Monday, January 4, 2010

Jecky cs disiplin jalani latihan

N - Skuad PSMS Medan mulai berlatih dengan mencoba lapangan Stadion Benteng Tangerang sekaligus latihan ringan di sekitar tempat penginapan jelang duel kontra tuan rumah Persita pada lanjutan kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia, Selasa besok.

Sesi latihan pagi itu langsung ditangani pelatih Suimin Dihardja bersama dua asistennya Jamaluddin Hutauruk dan Nimrot Manalu dengan membagi pemain dalam dua tim. Para pemain yang tiba di Tangerang, Sabtu (2/1), pun terlihat dalam suasana gembira dan santai, namun tetap serius mengikuti instruksi pelatih.

"Mereka siap tampil ****out menghadapi pertandingan Selasa nanti. Semua anak-anak sudah mempersiapkan diri sebaik-baiknya," kata Suimin.

Dalam pertandingan tersebut, Suimin mengaku pula akan menurunkan para pemain terbaiknya dan dalam kondisi prima. Ditambahkan Suimin, permainan Persita juga tidak dapat diremehkan, terlebih dalam pertandingan sebelumnya mereka tampil cukup bagus dan baru sekali kalah dari lima pertandingan.

Suimin juga tidak sesumbar bisa mengalahkan tuan rumah. Mengingat lawan yang baik serta kurang lengkapnya materi pemain Ayam Kinantan plus cederanya beberapa pemain seperti Selamet Riyadi, Sony Gunawan dan Affandi Lubis.

"Saya tahu gaya permainan Persita, tapi kondisi kami juga tidak jauh beda. Beberapa pemain kami juga tidak bisa main, karena cedera. Jadi tidak mudah bagi tim manapun untuk menaklukkan Persita di Stadion Benteng," katanya.

Disebutkan, ****playmaker Edu Juanda dan Osas Saha tidak bisa diturunkan pada laga penting ini. "Mereka (Persita) selalu punya motivasi berlipat main di depan ribuan suporter fanatiknya. Saya juga pernah merasakan suasana itu," tambah pelatih kampung itu.

Namun, Suimin berharap, tekanan suporter tuan rumah tidak sampai mengganggu permainan anak asuhnya. "Kami akan main menyerang seperti biasa dan mencoba memanfaatkan kelemahan lawan untuk membuat gol," katanya pula

Benteng Angker

MEDAN- PSMS Medan akan menjalani sebuah laga berat melawan Persita Tangerang. Bagaimana tidak, lawan PSMS kali ini adalah klub yang bermarkas di Stadion Benteng Tangerang, sebuah stadion yang begitu angker bagi klub kebanggaan Kota Medan ini.

Setidaknya menurut catatan, sejak 2005, Ayam Kinantan selalu dikalahkan Pendekar Cisadane jika bermain di stadion itu. Dan besok, Edu Juanda dkk akan kembali merasakan keangkeran stadion tersebut.

13 April 2005, mungkin waktu yang sulit dilupakan PSMS ketika dibantai 4-0 tanpa balas dalam ajang Divisi Utama. Itulah kekalahan terbesar PSMS di Stadion Benteng. Setelah itu, PSMS hanya kalah tipis ketika bertandang ke Stadion Benteng.

Menariknya, keangkeran Stadion Benteng bagi PSMS juga setali tiga uang dengan Stadion Teladan Medan bagi Persita. Ya, Persita juga tak pernah menang ketika meladeni PSMS di kandangnya sendiri sejak 2005. Kekelahan terbesar Persita di Stadion Teladan adalah 3-1 pada 12 Maret 2006 di ajang Divisi Utama.

Nah, agar sejarah sedikit lebih baik, maka ada baiknya kalau PSMS berusaha menang ketika meladeni Persita, Selasa (5/1) nanti dalam lanjutan Divisi Utama. Selain berhasil menorehkan sejarah baru, PSMS juga berpeluang menyalip Persita di klasemen sementara dengan asupan tiga angka.
Kalau menang, PSMS akan mengumpulkan 15 angka dari delapan main. Bisa jadi PSMS akan menggeser Persita yang kini nangkring di peringkat tiga sementara dengan perolehan nilai yang sama. Namun, Persita baru melakoni lima laga.

