Friday, October 21, 2011

Denny Rumba Khawatirkan Masa Depannya di PSMS

Kompetisi tak kunjung jelas membuat nasib pemain ikut kabur. Sampai sekarang masih ada klub yang sama sekali belum melakukan penandatangan kontrak. Situasi ini membuat denny Rumba, pemain yang menunggu kejelasan di PSMS Medan semakin resah.

“Terus terang situasi kompetisi yang belum jelas membuat kami pemain khawatir dan bingung. Saya rasa tak hanya di Medan saja, mungkin di daerah lain mengalami yang sama,” kata Denny Rumba kemarin. Sebagai pemain, perasaan mendasar yang dirasakan saat ini adalah tidak adanya kejelasan.

“Kami pemain bola yang mencari nafkah disini. Kalau sudah tidak jelas, ini juga menjadi beban moral terhadap keluarga atau pribadi. Kejelasan dalam berkompetisi akan berimbas kepada kami disini (PSMS, Red) di klub yang akan melakukan penandatangan kontrak,” sambungnya.

Apalagi saat ini Denny Rumba tercatat sebagai salah satu pegawai di PDAM Kota Semarang. Situasi kompetisi dan di PSMS yang belum jelas, membuat pihak kantor bertanya-tanya.

“Sudah pasti mereka juga bakal komplain, mungkin karena terlalu lama tidak ada kejelasan dari Saya. Tapi ketika semuanya sudah tertuang dalam kontrak, Saya akan kembali ke Semarang berbicara soal ini,” bebernya.

Terkait dualisme profesi, pemain kelahiran tahun 1985 siap memilih salah satu. “Jika nantinya PDAM tidak mengizinkan Saya bekerja sambil bermain bola, makanya Saya akan mengambil langkah mundur. Saya memilih berkarir dalam sepak bola,”pungkasnya.
(Randy Hutagaol/Sofyan Akbar/tribunmedan)

Pencahayaan Kebun Bunga dibenahi

MEDAN - Kendala pencahayaan yang berbuntut pada terhambatnya turnamen antarklub PSMS “Rahudman Cup 2011” kini dapat diatasi. Turnamen diyakini dapat segera dilanjutkan setelah pencahayaan di Stadion Kebun Bunga dibenahi.

Sebelumnya, laga PSAD kontra PS Perisai batal karena kedua tim enggan bertanding. Pencahayaan yang tidak memadai menjadi alasan. Namun pihak Dinas Pertamanan telah menambah daya hingga mencapai 20 ribu watt. Wakil Ketua Panitia, Syahril, membenarkan turnamen tersebut ditunda.

"Tadi, Dinas Pertamanan sudah menambah jumlah voltase lampu untuk meningkatkan pencahayaan di sini (Stadion Kebun Bunga-red). Mereka mengganti bola-bola lampu di tiap tiang. Rata-rata satu tiang kini berjumlah 3000 watt," terangnya tadi malam.

Dengan hal ini, Syahril selaku pihak panitia merasa bersyukur tentang penambahan voltase lampu itu.

"Sebelumnya, Dinas Pertamanan hanya memperbaiki lampu yang rusak. Tapi kini mereka telah menambah voltasenya. Padahal pak wali sebelumnya juga telah menerangkan kepada Dinas Pertamanan untuk mengakomodir kebutuhan turnamen hingga rampung, termasuk pencahayaan," ujarnya.

Menurutnya, panitia akan memanggil manajer tim peserta untuk ikut memantau perkembangan pencahayaan Kamis ini. “Jika mereka sudah merasa cukup, baru turnamen kita gulirkan lagi," papar Syahril lagi.

Jadi, sambungnya, laga yang sudah diundur adalah PSAD kontra PS Perisai (18/10) dan PS Tirtanandi kontra PS Linud Jaya (19/10). Kemungkinan kedua laga itu akan digelar pada Minggu (23/10) nanti.

