Wednesday, June 24, 2009

Usai Sudah

MEDAN- Usai sudah kisah manis PSMS Medan di kancah Asia. Kekalahan telak 4-0 atas tuan rumah Chonburi FC di Stadion Rajamanggala Selasa (23/6), memupus harapan PSMS kembali mengukir sejarah di AFC Cup. Pasukan Rudi Keltjes pun harus pulang tertunduk, sembari memikirkan laga di babak playoff ISL 30 Juni mendatang melawan Persebaya.

Sejatinya, sejak awal, PSMS sudah sadar bahwa mereka kalah kelas. Dari mulai materi pemain hingga keuntungan tuan rumah karena laga di gelar di markas Chonburi.

Sebagai juara Grup G, Chonburi memang mendapatkan keuntungan dengan diperbolehkan menggelar laga di kandang sendiri, sesuai peratuaran AFC. Sedangkan PSMS hanya finish di urutan kedua penyisihan Grup F di bawah South China.

Sebelumnya, manajemen PSMS telah berusaha semaksimal mungkin untuk mengetahui kekuatan Chonburi yang menjadi runner up Liga Thailand 2008 itu. Asisten pelatih Doni Latuperissa diutus lebih dulu berangkat ke Thailand. Laporan dari Doni diharap dapat memberikan masukkan pada Pelatih Rudi Keltjes agar PSMS bisa tampil maksimal.

Begitu juga ketika PSMS cenderung melepas laga Copa Indonesia saat bentrok Persipura di Jayapura. Pemain inti dipulangkan lebih dulu ke Medan. Setidaknya ada lima pemain yang dipulangkan ke Medan, yakni Zada, Esteban, Rahmadani, Costas, dan Agus Suprianto. Semua ini dilakukan agar PSMS dapat menyiapkan tim agar lebih solid. Sayang, usaha dari manajemen tidak berhasil sesuai rencana. Harapan mengukir sejarah masuk delapan besar pun harus usai.

Dan, Rudi Keltjes arsitek PSMS mencoba untuk berjuang habis-habisan, walaupun pada kenyatannya PSMS-lah yang harus kandas. Dalam situs resmi AFC Senin (22/6) lalu, Rudi Keltjes berbicara bahwa PSMS merupakan klub yang tak diunggulkan dalam laga ini. Namun dia ingin mencoba menyulitkan tuan rumah, tapi gagal.

Pada laga itu, striker asing Chonburi, Mohammed Cone berhasil menciptakan hat-trick. Dari awal, striker satu ini memang patut diwaspadai, tapi sayang, materi pemain PSMS tak kuasa menahan laju skuad Chonburi.

Cone membuat Markus jatuh bangun mulai menit 18. Dengan serangan bertenaga, Cone berhasil membuat tuan rumah bersorak. Hingga turun minum, PSMS hanya kebobolan satu gol, meskipun harus jatuh bangun.

Di babak kedua, saat kondisi skuad PSMS mulai drop, tuan rumah semakin menaikkan tempo serangan. Pada menit 66, Cone lagi-lagi menjadi ancaman bagi gawang PSMS. Skor 2-0 untuk The Shark-julukan Chonburi.

Tak puas hanya mencetak dua gol, Chonburi kembali memperdaya barisan pertahanan PSMS. Edi Sibung dkk tak kuasa menahan laju striker Chonburi yang tampil luar biasa di hadapan publik sendiri. Buntutnya, lima menit sebelum bubar, PSMS kembali kebobolan. Kali ini gelandang Chonburi, Ekaphan Inthasen yang melesakkan gol setelah berhasil melewati Edi Sibung. Skor 3-0 bagi Chonburi.

Cone melengkapi hat-triknya di masa-masa 3 menit injuri time, sekaligus mengantarkan kemenangan telak 4-0 bagi Si Hiu.

Meskipun mendapatkan serangan demi serangan, PSMS bukannya tak melawan. Beberapa kali PSMS pernah mengancam gawang Chonburi. Sayang, pemain Chonburi memang masih terlalu tangguh. Buktinya di menit 13 Reswandi mencoba mengancam gawang Chonburi yang dikawal Kosin, lewat tendangan bebas. Sayang, Kosin masih sigap menangkal bola.

Elie Aiboy, Zada, dan Esteban Guillen juga mencoba memperdaya Kosin. Tapi, upaya mereka sia-sia belaka. Hingga akhir laga, skor bertahan 4-0. Dengan demikian, Chonburi dengan mulus melangkah ke babak perempat final.

“Materi pemain memang kalah kelas. Mau bilang apa lagi. Kita sudah berusaha sekuat tenaga,” ungkap Keltjes singkat.

Maafkan Kami…

SIHAR Sitorus, manajer PSMS, mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan segenap masyarakat Medan kepada PSMS yang dibesutnya musim ini. Meskipun dukungan itu tak sebanding dengan prestasi yang ditorehkan klub berjuluk Ayam Kinantan tersebut.