“Sepak bola itu hal misteri, banyak hal yang mungkin bisa terjadi. Benar, PSMS belum pernah menang di Stadion Benteng. Tapi bukan berarti kita akan kalah sebelum berlaga. Tiga angka akan kami upayakan,” beber Suimin Diharja, arsitek PSMS ketika dihubungi Sumut Pos, Minggu (3/1).
Di atas kertas, raihan tiga angka kontra Persita masih bisa tergapai. Bahkan tim asuhan Elly Idris itu menjadi sasaran utama raihan angka dalam lawatan ke Pulau Jawa. Kalau gagal, satu angka pun sangat berharga bagi PSMS. Apalagi Suimin menargetkan PSMS mampu meraih 18 angka di putaran pertama ini.

“Persita target utama untuk mencuri poin. Setelah itu baru memikirkan melawan Persikabo,” tambah pelatih yang telah punya dua cucu itu.
Untuk memenuhi ambisi tersebut, Suimin pun mulai menggelar latihan bagi skuadnya di lapangan yang berada di belakang Stadion Benteng kemarin pagi. Latihan itu sekaligus pemulihan kondisi fisik dan teknik pemain, yang berlangsung satu jam lebih.

“Latihan tadi pagi (kemarin, Red) sekaligus maintenance dan conditioning. Ball posession juga diperagakan tim yang bersama bola dengan dua sentuhan, tim yang tanpa bola bermain pressing. Tujuannya mengembalikan kondisi fisik dan teknik pemain,” beber pelatih yang lebih satu dekade menekuni dunia kepelatihan nasional itu.

Walau yakin dan penuh tekad, tentu saja bukan perkara mudah untuk mewujudkan hal itu. Segudang problem diusung skuad ketika bertandang ke Tangerang. Mulai soal cedera pemain, hingga soal gaji dan bonus yang belum terbayarkan. Ujung-ujungnya, kondisi psikologi pemain yang diserang. Kalau hal ini dibiarkan berlarut hingga laga digelar, maka bisa jadi PSMS akan kembali pulang dengan kepala tertunduk.

Beruntung ada sedikit lagi harapan. Kabarnya, Agus Simorangkir, ketua harian PSMS, akan bertolak ke Tangerang dan bergabung dengan tim. Semoga saja kehadiran Agus mampu menjadi pelipur lara, terlebih kalau dia membawa gaji dan bonus pemain.”Memang kabarnya Ketua Harian mau datang. Saya juga sudah terangkan soal gaji dan bonus,” kata Sekretaris Tim, Fityan Hamdy.

Sepatu Pemain Bisa Jadi Masalah

SAAT menggelar latihan kemarin pagi, Suimin khawatir kalau sampai turun hujan lagi sehari sebelum laga digelar. Pasalnya, lapangan di Stadion Benteng kerap bermasalah ketika hujan datang.

Dua hari belakangan, Tangerang memang selalu diguyur hujan. Pengaruhnya tentu saja lapangan menjadi becek dan berlumpur. Parahnya, skuad datang dengan ‘persenjataan’ tak lengkap. Ibarat bertempur tanpa amunisi lengkap, hasilnya pasti bakal mengecewakan. PSMS sepertinya bakal merasakan hal itu kalau sampai hujan turun lagi.

Apa masalah? Masalah yang dialami skuad kecil memang. Tapi sangat berpengaruh dalam performa. Sepatu dengan pul lapangan becek! Ya, benda wajib bagi pesepakbola ini ternyata tak semua dimiliki pemain. Sepatu bola biasa pasti ada. Tapi yang bagus dipakai dalam kondisi lapangan becek tidak ada.

“Memang kondisi lapangan di sini (Tangerang) kerap becek ketika datang hujan. Hal itu dikarenakan tekstur tanah yang kebanyakan tanah liat atau tanah merah. Kalau sampai hujan, lumpur akan melekat di sepatu pemain. Akibatnya bertambah beban berat. Ujung-ujungnya lari pun sulit,” terang Suimin terkait hal yang diprediksi terjadi kalau sampai hujan.

