Di tengah persiapan PSMS menghadapi laga lanjutan AFC dan playoff Indonesia Super League (ISL), terdengar kabar tak sedap. Sihar Sitorus, manajer PSMS, dikabarkan telah menggelontorkan dana Rp8 miliar ke Produta Bandung.
Hal ini menegaskan kalau Sihar bakal membesut tim yang tahun ini promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia itu. Jika demikian, maka Sihar tentunya akan meninggalkan PSMS dan memilih fokus kepada tim yang telah dibelinya. Pertanyaanya, apakah Sihar akan membawa serta sejumlah pemain yang saat ini bersinar di PSMS?
Memang, saat ini terdapat sejumlah pemain potensial PSMS yang memiliki kontrak panjang bersama PT Togos Gopas, yang merupakan sponsor PSMS di ISL musim ini. Sebagai Dirut PT Togos Gopas, Sihar Sitorus punya kuasa akan pemain yang sudah membubuhkan tanda tangannya.
Nama-nama seperti Fadli Hariri, Aun Carbiny, Rachmadani, Oktovianus Maniani, hingga Galih Sudaryono merupakan segelintir pemain muda yang memiliki kontra jangka panjang bersama PT Togos Gopas dengan kisaran masa kerja hingga 3 tahun.
Sangat besar kemungkinan PSMS akan kehilangan pemain potensial itu, karena para pemain telah menyatakan akan menghargai kontrak.
Menanggapi hal itu, Sihar masih enggan berkomentar. Dirinya masih belum dapat memastikan apakah pihaknya akan menarik seluruh barisan muda PSMS ke Pro Duta. “Untuk yang satu ini saya belum bisa menjawab,” beber Sihar singkat.
Ke depan, Pro Duta sendiri akan rencananya akan bermarkas di Jogyakarta. “Kan tidak mungkin di Medan. Jadi saya akan pilih Jogjakarta saja,” lanjut Sihar.
Padahal, Pro Duta sebenarnya bisa saja bermarkas di Medan. Toh Sihar sudah membeli klub itu. Sama halnya dengan kasus Persijatim yang berubah nama jadi Sriwijaya FC karena sudah berpindah kepemilikan.
Fadli Hariri, bek PSMS mengatakan siap saja ke mana pun dirinya akan membela tim barunya. Sebagai anak Medan, Fadli sebenarnya ingin tetap membela PSMS, namun kontraknya yang mencapai 3 tahun bersama PT Togos Gopas mau tak mau harus diselesaikan. Jadi, kemungkinan besar Fadli akan membela Pro Duta dan ikhlas main di Divisi Utama. Sama halnya dengan Oktovianus yang menyebutkan bahwa dia akan menghargai kontraknya bersama Togos Gopas. “Saya ingin juga membela klub asal kota saya, Persipura. Tapi tampaknya hal itu tak akan terjadi dalam waktu dekat, karena saya masih terikat kontrak dengan PT Togos Gopas,” bebernya beberapa waktu lalu.
Kumpulan Berita Tentang PSMS Medan Teruskan Perjuangan MU PSMS Medan "Koe" Dukung Terus PSMS Medan ....
Saturday, June 20, 2009
Galih Tolak Tawaran Persija
GALIH Sudaryono, kiper kedua PSMS mengaku sudah mendapatkan tawaran dari klub besar ISL, Persija Jakarta. Danurwindo, pelatih Persija yang langsung berbicara kepadanya usai laga Persija v PSMS di akhir kompetisi ISL lalu yang berakhir imbang 1-1.
“Sejauh ini baru Persija yang sudah tampak serius menginginkan saya. Kemarin usai laga lawan Persija, Danurwindo langsung mendatangi saja dan menawarkan apakah saya ingin main di Persija,” terang Galih beberapa waktu lalu.
Sebuah prestasi besar juga tampaknya di tengah karir Galih yang sedang meroket dalam beberapa tahun belakangan. Usai membela Timnas U-20 di ajang Sea Games, nama Galih memang berkibar.
Setelah bermain setengah musim untuk PS Sleman, Galih diboyong ke PSMS dan sempat menjadi kiper utama selama setengah musim, sebelum akhirnya Markus Horison datang di putaran kedua.
