Yang menjadi incaran saat ini dan digaung-gaungkan adalah Dityo Pramono dan Benny Tomasoa.

Menyikapi hal ini, Rahmad Nur Lubis berpendapat sebelum menetapkan empat kandidat, konsorsium terlebih harus memanggil 31 tim untuk menerapkan nama-nama yang layak diangkat menjadi CEO PSMS.

"Selama ini saya melihat 31 tim dianaktirikan atau ditinggalkan, dan tidak pernah dilibatkan dalam musyarawarah. Jadi penanganan PSMS harus profesional," kata pengamat sepakbola asal Sumut itu, Kamis (8/9).

Disinggung calon terkuat menempati posisi CEO, Rahmad menuturkan semua calon sama-sama baik dan mempunyai profil berbeda. Tetapi, Dityo dinilai cukup mempunyai pengalaman menangani tim dan mempunyai profil yang baik, meski dirinya bukan asli orang Medan kendati sempat terganjal di Bintang Medan dalam hal kontrak pemain.

Ketika disebut nama Rahudman Harahap, Wali Kota Medan itu dianggap, belum banyak berbuat sebagai orang nomor satu di Pemerintah Kota (Pemko) Medan itu kepada PSMS. Apalagi saat itu dia diangkat saat delapan besar.

"Wali Kota harus banyak terlibat di PSMS. Karena selama ini konsorsium yang menangani 75 persen, sisanya Rahudman harus membenah Stadion Teladan yang belum juga terealisasi renovasi pembangunannya. Itu yang harus dipikirkan Rahudman," tegasnya.

Soal Idris, menurut Rahmad, kabur di PSMS. Karena masing-masing dirinya tidak ada apa-apanya, belum lagi ditambah masalah internal dengan gaji pemain beberapa waktu lalu. "Kalau Idris mau tetap di PSMS, harus ada kata sepakat dari konsorsium karena mereka yang mempunyai wewenang penuh," ketus Rahmad lagi.

Sementara itu, pengamat sepakbola Kota Medan, Antony, mengatakan intinya penanganan PSMS harus profesional dan terbaik di mata masyarakat. "Kalau kita lihat, sepakbola kita saat ini tengah rawan. Baik dari segi kepengurusannya maupun keuangannya. Maka di dalamnya kerap terjadi korupsi," ujar Anton.

Anton berharap diupayakan orang yang mendapatkan posisi CEO maupun di bidangnya masing-masing mempunyai kemampuan memadai. Anton juga mengatakan konsorsium juga terlah melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PSMS karena tidak melibatkan 31 tim.

"Kalau saya melihat, saat ini tidak ada figur yang layak. Wali Kota diangkat menjadi Ketua Umum PSMS karena dia memang orang penting di Medan," katanya menambahkan Rahudman terkesan dipaksakan duduk di posisi tersebut.

"Ini hanya membesar-besarkan nama saja di PSMS seperti Dzulmi Eldin yang baru beberapa bulan memimpin, kemudian mundur. Lebih baik kepengurusannya dirombak habis!" seru Anton lagi.

Gurning: PSMS tak jelas

MEDAN - PSMS harusnya bergelut dengan waktu untuk mempersiapkan diri menghadapi kompetisi musim depan. Namun alih-alih bergerak cepat, PSMS masih belum memastikan komposisi tim musim depan secara resmi. Tidak hanya pemain, termasuk juga pelatih.

Sejatinya hanya ada satu nama didaulat menduduki kursi pelatih. Abdul Rahman Gurning adalah sosok utama yang ditunjuk sebagai pembesut Ayam Kinantan. Namun semuanya tentu harus dipastikan dengan adanya bubuhan tanda tangan di atas kontrak. Nah, hal itu yang sampai sekarang belum jelas.

Gurning saat dihubungi Waspada Online tadi malam, mengakui dirinya belum juga mendapatkan kejelasan kapan dirinya dikontrak. Ia sampai sekarang masih menunggu. “Saya masih terus menunggu dan menunggu. Karena sejak awal sudah saya katakan Belum ada manajemen mengatakan ke saya kapan pastinya kontrak akan diberikan,” ujarnya.

