Playmaker PSMS Medan Edu Juanda yang masih cedera hamstring kaki kanan, absen lagi saat Ayam Kinantan menjamu PSDS Deli Serdang dalam laga Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010 di Stadion Teladan Medan, Kamis sore.
Sedangkan kondisi striker asing asal Kamerun Osas Saha dan libero Selamet Riyadi masih fifty-fifty. Demikian dikatakan pelatih PSMS Suimin Dihardja di Stadion Kebun Bunga Medan .
Secara terpisah, Selamet menyatakan sudah siap dan prima setelah sebelumnya mengalami cedera engkel saat membela PSMS menghadapi PSSB Bireuen hingga harus beristirahat selama dua pekan.
Selamet pun terlihat sudah ikut rekan-rekannya dalam latihan terakhir, begitu juga Saha. “Bila kesehatannya sudah pulih, maka Selamet dan Saha akan diturunkan. Tetapi Edu dipastikan tidak masuk dalam line up pemain,” kata Suimin.
Bintang PSMS lainnya, Sony Gunawan (kiper), juga tidak terlihat ikut latihan dan kemungkinan posisinya kembali digantikan M Halim atau Irwin Ramadhan. Suimin mengaku, duel kontra PSDS merupakan pertarungan sarat gengsi dan bakal menjadi pertarungan panas di penghujung tahun 2009.
Setelah gagal mengamankan nilai penuh saat menjamu Persiraja Banda Aceh Minggu (27/12) lalu, M Affan Lubis cs berjanji tidak lagi mengulangi kesalahan serupa saat menghadapi Traktor Kuning.
“Kami sudah kehilangan dua poin, jadi PSMS harus bisa memperoleh poin penuh hari ini,” tegas Suimin.
Hasil simulasi terakhir yang dijalankan seluruh pemain, Suimin mengaku sudah lebih baik dari sebelumnya. Metode pressing anak-anak Ayam Kinantan sudah mengarah pada hasil positif.
Sebaliknya, kubu PSDS yang diasuh Sutrisno juga mengaku punya misi mencuri poin. Meski mengakui tidak punya strategi khusus, Sutrisno menyatakan laga ini untuk memperbaiki posisi mereka di klasemen hingga tak ada jalan lain selain merebut tiga angka.
Namun diakuinya, tidak berbeda jauh dengan PSMS beberapa pemain inti PSDS juga tidak bisa tampil, tetapi bukan karena cedera melainkan karena akumulasi kartu kuning seperti pemain belakang Rifki Firdaus. “Kita akan turunkan Susanto atau Ari Yuganda untuk menggantikannya,” bebernya
Kumpulan Berita Tentang PSMS Medan Teruskan Perjuangan MU PSMS Medan "Koe" Dukung Terus PSMS Medan ....
Thursday, December 31, 2009
Tanpa Kompromi
Tak ada pilihan lain bagi PSMS kecuali meraih tiga angka saat menjamu PSDS Deli Serdang dalam lanjutan Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia, di Stadion Teladan Sore ini.
Padahal, sebelum memaksakan kemenangan atas PSDS, Suimin Diharja, pelatih PSMS hanya bisa tersenyum kecut mendapati fakta bahwa sejumlah pemain pilar belum seratus persen pulih dari cedera.
Kendati demikian, Suimin mengatakan bahwa menghadapi PSDS nanti anak asuhnya tak mengenal istilah kompromi, karena hasrat untuk segera merangkak naik ke papan atas klasemen sementara sudah sangat menggebu.
Terlebih selama ini Stadion Teladan Medan bukanlah tempat yang bersahabat bagi laskar Traktor Kuning. “Di luar lapangan kita memang bersaudara dengan mereka (PSDS, Red). Tapi di lapangan nanti, semua perasaan sentimentil seperti itu harus dienyahkan. Selain karena kita ingin menjunjung tinggi sportifitas, kita pun memang membutuhkan kemenangan,” koar Benny Tomasoa, asisten manajer tim PSMS ketika temu pers sore kemarin di Stadion Kebun Bunga Medan.
Tekad yang diapungkan Benny ini diamini Suimin Diharja. Pelatih dua cucu yang kini berusia 58 tahun itu mengaku akan memperagakan permainan yang berbeda dari laga sebelumnya. Kekecewaan publik memang sempat hinggap di tim yang berdiri sejak 1950 itu, pasca bermain imbang kontra Persiraja.
