Wednesday, January 13, 2010

Target PSMS buyar

Target PSMS Medan di putaran pertama kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia grup I buyar, setelah tidak mampu mengungguli si Kabau Sirah Semen Padang dan hanya bisa bermain seri 0-0 di Stadion Teladan Medan, Selasa.

Kegagalan memetik kemenangan dari pasukan Arcan Iurie itu melengkapi derita Ayam Kinantan setelah sebelumnya gagal di dua laga away terakhir di Tangerang dan Bogor pekan lalu.

Target menggapai nilai 18 di putaran pertama ini membuat peluang PSMS ke putaran delapan besar semakin berat, karena di putaran kedua nanti minimal harus mengumpulkan 28 poin dari lima partai tandang di Lubukpakam menghadapi PSDS, Padang (Semen Padang), Banda Aceh (Persiraja), Bireuen (PSSB) dan Sigli (PSAP).

Menyadari beratnya perjuangan itu, Manajer Tim PSMS Medan Drs Hendra DS tidak segan-segan akan melakukan perombakan besar-besaran terhadap tim. "Manajemen paling tidak harus merombak 50 persen materi pemain yang ada sekarang," katanya menambahkan tidak tertutup kemungkinan pelatih bersama ofisial lainnya bernasib serupa.

Dengan anggaran hibah dari APBD ke KONI Medan sejumlah Rp6 miliar nantinya akan digunakan untuk mencari pemain yang lebih berkualitas. Di samping itu, manajemen akan lebih teliti dalam perekrutan pemain.

Pelatih Suimin Dihardja sendiri mengakui, anak-anak didiknya sudah berjuang keras dan bermain baik melawan Semen Padang, namun faktor luck tidak berpihak pada Ayam Kinantan termasuk peluang penalti yang seharusnya diterima pupus setelah wasit Mulyadi (Bogor) menganggap pelanggaran terhadap Tri Yudha Handoko oleh Gusrifen Effendi bukan satu kesalahan.

Hasil seri 0-0 ini membuat posisi PSMS di berada urutan ketujuh dengan nilai 13 dari tiga kali menang, empat seri dan tiga kali kalah. Semen Padang sendiri makin kokoh di puncak dengan nilai 20

Siap All Out

PSMS wajib melupakan kesialan dalam dua laga terakhir. Ya, memori dua laga tandang tanpa poin – yang didapat melalui jalan yang kontroversi – tak boleh menjadi penghalang dan beban untuk meraih tiga poin. Ayam Kinantan wajib all out kala menjamu Semen Padang sore ini, Selasa (12/1), di Stadion Teladan Medan.

Apalagi, sua Semen Padang ini merupakan laga pamungkas PSMS di putaran pertama Divisi Utama wilayah 1. Tiga poin yang ditargetkan harus diraih untuk modal memasuki putaran 2 dan berujung lolos ke Indonesia Super League.

Dengan dasar ini, arsitek PSMS Suimin Diharja telah memberi instruksi kepada anak asuhnya agar tampil all out ketika melawan Semen Padang. Masalahnya, pertemuan kedua tim ini ibarat langit dan bumi. Semen Padang, datang dengan motivasi tinggi mencuri angka di Medan. Pun skuad yang dipunyai lebih mumpuni dibanding dengan yang dipunya PSMS.

Belum lagi menilik perolehan poin sementara. Saat ini Semen Padang menjadi raja dengan memuncaki klasemen sementara wilayah I dengan raihan 19 angka hasil dari enam menang, sekali imbang, dan sekali kalah. Sedangkan PSMS, masih berkutat di peringkat enam dengan torehan 12 angka hasil dari tiga menang, tiga imbang dan tiga kalah.

Berkaca dari data dan fakta sementara tersebut, PSMS memang jelas kalah segala-galanya. Namun, kalau melihat sejarah pertemuan kedua tim, PSMS masih boleh sedikit berbangga hati. Pasalnya, sepanjang perjalanan kedua tim di Divisi Utama dahulu, tercatat keduanya telah bertemu 10 kali. Termasuk dua kali laga di ajang Copa Indonesia. Menarik, PSMS lebih digdaya dengan menorehkan tujuh kemenangan, sekali imbang dan dua kali kalah. Paten-nya lagi, kemenangan PSMS atas Semen Padang dahulu tak selalu diraih di kandang sendiri.

Tak berlebihan, tentu, jika sedikit membandingkan. Setidaknya, pihak Semen Padang mengakui akan hal itu. Saat jumpa pers kemarin sore di Stadion Kebun Bunga, pihak Semen Padang yang diwakili asisten pelatih Nil Maizar mengatakan kalau PSMS tetaplah tim yang masih punya nama besar. “PSMS itu ikon Sumatera! Nama besar itu masih melekat hingga kini. Namun begitu, kami tetap akan berupaya meraih poin di sini,” terang Nil.

Untuk meredam ambisi PSMS meraih poin penuh di kandang sendiri, Nil pun menjelaskan kalau pihaknya tak akan banyak mengubah taktik dan strategi. “PSMS bagus. Saya kenal betul klub ini selalu punya fighting spirit yang meledak-ledak, apalagi main di kandang. Tapi, kami rasa tidak ada persiapan khusus. Biasa-biasa saja,” lanjut Nil.

