alaupun menang tiga gol tanpa balas dalam laga ujicoba melawan PS Bank Sumut, pelatih PSMS Kustiono belum puas. Dia merasa masih perlu pembenahan di beberapa sektor, sebelum tim Ayam Kinantan menghadapi Persipasi Bekasi, Sabtu (13/3) mendatang.
Kendati begitu, Kustiono masih bersyukur timnya menunjukkan pola permainan menyerang yang cukup baik. Dalam ujicoba Kamis di Stadion Teladan, ketiga gol PSMS dihasilkan Kamil Sembiring, Deni Wahyudi dan Jecky Pasarella.
Melawan Bank Sumut, Jecky Pasarella dan kawan-kawan bermain lebih tenang dan tidak tergesa-gesa dalam membangun serangan. Menurutnya, faktor cuaca panas sempat mengganggu konsentrasi anak-anak hingga menimbulkan hidrasi.
Disinggung mengenai ujian akhir, Kustiono kembali mengatakan masih ada dua hari untuk menggelar laga ujicoba lainnya. Pada Jumat ini, PSMS akan melawan Sinar Sakti dan esok harinya menghadapi PPLP Sumut.
Sementara itu, penampilan Okeye Emeka Obidih asal Nigeria dinilai belum menunjukkan permainan terbaiknya. "Dia sengaja kita turun sejak awal guna melihat kemampuannya, namun ia gagal dan terpaksa kita ganti dengan pemain lain," ujar eks pelatih PSAP Sigli terhadap permainan pemain asing PSMS baru itu
Kumpulan Berita Tentang PSMS Medan Teruskan Perjuangan MU PSMS Medan "Koe" Dukung Terus PSMS Medan ....
Friday, March 5, 2010
PSMS canangkan tiga ujicoba
Arsitek PSMS Kustiono tak mau ambil resiko dalam persiapan menghadapi Persipasi Bekasi. Rangkaian ujicoba pun bakalan digelar dalam menerapkan strategi untuk tidak malu di hadapan pendukung sendiri.
Kustiono menyadari laga melawan Persipasi dianggap sebagai penentu dalam mempertahankan posisi Ayam Kinantan bertengger di Divisi Utama. Mantan pemain Mercu Buana ini lantas mencanangkan tiga ujicoba melawan PS Telkom, PS Putra Buana dan PS Sinar Sakti. "Uji coba ini penting dalam kesiapan mental pemain dan kerjasama tim," terangnya, Selasa.
Kustiono menilai, di samping teknik, kekuatan fisik sangat dibutuhkan untuk meredam kemampuan lawan yang dinilai jauh di atas kemampuan para pemain PSMS. “Kita terpaksa mengandalkan semangat dan fisik, karena dengan teknik dan mental, PSMS masih kalah dari lawan,” paparnya.
Dia juga mengaku, masih kewalahan dalam menempatkan posisi pemain dalam partai uji coba. Pasalnya masih ada beberapa pemain yang absen. Dua pemain asing Nyeck Nyobe dan Ogochukwu Daniel.
Menurut rumor, Daniel dan Nyeck dikabarkan sedang menderita sakit pasca melawan Persiraja Banda Aceh. "Daniel lagi sakit perut, sedangkan Nyeck menderita demam," tambah asisten pelatih Suyono
Kustiono menyadari laga melawan Persipasi dianggap sebagai penentu dalam mempertahankan posisi Ayam Kinantan bertengger di Divisi Utama. Mantan pemain Mercu Buana ini lantas mencanangkan tiga ujicoba melawan PS Telkom, PS Putra Buana dan PS Sinar Sakti. "Uji coba ini penting dalam kesiapan mental pemain dan kerjasama tim," terangnya, Selasa.
Kustiono menilai, di samping teknik, kekuatan fisik sangat dibutuhkan untuk meredam kemampuan lawan yang dinilai jauh di atas kemampuan para pemain PSMS. “Kita terpaksa mengandalkan semangat dan fisik, karena dengan teknik dan mental, PSMS masih kalah dari lawan,” paparnya.
Dia juga mengaku, masih kewalahan dalam menempatkan posisi pemain dalam partai uji coba. Pasalnya masih ada beberapa pemain yang absen. Dua pemain asing Nyeck Nyobe dan Ogochukwu Daniel.