“Tim sudah berbenah. Pemain sadar betul akan kesalahan yang terjadi saat melawan Persiraja. Mudah-mudahan melawan PSDS hal itu tak terjadi lagi,” beber Suimin.
Hal utama yang telah digeber Suimin adalah memperbaiki kinerja lini tengah. Permainan lini tengah harus lebih oke dibanding saat melakoni laga sebelumnya.
Suimin tak ingin ambil pusing dengan absennya Edu Juanda. Pasalnya, Tri Yudha Handoko telah pulih dari cedera yang dialami sehingag bisa bekerjasama dengan Affan Lubis. Diharapkan jika kedua pemain ini mampu bersikap kreatif sekaligus menjaga ritme permainan ketika mengalirkan umpan ke jantung pertahanan lawan.
“Anak-anak sudah mulai mengerti taktik dan strategi yang diberikan dalam simulasi latihan terakhir. Semoga tiga angka tak lagi lepas dari genggaman. Apalagi kita sudah kehilangan dua angka di laga terakhir,” pungkasnya.
Sementara itu, tim Traktor Kuning-julukan PSDS juga tak mau kalah gertak. Lewat Sutrisno diperoleh satu keyakinan bahwa tim asal Deli Serdang ini akan berusaha untuk mencuri poin.
Apalagi, menatap laga ini hanya beberapa pemain yang bakal absen seperti Rifki Firdaus yang terkena akumulasi. Junarto yang bertugas di lini depan juga bakal diparkir karena cedera tumit.
“Saya rasa tidak ada strategi khusus untuk meladeni PSMS. Tipe permainan kedua tim hampir sama. Target kami adalah mencuri poin di Stadion Teladan. Walaupun hal itu sulit dilakukan karena PSMS mendapat dukungan dari ribuan fans fanatiknya,” bilang Sutrisno.
Padahal, sebelum memaksakan kemenangan atas PSDS, Suimin Diharja, pelatih PSMS hanya bisa tersenyum kecut mendapati fakta bahwa sejumlah pemain pilar belum seratus persen pulih dari cedera.
Kendati demikian, Suimin mengatakan bahwa menghadapi PSDS nanti anak asuhnya tak mengenal istilah kompromi, karena hasrat untuk segera merangkak naik ke papan atas klasemen sementara sudah sangat menggebu.
Terlebih selama ini Stadion Teladan Medan bukanlah tempat yang bersahabat bagi laskar Traktor Kuning. “Di luar lapangan kita memang bersaudara dengan mereka (PSDS, Red). Tapi di lapangan nanti, semua perasaan sentimentil seperti itu harus dienyahkan. Selain karena kita ingin menjunjung tinggi sportifitas, kita pun memang membutuhkan kemenangan,” koar Benny Tomasoa, asisten manajer tim PSMS ketika temu pers sore kemarin di Stadion Kebun Bunga Medan.
Tekad yang diapungkan Benny ini diamini Suimin Diharja. Pelatih dua cucu yang kini berusia 58 tahun itu mengaku akan memperagakan permainan yang berbeda dari laga sebelumnya. Kekecewaan publik memang sempat hinggap di tim yang berdiri sejak 1950 itu, pasca bermain imbang kontra Persiraja.
“Tim sudah berbenah. Pemain sadar betul akan kesalahan yang terjadi saat melawan Persiraja. Mudah-mudahan melawan PSDS hal itu tak terjadi lagi,” beber Suimin.
Hal utama yang telah digeber Suimin adalah memperbaiki kinerja lini tengah. Permainan lini tengah harus lebih oke dibanding saat melakoni laga sebelumnya.
Suimin tak ingin ambil pusing dengan absennya Edu Juanda. Pasalnya, Tri Yudha Handoko telah pulih dari cedera yang dialami sehingag bisa bekerjasama dengan Affan Lubis. Diharapkan jika kedua pemain ini mampu bersikap kreatif sekaligus menjaga ritme permainan ketika mengalirkan umpan ke jantung pertahanan lawan.
