Monday, April 12, 2010

PSMS harapkan bantuan APBD

MEDAN - Ambisi menggapai Indonesia Super League menjadi target utama PSMS pada musim 2010/2011 mendatang. Satu hal yang menjadi masalah utama yang kerap menghambat, tak lain adalah kesalahan pengadaan dana.

Membentuk sebuah tim yang kuat membutuhkan dana yang tidak sedikit. Karenanya, PSMS tak memungkiri ketergantungannya Anggaran Pengeluaran dan Belanja Daerah Kota Medan. Dan tampaknya, APBD Kota Medan sangat diharapkan sebagai sumber dana terbesar untuk membiayai kebutuhan tim selama satu musim kompetisi. Terakhir kali PSMS mengandalkan APBD Kota Medan adalah ketika format kompetisi belum berubah seperti sekarang di tahun 2007.

“Kita memang mengandalkan pos terbesar dana itu dari APBD Kota Medan. Sisanya baru kita cari kepada para sponsor. Kita akui memang cukup sulit karena PSMS berlaga di kasta kedua. Tapi akan terus kita upayakan. Termasuk mengharapkan bantuan perorangan dari pengusaha-pengusaha kota Medan yang perduli pada PSMS,” kata sekretaris umum PSMS, Idris, saat dihubungi Waspada Online, malam ini.

Memang, larangan penggunaan APBD kepada klub-klub sepakbola memaksa klub untuk swadaya. Namun hal itu tak pelak juga juga membunuh klub-klub kecil. Tak sedikit klub yang akhirnya batal ikut kompetisi karena tidak punya dana yang cukup. Ini membuktikan klub-klub Indonesia belum siap untuk pengelolaan secara swasta.

Masalah finansial juga dirasakan PSMS pada musim ini. Ditinggalkan Sihar, PSMS kelimpungan dalam pendanaan. Tak satupun sponsor besar yang mau melirik PSMS. Jika pun ada, hanya sebatas memberikan kebutuhan berupa seragam dan sepatu. Dana yang terbatas membuat Ayam Kinantan tak leluasa mengontrak pemain yang diinginkan. Alhasil PSMS hanya dihuni pemain-pemain seadanya. Target ke ISL pun kembali menjadi mimpi, bahkan harus berjuang menghindari degradasi.

Di pertengahan musim, melalui KONI Medan, PSMS sempat punya harapan dengan cairnya APBD sebesar enam miliar. Namun hingga berakhirnya kompetisi, dana tersebut belum sepeserpun masuk ke kas PSMS. “Kita memang masih menunggu. Katanya pencairannya (APBD - red) dalam bulan ini. Kita sangat membutuhkannya untuk persiapan menghadapi musim depan,” kata Idris.

Idris mengakui untuk pembiayaan PSMS menuju ISL tidak sedikit. Apalagi PSMS punya hasrat untuk mendatangkan kembali mantan bintangnya yang kini berlaga di ISL. “Sedikitnya kita butuh sepuluh milyar untuk memenuhi kebutuhan selama satu musim. Termasuk mengontrak pemain,” tambahnya.

Untuk itu Idris juga mengharapkan perhatian dari Gubsu, Syamsul Arifin untuk turut perduli terhadap PSMS. “PSMS bukan hanya milik kota Medan, tetapi juga kebanggaan Sumut. Saya harapkan Gubsu mau memberikan kontribusinya untuk PSMS,” tambah Idris

Dituntut Profesional

MEDAN-Kabar Pengurus PSMS untuk merekrut punggawa sebelumnya untuk memperkuat PSMS menuju Indonesia Super League (ISL) terus mencuat. Kini, tuntutan kepada pengurus dan manajemen untuk profesional pun semakin menguat.

Setidaknya hal ini diungkapkan Sekretaris Umum PSMS Idris SE kepada Sumut Pos. Idris menambahkan, dengan target menembus ISL 2011 Ketua Umum PSMS Drs Dzulmi Eldin mengimbau seluruh pengurus untuk meningkatkan keprofesionalismeannya. Diharapkan hal itu bisa terlaksana secepatnya. “Saya dan Pak Eldin sudah komitmen untuk memulainya. Mulai sekarang semua pembicaraan akan dilakukan secara profesional. Termasuk pembicaraan mengenai pemain,” ucap Idris yang dihubungi melalui telepon, Sabtu (10/4).

