Wednesday, January 6, 2010

Dua Pemain Absen di Bogor

DALAM laga klasik antara Persita kontra PSMS sore kemarin, PSMS benar-benar tak berdaya. Laga dua alumni Indonesian Super League (ISL) itu menghasilkan kemenangan bagi Persita dan petaka bagi PSMS.

Ya, selain kandas, PSMS juga bakal tak diperkuat dua pilarnya di lini belakang saat menghadapi Persikabo 8 Januari mendatang. Mereka yang akan absen adalah Nyeck Nyobe dan Deni Wahyudi yang mendapatkan larangan tampil karena terkena akumulasi kartu kuning.
Kedua pemain ini awalnya telah menerima kartu kuning saat PSMS menjamu PSDS, 31 Desember lalu. Dan saat meladeni Persita, keduanya kembali menerima kartu dari wasit Sholichin. Pada laga itu, empat pemain PSMS memang diganjar kartu kuning. Selain Nyeck dan Deni, Maulana dan Tri Yudha Handoko juga mendapatkannya.

“Ini masalah baru yang harus mendapatkan perhatian lebih. Saya akan mensimulasikan kerangka pengganti keduanya dalam waktu dekat ini,” beber Suimin menyoal bakal timpangnya lini belakang PSMS.
Kabar baiknya, Osas Saha striker impor PSMS dikabarkan akan meluncur untuk bergabung dengan tim hari ini. Kondisi cederanya yang sudah membaik, memungkinkan Saha untuk bermain kontra Persikabo.
Kehadiran Saha memang tampaknya akan sangat diharapkan. Tanpa pemain asal Nigeria itu, lini depan PSMS terlihat begitu tumpul. Terlebih Jecky Pasarela yang diharapkan sebagai ujung tombak, kerap bermain buruk kalau bertandang ke kandang lawan. Sebaliknya Saha punya mental yang lebih baik ketika bertandang. Hal itu dibuktikan ketika dia berhasil menyumbang satu-satunya gol kontra Persipasi beberapa waktu lalu.

“Saha sudah pulih. Besok (hari ini, Red), dia akan menyusul bergabung dengan tim. Semoga dia bisa membawa angin segar untuk tim ini,” kata Suimin.

Rekor Buruk

PSMS akhirnya memperpanjang rekor ketika melawat ke Stadion Benteng markas Persita Tangerang, Selasa (5/1) dalam lanjutan Divisi Utama Liga Indonesia. Sayang, rekor yang diperpanjang bukan rekor membanggakan melainkan rekor tak pernah menang di markas klub berjuluk Pendekar Cisadane itu sejak tahun 2005.

Pada laga itu, Ayam Kinantan kalah telak, 3-0. Buruknya lini belakang tampaknya menjadi sorotan utama yang harus segera dibenahi Suimin Diharja selaku nakhoda tim. Tampil dengan percaya diri yang sedikit redup, skuad PSMS awalnya mampu mengimbangi permainan Persita yang diasuh Elly Idris itu.

Di babak pertama, laga yang harusnya digelar tanpa penonton itu berjalan cukup mulus bagi PSMS. Ayam Kinantan berhasil menguasai jalannya pertandingan. Malah Persita yang sedikit bingung, sehingga lebih sering melancarkan serangan balik lewat umpan-umpan panjang.
Petaka muncul di masa injury time babak pertama. Saat itu terjadi tendangan bebas untuk Persita, yang dieksekusi secara matang oleh satu legiun impornya Antonio Teles. Sony Gunawan penjaga gawang PSMS awalnya berhasil menepis bola, namun tak sempurna dan menghasilkan rebound.

Di saat terjadi bola kemelut, Ilham Jaya Kesuma-lah yang berhasil menyontek bola masuk ke dalam gawang Sony. Tapi gol itu sangat kontroversional. Pasalnya Ilham sudah berdiri di dalam posisi offside. Hal itu dibuktikan dengan diangkatnya bendera tanda offside oleh asisten wasit. Namun wasit utama Sholichin asal Surabaya tak menghiraukan hal itu dan tetap mengesahkan gol. 1-0 untuk tim tuan rumah mengantarkan laga untuk jeda turun minum.

