Wednesday, December 2, 2009

PSMS Siap Gelar Laga Kandang

Kondisi Stadion Teladan masih jauh dari harapan, namun Panitia Pelaksana pertandingan PSMS v PSAP Sigli, Kamis (3/12), menyatakan siap menggelar pertandingan lanjutan kompetisi Divisi Utama itu.

Hardi Mulyono Ketua Panpel menjelaskan, segala sesuatu mengenai kesiapan menjamu klub tamu di Stadion Teladan sudah disiapkan dengan baik. Termasuk tata cara masuk ke stadion.

Memang terjadi sedikit perubahan, termasuk urusan karcis masuk. Khusus untuk hal satu ini, Panpel menyediakan dua kategori. Untuk penonton yang ingin menonton di tribun tertutup, maka diharuskan membeli karcis masuk dengan harga Rp50 ribu. Sedangkan di tribun terbuka, Panpel membandrol karcis seharga Rp20 ribu.

“Mudah-mudahan pada hari pertandingan nanti Stadion Teladan sudah bisa menggelar partai perdana PSMS dengan PSAP Sigli. Tiket masuk Rp50 ribu untuk tribun tertutup, dan Rp20 ribu untuk tribun terbuka. Bagi barisan suporter, diharapkan pimpinannya bisa langsung menghubungi Panpel, “ sebut Hardi.

Sedangkan pintu masuk dibuka dari arah utara dan selatan. Kedua pintu itu diperuntukkan bagi para penonton yang ingin menyaksikan pertandingan. Sedangkan pintu utama hanya dikhususkan untuk akses masuk pemain, panitia, tamu undangan, wartawan, wasit dan pengawas pertandingan.

“Kami mengharapkan masyarakat sepak bola Medan bisa mengerti dengan kondisi PSMS sekarang ini agar bisa mendukung dengan membeli tiket dan menyaksikan pertandingan dengan tertib,” pungkas Hardi

Tatap Kandang

Usai menuntaskan misi away-nya dengan meraih dua angka, skuad PSMS kini menatap serius laga kandang perdana melawan PSAP Sigli pada Desember mendatang di Stadion Teladan Medan.

Untuk itu, taji yang kini mulai tumbuh diharapkan mampu mencabik lawan untuk meraih tiga angka.
Namun untuk mencapai target itu, tentu saja tidak mudah. Problem mandulnya lini depan masih menjadi kendala yang harus dicari solusinya. Belum lagi prihal ketidakpastian nasib Osas Saha-legiun impor Ayam Kinantan yang hingga kini belum bisa memperkuat tim, karena KITAS-nya yang belum beres.

Beruntung Benny Tomasoa, asisten manajer PSMS menyatakan bertekad mengupayakan agar pengurusan Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS) Saha selesai sebelum 3 Desember nanti. Namun lagi-lagi kendala dana menjadi penghalang.

“Kalau kita punya dana separuh saja dari total pengurusan KITAS, saya segera berangkat ke Jakarta untuk mengurus KITAS Saha. Untuk itu saya akan bicarakan dulu dengan tim manajemen,” terang pria berdarah Ambon itu kemarin. Dari evaluasi dua laga away PSMS, Suimin Diharja arsitek tim mengaku bahwa pihaknya kekurangan pemain. Terutama untuk mengisi kekosongan lini depan.

Saat ini ujung tombak lokal yang dimiliki PSMS Jecky Pasarela, Hardi Citra, Affandi Lubis dan Syaiful Ramadhan masih belum menemukan performa terbaiknya. Untuk itu, tandem dengan kemampuan setingkat lebih tinggi diharapkan klop dalam waktu dekat sehingga mampu mengamankan tiga angka di kandang sendiri.

“Sejak awal, masalah kita adalah lini depan. Hal ini sangat krusial, karena kita tentu saja tidak bisa mengandalkan kekokohan lini belakang kalau ingin menang,” beber Suimin.

Secara mental, Suimin optimis anak buahnya mampu berbicara banyak ketika tampil di kandang sendiri. Perolehan dua angka dari dua laga away ke Persires Rengat dan Persih Tembilahan cukup untuk kian menajamkan taji.

“Dapat dua angka di laga away adalah hasil yang bagus. Selanjutnya tinggal memetik angka penuh di hadapan pendukung tuan rumah,” tambah kakek dua cucu itu.