Menurut mantan pelatih PSPS Pekan Baru itu, dirinya juga tak memaksakan jika memang pengurus tidak benar-benar serius ingin mengikatnya. “Saya juga bisa katakan silahkan saja jika memang pengurus tidak jadi memakai saya sebagai pelatih,” ujarnya.

Meskipun Gurning terus bersabar, PSMS juga harusnya bergerak cepat Sebagai pelatih yang berkapasitas baik, Gurning bisa jadi dibajak klub lain. Sebelumnya Persikabo Bogor juga menyatakan berminat kepada Mantan pelatih tim PON Sumut ini.

“Sebelumnya memang agen menawarkan saya ke Bogor. Juga mereka minta CV. Waktu itu saya bilang kalau cocok kenapa enggak. Tapi saya maunya musim ini di Medan. Kalau pun PSMS tidak jadi memakai saya, mungkin musim ini saya menganggur,” tukasnya.

Menurut Gurning, penandatanganan kontrak bisa membuat ia bisa bekerja mempersiapkan tim untuk musim depan. Apalagi saat ini seleksi masih terus tertunda karena belum bergabungnya calon pemain yang diseleksi. “Kalau sudah teken tentu semuanya bisa lebih jelas. Kalaupun sekarang baru ada dua atau tiga orang, saya bisa turun langsung. Kalau belum tanda tangan kontrak posisi saya saat ini belum melatih. Masih bantu-bantu seleksi saja,” tukasnya.

Sementara itu pengurus PSMS melalui Plt Ketua Umum, Idris,mengatakan sudah sepakat dengan Gurning soal nilai kontrak. Penandatanganan kontrak ketika itu dikatakannya akan digelar usai lebaran. "Soal pelatih kita sudah deal dengan Gurning. Habis lebaran kontrak sudah akan kita tawarkan," ujar Idris.

Ketertarikan PSMS merekrut Gurning berdasarkan beberapa kriteria yang disusun pengurus PSMS, antara lain soal ketentuan sertifikasi A Asean Football Confederasi. "Gurning sudah memiliki lisensi A. Jadi dia layak melatih liga tertinggi di Indonesia," ujar Idris.

Materi pemain PSMS diragukan, manajemen kacau

MEDAN – Menjelang bergulirnya divisi utama Liga Indonesia musim 2011/2012, PSMS Medan sudah melakukan pembenahan dengan melakukan seleksi pemain.

Tercatat 27 pemian yang akan bertarung mengisi posisi inti skuad PSMS untuk mengarungi kompetisi mendatang. Tetapi ada anggapan skeptis bahwa skuad PSMS musim ini tidak siap bahkan diragukan untuk bertarung di divisi utama, terlebih para suporter mengharapkan ayam kinantan dapat lolos ke Indonesia Super League (ISL) musim depan.

Anggapan ini berdasarkan oleh materi pemain PSMS yang merupakan pemain tim kompetisi divisi utama dan dianggap tidak bisa bersaing dengan tim-tim lainnnya yang ingin berebut jatah ke liga super. Tetapi anggapan ini tidak disetujui dengan pernyataan pengamat bola.

Ketua Umum PSMS Fans Club, Rahmad Nur Lubis, mengatakan materi pemain PSMS Medan memang pantas untuk diragukan. Hal ini, menurut Rahmad, disebabkan oleh manajemen yang masih kacau. Seleksi yang ditunda-tunda, pemilihan pemain yang bukan nama kelas satu, CEO yang belum terpilih menjadi beberapa faktor alasan skuad PSMS diragukan musim ini. Bahkan menurut Rahmad sebagian pemain PSMS berasal dari klub yang levelnya masih ada dibawah PSMS, “Seperti PSAP Sigli dan klub lainnya lah,” ujarnya mencontohkan.