“Anak-anak sudah mulai mengerti taktik dan strategi yang diberikan dalam simulasi latihan terakhir. Semoga tiga angka tak lagi lepas dari genggaman. Apalagi kita sudah kehilangan dua angka di laga terakhir,” pungkasnya.
Sementara itu, tim Traktor Kuning-julukan PSDS juga tak mau kalah gertak. Lewat Sutrisno diperoleh satu keyakinan bahwa tim asal Deli Serdang ini akan berusaha untuk mencuri poin.
Apalagi, menatap laga ini hanya beberapa pemain yang bakal absen seperti Rifki Firdaus yang terkena akumulasi. Junarto yang bertugas di lini depan juga bakal diparkir karena cedera tumit.
“Saya rasa tidak ada strategi khusus untuk meladeni PSMS. Tipe permainan kedua tim hampir sama. Target kami adalah mencuri poin di Stadion Teladan. Walaupun hal itu sulit dilakukan karena PSMS mendapat dukungan dari ribuan fans fanatiknya,” bilang Sutrisno.
Tensi Tinggi
DALAM sejarah derby antara PSMS kontra PSDS, pertandingan syarat emosi dan harga diri senantiasa tersaji. Tak jarang, sikap bernada provokatif kerap memicu sedikit perselisihan. Hal ini tentu saja harus diantisipasi.
Ya, dalam sejarah kota yang punya partai derby, tak hanya di negeri ini saja menawarkan pertarungan sarat gengsi. Jauh di belahan Benua Eropa, derby yang begitu terkenal adalah derby antara Inter Milan kontra AC Milan.
Nah, gaung derby antara PSMS kontra PSDS tentu saja tak segemerlap kedua klub asal Italia tadi. Namun begitu, pertarungan keras, tanpa ampun dan tak kenal menyerah sepanjang laga dipastikan bakal tersaji.
Laga resmi PSMS v PSDS terjadi pada 22 Oktober 2007 lalu. Saat itu PSDS bertindak sebagai tuan rumah dalam ajang Divisi Utama Liga Indonesia. Hasil laga itu berakhir dengan draw 1-1. Gol PSMS saat itu diciptakan Gustavo Chena, dan dibalas oleh Imam Faisal dari PSDS.
Musim berikutnya, PSMS tidak bertemu dengan PSDS karena Ayam Kinantan nangkring di kompetisi kasta tertinggi: Indonesian Super League (ISL. Sedangkan PSDS masih berkutat di Divisi Utama.
Berhubung PSMS akhirnya turun kelas ke Divisi Utama musim ini, pertemuan kedua tim tentu saja kembali terjadi. Selain di kompetisi resmi, kedua tim sudah bertemu saat uji coba. Dua partai uji coba digelar dengan hasil satu kemenangan untuk PSMS (2-0) dan satu hasil imbang (1-1).
Hasil uji coba itu tentu saja tidak bisa jadi patokan, saat laga sesungguhnya digelar di Stadion Teladan sore ini.
“Dalam sejarah derby PSMS kontra PSDS yang saya catat, selalu menyajikan partai keras yang sarat emosi. Saya harap pemain kita tidak terpancing sehingga bisa tetap konsentrasi,” harap Suimin.
“Mereka tak akan sulit untuk dikalahkan. Apalagi jika pemain mampu megontrol emosi. Itu sudah dibuktikan oleh Persipasi dan Persita yang mampu mencuri poin di Stadion Baharoeddin Siregar,” bilang Suimin.
Ya, dalam sejarah kota yang punya partai derby, tak hanya di negeri ini saja menawarkan pertarungan sarat gengsi. Jauh di belahan Benua Eropa, derby yang begitu terkenal adalah derby antara Inter Milan kontra AC Milan.
Nah, gaung derby antara PSMS kontra PSDS tentu saja tak segemerlap kedua klub asal Italia tadi. Namun begitu, pertarungan keras, tanpa ampun dan tak kenal menyerah sepanjang laga dipastikan bakal tersaji.
Laga resmi PSMS v PSDS terjadi pada 22 Oktober 2007 lalu. Saat itu PSDS bertindak sebagai tuan rumah dalam ajang Divisi Utama Liga Indonesia. Hasil laga itu berakhir dengan draw 1-1. Gol PSMS saat itu diciptakan Gustavo Chena, dan dibalas oleh Imam Faisal dari PSDS.