Ferdiansyah batal gabung

Sektor kiper PSMS Medan terancam krisis. Kini, Ayam Kinantan harus berpikir keras mencari punggawa baru di bawah mistar. Pasalnya niat mendatangkan Ferdiansyah dipastikan batal.

Tim seleksi PSMS yang juga bakal Asisten Pelatih PSMS, Roekinoy, memastikan Ferdiansyah batal bergabung dengan alasan masih bertahan di klub lamanya, Persipura Jayapura.

“Ferdiansyah batal, dia masih dipertahankan klub lamanya.Penggantinya akan kita cari," ujarnya baru-baru ini.

Batalnya Ferdi, praktis membuat sektor kiper rawan. PSMS saat ini hanya diperkuat Syahbani dan Alrian Suhaibi. Keduanya dinilai belum meyakinkan untuk berdiri sebagai tembok terakhir pertahanan PSMS.

Rekam jejak keduanya musim lalu menjadi pertimbangan. Musim lalu, Syahbani gagal mendapat tempat utama karena tampil inkonsisten. Posisinya sebagai penjaga gawang utama direbut Andi Setiawan. Ironisnya, Syahbani juga menjabat sebagai kapten tim sebelum akhirnya diganti M Affan Lubis.

Dalam proses seleksi musim ini, mantan kiper Persijap Jepara itu juga tidak menunjukkan performa maksimal. Dua kali kesalahan fatal dilakukannya dengan memungut bola di luar kotak penalti. Di lain pihak, penampilan Alrian di Bintang Medan sulit dinilai karena hanya berada di lapis ketiga di bawah Decky Ardian dan Guntur Pranata.

Menanggapi kondisi ini, bakal Pelatih Kiper PSMS, Sugiar, memilih untuk menunggu. Pasalnya, pengurus masih akan menawarkan wajah baru di bawah mistar.

“Saya mengusulkan nama, namun takut berbenturan dengan manajemen, maka saya tunda dulu. Lagipula, katanya pengurus juga akan mendatangkan kiper lagi. Nanti datangnya bersamaan dengan tiga legiun asing," ujarnya.

Begitupun, Sugiar mengatakan akan menunggu sampai minggu ini jika nama yang ditawarkan pengurus tak juga datang.

“Ya, kita tunggu sampai minggu depan. Kalau belum ada juga baru kita tawarkan nama," katanya.

Mennoh cabut, dua wajah baru tiba

MEDAN - Hilir mudik pemain masih terus terjadi dalam proses pembentukan skuad PSMS Medan. Setelah mencoret Oyedepo George, kini dua wajah baru terlihat. Mereka adalah Sardianata (Bontang FC) dan Jodi Gustiawan (Persema Malang).

Keduanya langsung bergabung dalam latihan di Stadion Kebun Bunga, Selasa. Tim seleksi yang terdiri atas Suharto dan Roekinoy mengatakan pihaknya tetap membuka kesempatan kepada pemain yang baru bergabung.

"Ya, kita tetap memberi kesempatan mereka untuk bersaing. Untuk posisi center back memang kita masih butuh pemain. Untuk gelandang, kalau memang bisa bersaing, kenapa nggak?" kata Suharto.

Suharto mengatakan pihaknya akan memantau performa pemain dalam sepekan ini. Keputusan lolos tidaknya akan diberikan pascalaga ujicoba yang direncanakan pada Sabtu (22/4) mendatang.

"Kita lihat dululah seminggu ini karena kita juga rencanakan ujicoba menghadapi Kwarta FC, Sabtu (22/4) nanti. Dari situ kita akan lihat, termasuk keputusan terhadap Jecky Pasarella dan Alamsyah yang belum lama bergabung dengan tim," ujarnya.

Kepada wartawan, Suharto mengatakan prioritas untuk pemain lokal tetap dikedepankan. Namun jika memang pemain di luar Medan kualitasnya bisa diandalkan, pihaknya tidak akan ragu memakai tenaganya.