Untuk pemilihan CEO sendiri, Rahmad kepada Waspada Online menganjurkan agar pihak manajemen secepatnya melakukan pemilihan CEO PSMS Medan. Konsorium harus mengundang 40 klub lokal yang ada di bawah Manajemen PSMS Medan untuk merundingkan siapa CEO PSMS. 40 klub lokal ini dinilai Rahmad mempunyai peran vital karena dari 40 klub tersebut persetujuan untuk menentukan siapa yang duduk di kursi pengendali PSM tersebut.

Lalu kenapa peran CEO begitu penting hingga seperti yang dikatakan kelompok suporter SMeCK bahwa penunjukan CEO harus cepat dilakukan? “CEO yang punya kebijakan tertinggi di klub, dia yang menentukan siapa yang berhak melatih PSMS dan siapa yang menjadi manajernya,” ujarnya.

“Di PSSI ketika terjadi pergantian tampuk kepemimpinan, pelatih Timnas (Alfred Reidl-red) langsung diganti. Jadi jika kita mencontohkannya di PSMS, apabila pelatih sudah ditunjuk lalu CEO baru ditunjuk, bisa-bisa pelatih juga dipecat karena tidak ada kejelasan kontrak,” tegas Rahmad.

Untuk posisi pelatih Abdul Rahman Gurning sendiri, Rahmad mengatakan bahwa posisi pelatih Ayam Kinantan tersebut juga belum jelas karena juga belum terikat kontrak. Abdul sendiri ditunjuk oleh Mantan Sekretaris Umum PSMS, Idris sewaktu masih bekerja di klub tersebut. Sedangkan posisi Idris sendiri saat ini juga tidak ada. “Harus ada legalitas posisi dia (Idris, red) di klub,” ujarnya.

Sementara itu, pengamat sepakbola asal Sumut lainnya, Anthony, kepada Waspada Online mengatakan seluruh pemain yang sudah lolos seleksi oleh pelatih dianggap layak untuk bersaing, "Saya juga menganggapnya demikian,” ujarnya. Anthoni mengatakan layak atau tidaknya materi pemainnya merupakan wewenang dan keputusan penuh pelatih.

Sedangkan untuk posisi Chief Executive Officer (CEO) PSMS yang masih kosong, Anthoni bisa memakluminya. Waktu yang sedikit menjadi alasan Anthoni bisa memaklumi sikap manajemen yang belum menunjuk CEO. “Seharusnya memang ditunjuk terlebih dahulu siapa CEO nya, tapi karena memang sudah dikejar waktu ya apa boleh buat. Yang terpenting pemain sudah ditentukan, setelahnya mungkin akan menjadi lebih mudah,”ujarnya

Kapan Gurning dikontrak?

PSMS harusnya bergelut dengan waktu untuk mempersiapkan diri menghadapi kompetisi musim depan. Namun alih-alih bergerak cepat, PSMS masih belum memastikan komposisi tim musim depan secara resmi. Tidak hanya pemain, termasuk juga pelatih.

Sejatinya hanya ada satu nama didaulat menduduki kursi pelatih. Abdul Rahman Gurning adalah sosok utama yang ditunjuk sebagai pembesut Ayam Kinantan. Namun semuanya tentu harus dipastikan dengan adanya bubuhan tanda tangan di atas kontrak.

Nah, hal itu yang sampai sekarang belum jelas. Saat dihubungi Waspada Online malam ini, Gurning mengakui dirinya belum juga mendapatkan kejelasan kapan dirinya dikontrak. Ia sampai sekarang masih menunggu.

“Saya masih terus menunggu dan menunggu. Karena sejak awal sudah saya katakan Belum ada manajemen mengatakan ke saya kapan pastinya kontrak akan diberikan,” ujarnya sembari menambahkan tak memaksakan jika memang pengurus tidak benar-benar serius ingin mengikatnya.

“Saya juga bisa katakan silahkan saja jika memang pengurus tidak jadi memakai saya sebagai pelatih,” ujarnya.

Meskipun mantan pelatih PSPS Pekanbaru itu bersabar, PSMS juga harusnya bergerak cepat Sebagai pelatih yang berkapasitas baik, Gurning bisa jadi dibajak klub lain. Sebelumnya, Persikabo Bogor juga menyatakan berminat kepada Mantan pelatih tim PON Sumut ini.

