Tuesday, July 7, 2009

Leonardo Martins Dinelli ‘Zada’, Pemain PSMS Medan

Faktor Nonteknis di Indonesia di Luar Kewajaran

Atmosfer sepak bola nasional menyisakan banyak catatan yang mendesak dibenahi. Salah satunya, tingginya faktor nonteknis yang menuai kontroversi. Leonardo Martins Dinelli ‘Zada’ menjadikan hal itu sebagai pengalaman.
ZADA tak banyak bicara ketika PSMS Medan selesai mencoba lapangan sehari sebelum bertanding melawan Persebaya dalam playoff 30 Juni lalu. Dia tidak ngambek, kecewa, atau melakukan aksi protes. Tapi, dia hanya berbicara seperlunya kepada rekan-rekannya di tim. Dia memang tidak terlalu lancar berbahasa Indonesia.

Kalaupun mengobrol, itu hanya pada Esteban Javier Guillen Tejera. Dengan Esteban, mantan pemain Alajuelense Kosta Rika tersebut berbicara dalam bahasa Portugal. Itu wajar. Sebab, musim kompetisi 2008/2009 kali ini merupakan musim pertama Zada.

Meski kiprahnya belum genap setahun, dia mulai memancarkan daya magnet. Beberapa tim ISL santer dikabarkan meminatinya. Di antaranya, Persela Lamongan dan Pelita Jaya.

Selama bergabung dengan PSMS, Zada memang menjadi roh permainan Ayam Kinantan (julukan PSMS). Dia menyatakan senang bisa menjadi bagian dari PSMS. Sebab, dia sudah beradaptasi dengan ciri permainan tim asal Sumatera Utara itu.

Dia memang baru semusim menikmati atmosfer kompetisi di Indonesia. Tapi, dia banyak belajar tentang rimba sepak bola nasional. Salah satunya, faktor nonteknis di luar kewajaran yang terjadi di kancah sepak bola nasional. ‘’Semua bisa menilai dan melihat bagaimana kejadian nonteknis dalam sepak bola di sini,’’ ujarnya.

Zada menyatakan belum pernah menemui hal serupa sepanjang karirnya. Padahal, pria 32 tahun itu bisa dikatakan banyak makan asam garam di dunia sepak bola profesional. Di antaranya, bermain untuk Alajuelense (Kosta Rika) serta Vasco da Gama dan Fluminense (Brazil).

Namun, hal tersebut tidak membuat Zada antipati. Dia kerasan bermain di Indonesia. Menurut dia, sepak bola di negeri ini cukup prospektif. Dia berharap agar semua masih bisa diperbaiki. ‘’Saya harap PSSI maupun BLI bisa memperbaiki penyelenggaraan liga di Indonesia,’’ katanya.
Jika penyelenggaraan kompetisi sepak bola di Indonesia bisa lebih baik, dia yakin, prestasi Indonesia di kancah internasional akan terus meningkat

Pengurus Tunggu LPj Sihar

MEDAN- Kelangsungan PSMS di kancah sepak bola Nasional masih tertunda. Pasalnya, setelah degradasi ke Divisi Utama musim depan, pihak yang terkait seakan mengunci mulut dan belum ada tindakan taktis dari pengurus.
Apalagi setelah pihak manajemen PSMS musim lalu, PT Togos Gopas, membubarkan skuad PSMS. Karena itu, pengurus PSMS berusaha cepat mengantisipasi segala hal yang tidak diingankan. Sayangnya, Sihar Sitorus dati PT Togos Gopas sebagai manajemen PSMS, belum juga melaporkan pertanggungjawaban kepengelolaan selama satu musim. Demikian diutarakan Hardi Mulyono selaku Ketua Bidang Organisasi PSMS Minggu (5/7) kemarin.
“Masalah kapan mau diserahkan mandat, kita sampai saat ini sedang menunggu hal itu dari manejemen saat ini. Kita mau pertanyakan apa saja masalah satu musim sehingga akhirnya sampai degradasi,” beber Hardi.

Memang sejauh ini belum ada tanda-tanda bakal terjadi pertemuan antara pengurus dan manajemen. Pihak manejemen juga belum dapat memastikan pertemuan itu.

Sementara itu, agenda terdekat pengurus saat ini adalah menggelar Musda pemilihan ketua umum PSMS baru. Satu musim menjalani kompetisi, PSMS tanpa ketua. Oleh karena itu, hal satu ini tak boleh ditunda-tunda lagi.
“Jadwal Musda sudah dipastikan akan digelar 18 Juli bertempat di Hotel Dharma Deli. Kalau yang satu ini memang sudah dipastikan. Tapi kalau menyoal mandat, kami masih menunggu manajemen,” lanjut Hardi.
Di samping itu, Hardi Mulyono juga menyatakan akan segera merenovasi Stadion Teladan. Walau sudah turun kasta, renovasi Teladan tetap akan digelar. Saat ini sudah proses tender dan ditarget selesai tahun ini.

“Main di Divisi Utama, sebenarnya tak masalah dengan kondisi stadion teladan saat ini. Tapi kita tetap akan menggelar renovasi. Karena kita target kembali ke Indonesia Super League (ISL) musim berikutnya. Target harus selesai dalam tahun ini juga,” kata Hardi