Semua itu, lanjutnya, akan sangat bermanfaat dalam proses mendatangkan kembali pemain-pemain Sumatera Utara (Sumut) yang kini berlaga di Indonesia Super League (ISL). Tanpa itu, keinginan untuk mendatangkan Saktiawan Sinaga, Legimin, Mayadi Panggabean (Persik Kediri), Doni Siregar (Persijap Jepara), Wijay (Persebaya), dan lainnya hanya akan menemui jalan buntu.

Hal itu yang terjadi saat perekrutan pemain di awal musim kompetisi Divisi Utama 2009/2010 lalu. Beberapa pengurus hanya mengharapkan semangat fanatisme kedaerahaan dari seluruh pemain. Namun, semangat tersebut tidak diikuti dengan penghargaan yang wajar. Doni Siregar misalnya hanya ditawari kontrak senilai Rp100 juta. Sementara saat ini Doni membela Persijap Jepara dengan kontrak Rp350-400 juta.
“Saya memang prihatin dengan peristiwa tersebut. Tapi semua itu tidak akan terjadi lagi karena PSMS sudah memiliki manajemen yang baru. Memang kita juga mengharapkan semangat fanatisme dari seluruh pemain dan untuk itu kita akan membuka pembicaraan mengenai gaji dan biaya pemain. Kita tidak akan mengecewakan mereka,” beber Idris.

Untuk itu Idris melalui pengurus lainnya dikabarkan sudah melakukan komunikasi dengan sembilan mantan pemain PSMS. Meskipun sejauh ini pembicaraan yang dilakukan hanya sebatas silaturahmi. “Ya kita juga menjaga status mereka dengan tim saat ini. Jadi hanya say hello saja, belum ada tawaran apa pun hingga akhir kompetisi ISL,” jelas Idris.

Menariknya, beberapa pemain yang diklaim telah dihubungi malah membantah hal tersebut. Setidaknya hal ini diungkapkan Saktiawan Sinaga. “Kita kan masih kompetisi dan kontrak saya dengan Persik baru berakhir Agustus. Dan, saya pribadi juga belum ada dapat kontak dari pengurus,” ucap Saktiawan Sinaga.

Menurut informasi yang didapat Sumut Pos, dari nama-nama di atas baru Wijay yang telah dihubungi. “Sebagai putra daerah kita sangat senang bisa kembali memperkuat PSMS apalagi ini targetnya ke ISL. Itu yang kita harapkan selain pendekatan pengurus dengan pemain yang harus bisa professional juga lah,” tutur Doni Siregar yang dihubungi terpisah.

Pun dengan Saktiawan, dirinya setuju dengan apa yang dikatakan Doni. Setidaknya, PSMS lah yang membesarkan nama mereka. “Kita juga tidak akan memperhitungkan biaya lah,” pungkas Saktiawan Sinaga. (jul)

Kebun Bunga Tunggu Pasir

Meskipun belum terlihat geliat pembangunan, perbaikan Stadion Kebun Bunga Medan sedang berjalan. Demikian disampaikan Sekretaris Umum Idris SE yang dihubungi melalui telepon, Sabtu (10/4).

“Renovasi sedang dalam proses. Kita tunggu pencarian pasir yang sesuai untuk membuat Stadion Kebun Bunga ini jadi lebih lembut. Menurut orang ahli, pasir itu bisa dibilang jarang. Ini lah sedang dicari,” ucap Idris.

Menurut Idris, komposisi tanah didukung dengan iklim Kota Medan yang panas membuat Stadion Kebun Bunga menjadi demikian keras. Hal tersebut jelas mengganggu dalam proses latihan skuad PSMS. Untuk itu pengurus menilai sangat penting melakukan renovasi untuk meningkatkan kualitas latihan.

Perombakan sendiri lanjutnya akan dimulai dari struktur dasar dengan membuat timbunan dengan materi pasir khusus tadi. Dengan demikian lapangan akan menjadi lebih lembut dan nyaman digunakan untuk menggelar latihan.

“Memang tidak mudah ya dan pastinya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tapi ini akan coba kita atasi dengan menjalin hubungan dengan beberapa pihak maupun instansi. Kita sangat berharap semua pihak dapat terlibat dalam renovasi ini demi kemajuan PSMS di masa yang akan datang,” jelasnya.

Seperti yang disampaikan Idris, sejauh ini baru satu orang yang sudah menyampaikan komitmennya untuk mendukung renovasi Stadion Kebun Bunga. Adapun sumbangan dari rang yang tidak ingin disebut namanya itu adalah satu truk pasir timbun. “Kita tidak berharap yang terlalu besar, hanya sumbangan materi saja. Pengerjaannya akan ditanggung pengurus dan manajemen,” pungkas Idris