"Yang terpenting mereka bermain untuk PSMS. Kalau ada pemain Medan yang bagus pasti kita pakai. Kalaupun bukan pemain Medan, jika bagus, ya nggak ada salahnya kita pakai juga," lanjut mantan Pelatih Ayam Kinantan musim lalu itu.

Soal kuota pemain asing 3+1, Suharto berharap di setiap lini terdapat pemain asing. Pasalnya, saat ini PSMS hanya memiliki Osas Saha sebagai legiun asingnya setelah Stephen Mennoh angkat koper dan George telah dipulangkan. Artinya, PSMS butuh dua pemain asing non Asia dan satu dari Asia.

"Harapan kita sih ada pemain asing di setiap posisi. Satu sebagai center back, satu di gelandang, dan lini depan bisa dua pemain," harap pelatih berkepala plontos itu.

Terkait jadwal Liga Prima Indonesia, PSSI resmi menyatakan bahwa kelanjutan kompetisi akan dilangsungkan setelah pagelaran SEA Games 2011, 11-22 November mendatang. Dengan demikian, peserta kompetisi akan mulai bertanding pada 26 November 2011.

PSMS ngotot, konsorsium terserah

itik terang yang diharapkan dari pertemuan konsorsium dengan PSMS Medan harus tertunda. Pertemuan pihak konsorsium dan Ketua Umum PSMS, Rahudman Harahap, yang seyogyanya digelar tadi batal.

Pelaksana Teknis PSMS, Idris, mengatakan tidak ada pertemuan apapun hari ini. Termasuk agenda Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang disebut-sebut bakal digelar untuk menuntaskan kejelasan sosok CEO PSMS. Belum jelasnya agenda RUPS diakui Idris karena PSMS tengah mempertimbangkan secara matang kebijakan yang akan diambil. Terutama untuk menguatkan posisi tawar PSMS dihadapan konsorsium.
Kita tidak ingin tergesa-gesa. Kalau sampai salah langkah bagaimana? Yang pasti kita ingin PSMS punya posisi tawar yang kuat,” ungkapnya, tadi malam.

Penentuan sosok CEO salah satu yang dimaksud Idris, harus menjadi wewenang PSMS, bukannya konsorsium. Meskipun disadari konsorsium memiliki saham yang jauh lebih besar dari PSMS dalam kerjasama ini. “Kami kan meminta agar CEO dari orang PSMS, dan itu tidak berubah,” timpalnya.

Kengototan PSMS dikhawatirkan berdampak pada terjalnya jalan kerjasama. Sebelumnya, PSMS telah menolak dua rekomendasi dari konsorsium yakni calon CEO dan pelatih kepala. Bahkan kini PSMS tak gentar jikapun nantinya kerjasama batal akibat sikap meninggi yang ditunjukkan. “Peluang batal tetap ada. PSMS intinya siap berlaga dimanapun, mau di ISL atau divisi utama. Jangan khawatir PSMS di tangan Pak Rahudman (Walikota Medan, red). PSMS ini primadona dan banyak sponsor yang mau. Ngapain juga PSMS berlaga di level atas hanya karena belas kasihan, memangnya kita naik ke level satu karena perjuangan PSMS? Tapi ya kalau dikasih belas kasih kenapa kita nggak mau?!” ujarnya.

Lalu bagaimana sikap konsorsium? Kesan melunak justru terpancar jelas dari ucapan CEO PT Bintang Medan Metropolitan, Dityo Pramono. Tarik ulur yang terjadi, menurutnya, harus diakhiri melihat kompetisi yang di ambang pintu. “Sepertinya, walikota (Rahudman Harahap, red) diberi wewenang untuk menentukan sosok CEO sendiri karena waktu sudah mepet, biar aman saja,” ucap Dityo.

Karena itu, Dityo berharap keleluasaan yang diberikan kepada PSMS dapat mempercepat proses pembentukan skuad. Terutama menyangkut nasib para pemain. “Karena itu diharapkan PSMS bisa cepat menentukan CEO-nya. Pembentukan tim bisa segera rampung. Kasihan pemain tentu butuh kepastian (kontrak, red),” ujarnya.