Musim berikutnya, PSMS tidak bertemu dengan PSDS karena Ayam Kinantan nangkring di kompetisi kasta tertinggi: Indonesian Super League (ISL. Sedangkan PSDS masih berkutat di Divisi Utama.
Berhubung PSMS akhirnya turun kelas ke Divisi Utama musim ini, pertemuan kedua tim tentu saja kembali terjadi. Selain di kompetisi resmi, kedua tim sudah bertemu saat uji coba. Dua partai uji coba digelar dengan hasil satu kemenangan untuk PSMS (2-0) dan satu hasil imbang (1-1).
Hasil uji coba itu tentu saja tidak bisa jadi patokan, saat laga sesungguhnya digelar di Stadion Teladan sore ini.
“Dalam sejarah derby PSMS kontra PSDS yang saya catat, selalu menyajikan partai keras yang sarat emosi. Saya harap pemain kita tidak terpancing sehingga bisa tetap konsentrasi,” harap Suimin.
“Mereka tak akan sulit untuk dikalahkan. Apalagi jika pemain mampu megontrol emosi. Itu sudah dibuktikan oleh Persipasi dan Persita yang mampu mencuri poin di Stadion Baharoeddin Siregar,” bilang Suimin.
Fokus Restan
Suimin Diharja, pelatih PSMS mulai mengais sisa-sisa mental pemainnya yang sempat luruh pasca ditahan imbang 1-1 oleh Persiraja di Stadion Teladan, Minggu (27/12) lalu.
Setelah dilakukan evaluasi, ternyata kelemahan mendasar pada laga itu adalah kurangnya kreativitas di lini tengah, selain cedera yang menimpa sejumlah pemain pilar, yang mengakibatkan Suimin seakan tak memiliki pilihan kecuali memainkan pemain yang selama ini sering duduk dibangku cadangan.
Imbasnya, mental pemain yang belum terasah menjadi kendala saat tim mencoba membangun skema permainan. Tak heran bila pada laga kemarin pemain Persiraja terlihat lebih dominan, utamanya di lini tengah permainan.
Parahnya, ketika irama permainan tak kunjung didapat, gelandang elegan Tri Yudha Handoko terpaksa ditarik keluar lapangan karena cedera. Keluarnya mantan pemain Medan Jaya itu jelas menambah penderitaan tim Ayam Kinantan, karena sebelumnya striker Osas Saha pun telah lebih dulu terpincang-pincang.
Dengan kondisi seperti ini, masihkah ada asa bagi Suimin Diharja untuk menurunkan seluruh pemain terbaiknya saat menjamu PSDS Deli Serdang, Kamis (31/12) besok.
“Simulasi laga melawan PSDS sudah kita lakukan. Perbaikan di lini tengah yang menjadi pusat permainan menjadi pekerjaan utama yang harus diselesaikan,” kata Suimin di Stadion Kebun Bunga, kemarin (29/12) sore.
Sebuah sinyal jika Suimin berusaha menghilangkan ketergantungan terhadap sejumlah pemain pilar. Terlebih, laga kontra PSDS hanya tersisa dua hari lagi.
Sebuah langkah bijakasana ketika Suimin berupaya memaksimalkan skuad yang ada agar memahami secara benar skema permainan yang akan diterapkannya saat menjamu PSDS.
“Kalau Edu Juanda belum bisa main, saya masih yakin jika strategi yang akan kita terapkan bisa berjalan sesuai rencana, asalkan Slamet Riyadi, Tri Yudha dan Osas Saha pulih dari cedera,” beber Suimin.
Beruntung, sejalan dengan harapan Suimin tadi, tim medis PSMS melaporkan jika kondisi Tri Yudha dan Slamet semakin membaik. Kendari demikian tetap dibutuhkan masa recovery agar kedua pemain ini dapat tampil seratus persen.
“Edu belum bisa dipaksakan, tapi Yudha dan Slamet menunjukkan tanda-tanda membaik. Saha juga demikian. Begitupun, besar harapan kita jika ketiganya dapat pulih tepat waktu,” terang dr. Roriwansyah, dokter tim.
Terlepas dari cedera yang mendera sejumlah pemain pilar, sesungguhnya raihan tiga angka atas PSDS adalah harga mati bagi pasukan Suimin Diharja.