“Agen memang menawarkan saya ke Bogor, tapi saya maunya musim ini di Medan. Kalau pun PSMS tidak jadi memakai saya, mungkin musim ini saya menganggur,” tukasnya.

Menurut Gurning, penandatanganan kontrak bisa membuat ia bisa bekerja mempersiapkan tim untuk musim depan. Apalagi saat ini seleksi masih terus tertunda karena belum bergabungnya calon pemain yang diseleksi.

“Kalau sudah teken tentu semuanya bisa lebih jelas. Kalaupun sekarang baru ada dua atau tiga orang, saya bisa turun langsung. Kalau belum tanda tangan kontrak posisi saya saat ini belum melatih. Masih bantu-bantu seleksi saja,” tukasnya.

Thursday, September 8, 2011

Seleksi Ayam Kinantan tertunda

MEDAN - Latihan atau seleksi PSMS Medan yang dipersiapkan ke kompetisi Indonesia musim 2011/2012 kembali tertunda setelah sehari sebelumnya juga batal akibat sebagian pemain khususnya dari luar kota belum hadir di lapangan.

Dari sekretariat PSMS di Stadion Kebun Bunga Medan, Rabu, didapat keterangan bahwa ketidakhadiran pemain bisa dimaklumi karena bukan kehendak mereka sendiri gagal hadir di lapangan melainkan akibat tidak mendapat tiket pesawat

Begitu juga legiun pemain asing di mana Osas Saha cs masih absen karena masih berada di Pulau Jawa. Sebaliknya, Abdul Rahman Gurning yang diproyeksikan sebagai pelatih telah berada di Kota Medan.

Kendati demikian, sejumlah pemain yang bakal ikut seleksi diketahui dari daftar nama yang tertempel di tiap kamar mes Kebun Bunga. Uniknya, PSMS sendiri belum melaksanakan proses seleksi pemain sehingga munculnya nama-nama tersebut menimbulkan tanda tanya.

Tidak hanya itu, sesuai dengan ketentuan klub profesional, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) seharusnya menetapkan Chief Executive Officer (CEO) terlebih dahulu sebelum menunjuk manajer dan pelatih.

Sekretaris Umum PSMS, Idris SE, menjelaskan seleksi pemain dilaksanakan sebelum pemilihan CEO, karena pihaknya butuh gerak cepat guna mempersiapkan tim sesuai tenggat waktu berputarnya kompetisi berdasarkan ketetapan Asian Football Confederation (AFC), yakni 14 Oktober mendatang.

Menurut sumber, masalah CEO yang sebelumnya disebut-sebut akan dipegang mantan Asisten Manajer Tim Pro Titan FC, Wahyu Wahab, dibatalkan karena dinilai sudah terlalu ‘maju’ dengan niatnya membatalkan calon pelatih dan pemain yang bakal direkrut.

Atas sikap Wahyu itu, pengurus PSMS membatalkan dirinya masuk bursa calon CEO dan mencalonkan mantan Asisten Manajer Ayam Kinantan musim lalu, Drs Benny Tomasoa. Ketika dikonfirmasi, Sekretaris Umum PSMS, Idris SE, mengaku telah mengusulkan Benny sebagai CEO PSMS.

“Selama ini kami berdua sudah sangat cocok dan tidak pernah berbenturan dalam mengambil keputusan, jadi tidak salah kalau saya mengusulkan dirinya,” kata Idris.

Menanggapi pencalonan tersebut, Benny Tomasoa menyebutkan separuh hidupnya memang untuk PSMS. Dikatakan, sebelum menjadi pengurus PSMS dan asisten manajer tim, Benny juga merupakan pemain PSMS sejak tim junior.

Walikota akan segera renovasi Teladan

MEDAN - Untuk menghadapi musim kompetisi PSSI mendatang, pembenahan Stadion Teladan akan segera dilakukan dalam rangka memenuhi persyaratan guna mendukung PSMS Medan yang juga ikut berkompetisi.