Untuk hal ini, kubu PSMS dipastikan akan mengajukan surat protes ke Komisi Wasit PSSI. “Kita akan ajukan surat protes akan kinerja wasit. Walaupun pesimis akan mendapatkan tanggapan yang baik, tapi ini sebagai kriktik yang semoga didengar oleh PSSI. Temasuk untuk melaporkan bahwa tetap ada penonton yang jumlahnya sekitar 100-an yang masuk ke stadion, walaupun sudah jelas dilarang,” koar Benny Tomasoa, asisten manajer PSMS usai laga saat dihubungi Sumut Pos, Selasa (5/1).

Bermain cukup baik di awal, tak cukup bagi PSMS. Terlebih mental skuad keburu down atas ulah wasit. Di babak kedua, giliran PSMS menjadi bulan-bulanan. Permainan sepenuhnya didominasi oleh Persita. Tak sekalipun PSMS melakukan serangan matang karena hanya menempatkan Jecky Pasarela seorang di lini depan.

Petaka edisi kedua pun terjadi. Tepat menit ke-67, Persita lewat Fauzi berhasil membukukan gol kedua pada laga itu. Gol ini murni kesalahan Sony yang gagal mengantisipasi bola. Buntutnya kemelut terjadi dan dengan mudah membuat Fauzi mengemas gol.

10 menit berselang. Petaka edisi terakhir terjadi lagi. Kali ini pemain Persita bernama Julian Hontong sukses memperdaya Sony untuk dipaksa memungut bola dari gawangnya sendiri. Gol terakhir ini sebenarnya tak perlu terjadi, jika saja lini belakang PSMS solid dan tegas menghalau bola.

Kesalahan seperti yang dilakukan ketika melawat ke markas Persipasi kembali terjadi. Bek PSMS yang dikawal Nyeck Nyobe kerap memainkan bola di barisan pertahanan sendiri. Alhasil, bola pun gampang direbut. Skor 3-0 untuk Persita diukir hingga usai laga. “Sebenarnya kita sudah bisa mengimbangi permainan Persita. Tapi, hilang konsentrasi,” beber Suimin usai laga.

Bagi kubu Persita, hasil ini sangat menggembirakan. Pasalnya Persita telah mengumpulkan 15 angka dalam enam partai yang dilakoni. “Kemenangan ini sangat baik bagi moral tim. Apalagi lawan yang dihadapi adalah PSMS,” tutur Elly Idris

Kalah 3-0 Dari Persita, PSMS Minta PSSI Pecat Tiga Wasit

Manajemen PSMS Medan meminta PSSI untuk memecat tiga wasit yang memimpin pertandingan Ayam Kinantan melawan Persita Tangerang, Banten dalam lanjutan kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2009-2010 di Stadion Benteng, Tangerang, hari ini.

"Kami akan melayangkan surat kepada Ketua Umum PSSI Nurdin Halid untuk memecat tiga wasit yang memimpin pertandingan ketika bertemu Persita," kata Asisten Menejer PSMS, Beny Tomasoa, di Tangerang.

Tiga wasit dimaksud adalah Solikin asal Surabaya, asisten wasit, Nurdin, asal Aceh dan Minto Hartono dari Lampung.

Menurutnya, kepemimpinan tiga wasit itu sangat memihak tuan rumah sehingga memicu kerusuhan. Beny berharap PSSI tidak lagi menggunakan tenaga mereka.

Dalam pertandingan melawan Persita, PSMS mengalami kekalahan 3-0 (1-0) dan menanggap kekalahan ini akibat keberpihakan wasit terhadap tuan rumah.

Gol tuan Pendekar Cisadane - julukan Persita - dicetak Ilham Jaya Kesuma pada menit ke-44, Rishadi Fauzi menit ke-70 dan Julian Hontong menit 81.

Menurut Benny tiga gol yang dicetak Persita tidak sah karena pemain berdiri pada posisi off side.

Benny juga menyinggung soal pemain Persita Teles yang menghina wasit dengan kata-kata kasar, tapi tidak diberikan kartu oleh wasit, padahal menurutnya seharusnya mendapat ganjaran kartu merah.