Jika tidak, maka Affan Lubis dkk akan semakin terbenam di klasemen sementara Divisi Utama PSSI. Saat ini PSMS hanya menempati peringkat ketujuh.
Setelah dilakukan evaluasi, ternyata kelemahan mendasar pada laga itu adalah kurangnya kreativitas di lini tengah, selain cedera yang menimpa sejumlah pemain pilar, yang mengakibatkan Suimin seakan tak memiliki pilihan kecuali memainkan pemain yang selama ini sering duduk dibangku cadangan.
Imbasnya, mental pemain yang belum terasah menjadi kendala saat tim mencoba membangun skema permainan. Tak heran bila pada laga kemarin pemain Persiraja terlihat lebih dominan, utamanya di lini tengah permainan.
Parahnya, ketika irama permainan tak kunjung didapat, gelandang elegan Tri Yudha Handoko terpaksa ditarik keluar lapangan karena cedera. Keluarnya mantan pemain Medan Jaya itu jelas menambah penderitaan tim Ayam Kinantan, karena sebelumnya striker Osas Saha pun telah lebih dulu terpincang-pincang.
Dengan kondisi seperti ini, masihkah ada asa bagi Suimin Diharja untuk menurunkan seluruh pemain terbaiknya saat menjamu PSDS Deli Serdang, Kamis (31/12) besok.
“Simulasi laga melawan PSDS sudah kita lakukan. Perbaikan di lini tengah yang menjadi pusat permainan menjadi pekerjaan utama yang harus diselesaikan,” kata Suimin di Stadion Kebun Bunga, kemarin (29/12) sore.
Sebuah sinyal jika Suimin berusaha menghilangkan ketergantungan terhadap sejumlah pemain pilar. Terlebih, laga kontra PSDS hanya tersisa dua hari lagi.
Sebuah langkah bijakasana ketika Suimin berupaya memaksimalkan skuad yang ada agar memahami secara benar skema permainan yang akan diterapkannya saat menjamu PSDS.
“Kalau Edu Juanda belum bisa main, saya masih yakin jika strategi yang akan kita terapkan bisa berjalan sesuai rencana, asalkan Slamet Riyadi, Tri Yudha dan Osas Saha pulih dari cedera,” beber Suimin.
Beruntung, sejalan dengan harapan Suimin tadi, tim medis PSMS melaporkan jika kondisi Tri Yudha dan Slamet semakin membaik. Kendari demikian tetap dibutuhkan masa recovery agar kedua pemain ini dapat tampil seratus persen.
“Edu belum bisa dipaksakan, tapi Yudha dan Slamet menunjukkan tanda-tanda membaik. Saha juga demikian. Begitupun, besar harapan kita jika ketiganya dapat pulih tepat waktu,” terang dr. Roriwansyah, dokter tim.
Terlepas dari cedera yang mendera sejumlah pemain pilar, sesungguhnya raihan tiga angka atas PSDS adalah harga mati bagi pasukan Suimin Diharja.
Jika tidak, maka Affan Lubis dkk akan semakin terbenam di klasemen sementara Divisi Utama PSSI. Saat ini PSMS hanya menempati peringkat ketujuh.
Segera Bangkit
PSMS harus bisa memaksimalkan laga kandang berikutnya ketika menjamu PSDS, Kamis (31/12) mendatang. Mimpi buruk usai ditahan imbang 1-1 dari Persiraja Banda Aceh di hadapan publik sendiri, harus segera dibuang.
Berat memang. Terlebih PSMS masih dibalut beragam persoalan yang kompleks. Mulai dari cedera pemain, hingga krisis kepercayaan diri yang mendera.
Namun begitu, kerja keras sudah mulai dibangun, utamanya untuk mengembalikan semangat bertarung. Hal awal yang digeber Suimin Diharja sebagai nakhoda tim adalah dengan menyusun sisa-sisa pemain yang ada.
Sayangnya, ketika Suimin ingin membangun kembali mental para pemain yang hancur pasca ditahan imbang Persiraja, pelatih berusia 58 tahun ini dihadapkan pada sebuah fakta terkait enam pemain yang dibekap cedera. Parahnya, tim medis PSMS hanya punya waktu singkat untuk melakukan proses penyembuhan.