“Pembenahan tersebut adalah pembenahan ruang ganti pakaian pemain, ruang medis, press room, tribun, bench cadangan, tempat ofisial, dan kamar mandi. Tujuannya agar memenuhi standar AFC, sehingga fasiltas pendukung di Stadion Teladan memenuhi kriteria penilaian," kata Walikota Medan, Rahudman Harahap, saat meninjau Stadion Teladan, hari ini.
erpilih PSMS Medan ini didampingi Sekda Syaiful Bahri, Kepala Dinas Pertamanan Erwin Lubis, Kepala Dinas Perkim Iriadi Irawadi, Sekum PSMS Idris SE, dan pengurus PSMS lainnya.

Pembenahan Stadion Teladan ini juga merupakan arahan dari Djohar Arifin Husin selaku Ketua Umum PSSI agar Teladan bisa digunakan untuk menjadi tempat pertandingan internasional. Pembenahan tersebut juga termasuk fasilitas penerangan malam hari dan lainnya termasuk drainase di sekitar lapangan agar lapangan tidak tergenang air di kala hujan.

"Banyak hal yang harus kita benahi agar Stadion Teladan betul-betul menjadi tempat bertanding yang representatif dan dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan kompetisi baik nasional maupun internasional. Selain itu juga Pemerintah Kota Medan sedang menyampaikan ke pusat untuk mendapatkan dana guna pembenahan menyeluruh demi perbaikan Stadion Teladan," ujarnya.

“Untuk menghadapi musim kompetisi mendatang, dana yang diperlukan sedang diperhitungkan. Namun yang jelas tidak terlalu besar. Kalau pun ada yang diperlukan lagi, akan dianggarkan pada APBD 2012 agar menyempurnakan berbagai fasilitas di stadion tersebut,” lanjut Rahudman.

Di lain pihak, Rahudman menyambut baik kehadiran Direktur Utama PSMS, Dolly Sinomba Siregar, beserta klub-klub anggota PSMS dan mantan pemain PSMS di ruang kerjanya. Pada kesempatan itu, Rahudman memberikan respon positif dengan audiensi perwakilan klub-klub anggota PSMS dan mantan pemain PSMS, di antaranya Halim Panggabean, Jonny Sembiring, dan Parlin Siagian. Sedangkan Walikota didampingi Ketua Umum KONI Medan, Zulhifzi Lubis.

Dalam pertemuan itu, Rahudman cukup antusias memperhatikan PSMS. Bahkan Walikota akan mengundang klub-klub anggota PSMS untuk tatap muka sekaligus meminta masukan dalam waktu dekat ini. "Baru kali inilah saya membicarakan PSMS. Saya akan meluruskan persoalan PSMS dan memberikan perhatian agar Ayam Kinantan dapat mengikuti kompetisi sekaligus membenahi infrastuktur Stadion Teladan," katanya.

Dolly Sinomba Siregar menyebutkan, sebelum dilaksanakan pertemuan dengan Rahudman dan pengurus klub, pihaknya lebih dulu mengundang klub anggota PSMS. Hal ini dimaksudkan untuk menyamakan persepsi sesama klub anggota Ayam Kinantan. "Kita juga berharap Walikota Medan dapat meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam mengembalikan kejayaan prestasi PSMS," tambah Dolly yang juga pemilik Hotel Dhaksina Medan.

Dia menambahkan bahwa PT PSMS adalah sah dan berbadan hukum. Untuk itulah, menurut Dolly, klub anggota PSMS yang merupakan pemegang saham akan menggelar pertemuan rapat pemegang saham.

Monday, September 5, 2011

PSMS jangan terganjal karena Stadion Teladan jelek

Selangkah lagi PSMS akan sukses mewujudkan harapan masyarakat yang sudah lama tidak melihat PSMS bertarung di level tertinggi kompetisi nasional. Sudah dua musim, PSMS menghilang dari persaingan klub-klub elit seperti Persija, Arema, Persib Bandung dan lainnya.