Walau demikian, pihak PSMS tetap akan waspada ekstra tinggi. Suimin bilang pihaknya sudah menyiapkan tim untuk menang. Kerangka dan simulasi pun sudah diterapkan. “Benar kita kalah segala-galanya atas Semen Padang musim ini. Tapi kami tak akan menyerah sebelum bertanding. Semangat Medan akan dipertontonkan,” beber Suimin.

Sayang, kubu PSMS tampaknya masih tak akan diperkuat seluruh pilarnya. Dua pemain belakang, Ahmad Maulana dan kapten tim Slamet Riyadi dipastikan absen karena akumulasi kartu kuning. Sedangkan Edu Juanda masih dibekap cedera tulang kering, sehingga dipastikan juga bakal absen.
Sedangkan kubu Semen Padang, tampil lebih sempurna. Hampir pemain utamanya bisa diturunkan. Yang absen hanya Marcio Sauza striker asal Brasil yang musim lalu memperkuat Persela Lamongan

Semuaya harus di evaluasi

JAUH hari sebelum melakoni laga terakhirnya di putaran pertama ini, perangkat tim PSMS telah mendapatkan kabar harus segera dievaluasi. Tak hanya evaluasi, ancaman bakal terjadi pendepakan pemain pun diwacanakan.

Tentu saja tak fair kalau hanya tim yang mendapatkan sorotan yang begitu tajam. Beberapa elemen di kubu PSMS juga harus mendapatkan perhatian serupa, demi kebaikan PSMS.

Untuk urusan satu ini, barisan pendukung PSMS dari bendera Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) Hooligan berharap, agar pengurus dan panitia pelaksana pertandingan juga instropeksi diri.

“Kurang fair rasanya kalau hanya tim yang disoroti habis-habisan. Sementara pengurus tak ada yang mengevaluasi. Sementara kami amati banyak pengurus yang tak jelas apa kerjanya,” beber Nata Simangunsong pentolan SMeCK kepada Sumut Pos kemarin.

Kemudian, terkait rencana manajemen untuk melakukan bongkar pasang skuad di menatap putaran kedua nanti, SMeCK menyatakan mendukung. “Oke kalau skuad dievaluasi, karena memang masih tak sesuai dengan peta persaingan di divisi utama. Kami tunggu janji manajemen akan hal ini. Tapi ingat, kami juga berharap adanya perbaikan dari pengurus,” sambung Nata yang masih tercatat sebagai mahasiswa ITM itu.

Hal ini ternyata juga telah disadari oleh beberapa pengurus. Freddy Hutabarat misalnya. Pegawai Bank Sumut yang aktif sebagai pengurus bidang kompetisi, dan duduk sebagai wakil ketua Panpel pertandingan PSMS itu, juga menginginkan adanya perubahan di pihak pengurus.
Freddy bahkan miris melihat kondisi tim PSMS, yang sejauh ini tampaknya kurang mendapatkan perhatian. “Tanpa menyalahkan siapapun karena kita adalah tim. Maka itu, saya berharap ada perubahan sikap di kepengurusan. Saya pun merasa bahwa tim tak mendapatkan perhatian yang baik dari pengurus. Ini kami ubah bersama,” beber Freddy.

Bahkan Freddy menantang agar pengurus yang tak berkonstribusi nyata agar mundur dari jabatannya. “Bukan apa-apa, kalau mau sama-sama kerja marilah bersama-sama. Kalau tidak, mari sama-sama mundur,” koarnya.

Melihat hal itu, Agus Suriono sekretaris PSMS menyatakan bahwa pihaknya memang sudah merencanakan menggelar evaluasi. “Untuk evaluasi, kita akan gelar menyeluruh. Termasuk pengurus dan Panpel,” katanya

Saha Harus Bikin Gol

TAK bisa dipungkiri, kinerja Osas Saha legiun impor PSMS makin hari makin menunjukkan tanda-tanda penurunan. Tak seperti laga-laga awal bersama PSMS, Saha terlihat begitu trengginas di depan gawang lawan.

Belakangan, grafik performa Saha memang merosot tajam. Kurang begitu jelas apa faktor yang dialami pemain asal Nigeria ini. Meski begitu, Saha masih akan diberikan kepercayaan untuk tampil ketika melawan Semen Padang.
Menyoroti penampilan anak asuhnya itu, Suimin menegaskan kalau dia akan berbicara terlebih dahulu kepada pemain bernomor punggung 10 itu. Kalau penampilan Saha sampai kembali menunjukkan tanda-tanda tak membaik, manajemen kabarnya siap mendepak mantan pemain PSDS satu ini.

“Benar Saha mengalami kemerosotan performa. Tapi dia tetap menjadi rencana dalam line up kontra Semen Padang. Inilah kesempatan terakhirnya membuktikan kalau dia masih layak berkostum Kinantan,” terang Suimin.

Saat membela PSDS musim lalu, striker berambut gimbal itu tampil cukup apik. 18 gol dikemasnya bersama tim berjuluk Traktor Kuning tersebut. Keganasannya sempat ditunjukkan ketika dia menjalani seleksi di PSMS. Bahkan, pemain berusia 23 tahun itu mengalahkan pesaingnya sesama pemain asing Adolfo Sauza dalam seleksi. Dari pihak manajemen sendiri sudah menyatakan kekecewaannya dengan penampilan Saha. Benny Tomasoa, asisten manajer, berharap agar Saha mampu kembali ke performa terbaiknya. Kalau tidak, Benny mengusulkan agar Saha didepak