“Saya tetap berharap pemain yang cedera segera pulih. Tujuannya, agar saya punya pilihan untuk menerapkan strategi menatap laga selanjutnya,” terang Suimin sore kemarin (28/12) di Stadion Kebun Bunga Medan.
Untuk urusan satu ini, Suimin terpaksa harus memutar otak karena target yang dibebankan manajemen untuk meraih 18 poin di putaran pertama bukanlah sesuatu yang gampang untuk direalisasikan, apalagi dengan cedera yang dialami sejumlah pemain pilar.
Saat ini PSMS tinggal menyisakan empat laga lagi, dua laga tandang dan dua kandang. Laga tandang adalah saat dijamu Persita Tangerang (4/12) dan Persikabo Bogor (8/12). Sedangkan laga kandang adalah meladeni PSDS (31/12) dan Semen Padang (12/1).
“Memang berat untuk mewujudkan target itu. Begitupun, selalu ada peluang untuk merealisasikannya,” sambung Suimin.
Sementara itu tentang upaya pemulihan terhadap pemain yang cedera, dr. Roriwansyah Pane selaku dokter tim menyatakan bahwa pihaknya akan bekerja keras untuk memulihkan pemain dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kebutuhan untuk itu juga kabarnya sudah dipenuhi oleh pengurus.
“Segala usaha terbaik akan kami upayakan. Saat ini perawatan bagi pemain cedera terus digeber. Harapannya di laga selanjutnya mereka sudah mulai pulih,” terang Rori.
Terlepas dari penanganan pemain yang cedera, psikologis pemain pun perlu mendapat perhatian. Apalagi, selama ini hanya segelintir pengurus yang masih memiliki kepedulian terhadap kondisi tim
Berat memang. Terlebih PSMS masih dibalut beragam persoalan yang kompleks. Mulai dari cedera pemain, hingga krisis kepercayaan diri yang mendera.
Namun begitu, kerja keras sudah mulai dibangun, utamanya untuk mengembalikan semangat bertarung. Hal awal yang digeber Suimin Diharja sebagai nakhoda tim adalah dengan menyusun sisa-sisa pemain yang ada.
Sayangnya, ketika Suimin ingin membangun kembali mental para pemain yang hancur pasca ditahan imbang Persiraja, pelatih berusia 58 tahun ini dihadapkan pada sebuah fakta terkait enam pemain yang dibekap cedera. Parahnya, tim medis PSMS hanya punya waktu singkat untuk melakukan proses penyembuhan.
“Saya tetap berharap pemain yang cedera segera pulih. Tujuannya, agar saya punya pilihan untuk menerapkan strategi menatap laga selanjutnya,” terang Suimin sore kemarin (28/12) di Stadion Kebun Bunga Medan.
Untuk urusan satu ini, Suimin terpaksa harus memutar otak karena target yang dibebankan manajemen untuk meraih 18 poin di putaran pertama bukanlah sesuatu yang gampang untuk direalisasikan, apalagi dengan cedera yang dialami sejumlah pemain pilar.
Saat ini PSMS tinggal menyisakan empat laga lagi, dua laga tandang dan dua kandang. Laga tandang adalah saat dijamu Persita Tangerang (4/12) dan Persikabo Bogor (8/12). Sedangkan laga kandang adalah meladeni PSDS (31/12) dan Semen Padang (12/1).
“Memang berat untuk mewujudkan target itu. Begitupun, selalu ada peluang untuk merealisasikannya,” sambung Suimin.
Sementara itu tentang upaya pemulihan terhadap pemain yang cedera, dr. Roriwansyah Pane selaku dokter tim menyatakan bahwa pihaknya akan bekerja keras untuk memulihkan pemain dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kebutuhan untuk itu juga kabarnya sudah dipenuhi oleh pengurus.
“Segala usaha terbaik akan kami upayakan. Saat ini perawatan bagi pemain cedera terus digeber. Harapannya di laga selanjutnya mereka sudah mulai pulih,” terang Rori.
Terlepas dari penanganan pemain yang cedera, psikologis pemain pun perlu mendapat perhatian. Apalagi, selama ini hanya segelintir pengurus yang masih memiliki kepedulian terhadap kondisi tim
Segera Bangkit
PSMS harus bisa memaksimalkan laga kandang berikutnya ketika menjamu PSDS, Kamis (31/12) mendatang. Mimpi buruk usai ditahan imbang 1-1 dari Persiraja Banda Aceh di hadapan publik sendiri, harus segera dibuang.
