Thursday, June 11, 2009

Pemain Inti Mulai Diincar

Tim inti PSMS musim ini dipastikan akan segera hengkang ke tim lain, jika tidak ada tindak lanjut dari manajemen untuk musim depan.Pasalnya, sejumlah klub perserta Super Liga sudah mulai melirik beberapa para pemain PSMS.

Menariknya, saat ini skuad lokal PSMS mengaku sudah menuai banyak tawaran dari klub lain. Nama-nama seperti Markus Horison, Fadli Hariri, Andika Yudistira hingga Zada sudah tampaknya sudah mulai tergoda dengan godaan klub lain.
Meskipun sebenarnya di benak anak-anak Medan, mereka ingin membela PSMS dan memenangkan kompetisi hingga berhasil juara. Fadli misalnya. Pemain bernomor punggung tiga itu mengaku sudah ditawar empat klub Super Liga. Meskipun dia tak ingin menyebutkan nama timnya.

“Secara pribadi saya ingin terus membela PSMS. Tapi kalau tak ada kejelasan di akhir musim, saya tentu berpikir masa depan. Mau tak mau saya akan hengkang,” katanya.

Markus juga menyatakan serupa. Kiper berusia 28 tahun itu mengaku sudah ditawar dua klub peserta Super Liga. Namun Markus sama sekali belum bertindak apa-apa sampai kontraknya berakhir Juli mendatang. “ Sudah ada dua klub yang ingin tenaga saya. Tapi saya belum kepikiran pindah,” katanya.

Kalau manajemen musim depan tak serius membentuk atau menjaga pemain inti potensial PSMS agar tak hengkang, bukan tak mungkin ekspansi besar-besaran bintang PSMS jilid dua akan kembali terjadi.

Sementara itu, perasaan Reswandi, pemain belakangan PSMS saat ini sedang gusar. Ibunda eks pemain Sriwijaya itu dirawat intensif di ruamh sakit akibat penyakitnya kambuh. Tak hanya itu, istrinya juga saat ini sedang hamil mempersiapkan dan menanti kelahiran anaknya. Untuk itu, Reswandi pun memutuskan pulang ke Medan, Senin (7/6). “Reswandi harus pulang untuk melihat kondisi ibu dan istrinya. Kita harus maklumi dan berharap tidak terjadi apa-apa,”kata Hendrik Lumbanraja Asistem Manajer PSMS

Fokus Copa

PSMS saat ini lebih fokus menuju laga playoff dan putaran kedua delapan besar Copa Indonesia melawan Persipura 15 Juni mendatang ketimbang menghadapi Persiwa Wamena, Rabu (10/6) besok, dalam lanjutan Indonesia Super League (ISL).

Hal itu menyusul kekecewaan manajemen dengan buruknya kinerja BLI (Badan Liga Indonesia). Rudi mengatakan jadwal yang carut marut di lakoni PSMS menjadi alasan utama buruknya kondisi fisik pemain PSMS.

“Dari awal saya selalu minta kepada BLI untuk memundurkan jadwal satu hari saja, tapi sampai tak pernah diberi izin. Sebaliknya tim lain yang minta izin selalu diberi. Kenapa bisa begitu?” kata Rudi.

Karena itu, dari pada tampil habis-habisan melawan Persiwa, lebih baik fokus kepada laga selanjutnya yang jadwalnya sangat berdekatan. Bayangkan saja, melawan Persiwa di ajang ISL akan digeber 10 Juni, dan melawan Persipura di ajang Copa Indonesia dimainkan 15 Juni. Kemudian anak-anak Medan harus terbang lagi ke Surabaya untuk melakoni laga playoff tanggal 20 Juni. Tiga hari kemudian, tepatnya 23 Juni harus kembali terbang ke Thailand menghadapi Chonburi FC di babak 16 besar AFC Cup.

Makanya, sambung Rudi, PSMS harus pandai-pandai menjaga kondisi kebugaran para pemain. Jika tidak, maka laga yang lebih penting akan terbuang dengan kekalahan. Untuk itu, fokus utama PSMS coba dialihkan kepada Copa Indonesia. Rudi berjanji akan memberikan kejutan kepada tim tuan rumah, meskipun cukup berat bagi PSMS untuk bisa membalikkan keadaan. Di Medan, saat leg pertama lalu, PSMS kandas 2-0, dan kalau mau melaju ke semifinal maka PSMS harus bisa menang dengan skor 3-0.