Setelah sampai di Medan, surat permintaan pemecatan terhadap ketiga wasit tersebut akan dikirimkan ke pengurus PSSI di Jakarta, ungkap asisten manajer PSMS, Benny Tomasoa

Ayam Kinantan tak berkutik

Tampil tanpa penonton, tuan rumah Persita Tangerang berhasil mengalahkan PSMS Medan 3-0 dalam lanjutan kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010 di Stadion Benteng, Tangerang, Selasa.

Gol tuan rumah dicetak Ilham Jaya Kesuma hasil memanfaatkan kemelut di mulut gawang PSMS, sehingga kiper Soni Gunawan gagal menyelamatkan gawangnya. Dua gol Persita lainnya diciptakan Rishadi Fauzi (70) dan Julian Hontong (81).

Di babak awal, tuan rumah terus mengempur lini pertahanan PSMS yang dijaga trio Nyek Nyobe, Ahmad Maulana dan Deni Wahyudi. Namun ketangguhan trio tersebut membuat Persita gagal mencetak gol hingga turun minum.

Memasuki 45 menit kedua, Persita kembali menyerang dengan mengandalkan Ilham Jaya Kesuma dan Rishadi Fauzi didukung Julain Hontong. Hal ini menjadikan pemain belakang tim tamu kewalahan.

Setelah gawangnya kebobolan, pelatih PSMS Suimin Dihardja menerapkan strategi pemain lebih menyerang tanpa menunggu. Sayangnya, berberapa serangan PSMS tersebut hanya sebatas mengancam pertahanan Persita yang dikawal Luis Edmondo, Abduk Rahman dan Rohmat.

Usai pertandingan, Asisten Pelatih PSMS Nimrot Manalu mengatakan kemenangan Persita banyak ditentukan wasit yang tidak adil dan lebih memihak tuan rumah. "Kalah dan menang itu biasa, tapi bila wasit yang berpihak ke Persita dan dibiarkan begitu saja oleh inspektur pertandingan, hal ini baru luar biasa!" katanya.

Sementara itu, Asisten Pelatih Persita Endang Hartono mengatakan, kemenangan timnya bukan karena wasit, tapi memang serangan timnya ampuh dalam menciptakan peluang gol

PSMS protes kemenangan Persita

TANGERANG - PSMS Medan akan melayangkan protes ke PSSI atas kepemimpinan wasit Solihin yang merugikan Jecky Pasarella cs saat menghadapi Persita Tangerang dalam lanjutan kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia di Stadion Benteng Tangerang, Selasa.

“Selain itu, protes kedua akan ditujukan kepada pihak Panitia Pelaksana (Panpel) Pertandingan yang tidak mematuhi keputusan PSSI menghukum Persita bermain tanpa penonton,” ujar Asisten Manajer Tim PSMS, Drs Benny Tomasoa.

Ternyata larangan PSSI itu tidak berlaku bagi panpel, terbukti stadion masih didatangi seratusan penonton yang merupakan pendukung fanatik pendekar Cisadane. Benny juga sependapat dengan pelatih Suimin Dihardja, bahwa gol pertama Persita dari kaki Ilham Jaya Kesuma berbau offside.

“Kita semata bukan meminta hasil pertandingannya ditinjau kembali, tetapi yang terpenting wasit Solihin bersama asisten wasit Nurdin AB diistirahatkan. Kalau protes kita tidak ditanggapi, jangan harap sepakbola nasional bisa maju,” lanjut Benny berang.

Secara terpisah, Manajer Tim Drs Hendra DS menanggapi kekalahan besar tersebut menjadikan manajemen bersama pengurus akan melakukan evaluasi baik terhadap pemain maupun pelatih dalam waktu dekat.

Dikatakan Hendra, tidak tertutup kemungkinan dilakukan perombakan besar-besaran di skuad PSMS termasuk ofisialnya bila itu dapat menyelamatkan target Ayam Kinantan kembali ke Liga Super Indonesia musim depan.

“Karena itu, sudah pasti manajemen akan mendatangkan pemain yang berkualitas begitu juga dengan pelatih maupun perangkatnya,” tegas Hendra