Pindah ke Persija tentu saja akan semakin mendongkrak karirnya. Tapi sayang, Galih sudah menyatakan menolak pinangan Persija. Apa pasal? Tentu saja lagi-lagi karena sudah terikat kontrak dengan Togos Gopas, perusahaan yang menjadi sponsor PSMS musim ini di ISL. “Baru saja saya perbarui kontrak dengan Togos Gopas. Sebelum ISL berakhir kemarin, saya sudah teken kontrak baru. Artinya, saya siap main untuk PT ini, yang kabarnya sudah membeli Pro Duta,” kata Galih.
Dengan demikian, artinya Galih akan memilih bermain di kasta lebih rendah dari ISL. Dan hal itu tidak terlalu mengganggu pikirannya. “Saya memikirkan masa depan juga, dan jujur saja tentu mengenai materi. Karena saya lihat klub lain di ISL termasuk Persija juga sedang kesulitan keuangan. Saya memilih ambil amannya saja,” pungkas pengidola Buffon kiper Timnas Italia itu. (ful)
“Sejauh ini baru Persija yang sudah tampak serius menginginkan saya. Kemarin usai laga lawan Persija, Danurwindo langsung mendatangi saja dan menawarkan apakah saya ingin main di Persija,” terang Galih beberapa waktu lalu.
Sebuah prestasi besar juga tampaknya di tengah karir Galih yang sedang meroket dalam beberapa tahun belakangan. Usai membela Timnas U-20 di ajang Sea Games, nama Galih memang berkibar.
Setelah bermain setengah musim untuk PS Sleman, Galih diboyong ke PSMS dan sempat menjadi kiper utama selama setengah musim, sebelum akhirnya Markus Horison datang di putaran kedua.
Pindah ke Persija tentu saja akan semakin mendongkrak karirnya. Tapi sayang, Galih sudah menyatakan menolak pinangan Persija. Apa pasal? Tentu saja lagi-lagi karena sudah terikat kontrak dengan Togos Gopas, perusahaan yang menjadi sponsor PSMS musim ini di ISL. “Baru saja saya perbarui kontrak dengan Togos Gopas. Sebelum ISL berakhir kemarin, saya sudah teken kontrak baru. Artinya, saya siap main untuk PT ini, yang kabarnya sudah membeli Pro Duta,” kata Galih.
Dengan demikian, artinya Galih akan memilih bermain di kasta lebih rendah dari ISL. Dan hal itu tidak terlalu mengganggu pikirannya. “Saya memikirkan masa depan juga, dan jujur saja tentu mengenai materi. Karena saya lihat klub lain di ISL termasuk Persija juga sedang kesulitan keuangan. Saya memilih ambil amannya saja,” pungkas pengidola Buffon kiper Timnas Italia itu. (ful)
Keltjes bantah didepak
asih tetap fokus menyiapkan anak asuhnya, pelatih PSMS Medan Rudy William Keltjes membantah dipecat manajemen Ayam Kinantan ketika dihubungi Waspada, Kamis.
Keltjes membantah dirinya didepak manajemen Ayam Kinantan menjelang melakoni laga playoff memperebutkan satu tiket Superliga musim depan dengan menghadapi tim divisi utama Persebaya Surabaya.
Menurutnya, sejauh ini dirinya tidak ada masalah dengan manajemen tim. Ia bahkan mengaku sedang melakukan persiapan untuk terbang ke Thailand, menghadapi tuan rumah Chonbury FC di babak 16 besar Piala AFC.
"Kabar pemecatan itu tidak benar. Saat ini saya sedang berada di Medan bersama tim dan siap berangkat ke Thailand. Kami memang fokus menghadapi dua laga, yakni di babak 16 Piala Asia dan playoff Superliga," sebut Rudy saat dikonfirmasi terkait berita pemecatan dirinya.
Rumor pemecatan itu mencuat setelah dianggap gagal meloloskan PSMS dari jurang degradasi karena tetap berada di zona playoff. Selain itu, lawan yang akan dihadapi nanti adalah Persebaya yang juga daerah asalnya hingga dikhawatirkan Rudy bertindak tidak fair.
