Friday, October 7, 2011

Pengurus PSMS aneh dan salah arah

MEDAN - Kick off Liga Super Indonesia kini hanya hitungan minggu. Namun PSMS Medan belum juga merampungkan berbagai aspek-aspek kesiapan. Belum ditentukannya CEO, manajemen belum terbentuk, posisi pelatih yang masih kosong juga belum ditentukannya susunan kepengurusan adalah sederet PR yang masih juga belum tuntas.

Pengamat sepakbola, Rafriandi Nasution, tadi malam mengatakan PSMS tak punya banyak waktu untuk bisa menyelesaikan banyaknya hal yang belum rampung. “Diibaratkan PSMS berada di last minute. Pelatih, pemain, manajemen, CEO belum jelas termasuk pengurus yang mengurusi bidang internal atau eksternal belum ditentukan. Semuanya masih saling menunggu,” ujarnya.
Belum adanya rasa saling percaya menghambat kebijakan-kebijakan yang harusnya menuntaskan permasalahan. “Belum ada kepercayaan antar pengambil kebijakan dengan pelaksana. Jadinya saling meraba-raba dan banyak persoalan yang tidak selesai,” ujarnya mencontohkan soal klub anggota PSMS yang meributkan soal PT.

“Ini kan artinya kita masih menerapkan pola kampungan. Di saat ada yang mau menyuntikkan uang untuk membantu PSMS, justru diributkan. Harusnya biarkan saja dulu yang terpenting PSMS bisa sukses berlaga di kompetisi profesional. Jadinya Rahudman terbebani dalam mengambil kebijakan, termasuk penentuan soal CEO,” tukasnya.

Lebih lanjut, Rafriandi mengatakan harusnya para pemegang saham PSMS saat ini memilih berada di garis kedua. “Biarkan saja saat ini klub-klub anggota PSMS berada di second line. Tidak terlibat dalam proses menentukan tetapi ikut mensukseskan. Harus disadari berlaga di Liga profesional membutuhkan uang banyak. Dan uang itu tidak ada dari kantong kita,” ujar Rafriandi.

Menurut Rahudman, semua pihak dituntut legowo demi kepentingan masyarakat Medan yang sudah lama berharap PSMS berlaga di Liga Super Indonesia (LSI).
“Kita meminta kearifan semua pihak. Lebih dulu mementingkan kepentingan PSMS. Di periode kedua baru berpikir untuk memperbesar saham. Misalnya menjual saham kepada publik. Tidak hanya berlaku untuk klub juga saham stadion. Jadi publik juga punya kuasa menentukan program. Seperti yang diterapkan di Liga Inggris atau kompetisi Eropa lainnya,” lanjut mantan Ketua Komisi E DPRDSU ini.

Selain itu, dengan waktu yang singkat ini PSMS diharapkan menerapkan manajemen yang modern. “Dengan waktu yang singkat ini harus diterapkan manajemen modern dengan SDM yang handal dan melek teknologi serta bisa berkomunikasi dimanapun. Harus ada sosok yang dipercayai Rahudman sebagai ketua umum untuk membangun komunikasi. Dalam hal ini authority of delegation. Jadi kebijakan-kebijakan bisa langsung sampai teknologi misalnya dengan 3G. Jadi tidak lagi tunggu-tungguan,” ujarnya.

Sementara itu, pemerhati sepakbola, Avian Tumengkol, berpendapat bahwa persiapan PSMS saat ini untuk menghadapi kompetisi PSSI mendatang terganggu karena pengurus PSMS terlalu memikirkan kekuasaan. Menurutnya, pengurus lama PSMS harus mengubah cara mengelola klub dengan gaya modern, bukan gaya lama yang justru akan menghambat kemajuan klub kebanggan Medan ini.

Apalagi, lanjut mantan pengurus Liga Primer Indonesia (LPI) ini, dengan adanya merger antara PSMS dengan Bintang Medan dari LPI, sudah sepantasnya pihak PSMS memikirkan untuk menjalankan manajemen yang modern dan lebih profesional. Dicontohkan Avian, dengan adanya merger dengan pihak LPI, PSMS tidak punya wewenang untuk mengatur semuanya seperti yang dilakukan saat ini.

"Pemilik saham mayoritas itu pihak Bintang Medan. PSMS hanya pemilik saham 15 persen, tapi justru PSMS yang lebih dominan untuk mengatur segalanya termasuk penunjukkan direksi dan manajemen klub. Yang menentukan CEO misalnya, bukan PSMS tapi justru konsorsium LPI yang punya suara untuk itu. Tapi PSMS lah yang seperti kita lihat ingin berkuasa. Ini sudah salah arah," jelas Avian yang juga mantan pemain Liga Australia tahun 1996-1998 ini.