Usai laga kontra Chonburi kemarin malam, Sihar tidak ingin berkomentar banyak. Baginya kekalahan ini merupakan hal yang pahit, meskipun harus tetap dihadapi dengan kepala tegak.

“Hasil ini merupakan kenyataan pahit bagi kami. Tapi, kami tetap menerimanya dengan lapang dada. Kami sudah berusaha, tapi inilah kemampuan kami,” katanya. “Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Medan, karena kami belum dapat memberikan kebanggaan yang setimpal dengan dukungan yang kami terima selama ini,” lanjut Sihar.

Hanya itulah yang bisa dilakukan manajemen PSMS musim ini. Sebenarnya prestasi PSMS tidak begitu jelek. Kehilangan kandang dan dukungan langsung dari fans setia PSMS tentu saja jadi dampak paling terasa.

Secara kemampuan, PSMS kerap menyulitkan klub-klub besar ISL. Di kancang Asia PSMS malah mencipta sejarah, berhasil lolos ke putaran kedua. Belum ada klub Indonesia yang bisa melangkah sejauh ini.

Seandainya PSMS main di Stadion Teladan dengan skuad yang ada selama ini, tentu prestasinya akan lain.

Tapi inilah kenyataannya. PSMS masih harus melakoni satu laga lagi di babak playoff ISL bentrok Persebaya. Kalau kalah turun kasta ke Divisi Utama.

Kalau menang juga masih belum aman. Karena, Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) akan meningkatkan keketatan peraturan. Kalau Stadion Teladan tak kunjung diperbaiki, PSMS tak lagi bisa melanglangbuana numpang di kandang klub lain. Kira-kira seperti itulah peraturan baru yang akan dikeluarkan BLI. Intinya, Stadion Teladan harus segera dipoles

Impian PSMS buyar

BANGKOK - Impian mencetak sejarah dengan menembus babak delapan besar Piala AFC akhirnya gagal dicapai PSMS Medan setelah kalah telak 0-4 dari Chonburi FC asal Thailand di Stadion Rajamangala, Bangkok, malam tadi.

Turun dengan komposisi Markus Horison sebagai penjaga gawang, Reswandi, Aun Carbiny, Edi Sibung, Fadli Hariri, Esteban Javier Guillen, Leonardo Martins Zada, Rachmadani, Agus Supriyanto, Mario Costas dan Elie Aiboy, skuad besutan Rudy Williams Keltjes terlihat kalah kelas dari lawannya.

Setelah beberapa kali menghalau serangan-serangan tuan rumah, gawang Markus akhirnya kebobolan juga setelah striker Chonburi Mohamed Kone mencetak gol di menit ke-18. Tertinggal, PSMS nyaris menyamakan skor ketika tendangan spekulasi Reswandi melayang tipis di atas mistar gawang Kosin Hathairattanakool.

Berbagai upaya dicoba anak-anak Kinantan sepanjang babak pertama, namun kerap gagal di barisan pertahanan Chonburi. Secercah harapan sempat muncul andai saja aksi Elie Aiboy di menit 27 tidak digagalkan Kosin yang sempat memperkuat Persib Bandung beberapa musim lalu.

Memasuki 45 menit kedua, Keltjes memasukkan pemain muda Oktovianus Maniani guna menambah daya gedor tim. Aksi impresif Otto pun beberapa kali membuat lawan kewalahan meladeni kegesitan dan kegigihan winger mungil asal Papua tersebut.

Tapi Kone tak tinggal diam. Pada menit ke-66, striker berkulit hitam itu menaklukkan Markus untuk kedua kali. Keadaan tak berdaya PSMS diperburuk dengan kartu merah yang dihadiahi wasit kepada Edi Sibung. Praktis dengan 10 pemain, Elie Aiboy cs sulit mengimbangi Chonburi yang juga pemimpin klasemen di liga negerinya.

Gol ketiga tim asuhan Kiatisuk Senamuang tercipta pada menit-menit akhir pertandingan oleh gelandang Ekaphan Inthasen. Di saat kehabisan stamina dan lengah, Kone memanfaatkan situasi untuk melengkapi hatriknya pada masa injury time.

Hasil 16 Besar Piala AFC, Selasa (23/6):
Busaiteen (Bahrain) vs AL Karamah (Syria) 1-2
Zawra'a Club (Irak) vs Arbil (Irak) 1-3
Kuwait SC (Kuwait) vs Dempo SC (India) 3-1
Al Maged (Syria) vs Neftchi (Uzbekistan) 1-3
Al Arabi (Kuwait) vs Safa SC (Libanon) 2-1
Becamex Binh Duong (Vietnam) vs Kedah (Malaysia) 8-2
Chonburi FC (Thailand) vs PSMS Medan (Indonesia) 4-0
South China (Hongkong) vs Home United FC (Singapura) 4-0