Bertahan di Divisi Utama bisa dijadikan prestasi terbaik bagi PSMS Medan di musim kompetisi 2009/2010 lalu. Bagaimana tidak, klub yang berjuluk Ayam Kinantan ini nyaris terperosok ke Divisi I. Melalui laga dramatis, PSMS bertahan di turnamen kelas dua di Indonesia tersebut.
Ya, PSMS memang membutuhkan partai terakhir agar bisa lolos dari degradasi. Beruntung, gol Dodi Rahwana di Stadion Teladan Medan, Selasa (30/3) lalu, tak mampu dibalas Persires Rengat dalam laga hidup mati tersebut. Punggawa Ayam Kinantan pun berpesta. Dan, di balik pesta tersebut ada satu sosok yang tersenyum bangga. Dia adalah Pelatih Zulkarnaen Pasaribu.
Sosok ini bersama Amrustian adalah tokoh keberhasilan PSMS kala itu. Keduanya ditunjuk untuk menggantikan Kustiono yang tak mampu mengangkat prestasi PSMS. Menariknya, Kustiono pun ditunjuk untuk menggantikan Suimin yang hanya bertahan setengah musim saja di Kebun Bunga. Karenanya, bukan sesuatu yang mengejutkan jika Pengurus PSMS menetapkan Zulkarnaen menjadi pelatih kepala PSMS untuk musim 2010/2011.
“Pengurus sepakat untuk memakai jasa Bang Zul (Zulkarnaen Pasaribu, Red) karena dia memiliki ikatan yang dalam dengan PSMS,” ungkap Sekretaris Umum PSMS, Idris SE, kepada Sumut Pos, Jumat (16/7).
Idris tidak memungkiri kalau banyak warga Medan yang begitu peduli dengan perkembangan PSMS. Pun, bisa jadi penetapan Zulkarnaen sebagai pelatih memancing polemik. Pasalnya, sebelum ditetapkan, nama Abdurahman Gurning sempat mengemuka.
“Ya, intinya kita sudah tetapkan. Kini tinggal kita tunggu hasil kerja Bang Zul. Dan, langkah awal yang akan diambilnya adalah memimpin latihan hari ini dan memberikan daftar asisten yang dia inginkan. Dan tidak ketinggalan, daftar pemain yang akan dipertahankan serta yang akan direkrut,” jelas Idris.
Sayang, ketika ditanya soal nilai kontrak Zulkarnaen, Idris tak mau memberikan angka pasti. “Ya, sekitar tigar ratus (juta) gitu lah,” tambahnya.
Terkait dengan kehadiran Pro Duta di Medan, Idris menganggap klub milik Sihar Sitorus itu adalah rekan yang tak harus dimusuhi. Persaingan yang diharapkan muncul adalah persaingan menuju prestasi. “Ya, sama saja dengan PSDS, kita akan menjadi Pro Duta sebagai rekan prestasi. Semua ini demi kemajuan sepak bola Sumut,” katanya.
Ya, seperti diberitakan sebelumnya, kehadiran Pro Duta di Medan tinggal menunggu waktu saja. Ini berarti ada tiga klub asal Sumut yang akan berlaga di Divisi Utama 2010/2011. “Memang rencana awal kita akhir Juni sudah tiba di Medan. Namun tertunda karena masih ada pembicaraan menuju kesepakatan dengan beberapa sponsor,” ucap Pemilik Pro Duta, Sihar Sitorus kepada Sumut Pos, Kamis (15/7).
Sementara PSDS, setelah sempat dikabarkan degradasi karena berada di posisi nomor dua paling bawah klasemen akhir Wilayah Barat, kini mulai menatap Divisi Utama. Setidaknya hal ini sempat diungkapkan oleh Direktur Kompetisi Badan Liga Indonesia, Joko Driyono, melalui pesan singkat ke Sumut Pos. “Tetap, hanya Persires yang turun,” tulis pesan Joko.
Tak pelak, hal itu membuat kubu PSDS senang sekaligus khawatir. Pasalnya, belum juga menerima surat BLI. “Kita memang belum tahu nasib kita karena BLI belum juga memberi kabar,” ujar Manajer PSDS, Hasiholan Sinaga beberapa waktu lalu. (rmd/sumutpos)