Menurut rumor, Daniel dan Nyeck dikabarkan sedang menderita sakit pasca melawan Persiraja Banda Aceh. "Daniel lagi sakit perut, sedangkan Nyeck menderita demam," tambah asisten pelatih Suyono
Sukses Coba-coba
Setelah selesai menggenjot fisik pemain, Pelatih PSMS Kustiono pun menyiapkan strategi baru untuk menyambut Persipasi Bekasi, Kamis (13/3) mendatang di Stadion Teladan Medan. Satu diantaranya adalah perombakan formasi.
Hal ini terlihat saat melakoni pertandingan uji coba menghadapi Bank Sumut FC di Stadion Teladan Medan, Kamis (4/3). Pada laga tersebut Kustiono tampak melakukan beberapa manuver dengan menggeser beberapa pemain pada posisi yang baru. Adalah Jecky Pasarella yang berposisi sebagai striker ditarik menjadi pemain sayap kanan. Begitu juga Faisal Azmi, pemain berambut gondrong ini dijadikan penguasa sisi kiri. Urusan mencetak gol pun diserahkan kepada Ikpefua Osas “Saha” Marvellous dengan tandemnya Abdul Kamil Sembiring.
“Selama ini kita kesulitan menjalankan serangan dari sisi kiri maupun kanan lapangan. Saya pikir Jecky dan Azmi yang memiliki kecepatan dan gerakan yang gesit bisa mendukung dalam crossing ke lini depan. Sehingga kita bisa memaksimalkan peluang untuk mencetak gol,” jelas Kustiono kepada Sumut Pos.
Siapa sangka perombakan sederhana ini mampu menghidupkan variasi serangan dari kedua sisi. Serangan tidak lagi terpaku dari tengah seperti yang terlihat selama ini. Baik Jecky maupun Faisal pun menjalankan perannya dengan lewat umpan-umpang menyilang yang akurat. Begitu pula Oqochukwu Daniel yang ditarik menjadi gelandang bertahan turut menyumbangkan umpan yang merepotkan pertahanan Bank Sumut FC. PSMS pun menutup laga uji coba pertamanya dengan kemenangan telak 3-0 atas Bank Sumut FC.
Adapun kemenangan PSMS diawali striker muda PSMS Abdul Kamil Sembiring lewat tendangan keras dari luar kotak penalti. Pemain belakang Denny Wahyudi memperbesar kemenangan si Ayam Kinantan setelah tendangan yang tak terlalu kuat namun terarah berhasil merobek gawang Bank Sumut FC. Dan, aksi solo run dari Jecky Pasarella di babak kedua melahirkan gol ketiga untuk PSMS. Kedudukan 3-0 ini bertahan hingga wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir.
Atas hasil pertandingan, Kustiono mengaku cukup senang. Namun menyangkut permainan dengan formasi yang baru, dirinya masih menahan diri. “Dalam penciptaan gol saya bersyukur apalagi lebih dari yang ditargetkan. Bukankah sepak bola adalah untuk mencetak gol,” ujar Kustiono
“Bank Sumut FC memang tim yang kita pilih mengingat mereka latihannya konstan. Mereka juga mampu memberi perlawanan dan beberapa kali menciptakan peluang. Kalau tim itu tidak rutin latihan mungkin bisa bobol lebih besar lagi. Namun, ini tidak bisa dijadikan tolak ukur kemajuan yang dicapai ya. Masih ada dua uji coba lagi,” tambahnya.
Di tengah peningkatan yang ditunjukkan skuad PSMS, Okoye Emeka Obidiah justru belum menunjukkan kualitas yang layak untuk mengenakan kostum PSMS. Pergerakan Okoye masih terbilang lambat begitu pula akurasi yang belum meyakinkan. Terlebih saat kehilangan bola, Okoye langsung menyerah tampa usaha untuk merebut kembali. “Memang belum terlihat. Kita lihat lagi saja pada dua pertandingan nanti,” tutur mantan pelatih PSAP Sigli ini.
Harapan Kustiono ini berbanding terbalik dengan asistennya, Suyono. Menurut sang asisten, Okoye sama sekali tidak punya harapan. “Parah, dia tidak punya kecepatan,” ketus Asisten Pelatih Suyono
Hal ini terlihat saat melakoni pertandingan uji coba menghadapi Bank Sumut FC di Stadion Teladan Medan, Kamis (4/3). Pada laga tersebut Kustiono tampak melakukan beberapa manuver dengan menggeser beberapa pemain pada posisi yang baru. Adalah Jecky Pasarella yang berposisi sebagai striker ditarik menjadi pemain sayap kanan. Begitu juga Faisal Azmi, pemain berambut gondrong ini dijadikan penguasa sisi kiri. Urusan mencetak gol pun diserahkan kepada Ikpefua Osas “Saha” Marvellous dengan tandemnya Abdul Kamil Sembiring.