Avian juga mengingatkan, bukan Rahudman yang memiliki wewenang untuk menentukan CEO PSMS karena jabatan akan ditentukan oleh konsorsium, begitu juga tim pelatih. Bicara soal pelatih dan seleksi pemain, Avian menyayangkan cara pengurus PSMS yang tidak menjalankannya dengan cara yang benar dan terlalu semena-mena. "Seleksi pemain itu harus ditentukan oleh pelatih, tapi justru pelatihnya sampai sekarang belum ada. Saya heran kenapa pelatih sepertinya sengaja tidak ditetapkan segera, padahal seleksi pemain sudah berjalan. Ini aneh," tegas Avian.

Eliminasi PSMS sisakan 24 pemain

MEDAN - PSMS Medan merealisasikan rencana penyusutan terhadap pemain seleksi. Dari 35 pemain yang sudah mengikuti seleksi, eliminasi menciutkan jumlah pemain kini hanya bertotal 24 pemain.

Menurut salah seorang tim seleksi, Suharto, pencoretan dilakukan berdasarkan penilaian sejak awal seleksi serta beberapa laga ujicoba yang dijalani. Terakhir PSMS menjajal Medan Putera dan PS Perisai kemarin. Begitupun 24 pemain ini tak lantas safe bakal berbaju Ayam Kinantan musim depan.

“Pencoretan nama pemain seleksi akan dilakukan lagi, namun, setelah pelatih kepala ada. Karena itu harus dikoordinasikan dengannya (Pelatih kepala, Red),” ujar Suharto.

Pemain yang masuk daftar pencoretan antara lain Puji (Persisam), Pierre Njanka (Aceh United), Patricio Jimenez (PSIS), Rendi Saputra (Persib), Andi Sidharta (Persik), Haryadi Sanusi (Gresik United), Aswin Sitorus (Persiraja) Agus Salim (Persita), Anton (PSLS). Nama Mahadi Rais Saputra yang termasuk pemain yang dipertahakan dari skuad musim lalu tak luput dalam daftar pencoretan.

Dengan demikian 24 pemain yang tersisa antara lain M Sabani, Alrian Suhaibi (kiper), Novi Handriawan, Arifin Genuni, Eko Prasetyo (stopper), Denny Rumba, Wawan Widiantoro, Kery Yudiono, Susanto (Wing bek), Zainal Anwar , Anton Samba, Zulkarnain, Cucu Hidayat, Ferry Aman Saragih, Zainal Ichwan, Ramadhan Saputra, Masrudin Al Massi (Gelandang), Sigit Sudarmawan, Arie Priatna, dan Yoseph Ostanika (striker).

Sementara untuk pemain asing, Oyedepo George, Stephen Mennoh dan Ikfepua Osas Marvellous Saha termasuk pemain yang lolos seleksi. Juga pemain magang M Antoni. Menurut calon asisten pelatih PSMS itu, setelah pemain yang dipilih dan lolos pada seleksi tahap pertama, ia tak lagi memiliki wewenang untuk memangkas jumlah pemain.

“Setelah ini saya hanya fokus melatih pemain seleksi yang lolos ini,” tukas pelatih kepala PSMS musim lalu ini.

Di sela-sela lanjutan latihan yang dilakukan, meski telah dicoret dari skuad, Patricio Jimenez masih terlihat ikut berlatih di lapangan Stadion Kebun Bunga. Pato sempat meminta izin kepada Suharto untuk ikut berlatih. Alasannya, Pato belum mendapatkan tiket pulang. “Daripada menganggur di mess, ia meminta izin untuk ikut latihan,” jelas Suharto.

Pelatih LPI calon pelatih PSMS?

MEDAN - Pascapeninjauan ulang terhadap Abdul Rahman Gurning sebagai pelatih kepala musim 2011/2012, PSMS Medan pun harus mencari nama baru. Sempat beredar nama Raja Isa dan Suimin Diharja, kini calon pelatih kepala dikabarkan berasal dari Liga Primer Indonesia (LPI).

Sekretaris Umum PSMS, Idris, mengatakan akan ada satu nama pelatih asal Eropa yang dipertimbangkan mengisi kursi pelatih Ayam Kinantan musim depan. Belakangan disebut nama itu ditawarkan konsorsium. Namun soal nama belum ada kepastian.
Seperti diketahui ada 11 pelatih LPI yang mungkin salah satunya termasuk dalam nama yang dimaksud. Beberapa nama di antaranya Lionel Charbonnier (Aceh United), Uwe Erkebrecher (Cenderawasih Papua), Willy Scheepers (Bali Devata), dan Roberto Bianchi (Batavia Union).

Disinyalir pihak konsorsium sengaja memasukkan nama pelatih asing tersebut lantaran beberapa di antaranya masih terikat kontrak dengan pihak konsorsium untuk meminimalisir pengeluaran. Begitupun, keputusan tetap menunggu Ketua Umum PSMS, Rahudman Harahap. Sebagai pengelola, konsorsium berhak mengajukan penawaran, namun kebijakan di tangan ketua umum.