Turnamen PSMS ditunda karena pencahayaan

Sukses memainkan laga perdana kemarin, turnamen antarklub anggota PSMS bertajuk Rahudman Cup 2011 tersendat saat bersiap menggelar laga kedua. Laga yang mempertemukan PSAD kontra PS Perisai di Pool B tadi malam urung digelar.

Alasannya pencahayaan di Stadion Kebun Bunga tidak memadai. Wakil Ketua Panitia Turnamen, Syafril, mengatakan kedua tim sepakat menunda laga dengan alasan tersebut.

"Kita menganjurkan untuk pertandingan ini tetap digelar. Tapi kedua manajer tim menolak melanjutkan pertandingan karena pencahayaan masih kurang terang. Dengan hal ini dikhawatirkan pemain akan rawan cedera,” ujarnya.

Selain dari kedua manajer, wasit juga menganjurkan agar laga ditunda. “Para wasit juga menuturkan pencahayaan yang ada memang kurang memadai," ungkapnya tadi malam.

Syafril menuding Dinas Pertamanan tak memenuhi permintaan panitia yang meminta daya lampu di Stadion Kebun Bunga ditingkatkan. "Kita sudah minta tambah lampu ke Dinas Pertamanan, tapi nyatanya belum ditambah," katanya lagi.

Menurut pantauan, keadaan lapangan di malam hari memang tidak cukup terang. Penerangan di empat tiang lampu hanya menerangi beberapa sisi lapangan. Soal kelanjutan laga, keputusannya baru akan ditentukan dalam tiga hari ke depan.

"Kita rapatkan dulu dengan panitia, dan kita benahi lagi kekurangan pencahayaan ini," tuturnya berharap Dinas Pertamanan segera melakukan penambahan lampu atau penambahan daya.

"Kalau bola lampu diganti yang lebih tinggi voltasenya mungkin akan lebih terang," ujar Syafril.

Roberto Bianchi tarik diri

ehadirannya tak mendapat respon positif, Roberto Bianchi memilih mundur dari kandidat pelatih kepala PSMS Medan. Pelatih yang akrab disapa Beto ini memutuskan segera meninggalkan Kota Medan.

Padahal Beto sudah di Medan sejak kemarin. Ia bahkan berniat untuk melihat seleksi skuad PSMS yang saat ini masih berlangsung. Namun mendengar adanya penolakan dari beberapa orang di PSMS, Beto kecewa.

“Senin saya sudah di Medan. Mau lihat seleksi PSMS niatnya. Tapi ternyata ada beberapa orang PSMS yang tidak menginginkan saya melatih PSMS,” ujarnya kemarin malam.

Pelatih asal Brazil ini memastikan niatnya hanya untuk mengembalikan kejayaan PSMS. “Target ingin membawa PSMS menjadi lebih baik dan klub yang kuat. Tapi kenyataannya, lain. Mereka tidak menginginkan saya. Jadi saya pilih mundur,” ujarnya lagi.

Jika ditilik kapasitas Beto cukup layak menangani PSMS. Melakoni 18 laga tandang (karena tak memiliki kandang-red), Batavia Union berhasil finish di empat besar klasemen akhir. Apalagi soal sertifikasi, Beto sudah mengantongi UEFA Pro.

Begitupun, Beto tak menutup diri jika nantinya PSMS berubah pikiran dan jadi menggunakan tenaganya mengarsiteki PSMS.

“Peluang apakah saya mau di PSMS, itu tergantung komunikasi antara konsorsium dan PSMS, tetapi secara pribadi, peluang itu kecil karena orang PSMS tidak mau saya,” ungkapnya.

Sebelumnya penolakan terhadap Beto dikarenakan alasan fanatisme kedaerahan. Pelaksana Teknis PSMS, Suharto, mengatakan pihaknya akan lebih memprioritaskan pelatih lokal untuk membesut Osas Saha pada kompetisi nanti.