Sepanjang berlatih, skuad sejauh ini hanya memakai sepatu bola biasa. Sepatu yang dimiliki skuad didesain untuk lapangan normal, dengan tekstur tanah yang keras dan kering. Belum ada alternatif untuk mencegah hal itu sampai terjadi, selain harapan agar hujan sehari sebelum pertandingan berlangsung.

“Ya, mudah-mudahan saja sehari sebelum dan saat pertandingan berlangsung, hujan tidak turun sehingga lapangan kering. Kalau tidak itu akan jadi masalah. Pasalnya hanya beberapa pemain saja yang punya sepatu pul. Kalau sepatu untuk lapangan keras dipakai di lapangan berlumpur, pemain bisa cedera,” harapnya.

Syukurnya, laga kontra Persita tampaknya bakal digelar tanpa pendung tim tuan rumah. Larangan menggelar pertandingan dengan penonton sejauh ini masih berlaku bagi Persita, karena tak mendapatkan izin dari pihak kepolisian

Kiprah PSMS Sebagai Tim dengan Materi Apa Adanya

Dengan kondisi dan materi pemain yang apa adanya saat ini, PSMS dituntut untuk terus mendulang hasil mengesankan. Target lolos ke Indonesian Super League (ISL) pun dicanangkan pengurus. Padahal nafas tim mulai tersendat di awal-awal musim karena ketiadaan dana.

Kendala utama di samping dana, tentu saja skuad yang mayoritas dihuni pemain muda yang minim jam terbang. Di samping itu, pemain senior juga sudah mulai sering cedera. Perpaduan keduanya memang bisa jadi kekuatan besar kalau ditambah dengan perhatian pengurus. Tapi, hal itu tak terjadi.

Akibatnya, Suimin Diharja yang harus kerja esktra keras dan mati-matian. Beruntung Suimin merupakan pelatih bertipikal tangan dingin. Sebuah tim yang mendapatkan sentuhannya, seolah selalu mempunya cita rasa berbeda.

Buktinya lumanyan. Dari tujuh laga yang telah terlakoni, PSMS sudah meraih 12 angka dari tiga menang, tiga imbang dan baru sekali kandas. Ini merupakan hasil yang signifikan, mengingat skuad yang hanya mampu memperlihatkan permainan yang apa adanya pula. “Sepanjang saya menjadi pelatih. Baru kali ini terasa begitu melelahkan. Tapi inilah kondisi yang ada yang harus dipertahankan,” bilang Suimin mengomentari anak asuhnya.

Pelatih berusia 58 tahun berjuluk pelatih kampung itu tak ingin lagi mengeluh. Dengan sisa-sisa semangat, kakek dua cucu itu kini hanya mengandalkan semangat kedaerahannya untuk membawa hasil terbaik bagi tim ini. “Saya bersedia menukangi PSMS dalam kondisi begini karena panggilan hati saya sebagai warga Medan. Saya prihatin kenapa tim yang punya nama besar bisa sampai degradasi. Tekad inilah yang saya emban untuk mencoba membawa kembali PSMS ke kasta kompetisi tertinggi tanah air,” akunya.

Juanda, mantan pemain Timnas Junior era 1980-an yang juga mantan pemain PSMS salut kepada tim yang diasuh Suimin. Sejak dibentuk, dan melakoni 22 laga persahabatan, plus tujuh laga resmi di Divisi Utama, PSMS baru sekali memetik kekalahan.

“Bayangkan, dari tujuh pertandingan Divisi Utama yang telah digelar dan 22 pertandingan ujicoba, PSMS baru satu kali kalah, itu berarti anak-anak masih bisa termotivasi walau dalam kondisi memprihatinkan seperti yang dialami sekarang, namun yang perlu disesali adalah, minimnya perhatian yang diberikan pengurus dan manjaemen kepada pemain,” bebernya.

Menurutnya, sebagai salah satu mantan pemain yang lahir dari ‘rahim’ PSMS, kondisi yang saat ini dialami PSMS juga membuatnya prihatin. Dia menilai, pengurus tidak tanggap mengantisipasi permasalahan yang terjadi dan terkesan acuh tak acuh. “Tanggung jawab apalagi yang mesti dilakukan pemain. Saya rasa sejauh ini sudah maksimal, pemain tetap punya motivasi dengan kondisi yang ada,” tegasnya.

