Friday, November 18, 2011

Inkonsistensi PSMS Masih Berlanjut

Elit internal PSMS Medan kembali menunjukkan inkonsistensinya dalam memutuskan di mana, klub yang berdiri 1950 itu berlaga. Pasalnya, tiket yang digenggam dari PSSI untuk berlaga di Indonesian Premier League (IPL) dalam masih belum cukup memuaskan pengurus PSMS.

Itu bisa terlihat dari kehadiran wakil PSMS di rapat pertemuan klub divisi utama yang digelar PT Liga Indonesia di Novotel, Surabaya, Rabu (16/11). Kubu PSMS melalui calon Chief Executif Ofiicer (CEO), Idris, sempat membantah kehadirannya di Surabay dengan menampakkan diri melihat uji coba PSMS Medan melawan PSMS U-21.

Idris memang disorot akan berangkat ke pertemuan PT Liga, lantaran dia adalah sosok yang belum sepenuhnya sepakat soal kerja sama dengan pihak konsorsium, terlebih dana yang dijanjikan konsorsium belum juga turun.

Namun, kepastian ikutnya PSMS ke Surabaya terkuak dari daftar absensi klub yang ikut menghadiri rapat tersebut. Nama PSMS dinyatakan hadir yang diwakili oleh Zulkifli. Pria ini sendiri bukanlah pengurus atau manajemen PSMS. Namun belakangan, pria ini aktif sebagai panitia turnamen sepakbola klub PSMS memperebutkan Rahudman Harahap Cup yang digelar di Kebun Bunga. Dia kemudian sangat dekat dengan Idris.

Zulkifli, yang dikonfirmasi melalui telepon selularnya sempat terkejut soal kabar dia sampai ke Surabaya diketahui media Medan. "Siapa yang bilang saya ke sana (Surabaya)," ujarnya.

Tapi, begitu disebut namanya jelas tercantum di absensi klub peserta rapat, Zulkilfli mulai terdengar bingung menjawab pertanyaan. "Nantilah itu ya, saya lagi bersama teman ini," ungkapnya dan langsung mematikan telepon.

Kondisi ini semakin memperjelas inkosistennya PSMS. Dan pertemuan klub Indonesian Super League (ISL) yang diagendakan besok (Jumat, 18 Nopember), diduga PSMS juga bakal ikut pertemuan.

Alhasil, PSMS menjadi klub yang ikut tiga pertemuan, divisi utama, IPL dan bakal ikut ISL. Ini sesuai komentar Idris sebelumnya. "PSMS ikut IPL itu iya, tapi kita kan mau cari yang safety, konsorsium saja belum jelas dananya. Kalau ISL kan sponsor kita sudah jelas, ada tiga yang mau mendanai kita kalau ikut ISL," tukasnya. (Randy Hutagaol/Tribun Medan)

PSMS Medan "Sinyal Pendepakan Duo Asing"

Pelatih kepala PSMS Medan, Raja Isa sangat jeli mengevaluasi kedalaman skuadnya. Ia pun mengisyaratkan sinyal pendepakan. Tak mengejutkan, pelatih berkebangsaan Malaysia itu menunjuk duo gelandang anyar itu. Orlando de Mello Juninho dan Na Byung Yul.

"Sepakbola mengharuskan anda bermain secara tim. Ada dua kemungkinan jika anda memiliki kualitas tinggi skill individual. Melengkapi kelemahan rekan dalam mewujudkan kemenangan dalam kebersamaan atau merusak ritme permainan karena cenderung ego. Juninho melakukan yang terakhir saya sebut. Sepakbola bicara sebelas pemain dalam mewujud satu visi bersama," ujarnya tersenyum.

Eks pelatih Persipura ini mengakui Orlando Juninho memiliki level teknik di atas rekan-rekannya. Namun, dari kacamata pengalamannya melatih, ia mendapati Juninho telah absen berlatih selama lebih dari tiga bulan lamanya.

"Jadwal tanding tak kurang dari sepuluh hari. Juninho membutuhkan masa recovery (pemulihan) lebih dari masa itu. Saya tak berani ambil resiko untuk memainkannya di tengah waktu yang mepet. Sementara pemain-pemain lainnya saya nilai sudah memiliki komunikasi dan koordinasi yang cermat. Saya tak nak merusak fondasi ini," katanya. (Randy Hutagaol/Tribun Medan)

Di mana kaki PSMS berpijak?

MEDAN - PSMS Medan semakin abu-abu menentukan sikapnya memilih opsi-opsi yang ditawarkan untuk kompetisi musim mendatang. Setelah berada di antara Indonesian Premier League (IPL) dan Indonesian Super League (ISL), kini malah ada opsi ketiga. Tak lain kompetisi Divisi Utama yang notabene kompetisi level kedua.