Berat memang. Terlebih PSMS masih dibalut beragam persoalan yang kompleks. Mulai dari cedera pemain, hingga krisis kepercayaan diri yang mendera.
Namun begitu, kerja keras sudah mulai dibangun, utamanya untuk mengembalikan semangat bertarung. Hal awal yang digeber Suimin Diharja sebagai nakhoda tim adalah dengan menyusun sisa-sisa pemain yang ada.
Sayangnya, ketika Suimin ingin membangun kembali mental para pemain yang hancur pasca ditahan imbang Persiraja, pelatih berusia 58 tahun ini dihadapkan pada sebuah fakta terkait enam pemain yang dibekap cedera. Parahnya, tim medis PSMS hanya punya waktu singkat untuk melakukan proses penyembuhan.
“Saya tetap berharap pemain yang cedera segera pulih. Tujuannya, agar saya punya pilihan untuk menerapkan strategi menatap laga selanjutnya,” terang Suimin sore kemarin (28/12) di Stadion Kebun Bunga Medan.
Untuk urusan satu ini, Suimin terpaksa harus memutar otak karena target yang dibebankan manajemen untuk meraih 18 poin di putaran pertama bukanlah sesuatu yang gampang untuk direalisasikan, apalagi dengan cedera yang dialami sejumlah pemain pilar.
Saat ini PSMS tinggal menyisakan empat laga lagi, dua laga tandang dan dua kandang. Laga tandang adalah saat dijamu Persita Tangerang (4/12) dan Persikabo Bogor (8/12). Sedangkan laga kandang adalah meladeni PSDS (31/12) dan Semen Padang (12/1).
“Memang berat untuk mewujudkan target itu. Begitupun, selalu ada peluang untuk merealisasikannya,” sambung Suimin.
Sementara itu tentang upaya pemulihan terhadap pemain yang cedera, dr. Roriwansyah Pane selaku dokter tim menyatakan bahwa pihaknya akan bekerja keras untuk memulihkan pemain dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kebutuhan untuk itu juga kabarnya sudah dipenuhi oleh pengurus.
“Segala usaha terbaik akan kami upayakan. Saat ini perawatan bagi pemain cedera terus digeber. Harapannya di laga selanjutnya mereka sudah mulai pulih,” terang Rori.
Terlepas dari penanganan pemain yang cedera, psikologis pemain pun perlu mendapat perhatian. Apalagi, selama ini hanya segelintir pengurus yang masih memiliki kepedulian terhadap kondisi tim
Berat memang. Terlebih PSMS masih dibalut beragam persoalan yang kompleks. Mulai dari cedera pemain, hingga krisis kepercayaan diri yang mendera.
Namun begitu, kerja keras sudah mulai dibangun, utamanya untuk mengembalikan semangat bertarung. Hal awal yang digeber Suimin Diharja sebagai nakhoda tim adalah dengan menyusun sisa-sisa pemain yang ada.
Sayangnya, ketika Suimin ingin membangun kembali mental para pemain yang hancur pasca ditahan imbang Persiraja, pelatih berusia 58 tahun ini dihadapkan pada sebuah fakta terkait enam pemain yang dibekap cedera. Parahnya, tim medis PSMS hanya punya waktu singkat untuk melakukan proses penyembuhan.
“Saya tetap berharap pemain yang cedera segera pulih. Tujuannya, agar saya punya pilihan untuk menerapkan strategi menatap laga selanjutnya,” terang Suimin sore kemarin (28/12) di Stadion Kebun Bunga Medan.
Untuk urusan satu ini, Suimin terpaksa harus memutar otak karena target yang dibebankan manajemen untuk meraih 18 poin di putaran pertama bukanlah sesuatu yang gampang untuk direalisasikan, apalagi dengan cedera yang dialami sejumlah pemain pilar.
Saat ini PSMS tinggal menyisakan empat laga lagi, dua laga tandang dan dua kandang. Laga tandang adalah saat dijamu Persita Tangerang (4/12) dan Persikabo Bogor (8/12). Sedangkan laga kandang adalah meladeni PSDS (31/12) dan Semen Padang (12/1).