Dia menuturkan, pemain sudah menjalankan bentuk profesionalisme pemain bola, namun dia mengkhawatirkan, minimnya perhatian seorang figur orangtua akan melemahkan pemain.

“Seorang ayah itu hendaknya memberi semangat dan motivasi kepada anak-anaknya, ini tidak, ditengah kondisi yang ada sekarang, manajemen dan pengurus terkesan ninggalin anak anaknya (pemain, Red), saya khawatir itulah yang nantinya akan menjadi bumerang dan akhirnya membuat pemain tidak punya motivasi lagi,” tegas pria 49 tahun itu.

Meski dia juga mensyukuri masih ada pihak-pihak yang mau mengelola PSMS. Tetapi yang perlu dipahami pengurus menurutnya adalah melakukan pendekatan dengan pemain apapun kondisinya.

“Saya mengimbau, hendaknya pengurus dan manajemen PSMS bisa menjadi sosok seorang ayah yang terus mengayomi pemain dan mendengarkan keluh-kesahnya serta tidak pernah meninggalkan pemain apapun keadaannya, “ pungkas Juanda

Terget 18 point

PSMS sukses membekap tamunya PSDS Deli Serdang dengan skor 1-0 dalam lanjutan kompetisi Divisi Utama PSSI yang berlangsung di Stadion Teladan Medan, Kamis (31/12) lalu. Sayangnya, meski menang namun penampilan tim besutan Suimin Diharja mendapat banyak sorotan terkait buruknya performa tim sepanjang 2X45 menit.

Terlepas dari itu semua, tapi target meraih poin penuh atas PSDS guna memuluskan langkah untuk mengumpulkan 18 angka di putaran pertama telah terwujud.

Dengan kemenangan itu, praktis PSMS yang telah mengumpulkan 12 angka dari tiga kali menang, tiga kali draw dan sekali kalah. Artinya, PSMS hanya membutuhkan dua kemenangan dari tiga laga tersisa putaran pertama agar target tak meleset.
Pertanyannya, dapatkah PSMS mengumpulkan enam angka dari tiga pertandingan sisa tadi?

Berat memang, terlebih lawan-lawan yang akan tak dapat dipandang sebelah mata. Lihat saja, Persita yang akan dihadapi pada 4 Januari mendatang.

Meski baru memainkan lima laga, namun tim asal Kota Tengerang ini mampu menempati peringkat ketiga atau dua tingkat di atas PSMS yang menempati peringkat kelima.

Selain Persita, Persikabo Bogor pun dapat mengubur mimpi PSMS untuk mengumpulkan poin 18. Pasalnya, Persikabo yang akan menjamu tim Ayam Kinantan pada 8 Januari mendatang, selalu meraih poin sempurna jika tampil di hadapan pendukungnya sendiri.
Laga terakhir PSMS di putaran pertama adalah saat menjamu Semen Padang di Stadion Teladan Medan pada 12 Januari nanti. Meski sang lawan menempati peringkat kedua, namun laga ini merupakan ajang paling realistis bagi Affan Lubis dkk untuk memetik poin sempurna.

Soalnya, jika melihat rekor head to head antara PSMS kontra Semen Padang selama ini, tim Ayam Kinantan selalu tampil perkasa.
Jika semua perkiraan tadi tak meleset, maka poin maksimal yang akan dikumpulkan PSMS pada putaran pertama adalah 16, atau kurang tiga angka dari target yang telah diapungkan.

Setuju atau tidak, namun hasil yang dicapai Affan Lubis dkk merupakan sebuah gambaran betapa comang-campingnya kekuatan PSMS musim ini, selain disebabkan materi pemain yang tidak merata, juga karena banyaknya pemain pilar yang cedera.
Ini bisa dilihat dari penampilan ala kadar yang diperlihatkan Affan Lubis dkk saat menjamu PSDS kemarin.

Pada pertandingan itu, meski mendapat dukungan penuh dari penonton namun PSMS justru tampil melempem. Bahkan jika mau jujur, sesungguhnya penampilan PSDS lebih menjanjikan dibanding PSMS yang tampil tanpa pola permainan yang jelas.
Beruntung, ketika PSDS belum menemukan penampilan terbaiknya, justru pada menit ke-16 melalui aksi bycicle kick yang dilakukan Osas Saha gawang PSDS yang dikawal Oki Rengga bobol.