Satu ujian lagi yang harus dilewati adalah persyaratan infrastruktur.Stadion Teladan sebagai homebase Ayam Kinantan akan dinilai kelayakannya oleh AFC. Disini PSMS harus khawatir. Jika dinilai buruk, PSMS bisa terlempar dari calon peserta kompetisi Pro 1.
Ketua Komite Kompetisi PSSI, Sihar Sitorus, mengatakan meski sudah lolos verifikasi administrasi, PSMS harus secepatnya membenahi infrastruktur. “Makanya yang harus dipaksakan adalah pembangunan Stadion Teladan. Kalau tidak segera diperbaiki, maka peluang bisa saja pindah ke klub lain,” beber Sihar.

Dalam verifikasi nanti PSMS harus bersaing dengan 33 calon peserta lain untuk tidak berada di klub dengan nilai stadion terburuk. Pasalnya keduanya akan sah menghuni level dua. Opsi sanksi lainnya, menurut Sekretaris Umum PSMS, Idris, PSMS tetap main di level 1 tapi tak bisa menggunakan Teladan. Artinya, PSMS harus mencari homebase baru dan bisa jadi mengulangi kejadian ISL 2008 saat menjadi musafir tanpa stadion tetap.

Keuta suporter PSMS, SMeCK Hooligan, Nata Simangunsong, kembali mendesak Pemko Medan untuk secepatnya merenovasi Teladan. “Kita sudah sama-sama tahulah seperti apa kondisi Teladan. Pak Rahudman juga sudah paham. Tapi yang kita tunggu sekarang adalah langkah realisasinya seperti apa. Ini sudah mendesak,” ujar Nata tadi malam.

Menurut Nata, peluang untuk berada di kasta utama sangat berharga untuk disia-siakan. Karena itu suporter dan masyarakat pecinta PSMS lainnya tidak mengharapkan PSMS gagal karena stadion. “Ini kesempatan PSMS masuk ke kasta utama. Jangan sampai PSMS terganjal karena masalah stadion,” ujarnya.

Sebelumnya janji-janji renovasi telah dikoarkan Walikota Medan, Rahudman Harahap. Secara bertahap pasca lebaran maupun nantinya renovasi keseluruhan akan diagendakan dalam RAPN. “100 miliar akan kita usahakan dari RAPBN untuk infrastruktur olahraga di Medan. Termasuk renovasi Teladan dan membangun sport center,” ujarnya.

Namun hal itu masih sebatas janji. Jadwal renovasi belum juga pasti. Sementara penilaian dari AFC akan segera dilakukan. Jika PSMS gagal karena stadion, masyarakat tentu akan menuntut pertanggung jawaban.

Rahudman harus serius tangani PSMS

MEDAN - Belakangan ini, masyarakat pecinta sepakbola di Medan menaruh banyak perhatian ke PSMS, klub kebanggaan Sumatera Utara di persepakbolaan nasional. PSMS baru-baru ini merger dengan dengan klub Liga Primer Indonesia atau LPI, Bintang Medan.

Merger ini diharapkan menjadi semangat baru untuk memperbaiki sepakbola daerah di Medan, khususnya dengan keberadaan PSMS di arena PSSI. Sejumlah kalangan berharap adanya perubahan untuk mengembalikan kejayaan PSMS ke depan. Itulah yang disuarakan kalangan suporter dan pemerhati PSMS.
Menurut seorang pemerhati PSMS, Rahmad Nur Lubis, penanganan PSMS ke depan harus profesional, termasuk dalam pengelolaan manajemennya. Dalam hal ini, Rahmad berpendapat bahwa Rahudman Harahap harus lebih banyak berperan dan menunjukkan keseriusannya membesarkan PSMS ke depan. "Walikota (Rahudman) harus banyak terlibat, karena Rahudman menangani PSMS belum banyak yang dia perbuat," kata Rahmad hari ini dalam diskursus dengan Waspada Online.