“Selama ini kita kesulitan menjalankan serangan dari sisi kiri maupun kanan lapangan. Saya pikir Jecky dan Azmi yang memiliki kecepatan dan gerakan yang gesit bisa mendukung dalam crossing ke lini depan. Sehingga kita bisa memaksimalkan peluang untuk mencetak gol,” jelas Kustiono kepada Sumut Pos.
Siapa sangka perombakan sederhana ini mampu menghidupkan variasi serangan dari kedua sisi. Serangan tidak lagi terpaku dari tengah seperti yang terlihat selama ini. Baik Jecky maupun Faisal pun menjalankan perannya dengan lewat umpan-umpang menyilang yang akurat. Begitu pula Oqochukwu Daniel yang ditarik menjadi gelandang bertahan turut menyumbangkan umpan yang merepotkan pertahanan Bank Sumut FC. PSMS pun menutup laga uji coba pertamanya dengan kemenangan telak 3-0 atas Bank Sumut FC.
Adapun kemenangan PSMS diawali striker muda PSMS Abdul Kamil Sembiring lewat tendangan keras dari luar kotak penalti. Pemain belakang Denny Wahyudi memperbesar kemenangan si Ayam Kinantan setelah tendangan yang tak terlalu kuat namun terarah berhasil merobek gawang Bank Sumut FC. Dan, aksi solo run dari Jecky Pasarella di babak kedua melahirkan gol ketiga untuk PSMS. Kedudukan 3-0 ini bertahan hingga wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir.
Atas hasil pertandingan, Kustiono mengaku cukup senang. Namun menyangkut permainan dengan formasi yang baru, dirinya masih menahan diri. “Dalam penciptaan gol saya bersyukur apalagi lebih dari yang ditargetkan. Bukankah sepak bola adalah untuk mencetak gol,” ujar Kustiono
“Bank Sumut FC memang tim yang kita pilih mengingat mereka latihannya konstan. Mereka juga mampu memberi perlawanan dan beberapa kali menciptakan peluang. Kalau tim itu tidak rutin latihan mungkin bisa bobol lebih besar lagi. Namun, ini tidak bisa dijadikan tolak ukur kemajuan yang dicapai ya. Masih ada dua uji coba lagi,” tambahnya.
Di tengah peningkatan yang ditunjukkan skuad PSMS, Okoye Emeka Obidiah justru belum menunjukkan kualitas yang layak untuk mengenakan kostum PSMS. Pergerakan Okoye masih terbilang lambat begitu pula akurasi yang belum meyakinkan. Terlebih saat kehilangan bola, Okoye langsung menyerah tampa usaha untuk merebut kembali. “Memang belum terlihat. Kita lihat lagi saja pada dua pertandingan nanti,” tutur mantan pelatih PSAP Sigli ini.
Harapan Kustiono ini berbanding terbalik dengan asistennya, Suyono. Menurut sang asisten, Okoye sama sekali tidak punya harapan. “Parah, dia tidak punya kecepatan,” ketus Asisten Pelatih Suyono
Dua Asing Rawan Coret
Nasib dua pemain asing PSMS, Nyeck Nyobe dan Okoye Emeka Obidiah akan ditentukan hari ini. Demikian dikatakan Manajer PSMS Hendra DS yang dihubungi melalui telepon, Kamis (4/3). “Besok (hari ini, Red) kita akan buat keputusan resmi mengenai dua pemain itu,” ucap Hendra DS.
Aksinya mendorong wasit Tardianis hingga tersungkur saat menghadapi Persiraja Banda Aceh beberapa waktu lalu, Nyeck dipastikan absen di tiga laga PSMS.
Belum lagi skorsing dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI yang sudah menunggu memastikan mantan pemain Persib Bandung ini tidak akan memperkuat PSMS di lima laga sisa.