Terkait itu, Rudy mengaku tidak akan kompromi dengan tim kota asalnya karena dirinya seorang pelatih sepakbola profesional. Ia pun memastikan dirinya tetap akan bekerja profesional dalam mengantar timnya menghadapi setiap laga, termasuk dalam duel playoff nanti yang sesuai rencana digelar di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Bandung, 30 Juni mendatang.
"Memang saya warga Surabaya, tapi yang menafkahi saya saat ini adalah PSMS. Sebagai pelatih profesional, saya tentu akan bekerja maksimal untuk membantu skuad tim di mana saya berada. Sama sekali tidak beralasan, kalau nanti saya akan 'main mata' dengan Persebaya," tegasnya.
Keltjes membantah dirinya didepak manajemen Ayam Kinantan menjelang melakoni laga playoff memperebutkan satu tiket Superliga musim depan dengan menghadapi tim divisi utama Persebaya Surabaya.
Menurutnya, sejauh ini dirinya tidak ada masalah dengan manajemen tim. Ia bahkan mengaku sedang melakukan persiapan untuk terbang ke Thailand, menghadapi tuan rumah Chonbury FC di babak 16 besar Piala AFC.
"Kabar pemecatan itu tidak benar. Saat ini saya sedang berada di Medan bersama tim dan siap berangkat ke Thailand. Kami memang fokus menghadapi dua laga, yakni di babak 16 Piala Asia dan playoff Superliga," sebut Rudy saat dikonfirmasi terkait berita pemecatan dirinya.
Rumor pemecatan itu mencuat setelah dianggap gagal meloloskan PSMS dari jurang degradasi karena tetap berada di zona playoff. Selain itu, lawan yang akan dihadapi nanti adalah Persebaya yang juga daerah asalnya hingga dikhawatirkan Rudy bertindak tidak fair.
Terkait itu, Rudy mengaku tidak akan kompromi dengan tim kota asalnya karena dirinya seorang pelatih sepakbola profesional. Ia pun memastikan dirinya tetap akan bekerja profesional dalam mengantar timnya menghadapi setiap laga, termasuk dalam duel playoff nanti yang sesuai rencana digelar di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Bandung, 30 Juni mendatang.
"Memang saya warga Surabaya, tapi yang menafkahi saya saat ini adalah PSMS. Sebagai pelatih profesional, saya tentu akan bekerja maksimal untuk membantu skuad tim di mana saya berada. Sama sekali tidak beralasan, kalau nanti saya akan 'main mata' dengan Persebaya," tegasnya.
Bintang Emas Copa Dji Sam Soe, Tinggal sisakan Okto
KEGAGALAN tim PSMS Medan melaju ke babak semifinal Copa Indonesia berpengaruh besar dengan nasib beberapa pemain dan pelatih yang sebelumnya masuk 10 nominasi Anugerah Bintang Emas Copa Djie Sam Soe 2008/2009 untuk terpilih masuk lima nominasi pada enam kategori umum.
Terbukti, pada meeting juri nasional dan regional tahap kedua di kantor PT HM Sampoerna Jakarta baru-baru ini, para dewan juri yang terdiri dari wartawan olahraga dari berbagai penjuru tanah air termasuk Waspada, mengugurkan sederet nama pemain PSMS termasuk pelatih dan hanya menyisakan pemain muda Octavianus Maniani (Okto) pada kategori best rising star (debutan).
Padahal saat penjurian tahap pertama yang digelar di Hotel The Sultan Jakarta Mei lalu, selain Otto, ada enam pemain lain yang masuk 10 nominasi yakni Markus Horison, Galih Sudaryono (best kiper), Aun Carbini (best defender), Elie Aiboy, Asri Akbar (best midfielder) dan Rahmad Affandi (best striker).
Keputusan para dewan juri tidak meloloskan para pemain PSMS masuk lima nominasi bintang emas, tentunya sangat beralasan dan penuh pertimbangan. Terutama karena tim kebanggaan warga Kota Medan itu gagal lolos ke semifinal.