Usai gol itu, Traktor Kuning-julukan PSDS mencoba bangkit untuk mengejar ketertinggalnnya. Beberapa kali pertahanan PSMS dibuat kalang kabut. Beruntung masih bisa diamankan.

Di babak kedua, PSDS tercatat menciptakan lebih banyak peluang. Pendukung tuan rumah terpaksa menahan nafas ketika pergerakan striker PSDS, Imam Faisal sering merepotkan Slamet Riyadi dkk. Tercatat, PSDS punya enam peluang bagus sepanjang babak pertama.
“Yang penting kita bisa meraih tiga angka. Urusan main, itu urusan nanti masih ada waktu untuk memperbaikinya,” kata Benny Tomasoa, asisten manejer tim PSMS.

Sementara itu Nasib Iwan, asisten pelatih PSDS mengatakan bahwa kekalahan timnya disebabkan timnya kurang beruntung.
“Anak-anak main cukup baik. Sama saat melawan Persita. Tapi, hasilnya kita tetap kalah kita,” sesal Nasib Iwan.

Tambah Recovery

MELADENI PSDS Deli Serdang, Kamis (31/12) lalu ternyata menyita tenaga seluruh punggawa tim Ayam Kinantan. Hanya dua hari berselang, tim pun wajib bertolak ke Tangerang menatap laga away selanjutnya menghadapi Persita Tangerang.

Suimin Diharja arsitek tim pun memberi komando untuk meliburkan pemain dari aktifitas latihan setelah tiba di Tangerang siang kemarin (2/1). Sesampai di Hotel Permata Mulia tempat skuad menginap, pemain langsung diberikan waktu untuk rehat.

“Besok pagi (hari ini) kita latihan, hari ini pemain kita liburkan dulu, waktu istirahat pemain masih kurang,” ujar Suimin Diharja via sambungan telepon kemarin.

Suimin mengatakan, keputusan meliburkan pemain dilakukan karena mundurnya jadwal pertandingan antara PSMS kontra Persita di Stadion Benteng menjadi tanggal 5 Januari, setelah sebelumnya dijadwalkan digelar 4 Januari.

“Sedikit melegakan, jadwal pertandingan melawan Persita diundur satu hari, jadi pemain bisa memaksimalkan istirahatnya dan semoga kondisi pemain sudah jauh lebih baik,” tambah kakek dua cucu itu.

Seperti diberitakan sebelumnya, laga tandang PSMS Medan menghadapi Persita ditunda, lantaran pihak kepolisian Resort Kota (Polresta) Tangerang tidak merekomendasikan izin keamanan untuk pertandingan 4 Januari (jadwal sebelumnya), karena bertepatan dengan perayaan Tahun Baru. Pihak Polresta Tangerang memfokuskan pengamanan pada Operasi lilin selama perayaan Natal dan Tahun Baru.

Away terberat

PSMS segera melakoni laga away ke empat dan ke limanya dalam waktu dekat ini. Lawan yang siap menghadang adalah Persita dan Persikabo. Bisa jadi, dua laga ini merupakan lawatan terberat yang harus dilakoni PSMS musim ini. Ironisnya, ketika laga semakin berat, di saat itu tim Ayam Kinantan terbang ke sana dengan membopong beragam problem.

Masalah terbesar tentu saja cedera pemain. Tak mau ambil risiko, Suimin Diharja nakhoda tim rela meninggalkan Edu Juanda dan Osas Saha. Hanya 18 pemain yang dibawa karena dianggap paling siap tempur.

Tentu saja ini akan sangat berat. Tampil full team saja, PSMS masih sulit bersaing dengan kontestan divisi utama lainnya, tak terkecuali jika pertandingan itu berlangsung di Stadion Teladan Medan, yang merupakan markas tim Ayam Kinantan.

Banyak hal yang menyebabkan kondisi seperti ini dapat terjadi. Tapi yang pasti, sebagian besar pemain merasa jika sejumlah pengurus PSMS hanya mencari popularitas tanpa sedikitpun berniat menjadi pembina yang baik dengan cara memberikan perhatian terhadap segala kebutuhan tim.
Masalah semakin kompleks ketika sejumlah pemain yang menjadi bagian tim justru merupakan hasil rekomdasi sejumlah pengurus tanpa memperhatikan potensi yang dimiliki pemain yang bersangkutan.