Tidak bisa diturunkan, Nyeck pun tidak ada artinya lagi untuk tim. Selain itu sikap Nyeck yang beberapa kali tidak menunjukkan keprofesionalismean menjadi dasar manajemen untuk mendepak pemain berusia 26 tahun ini. Bahkan, usaha untuk mencari pemain pengganti terus dilakukan. Pascapertandingan melawan Persiraja Banda Aceh, Nyeck langsung terbang ke Jakarta untuk menikmati liburan dan absen saat latihan mulai digelar Sabtu (27/2). Nyeck baru terlihat, Kamis (4/3) di Stadion Teladan.
Selain itu, manajemen dipastikan batal mengontrak Okoye. Pasalnya dari dua latihan yang digelar sejak Selasa (2/3) mantan pemain Sriwijaya FC itu tampil sangat buruk. Demikian pula laporan tim pelatih yang disampaikan kepada manajemen perihal Okoye. “Obidiah belum pantas menjadi penggantinya. Selain laporan Kustiono yang bilang dia tidak bagus, saya juga ikut memantau perkembangan pemain asal Nigeria itu. Memang dia belum pantas di tim ini, keputusan resminya besok (hari ini, Red)” tegas Hendra.
Tak pelak keputusan itu akan menjadi pekerjaan rumah manajemen untuk mencari pemain pengganti. Manajemen pun harus berlomba dengan waktu sebelum pertandingan menghadapi Persipasi, Bekasi, Kamis (13/3) nanti. “Kita punya waktu cukup sempit, tetapi kita akan berupaya mencari satu striker, karena selama ini memang, kita lemah mencetak gol,” pungkas Hendra
Aksinya mendorong wasit Tardianis hingga tersungkur saat menghadapi Persiraja Banda Aceh beberapa waktu lalu, Nyeck dipastikan absen di tiga laga PSMS.
Belum lagi skorsing dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI yang sudah menunggu memastikan mantan pemain Persib Bandung ini tidak akan memperkuat PSMS di lima laga sisa.
Tidak bisa diturunkan, Nyeck pun tidak ada artinya lagi untuk tim. Selain itu sikap Nyeck yang beberapa kali tidak menunjukkan keprofesionalismean menjadi dasar manajemen untuk mendepak pemain berusia 26 tahun ini. Bahkan, usaha untuk mencari pemain pengganti terus dilakukan. Pascapertandingan melawan Persiraja Banda Aceh, Nyeck langsung terbang ke Jakarta untuk menikmati liburan dan absen saat latihan mulai digelar Sabtu (27/2). Nyeck baru terlihat, Kamis (4/3) di Stadion Teladan.
Selain itu, manajemen dipastikan batal mengontrak Okoye. Pasalnya dari dua latihan yang digelar sejak Selasa (2/3) mantan pemain Sriwijaya FC itu tampil sangat buruk. Demikian pula laporan tim pelatih yang disampaikan kepada manajemen perihal Okoye. “Obidiah belum pantas menjadi penggantinya. Selain laporan Kustiono yang bilang dia tidak bagus, saya juga ikut memantau perkembangan pemain asal Nigeria itu. Memang dia belum pantas di tim ini, keputusan resminya besok (hari ini, Red)” tegas Hendra.
Tak pelak keputusan itu akan menjadi pekerjaan rumah manajemen untuk mencari pemain pengganti. Manajemen pun harus berlomba dengan waktu sebelum pertandingan menghadapi Persipasi, Bekasi, Kamis (13/3) nanti. “Kita punya waktu cukup sempit, tetapi kita akan berupaya mencari satu striker, karena selama ini memang, kita lemah mencetak gol,” pungkas Hendra
Pertahankan Gedung Sekuat Tenaga
Seperti yang dipaparkan Muhammad TWH bahwa inisiatif untuk pembangunan gedung di tanah pemerintah kota Medan itu datang dari pengurus dan ke-23 pemain tadi sebagai kontribusi pembangunan sarana olahraga, khususnya sepakbola di Kota Medan.
INDRA JULI-Medan
Sekaligus sebagai kenangan akan masa jaya yang pernah diraih PSMS saat memukul tim-tim luar negeri di Stadion Teladan.
“Pokonya tak ada cerita, tim luar negeri yang datang ke Stadion Teladan pasti kita bantai (kalahkan). Karenanya, kemampuan para pemain sangat diakui, disebabkan kemampuan mereka melewati empat hingga lima pemain lawan, sebelum akhirnya mencetak gol,” kenang Muhammad TWH.
Sayangnya, meskipun telah menunggu sekilan lama, namun permintaan untuk mempertahankan bagungan yang sejatinya menjadi prasasti atas kehebatan PSMS di masa lalu itu, tak pernah berbalasa.