Betapa tidak, pada rapat pertemuan klub Divisi Utama yang digelar PT Liga Indonesia di Novotel Surabaya Rabu kemarin, PSMS ikut mengirim perwakilannya. Bukan Idris ataupun pelaksana teknis lainnya, namun dalam daftar absensi kehadiran terdapat nama Zulkifli sebagai wakil PSMS.

Yang bersangkutan tidak termasuk ke dalam pengurus ataupun manajemen PSMS. Namun belakangan ia aktif sebagai panitia turnamen sepakbola klub PSMS memperebutkan Rahudman Harahap Cup di Stadion Kebun Bunga.

Saat dikonfirmasi, Zulkifli awalnya membantah kehadirannya di Surabaya. "Siapa yang bilang saya ke sana (Surabaya-red)?" katanya.

Namun saat ditodong pertanyaan soal absensi rapat yang terdapat namanya, Zulkilfli terkesan kebingungan menjawab. "Nantilah itu ya, saya lagi bersama teman ini," ujarnya langsung mematikan telepon.

Artinya, kehadiran PSMS ini terkesan dirahasiakan dan tak ayal menciptakan kebingungan. Selama ini PSMS digembar-gemborkan akan berkiprah di kompetisi level teratas seperti IPL atau ISL. Namun juga ikut hadir dalam pertemuan klub Divisi Utama sebagai kompetisi kasta kedua.

Padahal Idris mengatakan PSMS tak mungkin bermain di Divisi Utama karena mendapat jatah ISL sebagai salah satu tim terbaik di Delapan besar Divisi Utama musim lalu. “Kita kan salah satu tim terbaik. Jadi bukan dikasih-kasih,” kata Idris belum lama ini.

Sikap plin-plan PSMS juga terlihat dengan rencana hadir pada pertemuan antarklub peserta ISL yang juga digelar PT Liga Indonesia, Jumat ini. PSMS sebelumnya juga mengutus wakilnya pada pertemuan klub peserta IPL.

"PSMS ikut IPL itu iya, tapi kita kan mau cari yang safe. Kalau ISL kan sponsor sudah jelas, ada tiga yang mau mendanai kita nantinya," ujar Idris yang digadang-gadang sebagai calon CEO itu.

Pemain PSMS Terkapar Tanpa Medis

Masalah demi masalah masih menyelimuti PSMS Medan. Selain CEO yang belum kelar, kini PSMS disibukkan dengan ketiadaan tim medis. Pada uji coba kontra PSMS U-21 Rabu (16/11) di Stadion Teladan, sejumlah pemain yang masih seleksi terkapar di lapangan dan tak diberi pertolongan medis.

Tragis. Padahal kompetisi belum bergulir, sementara para pemain sudah mengalami rentetan cedera. Meski tak masuk kategori parah, namun cedera pemain bisa jadi duri dalam daging.

Saat uji coba itu tercatat ada beberapa pemain yang harus keluar lapangan. Wawan Widiantoro misalnya. Ia sempat dilanggar di kotak penalti lawan. Ironisnya Pihak PSMS hanya memberikan penanganan medis ‘asal jadi’ dari petugas perlengkapan tim.

Akhirnya, dia (Wawan, Red) harus ditarik keluar dan digantikan Denny Rumba di babak kedua. Memang apes, bukannya mendapat pengobatan, nyeri di pergelangan kaki kirinya juga tanpa mendapatkan perawatan medis apapun.

Bukan hanya Wawan, rentetan benturan dan tabrakan yang terjadi di lapangan banyak terjadi. Seperti yang dialami gelandang Korea Na Byung Yul, Jecky Pasarela dan Ahmad Kurniawan, juga tanpa perawatan. Na Byung Yul di babak pertama harus keluar digantikan Alamsyah. Alamsyah juga harus kembali keluar karena nyeri di kaki setelah berbenturan dan diganti Ari Priyatna.

Menanggapi masalah serius ini, pria yang mengaku CEO dan berseliweran di PSMS, Idris menjawab enteng saja seperti memudahkan masalah yang cukup vital ini. Padahal PSMS sudah menggelar persiapan selama sembilan pekan, tapi tim medis belum ditentukan.

“Namanya dr Raja, bekerja di Puskemas Titi Papan. Besok (Hari ini, Red) dokter sudah ada. Sedangkan masseur tim akan ditangani Kholid (Masseur PSMS musim lalu),” jelasnya, Rabu (16/11).

Idris dengan sekenanya menyebut nama, padahal penugasan dokter tim harus melewati penugasan tim dokter PSMS yang harus dibicarakan sebelumnya. (saz/sumutpos)