Karena itu, secara otomatis para pemain sudah tidak dapat dinilai. Apalagi, sederet nominasi yang timnya lolos ke semifinal memiliki kans yang tidak kalah dengan Markus cs. Begitu pun, para juri tetap mempertahankan Okto.
Pemain asal Papua ini dianggap masih layak disejajarkan atau bersaing dengan empat nominasi lainnya, yakni Syamsul Arif (Persibo), Boaz Salossa (Persipura), Immanuel Wanggai (Peripura) dan Johan Juanyah (Persijap). Selain memenuhi kriteria sebagai calon pemain debutan terbaik, Okto pun merupakan pemain termuda yang merumput di ajang Copa dengan usianya yang belum genap 20 tahun.
Sementara itu, Persipura dan Sriwijaya FC (SFC) mendominasi nominasi Anugerah Bintang Emas. Persipura berhasil meloloskan enam pemainnya masing-masing Jendri Pitoy (best goalkeeper), Boaz (best striker/best rising star), Alberto Goncalves (best striker), Eduard Ivakdalam (best midfielder), Ricardo Salampessy, Bhio Pauline Pierre (best defender), Immanuel Wanggai (best rising star) dan Jackson F Tiago (best head coach).
SFC meloloskan Ferry Rotinsulu, Dede Sulaiman (best goalkeeper), Anoure Obiora (best striker), Zah Rahan (best midfielder), Charis Yulianto, Ambrizal (best defender), M Nasuha (best rising star) dan Rahmad Dharmawan (best head coach).
Terbukti, pada meeting juri nasional dan regional tahap kedua di kantor PT HM Sampoerna Jakarta baru-baru ini, para dewan juri yang terdiri dari wartawan olahraga dari berbagai penjuru tanah air termasuk Waspada, mengugurkan sederet nama pemain PSMS termasuk pelatih dan hanya menyisakan pemain muda Octavianus Maniani (Okto) pada kategori best rising star (debutan).
Padahal saat penjurian tahap pertama yang digelar di Hotel The Sultan Jakarta Mei lalu, selain Otto, ada enam pemain lain yang masuk 10 nominasi yakni Markus Horison, Galih Sudaryono (best kiper), Aun Carbini (best defender), Elie Aiboy, Asri Akbar (best midfielder) dan Rahmad Affandi (best striker).
Keputusan para dewan juri tidak meloloskan para pemain PSMS masuk lima nominasi bintang emas, tentunya sangat beralasan dan penuh pertimbangan. Terutama karena tim kebanggaan warga Kota Medan itu gagal lolos ke semifinal.
Karena itu, secara otomatis para pemain sudah tidak dapat dinilai. Apalagi, sederet nominasi yang timnya lolos ke semifinal memiliki kans yang tidak kalah dengan Markus cs. Begitu pun, para juri tetap mempertahankan Okto.
Pemain asal Papua ini dianggap masih layak disejajarkan atau bersaing dengan empat nominasi lainnya, yakni Syamsul Arif (Persibo), Boaz Salossa (Persipura), Immanuel Wanggai (Peripura) dan Johan Juanyah (Persijap). Selain memenuhi kriteria sebagai calon pemain debutan terbaik, Okto pun merupakan pemain termuda yang merumput di ajang Copa dengan usianya yang belum genap 20 tahun.
Sementara itu, Persipura dan Sriwijaya FC (SFC) mendominasi nominasi Anugerah Bintang Emas. Persipura berhasil meloloskan enam pemainnya masing-masing Jendri Pitoy (best goalkeeper), Boaz (best striker/best rising star), Alberto Goncalves (best striker), Eduard Ivakdalam (best midfielder), Ricardo Salampessy, Bhio Pauline Pierre (best defender), Immanuel Wanggai (best rising star) dan Jackson F Tiago (best head coach).
SFC meloloskan Ferry Rotinsulu, Dede Sulaiman (best goalkeeper), Anoure Obiora (best striker), Zah Rahan (best midfielder), Charis Yulianto, Ambrizal (best defender), M Nasuha (best rising star) dan Rahmad Dharmawan (best head coach).
Subscribe to:
Posts (Atom)