Hasilnya, jangankan untuk menampilkan permainan indah yang enak ditonton, untuk bisa memetik poin sempurna saja pun, Affan Lubis dkk kerap kewalahan. Beruntung, dengan segala keterbatasan tadi, PSMS memiliki seorang pelatih yang mampu memotivasi pemainnya untuk selalu tampil maksimal. Terbukti, dari tujuh laga yang telah dilakoni, Affan Lubis dkk berhasil mengumpulkan poin 12, hasil dari tujuh laga yang telah dilakoni dengan hanya sekali menderita kekalahan.

Dengan hasil itu, praktis PSMS masih memiliki peluang untuk tampil sebagai juara paruh musim. Pasalnya, sang pemimpin klasemen sementara Persipasi Bekasi yang telah memainkan 10 laga baru mendulang poin 18.

Hanya saja, tak akan mudah bagi anak asuh Suimin Diharja untuk menggeser posisi Persipasi karena lawan yang telah ada di depan mata, Persita Tangerang dan Persikabo justru memiliki materi pemain yang lebih merata.

Tak ingin kalah sebelum bertanding, Suimin Diharja, pelatih PSMS terus melakukan berbagai upaya untuk mendongkrak penampilan anak asuhnya.
Terlebih, di saat menjamu PSMS nanti Persita tak akan bertanding di hadapan para pendukungnya, terkait sanksi yang dijatuhkan PSSI kepada klub berjuluk Pendekar Cisadane itu.

“Saya ingin membawa poin dari lawatan ke Tangerang dan Bogor. Minimal dua angka dan maksimal empat angka,” kata Suimin.
Ya, dalam sketsa orat-oretnya, Suimin terlilhat yakin jika timnya dapat mencuri poin dari Persita. Dasar optimisme Suimin tadi tak terlepas dari evaluasi yang dilakukan pihaknya, saat Persita bertandang ke kandang PSDS Deli Serdang, beberapa waktu yang lalu.

Menurutnya, meskipun pada laga tersebut Persita mampu mempermalukan PSDS dihadapan pendukungnya sendiri, namun Suimin melihat ada beberapa celah yang bisa dimafaatkan Affan Lubis dkk. Jadi, tak ada yang tak mungkin, sebelum wasit meniup pluit panjang tanda pertandingan berakhir

Berkat gol salto Saha

Tuan rumah PSMS Medan hanya mampu menang 1-0 saat menjamu PSDS Deli Serdang dalam lanjutan Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010 di Stadion Teladan Medan, Kamis.

Satu-satunya gol kemenangan Ayam Kinantan itu diciptakan oleh striker Osas M Saha di menit 16. Gol Saha tersebut terbilang indah karena dihasilkan dengan tendangan salto yang gagal dihalau penjaga gawang PSDS, Oki.

Setelah gol Saha itu, PSMS nyaris memperbesar kemenangan. Sayangnya, tendangan bebas M Affan Lubis masih membentur mistar gawang setelah sebelumnya menaklukkan Oki yang sudah mati langkah.

Begitupun di babak kedua ketika peluang demi peluang gagal dimaksimalkan Jecky Pasarella , Nyeck Nyobe dan Saha. Bahkan lini tengah PSMS terlihat lesu darah akibat absennya playmaker Edu Juanda.

PSDS sendiri nyaris menyamakan skor andai saja sepakan Ari Yuganda tidak melenceng ke sisi kiri gawang Soni Gunawan dalam duel satu lawan satu. Tim asuhan Suimin Dihardja malah nyaris dipermalukan di hadapan publiknya sendiri, namun dua peluang emas PSDS masih jauh dari sasaran.

Alhasil, ribuan penonton yang menyaksikan pertandingan kecewa atas suguhan permainan Jecky Pasarella cs. Kendati mengecewakan pendukung fanatiknya, anak-anak PSMS masih bisa tersenyum lebar setelah memastikan tiga poin sekaligus menutup tahun 2009 dengan kemenangan.