“Konsorsium yang menyodorkan nama itu kepada PSMS. Tapi ketum punya wewenang untuk menyetujui ataupun menolaknya. Bukan Lionel Charbonnier. Jadi belum final,” ungkap Idris malam ini.

Sebelumnya, Idris mengatakan PSMS mengutamakan putra daerah untuk membesut PSMS. Namun beredarnya nama pelatih asing ini seakan mementahkan hal itu. “Semuanya akan kita diskusikan dulu. Jadi sebelum nama si B ditunjuk kita akan bicarakan,” ujar Idris.

Sementara itu, Mahadi Rais Syahputra (mantan PSMS musim lalu) dan dua pemain asing yakni, Patricio ‘Pato’ Jimenez dan Pierre Njanka Beyaka, dicoret dari seleksi PSMS setelah dinilai tidak mampu menunjukkan performa terbaiknya.

Selain ketiganya, pemain lain yang bernasib kurang beruntung adalah Puji (Persisam Samarinda), Rendi Saputra (Persib Bandung), Andi Sidharta (Persik Kediri), Muhammad Antoni (PSMS U-21), Haryadi Sanusi (Gresik United), Aswin Sitorus (Persiraja Banda Aceh), M Agus Salim (Persita Tangerang), dan Anton ((PSLS Lhokseumawe).

Dengan begitu, PSMS menyisakan M Syahbani, Alrian Suhabi, Novi Handriawan, Arifin Genuni, Eko Prasetyo Ariyanto, Oyedepo George, Denny Rumba, Wawan Widiantoro, Kery Yudiono, Susanto, Ramadhan Syahputra, Masrudin Al Massi, Zainal Anwar, Anton Samba, Zulkarnaen, Stephen Nagbe Mennoh, Cucu Hidayat, Ferry Aman Saragih, Zainal Ichwan, Ikpefua M Osas Saha, Sigit Sudarmawan, Arie Priatna, dan Yoseph Niko Ostanika dalam seleksi tim.

PSMS loloskan 24 pemain seleksi awal

Sebanyak 24 pemain berhasil lolos seleksi tahap pertama dalam penyeleksian tim yang akan memperkuat PSMS menghadapi kompetisi Liga Indonesia 2011/2012.

Sekretaris Umum PSMS Medan Idris, Kamis, mengatakan ke-24 pemain yang lolos seleksi tersebut terdiri dari 20 pemain lokal, tiga pemain asing dan satu pemain magang. "Untuk seleksi tahap awal, pihak manajemen mengumumkan 24 pemain yang lolos seleksi. Bagi pemain yang tidak lolos seleksi jangan berkecil hati dan masih banyak klub lain yang dapat dijadikan tempat untuk memajukan prestasi," katanya.

Ia mengatakan, pemain yang lolos seleksi tersebut merupakan hasil penilaian yang dilakukan dua asisten pelatih, Suharto AD dan Roekino yang selama ini menangani seleksi pemain. Pemain yang lolos seleksi tersebut merupakan hasil seleksi murni sesuai dengan kemampuan para pemain yang mengikuti seleksi selama beberapa hari ini.

Namun demikian, lanjutnya, pemain yang sudah lolos seleksi tersebut diharapkan tidak berpuas diri, karena masih ada tahapan-tahapan seleksi berikutnya yang juga cukup menentukan posisi mereka di skuad PSMS. Terutama untuk pemain lokal yang masih akan ada perampingan lagi, mengingat PSMS hanya membutuhkan 19 pemain.

Sementara untuk pemain asing, manajemen masih mencari satu orang lagi. "Lolosnya pemain itu belum bersifat baku, bisa saja pemain yang lolos tersingkir bila kualitasnya mengalami penurunan dan tentunya akan digantikan dengan pemain lain. PSMS butuh 19 pemain lokal dan 4 pemain asing.Jadi satu pemain asing lagi yang dibutuhkan PSMS," katanya.

Nama-nama yang lolos seleksi tahap awal tersebut yakni M. Syahbani, Alrian Suhaibi, Novi Handriawan, Arifin Genuni, Eko Prasetyo, Denny Rumba, Wawan Widiantoro, Kery Yudiono, Susanto, Zainal Anwar,Anton Samba dan Zulkarnain. Kemudian Cucu Hidayat, Feri Aman Saragih, Zainal Ikhwan, Ramadhan Saputra, Masrudin, Sigit Sudarmawan, Arie Priatna, Yoseph Ostanika, Oyedepo George, Stephen Nagbe Mennoh, Ikpefua Osas Marvellous.

Ketika ditanya mengenai pelatih kepala, ia mengatakan saat ini pihaknya tengah mengincar beberapa pelatih asing yakni Raja Isa dan Lionel Charbonnier untuk mendampingi Suharto dan Rukino. "Dua pelatih asing yang mempunyai lisensi A itu telah kita hubungi untuk melatih PSMS. Nama keduanya akan disampaikan ke Walikota Medan Rahudman Harahap, apakah beliau setuju atau tidak," katanya.