Rahudman Harahap saat ini menjabat sebagai walikota Medan yang beberapa waktu lalu dipilih secara aklamasi sebagai ketua umum PSMS. Sampai hari ini, Rahudman belum resmi dilantik. Sementara peralihan dari ketua umum sebelumnya, Dzulmi Eldin yang saat ini wakil walikota, belum ada laporan pertanggungjawabannnya.

Rahmad melanjutkan penilaiannya, menegaskan bahwa Rahudman harus memberikan perhatian pada pembenahan dan perbaikan Stadion Teladan. Namun juga menekankan, pentingnya transparansi dalam manajemen PSMS. "Misalnya, publik harus tau berapa nilai kontrak pemain. Harus ada transparansi," tegasnya.

Nada kritis serupa dilontarkan seorang loyalis PSMS, Ingan Pane, yang mendesak walikota Medan (Rahudman) harus segera bergerak cepat. Salah satu agenda terpenting, menurut Ingan, adalah perbaikan stadion. "Jangan sampai euforia masyarakat Medan dan Sumut dengan lolosnya PSMS, kembali kecewa karena Stadion Teladan tidak layak untuk menggelar kompetisi PSSI," Ingan mengatakan.

Setelah PSMS dinyatakan lolos verifikasi awal, seharusnya persiapan manajemennya sudah dimulai dari sekarang, kata Ingan. Pembentukan team mulai dari manajemen, pelatih dan pemain harus segera. "Sampai sekarang publik Medan hanya disuguhkan wacana," kata Ingan kecewa.

"​Target PSMS adalah juara, bukan hanya meramaikan liga pro level 1. Merger kalau hanya untuk kepentingan bisnis untuk apa? Untuk apa kalau tidak diikuti prestasi? PSMS tidak pernah juara. Dan semua elemen wajib berperan untuk mencapai target juara."

Siapa dampingi Gurning?

MEDAN - PSMS telah mengklaim kepastian merapatnya Abdul Rahman Gurning sebagai pelatih. Meski belum ada perjanjian kerjasama resmi di atas kontrak , kursi pelatih PSMS hampir pasti menjadi milik Gurning.

Namun siapa pendamping Gurning? Tiga nama berpeluang menjadi kandidat utama. Duet pelatih dan asisten pelatih PSMS musim lalu, Suharto dan Edy Syahputra serta Roekinoy yang kini menangani PSMS U-21.

Jika dianalisis ketiganya sama berpeluang. Suharto musim lalu telah membuktikan kapasitasnya. Bersama Edy, ia membawa Ayam Kinantan melangkah ke Babak Delapan Besar Liga Ti-Phone 2010/2011. Sementara Roekinoy juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Terbukti empat anak asuhnya berkesempatan mengenakan seragam timnas U-19.

Sebenarnya jika ditilik Suharto masih cukup layak menempati kursi pelatih kepala yang didudukinya musim lalu. Hanya saja persyaratan dari PSSI mengharuskan pelatih klub peserta harus berlisensi A.

Namun keputusannya ada di tangan pelatih kepala. Plt Ketua Umum PSMS Idris menegaskan hal itu sekaligus memastikan tidak akan mengintervensi ranah itu. Bahkan untuk sekedar memberi rekomendasi.
"Itu wewenang pelatih untuk menentukan siapa asistennya. Biasanya juga seperti itu. Pengurus tidak akan mengintervensi," ujarnya

Namun jika benar nanti Gurning yang memimpin PSMS, peluang terbesar ada di tangan Roekinoy. Pasalnya keduanya sudah pernah bekerja sama saat membesut tim sepakbola PON Sumut di PON 2004. Medali perunggu berhasil dibawa pulang. Gurning sepertinya sudah merasa klop jika Roekinoy yang nanti mendampinginya.

Menjawab hal itu, Roekinoy berujar singkat. “Kita lihat saja nanti,” katanya.

Mennoh merapat

MEDAN - PSMS mulai mempersiapkan susunan pemain yang akan diincar. Untuk legiun asing, Stephen Mennoh salah satunya. Gelandang Persipasi itu masuk daftar buruan PSMS. “Beberapa pemain asing yang kami incar diantaranya Mennoh. Pada dasarnya ia sudah sepakat,” ujar Sekretaris umum PSMS, Idris.