“Saya sudah hafal benar main Persipura. Kemarin kita hanya kalah 0-1 dan anak-anak Persipura tidak berkembang mainnya. Taktik yang saya berikan kepada anak-anak sudah benar, hanya saja kita kalah strategi. Dan kita akan perbaiki hal itu di leg kedua delapan besar Copa nanti,” terang Rudi.

Setelah laga di leg kedua Copa, lantas perhatian utama PSMS pada laga di babak playoff kontra Persebaya. PSMS memang sudah dapat dipastikan akan finish di peringkat 15 di akhir kompetisi. Bisa saja PSMS naik satu tingkat ke peringkat 14 dan terhindar dari playoff, tapi syaratnya berat. Yakni harus menang lawan Persiwa dan berharap keberuntungan dari PKT yang berada di peringkat 14, kalah lawan Pelita Jaya. Sepertinya keinginan itu bakal sulit terwujud, karena PKT bermain di kandang sendiri, sedangkan PSMS harus berjuang di kandang lawan.

“Saya juga sudah siapkan ancang-ancang saat melawan Persebaya. Sebuah keuntungan bisa bertemu Persebaya, karena mereka saat ini jujur saja di bawah kita. Asal anak-anak serius, mudah-mudahan bisa terlepas dari degradasi,” pungkas Rudi.

PSMS pastikan 'playoff'

WAMENA - Laga penentu di akhir kompetisi Liga Super Indonesia 2008/2009 terasa pahit bagi anak-anak PSMS Medan setelah kalah 0-5 dari tuan rumah Persiwa di Stadion Pendidikan Wamena, tadi sore.

Alhasil, skuad besutan Rudy Williams Keltjes tersebut wajib memainkan laga playoff melawan Persebaya Surabaya guna menentukan peraih satu tempat tersisa untuk kompetisi musim depan. Duel hidup mati tersebut akan dihelat di Stadion Gelora Jakabaring, Palembang, 19 Juni mendatang.

"Kami harus mengakui Persiwa memang susah dikalahkan di kandangnya. Tapi daripada meratapi kekalahan, lebih baik kami fokus menyiapkan tim jelang playoff," kata Keltjes.

Kepastian memainkan laga playoff dikarenakan PSMS tertahan di posisi 15 klasemen akhir. Nasib mereka sedikit lebih baik dibanding PSIS Semarang, Persita Tangerang dan Deltras Sidoarjo yang langsung terkena degradasi.

Posisi ketiga tim ini akan diganti tiga tim promosi dari Divisi Utama, yakni Persisam Samarinda, Persema Malang dan PSPS Pekanbaru. Persebaya sendiri terpaksa menjalani playoff setelah menempati posisi empat.

Di Jayapura, Persipura mengukuhkan statusnya sebagai jawara LSI 2008/09 setelah menutup laga kompetisi paling bergengsi di tanah air dengan melumat Sriwijaya FC 4-1.

Tampil di hadapan puluhan ribu pendukung fanatiknya, Mutiara Hitam tampil agresif dan membuka gol di menit 23 hasil sontekan Alberto ‘Beto' Goncalves. Sukses mencetak gol membuat Persipura kian bersemangat.

Hasilnya, Ernest Jeremiah berhasil menggandakan keunggulan timnya pada menit 38 hasil memanfaatkan umpan terukur Ian Kabes. Peluang memperkecil defisit sebetulnya diperoleh SFC setelah mendapat hadiah penalti di menit 61. Sayangnya, Ngon A Djam gagal menjalankan tugasnya dengan baik akibat tendangannya diblok Jendry Pitoy.

Kegagalan mengeksekusi penalti itu rupanya sedikit meruntuhkan semangat para pemain SFC. Boaz Salossa memanfaatkan kondisi tersebut guna mencetak dua gol. SFC baru memecah kebuntunannya setelah Budi Sudarsono yang tampil dari bangku cadangan mencetak gol di menit 86.

Usai pertandingan, penyerahan gelar dan hadiah Rp2 miliar kepada Persipura diserahkan langsung oleh Ketua Umum PSSI Nurdin Halid. Selain itu, Boaz juga dinobatkan sebagai Pemain Terbaik LSI tahun ini