Usai pertandingan, Manajer PSMS Drs Hendra DS mengakui timnya bermain bak lesu darah. ”Karena itu, manajemen akan melakukan pembenahan khususnya memasuki putaran kedua nanti,” tutur Hendra

Saha heran tidak berangkat

Legiun asing PSMS Medan, Ikpepua Osas Marvellous Saha, mempertanyakan dirinya tidak diikutsertakan dalam dua laga away PSMS Medan di Tangerang dan Bogor.

Menurut Saha di Medan, Minggu, alasan tidak diikutkannya dirinya oleh pelatih Suimin Dihardja dikarenakan masih cedera. Namun pemain kelahiran Nigeria 23 Oktober 1986 itu mengaku sudah bisa bermain.

Pencipta gol semata wayang PSMS itu dari laga derbi melawan PSDS Deli Serdang di Stadion Teladan Medan ini mengaku benar-benar kecewa. Dikatakan, dirinya digaji untuk membela PSMS dan tekadnya membawa skuad Ayam Kinantan kembali ke pentas Liga Super Indonesia tahun depan.

Seperti yang diinformasikan pelatih Suimin sendiri mengaku telah berkonsultasi dengan tim kesehatan PSMS, dalam hal ini dr Rory Pane, sebelum mengambil keputusan. Oleh dr Rory, dikatakan cedera Saha belum pulih benar.

“Memang tanpa Saha di depan sangat riskan bagi PSMS untuk meraih hasil maksimal di setiap pertandingannya. Jadi sangat disesalkan kalau dia tidak dibawa ke Tangerang dan Bogor,” sebut pemerhati PSMS, Muhammad Arif SE.

Arif menambahkan, Saha memiliki naluri mencetak gol cukup tinggi dan ini tidak dimiliki para penyerang PSMS lainnya, termasuk Nyeck Nyobe. Arif pun mengusulkan Saha hendaknya diberangkatkan sebelum laga kontra Persikabo Bogor mengingat sudah tidak mungkin dirinya tampil menghadapi Persita.

Sementara itu, Manajer Tim Drs Hendra DS didampingi Drs Benny Tomasoa menyatakan siap menerbangkan Saha ke Bogor kalau memang itu menjadi kebutuhan tim. "Kalau memang kehadiran Saha sebagai kebutuhan tim, manajemen siap memberangkatkannya namun ini perlu dibicarakan lebih dalam dengan pelatih maupun tim kesehatan," terang Benny

Kejar 18

PSMS sukses membekap tamunya PSDS Deli Serdang dengan skor 1-0 dalam lanjutan kompetisi Divisi Utama PSSI yang berlangsung di Stadion Teladan Medan, Kamis (31/12) lalu. Sayangnya, meski menang namun penampilan tim besutan Suimin Diharja mendapat banyak sorotan terkait buruknya performa tim sepanjang 2X45 menit.

Terlepas dari itu semua, tapi target meraih poin penuh atas PSDS guna memuluskan langkah untuk mengumpulkan 18 angka di putaran pertama telah terwujud.

Dengan kemenangan itu, praktis PSMS yang telah mengumpulkan 12 angka dari tiga kali menang, tiga kali draw dan sekali kalah. Artinya, PSMS hanya membutuhkan dua kemenangan dari tiga laga tersisa putaran pertama agar target tak meleset.
Pertanyannya, dapatkah PSMS mengumpulkan enam angka dari tiga pertandingan sisa tadi?

Berat memang, terlebih lawan-lawan yang akan tak dapat dipandang sebelah mata. Lihat saja, Persita yang akan dihadapi pada 4 Januari mendatang.

Meski baru memainkan lima laga, namun tim asal Kota Tengerang ini mampu menempati peringkat ketiga atau dua tingkat di atas PSMS yang menempati peringkat kelima.

Selain Persita, Persikabo Bogor pun dapat mengubur mimpi PSMS untuk mengumpulkan poin 18. Pasalnya, Persikabo yang akan menjamu tim Ayam Kinantan pada 8 Januari mendatang, selalu meraih poin sempurna jika tampil di hadapan pendukungnya sendiri.
Laga terakhir PSMS di putaran pertama adalah saat menjamu Semen Padang di Stadion Teladan Medan pada 12 Januari nanti. Meski sang lawan menempati peringkat kedua, namun laga ini merupakan ajang paling realistis bagi Affan Lubis dkk untuk memetik poin sempurna.