Di Medan, manajer tim Hendra DS mengaku terus berupaya untuk mencari dana tambahan untuk melakoni kompetisi. Namun sejauh ini belum ada hasil yang memuaskan. Begitupun, Hendra akan berusaha untuk menanggulangi pengurusan KITAS Saha secepatnya.

“Pada dasarnya kita tetap membagi tugas. Beberapa ikut dan memantau perkembangan tim, sedangkan sisanya di sini terus mencari tambahan dana. Untuk Saha, akan kita upayakan agar dia bisa turun di laga kandang kita,” ungkap Hendra.

Sementara itu, seluruh skuad PSMS sudah mendarat di Medan kemarin sore sekitar pukul 17.50 Wib. Tampak sejumlah barisan fans dari Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) Holigan menyambut di Bandara Polonia. Selanjutnya pemain dibebaskan untuk kembali ke rumah masing-masing atau memilih tinggal di Mess Kebun Bunga.

“Apapun hasilnya, PSMS akan tetap kita dukung. Semoga di kandang sendiri nanti kita berhasil meraih angka penuh. Kami SMeCK siap menghijaukan Stadion Teladang,” kata Nata Simangunsong dkk saat menjemput kedatangan PSMS

Diguyur Bonus

ATAS kesuksesan mencapai target dua angka saat melakoni dua laga away-nya, manajemen PSMS mengambil keputusan untuk memberikan bonus kepada seluruh punggawa Ayam Kinantan.

Memang tidak begitu besar, namun setidaknya ada upaya untuk menghargai jasa pemain yang telah berjuang habis-habisan. Hal ini tentu saja cukup melegakan, karena sejauh ini skuad PSMS yang melawat ke Rengat dan Tembilahan, tidak mendapatkan uang harian disebabkan minimnya anggaran PSMS.

Beruntung seluruh skuad bisa maklum dan tetap bermain bagus. Oleh karena itu, inisiatif Benny Tomasoa asisten manajer PSMS untuk memberikan bonus, langsung disambut hangat oleh segenap skuad.

Kabarnya Benny mengguyur skuad dengan bonus senilai Rp15 juta untuk seluruh tim. “Ini sebagai wujud perhatian kita. Ya, walaupun sedang sulit, tapi kita tetap berupaya memberikan sedikit yang kita punya kepada seluruh anggota tim,” terang Benny.
Mendapati hal itu, Suimin dan beberapa pemain pun semangat. “Kadang, bonus itu penting untuk merangsang semangat juang pemain. Kalau ada ya bagus, kalau tidak ada, mau bagaimana lagi,” kata Suimin.

Slamet Riyadi kapten tim pun girang, dengan bonus tersebut. Menurutnya, tim tidak minta macam-macam, dan siap menerima walaupun jumlahnya sedikit. “Biar sedikit yang penting ada dan dinikmati bersama-sama. Lumayanlah untuk bawa oleh-oleh ke Medan,” kata pemain bernomor punggung 5 itu.

Segera Benahi Fisik Pemain

TAK bisa dipungkiri, kondisi fisik skuad PSMS usai melawat ke Rengat dan Tembilahan menurun drastis. Akses jalan darat yang ditempuh selama delapan jam dari Tembilahan ke Pekan Baru cukup menyita kondisi fisik seluruh anggota tim. Terlebih perjalanan ditempuh dini hari karena mengejar waktu untuk lebih leluasa merecoveri fisik pemain.

Ya, skuad yang baru sampai di Medan, kemarin (30/11) sudah harus menjalani pertandingan ketiga, sekaligus pertandingan kandang perdana di Stadion Teladan menghadapi PSAP Sigli, Kamis (3/12) mendatang. Kalau tidak disiasati, bisa-bisa faktor kelelahan bisa mempengaruhi kondisi tim.
Bahkan untuk berisitirahat karena lelah, seluruh tim sempat berhenti di kediaman mertua Imam Faisal gelandang PSMS di Pekanbaru. Ya, menempuh jarak delapan jam lewat darat tentu saja sangat melelahkan.

“Lelah juga walau naik bus besar. Kalau naik bus kecil, bisa-bisa pemain butuh waktu lama baru bisa pulih,” kata Jampi Hutaruk pelatih kiper PSMS.
Sialnya lagi, skuad harus terdampar di Bandar Sultan Syarif Kasim Riau lebih dari dua jam Karena penerbangan sempat delay.