“Memang berat untuk mewujudkan target itu. Begitupun, selalu ada peluang untuk merealisasikannya,” sambung Suimin.
Sementara itu tentang upaya pemulihan terhadap pemain yang cedera, dr. Roriwansyah Pane selaku dokter tim menyatakan bahwa pihaknya akan bekerja keras untuk memulihkan pemain dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kebutuhan untuk itu juga kabarnya sudah dipenuhi oleh pengurus.
“Segala usaha terbaik akan kami upayakan. Saat ini perawatan bagi pemain cedera terus digeber. Harapannya di laga selanjutnya mereka sudah mulai pulih,” terang Rori.
Terlepas dari penanganan pemain yang cedera, psikologis pemain pun perlu mendapat perhatian. Apalagi, selama ini hanya segelintir pengurus yang masih memiliki kepedulian terhadap kondisi tim
Banyak Belajar dari Nyeck dan Slamet
Sebagai seorang pesepakbola, nama Ahmad Maulana Putra tentu saja jarang terdengar. Usianya pun masih muda. Begitupun, pelan tapi pasti, Mitun-panggilan akrabnya mulai menunjukkan peningkatan grafis permainan.
Ya, bermain sebagai bek, Maulana berhasil membuktikan kalau dia layak dipercaya. Terlebih, meski masih berusia 21 tahun, Maulana mencoba untuk bersikap profesional. Meskipun hal itu tentu saja tidak didapat dengan mudah. Kerja keras dan mau belajar adalah salah satu hal yang coba diterapkan pemain bernomor kostum 12 itu.
Untuk belajar, tentu saja Maulana banyak menerap ilmu dari pelatih Suimin Diharja. Termasuk urusan menata mentalnya sebagai pemain muda. Di samping itu, Maulana tak malu untuk minta masukan kepada pemain lain yang lebih senior.
Nyeck Nyobe-salah satu legiun impor PSMS musim ini banyak memberinya pelajaran untuk menjadi seorang bek yang tangguh. Slamet Riyadi-kapten tim yang juga bek kerap mengingatkan Maulana agar jangan melakukan kesalahan sekecil apapun.
b:Hasilnya sejauh ini cukup baik. Maulana sering mendapatkan kepercayaan dari pelatih untuk diturunkan sebagai starting eleven.
Puncaknya adalah saat pemain kelahiran Binjai 27 Juli 1988 itu berhasil membukukan satu gol, saat menjamu Persiraja lalu. Gol itu sekaligus membuat PSMS tidak kalah.
“Saya banyak belajar dari para senior di PSMS seperti Nyeck Nyobe dan Slamet Riyadi,” kata Maulana
Ya, bermain sebagai bek, Maulana berhasil membuktikan kalau dia layak dipercaya. Terlebih, meski masih berusia 21 tahun, Maulana mencoba untuk bersikap profesional. Meskipun hal itu tentu saja tidak didapat dengan mudah. Kerja keras dan mau belajar adalah salah satu hal yang coba diterapkan pemain bernomor kostum 12 itu.
Untuk belajar, tentu saja Maulana banyak menerap ilmu dari pelatih Suimin Diharja. Termasuk urusan menata mentalnya sebagai pemain muda. Di samping itu, Maulana tak malu untuk minta masukan kepada pemain lain yang lebih senior.
Nyeck Nyobe-salah satu legiun impor PSMS musim ini banyak memberinya pelajaran untuk menjadi seorang bek yang tangguh. Slamet Riyadi-kapten tim yang juga bek kerap mengingatkan Maulana agar jangan melakukan kesalahan sekecil apapun.
b:Hasilnya sejauh ini cukup baik. Maulana sering mendapatkan kepercayaan dari pelatih untuk diturunkan sebagai starting eleven.
Puncaknya adalah saat pemain kelahiran Binjai 27 Juli 1988 itu berhasil membukukan satu gol, saat menjamu Persiraja lalu. Gol itu sekaligus membuat PSMS tidak kalah.
“Saya banyak belajar dari para senior di PSMS seperti Nyeck Nyobe dan Slamet Riyadi,” kata Maulana
Subscribe to:
Posts (Atom)