Soalnya, jika melihat rekor head to head antara PSMS kontra Semen Padang selama ini, tim Ayam Kinantan selalu tampil perkasa.
Jika semua perkiraan tadi tak meleset, maka poin maksimal yang akan dikumpulkan PSMS pada putaran pertama adalah 16, atau kurang tiga angka dari target yang telah diapungkan.

Setuju atau tidak, namun hasil yang dicapai Affan Lubis dkk merupakan sebuah gambaran betapa comang-campingnya kekuatan PSMS musim ini, selain disebabkan materi pemain yang tidak merata, juga karena banyaknya pemain pilar yang cedera.
Ini bisa dilihat dari penampilan ala kadar yang diperlihatkan Affan Lubis dkk saat menjamu PSDS kemarin.

Pada pertandingan itu, meski mendapat dukungan penuh dari penonton namun PSMS justru tampil melempem. Bahkan jika mau jujur, sesungguhnya penampilan PSDS lebih menjanjikan dibanding PSMS yang tampil tanpa pola permainan yang jelas.
Beruntung, ketika PSDS belum menemukan penampilan terbaiknya, justru pada menit ke-16 melalui aksi bycicle kick yang dilakukan Osas Saha gawang PSDS yang dikawal Oki Rengga bobol.

Usai gol itu, Traktor Kuning-julukan PSDS mencoba bangkit untuk mengejar ketertinggalnnya. Beberapa kali pertahanan PSMS dibuat kalang kabut. Beruntung masih bisa diamankan.

Di babak kedua, PSDS tercatat menciptakan lebih banyak peluang. Pendukung tuan rumah terpaksa menahan nafas ketika pergerakan striker PSDS, Imam Faisal sering merepotkan Slamet Riyadi dkk. Tercatat, PSDS punya enam peluang bagus sepanjang babak pertama.
“Yang penting kita bisa meraih tiga angka. Urusan main, itu urusan nanti masih ada waktu untuk memperbaikinya,” kata Benny Tomasoa, asisten manejer tim PSMS.

Sementara itu Nasib Iwan, asisten pelatih PSDS mengatakan bahwa kekalahan timnya disebabkan timnya kurang beruntung.
“Anak-anak main cukup baik. Sama saat melawan Persita. Tapi, hasilnya kita tetap kalah kita,” sesal Nasib Iwan.

SMeCK Dilarang Kumpulkan Koin

ANEH, pihak kepolisian melarang aksi penggalangan dana yang digelar oleh barisan Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) Hooligan, saat berlangsung pertandingan antara PSMS kontra PSDS, Kamis (31/12) lalu.
Agenda penggelangan dana yang telah lama direncanakan itu akhirnya urung digelar karena larangan pihak kepolisian, yang bertugas menjaga keamanan di Stadion Teladan saat pertandingan berlangsung.

Dalam aksinya, SMeCK mencoba mengumpukan dana untuk membantu PSMS keluar dari krisisfinansial. Padahal, aksi penggalangan dana itu hanya meniru hal yang telah dilakukan masyarakat Indonesia dengan mengumpulkan koin untuk Prita Mulyasari, terdakwa yang dituduh mencemarkan nama baik sebuah rumah sakit di Tangerang.

Terlebih pihak kepolisian melarang aksi penggalangan dana itu dengan alasan yang kurang begitu jelas. Yakni harus ada izin terlebih dahulu, kalau tidak maka aksi penggalangan dana itu dianggap pungutan liar alias pungli!

“Entah siapa dalang di balik aksi larangan penggalangan dana yang kami lakukan ini. Yang jelas kami tidak terima sikap polisi yang melarang kami menggalang koin untuk PSMS,” beber Nata Simangunsong pentolan SMeCK.

Beruntung hal itu tidak sampai mengakibatkan kericuhan. Walaupun sempat terjadi adu mulut lebih dari satu jam.
“Kita hanya mencoba menggalang dana untuk PSMS. Karena sebagai pendukung, kami miris melihat nasib pemain PSMS yang tak menerima bonus saat memenangkan pertandingan,” lanjut Nata