Pelatih Fisik PSMS, Nimrot Manalu bahkan khawatir kalau-kalau keletihan yang dialami pemain tidak hanya soal fisik, tetapi juga melanda sisi psikis.
“Kondisi ini tentu saja mempengaruhi tidak hanya fisik, tetapi juga psikis pemain padahal sebelumnya, hasil seri cukup membuat pemain bersemangat, tetapi kondisi ini saya khawatirkan akan menurunkan motivasi pemain,” cemasnya.

Usai pertandingan dan perjalanan tersebut, menurut Nimrot, pemain perlu waktu tiga kali 24 jam untuk mengembalikan kondisi seperti semula. Tentu saja dalam hal ini pencapaian kondisi awal tidak akan bisa tercapai, pasalnya tim pelatih hanya punya waktu dua hari untuk mempersiapkan fisik pemain.

“Besok (hari ini) kita akan lakukan latihan ringan mengembalikan kondisi pemain, dan kami berharap, keadaan ini tidak akan melemahkan pemain,” harap Nimrot.

Selain urusan fisik, Pelatih PSMS, Suimin Diharja juga harus punya senjata yang jitu dan biasa berlomba dengan waktu untuk menciptakan strategi memaksimalkan pertandingan di hadapan publik sendiri, pasalnya poin penuh merupakan target yang diharapkan tim.

“Dari segi teknis kita sebagai tim pelatih professional akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga kondisi pemain, dan kita bertanggungjawab akan hal itu, tetapi sisi non teknis harus juga diperhatikan, karena sepakbola tidak hanya masalah teknis, tetapi psikologis menjadi hal yang penting,” pungkas dosen Fakultas Olahraga di Universitas Negeri Medan ini

Lapangan Teladan masih bergelombang

Renovasi Stadion Teladan yang sudah dilakukan beberapa bulan lalu ternyata belum menyentuh lapangan. Kondisi lapangan masih jauh dari harapan dan terlihat masih bergelombang.

Tumpukan pasir juga masih ada di pinggir lapangan tepatnya di lintasan atletik yang kini tidak ubahnya seperti jalan kubangan kerbau. Dari observasi ****Waspada, Selasa, tahap pengerjaan renovasi belum selesai 100 persen.

Memang, keadaan stadion saat ini jauh berbeda dari sebelumnya. Semua sudut stadion kini telah diperbaiki. Mulai dari drainase, ruang ganti pakaian hingga kamar mandi kini telah tertata.

Ketakutan akan air menggenangi lapangan akibat hujan deras tidak akan terjadi lagi, karena drainase sekeliling lapangan telah diperbaiki. Begitu juga atap tribun tertutup yang musim lalu banyak bocor, kini telah diganti.

Selain itu, tempat masuk para pemain ke lapangan juga telah dibuat atap yang bisa digeser. Artinya, para pemain lawan tidak akan takut lagi kena lemparan dari para penonton dari tribun tertutup. Bench pemain dan ofisial juga telah diubah dengan terbuat dari besi yang bisa diangkat. Kamar mandi dan ruang ganti pemain juga telah diperbaiki, serta tempat duduk penonton telah dicat warna-warni.

Terkesan cuek
Para pengurus PSMS Medan terkesan cuek dengan keberadaan klub kebanggaan Kota Medan tersebut. Ini terlihat dari minimnya para pengurus yang menyaksikan latihan Ayam Kinantan setiap hari.

Dari mulai latihan hingga sekarang, hanya Asisten Manajer Benny Tomasoa yang tidak pernah absen mendampingi M Affan Lubis cs kendati Manajer Hendra DS sekali-kali terlihat hadir memantau latihan.

“Pengurus seharusnya selalu mendampingi pemain di mana pun, terutama manajer,” ujar Wendi, penggemar Ayam Kinantan yang selalu menyaksikan latihan PSMS.

Ia juga mengungkapkan rasa kasihan kepada Benny Tomasoa yang terlihat mengurusi segalanya.

Akibat jarangnya pengurus manyaksikan latihan, muncul isu mereka tidak mau berkorban untuk PSMS.

“Ya, mungkin karena dana PSMS belum ada jadi pengurus enggan hadir di pinggir lapangan,” duga Wendi lagi.

Karena itu, para pendukung PSMS berharap pengurus yang tak ingin berkorban demi PSMS segera mundur. “Janganlah jadikan PSMS sebagai kendaraan politik dan lahan mencari uang,” harapnya.