Stephen Mennoh dinilai cukup matang untuk memimpin lini tengah PSMS. Peran gelandang pekerja keras di PSMS tentu menjadi miliknya pasca tidak dipertahankkannya Faisal Azmi.

Sementara itu calon pelatih kepala PSMS, Abdul Rahman Gurning mengakui Mennoh cukup baik. Namun itu dulu saat Mennoh masih menjadi anak asuhnya di Persirata. “Kalau Mennoh pernah bersama saya di Persitara. Waktu itu dia sangat bagus. Tapi saya tidak tahu sekarang," ujarnya.

Gurning tak ingin menerka-nerka. Ia tentu ingin melihat langsung performa keduanya di lapangan. Karena itu jika memang PSMS berminat tentu harus melalui persetujuan pelatih. "Saya hanya bilang belum lihat kemampuan mereka secara menyeluruh. Bisa saja mereka sangat hebat kan, atau sebaliknya," katanya.

Selain Mennoh, PSMS juga kepincut dengan Osas Saha, Ahmad Bustomi, Zulkifli Syukur dan para pemain timnas U-23. Pembentukan skuad PSMS rencananya akan digelar pasca lebaran. Tepatnya di awal September, 30 pemain akan dikumpulkan termasuk empat pemain yang dipertahankan musim lalu, Mahadi Rais, Novi Handriawan, Zulkarnaen, dan Syahbani.

Kebun Bunga bersolek, Teladan kapan?

MEDAN- Menatap kompetisi musim depan, infrastruktur sepertinya menjadi perhatian serius bagi PSMS Medan. Tak lain karena verifikasi AFC yang menanti PSMS sebagai syarat kelulusan sebagai peserta kompetisi level 1 musim depan.

Nah, soal infrastruktur PSMS ada dua venue yang disorot. Yang pertama Stadion Kebun Bunga yang menjadi markas tim alias homebase. Selanjutnya tentu Stadion Teladan sebagai homeground PSMS. Dua venue ini harus direnovasi untuk memuluskan langkah PSMS mengisi satu tempat di level 1.

Untuk venue pertama, PSMS mulai merealisasikan langkah perbaikan. Stadion Kebun Bunga mulai bersolek. Langkah pertama mess tempat tinggal pemain dan pelatih tengah dibenahi. “Pertamanya kita benahi dulu mess pemain dan pelatih. Selanjutnya lapangan dan tribun,” ujar Sekretaris Umum PSMS, Idris.

Memang tak jauh berbeda dengan kondisi Teladan, kondisi tempat latihan PSMS itu juga tak kalah buruk. Lapangan yang tidak rata membuat para pemain rentan cedera. Beberapa pelatih PSMS sebelumnya juga sudah mengeluhkannya.

Sebelumnya renovasi untuk lapangan ini sempat dilakukan musim lalu. Ketika itu lapangan sempat coba diratakan dengan menggilingnya. Namun perubahan tak terlihat. Untuk itu menurut Idris pihaknya berencana membongkarnya dan menggantikannya dengan rumput sintetik.

Soal dana? Menurut Idris pihaknya sudah komitmen membenahi Stadion Kebun Bunga dan menganggarkan 1,8 miliar. "Kita kan juga gelar turnamen antar klub PSMS. Karena itu Kebun Bunga juga perlu dibenahi. 1,8 miliar kita sudah komitmen meskipun belum sepenuhnya ada dananya," ujarnya.

Lalu bagaimana dengan Stadion Teladan? Tak dipungkiri yang disorot tajam kondisi Stadion Teladan sebagai homeground PSMS. Namun untuk renovasi Teladan sampai saat ini belum jelas realisasinya. “Tidak usah khawatir, Pak Wali (Rahudman-red) sudah berkomitmen akan merenovasi Stadion Teladan dengan harapan PSMS bermain di kasta teratas. Habis Lebaran mungkin ada kejelasan,” tukas pria berdarah Aceh itu.