“Pernah saya menunggu dari pukul 07.00 – 09.00 WIB di rumah Abdillah yang berada di Jalan Perak tapi tidak ketemu. Semua dokumen akhirnya saya titipkan ke ajudannya. Ya sampai sekarang tidak ada follow up,” sesalnya.
Muhammad TWH sendiri mengakui tidak tahu perihal pengalihan fungsi gedung seperti saat ini. “Meskipun pernah ditertibkan tapi hanya sementara saja, untuk kemudian kembali lagi menjadi tempat penyimpanan barang seperti itu. Gak tahu bagaimana kerjasama mereka mungkin dengan preman atau oknum yang pintar memanfaatkan keadaan,” bebernya.
Mencuatnya berita tentang pengambilalihan gedung bangunan PSMS untuk selanjutnya dirobohkan berawal dari kedatangan pihak Disporasu ke Mess PSMS yang terdapat di Stadion Kebun Bunga Medan.
Di situ Kadisporasu Parlautan Sibarani menyampaikan niat pemerintah provinsi untuk mengalihfungsikan gedung PSMS sebagai bahagian program inventarisasi fasilitas Pemprov menjadi lahan parkir.
Untuk itu Muhammad TWH mewakili segenap pengurus dan mantan pemain yang masih ada, maupun yang telah tiada berharap kiranya keputusan yang dibuat jangan melupakan jasa ke-23 pemain yang namanya tertera di prasasti tersebut.
“Kita sudah berupaya sekuat tenaga untuk mempertahankan gedung itu. Apalagi ini untuk pembangunan juga. Hanya kalau bisa agar pemerintah memberi perhatian kepada ahli waris dari 23 nama tersebut, karena ke-23 memiliki peran yang sangat besar atas berdirinya bangunan itu,” harapnya.
INDRA JULI-Medan
Sekaligus sebagai kenangan akan masa jaya yang pernah diraih PSMS saat memukul tim-tim luar negeri di Stadion Teladan.
“Pokonya tak ada cerita, tim luar negeri yang datang ke Stadion Teladan pasti kita bantai (kalahkan). Karenanya, kemampuan para pemain sangat diakui, disebabkan kemampuan mereka melewati empat hingga lima pemain lawan, sebelum akhirnya mencetak gol,” kenang Muhammad TWH.
Sayangnya, meskipun telah menunggu sekilan lama, namun permintaan untuk mempertahankan bagungan yang sejatinya menjadi prasasti atas kehebatan PSMS di masa lalu itu, tak pernah berbalasa.
“Pernah saya menunggu dari pukul 07.00 – 09.00 WIB di rumah Abdillah yang berada di Jalan Perak tapi tidak ketemu. Semua dokumen akhirnya saya titipkan ke ajudannya. Ya sampai sekarang tidak ada follow up,” sesalnya.
Muhammad TWH sendiri mengakui tidak tahu perihal pengalihan fungsi gedung seperti saat ini. “Meskipun pernah ditertibkan tapi hanya sementara saja, untuk kemudian kembali lagi menjadi tempat penyimpanan barang seperti itu. Gak tahu bagaimana kerjasama mereka mungkin dengan preman atau oknum yang pintar memanfaatkan keadaan,” bebernya.
Mencuatnya berita tentang pengambilalihan gedung bangunan PSMS untuk selanjutnya dirobohkan berawal dari kedatangan pihak Disporasu ke Mess PSMS yang terdapat di Stadion Kebun Bunga Medan.
Di situ Kadisporasu Parlautan Sibarani menyampaikan niat pemerintah provinsi untuk mengalihfungsikan gedung PSMS sebagai bahagian program inventarisasi fasilitas Pemprov menjadi lahan parkir.
Untuk itu Muhammad TWH mewakili segenap pengurus dan mantan pemain yang masih ada, maupun yang telah tiada berharap kiranya keputusan yang dibuat jangan melupakan jasa ke-23 pemain yang namanya tertera di prasasti tersebut.
“Kita sudah berupaya sekuat tenaga untuk mempertahankan gedung itu. Apalagi ini untuk pembangunan juga. Hanya kalau bisa agar pemerintah memberi perhatian kepada ahli waris dari 23 nama tersebut, karena ke-23 memiliki peran yang sangat besar atas berdirinya bangunan itu,” harapnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)