Tuesday, January 25, 2011

PSMS bakal tambah pemain

MEDAN –Meski bursa transfer putaran kedua belum lagi dibuka, PSMS sudah mulai mewacanakan untuk menambah pemain.

Hal itu disampaikan Asisten Manajer PSMS, Benny Tomasoa. Menurutnya PSMS tengah mengincar seorang gelandang untuk memperkuat skuad. Meskipun Benny enggan menyebutkan nama pemain tersebut. “Ada satu pemain. Tapi siapa namanya tidak usah disebutkan dulu lah, nanti saja. Kompetisi masih berjalan, tunggu sampai jeda nanti,” kata Benny kepada Waspada Online, hari ini.

Kabarnya saat itu sang pemain tengah merumput di kompetisi Liga Super Indonesia. Pemain tersebut juga kelahiran Medan. “Orang Medan, tapi dia sekarang main di luar untuk tim liga super. Pembicaraan sudah dilakukan, dia menyatakan mempertimbangkannya dan mengaku senang bisa dipercaya membela PSMS,” sebutnya lagi.

Namun mengapa PSMS berniat merekrut gelandang? Padahal pos striker sangat minim pemain. Saat ini PSMS hanya memiliki empat striker. Gaston Castano dan Kurniawan merupakan pilihan terbatas yang dimiliki pelatih. Dua lainnya, Rinaldo dan Mahadi dinilai minim pengalaman. Hal itu menyebabkan Gaston dan Kurniawan kerap dipaksakan main meski terkadang tampil tidak optimal.

“Kami tahu itu. Tapi yang jelas, penambahan pemain itu nanti dilakukan berdasarkan kebutuhan tim yang sesuai dengan harapan pelatih (Suharto). Pemain tengah itu salah satu diantaranya saja,” sebut Benny.

Suharto yang dikonfirmasi terkait hal tersebut tidak membantahnya. Tapi menurutnya, hal tersebut masih sebatas wacana. Yang terpenting baginya saat ini adalah mempersiapkan tim menjelang laga menghadapi PSLS Lhokseumawe Selasa (25/1) mendatang. “Yang paling penting itu bagaimana meraih hasil maksimal menghadapi PSLS Lhokseumawe. Saya yakin bisa, asal pemain sungguh-sungguh,” tandasnya.

PSMS andalkan senjata alternatif

MEDAN - Lawatan ke Bireuen pecan lalu, PSMS Medan gagal membawa pulang tiga poin. Kurniawan Dwi Yulianto cs harus puas berbagi angka satu dengan PSSB dalam laga tanpa gol tersebut. Kini PSLS Lhoukseumauwe yang dijadikan target poin penuh pertama PSMS di laga tandang Divisi Utama Liga Indonesia 2010//2011.

Namun laga di Stadion Nusa Bangsa ini diprediksi akan sulit. Meski merupakan debutan musim ini, PSLS mampu bersaing dan sempat menembus zona empat besar. Meskipun posisinya kini melorot di peringkat enam usai imbang 2-2 atas Pro Titan di laga sebelumnya.

Begitupun, optimisme tinggi tetap diusung The Killer. Arsitek tim Suharto siap memimpin anak asuhnya untuk bermain maksimal. “Tentunya tim siap tampil maksimal. Kondisi pemain dalam keadaan baik. Tidak ada yang cedera. Jadi kami berharap harapan bisa meraih poin maksimal bisa diraih,” kata Suharto tadi malam.

Pelatih yang sejak menangani PSMS gemar mencoba wajah baru ini kemungkinan akan kembali melakukan inovasi baru. Saat menghadapi PSSB, Suharto menurunkan striker muda Mahadi Rais menggantikan Kurniawan yang tampil kurang maksimal. Hasilnya, Mahadi tampil cukup baik dan nyaris mencetak gol.

Mahadi akan termasuk sebagai salah satu senjata alternatif jika lini depan PSMS yang akan diisi duet Gaston Castano-Kurniawan tak mampu memecah kebuntuan. Satu lagi striker yang bisa menjadi senjata alternatif adalah Rinaldo.

Yang perlu dicatat, Rinaldo merupakan pemain yang turut andil mengantarkan PSLS promosi dari Divisi I musim lalu. Duel ini tentu akan menjadi reuni pertamanya sejak hijrah ke PSMS. Striker yang punya akselerasi cepat ini kemungkinan besar diturunkan di babak kedua.

“Kalau diturunkan tentu saya akan berusaha tampil maksimal. Harus profesional ya mencetak gol,” tukas Rinaldo saat dikonfirmasi.

Para bomber itu akan didukung barisan tengah yang diisi Jose Sebastian, Affan, Faisal Azmi dan Zulkarnaen. Di belakang, Vagner Luiz akan membentengi gawang Andi Setiawan.

Satu hal yang harus diwaspadai tim yang menghadapi PSMS memiliki motivasi dan semangat berlipat. “Kami meminta pemain untuk tampil sepenuh hati besok,” tegas pemain PSMS era 1980-1990an itu.

Jika PSMS optimis, tuan rumah justru merendah. Didukung penuh publiknya tak membuat tim asuhan Imran Juned ini sesumbar. “Ya, kalau dilihat di atas kertas, PSMS bisa dibilang lebih unggul. Tapi tentunya penonton mengharapkan kami menang dan kami juga akan maksimal,” sebut Imran.

Meski tengah dikabarkan tengah didera masalah finansial, Imran membantahnya dan mengatakan bahwa kondisi itu tak mempengaruhi semangat skuadnya. “Kondisi pemain tak ada masalah, bisa dibilang cukup baik sekarang,” sebut Imran.

Jangan Terbebani Target Tandang

Asisten Manajer PSMS, Benny Tomasoa menegaskan target empat poin yang harus diraih PSMS di tur tandang kedua di Bieruen dan Lhokseumawe. Meski demikian, Benny berharap tim tidak terbebani target tersebut dan tetap bermain baik.

Dari sudut pandang Benny, inilah saatnya Affan Lubis dan kawan-kawan menjaga reputasi PSMS dan harga diri Kota Medan. “Para pemain diminta tetap tampil sebaik mungkin. Kita harus konsen dengan prestise kita sebagai salah satu tim besar. Saya yakin para pemain mempunyai kapabilitas untuk melakukan hal tersebut dan mengembalikan reputasi PSMS,” tegas mantan penjaga gawang PSMS Junior itu.

Dengan kondisi tim saat ini, Benny yakin kalau target tersebut bisa tercapai. “Yang penting jangan terbebani,” sambungnya.

Dua tim yang bakal ditantang merupakan tim yang sulit kandas di kandang sendiri. Hal ini memang jadi batu sandungan tersendiri. Namun target membawa poin harus didapatkan, mengingat peluang PSMS lolos ke babak delapan besar untuk maju ke super liga mulai tertutup karena telah alami empat kekalahan. Tim akan bertolak ke Bieruen dan Lhoeksumawe pada Rabu (19/1) ini menggunakan bus. (ful)

Decky Adrian, tak Sangka Bisa Jadi Kiper Profesional

MEDAN-Dipercaya sebagai penjaga gawang utama Bintang Medan dalam perhelatan Liga Primer Indonesia, tak lantas membuat Decky Ardian Cahyadi berbesar hati.

Meskipun memiliki jam terbang yang terbilang tinggi, namun pria kelahiran Malang, 28 tahun silam itu mengaku tetap akan tampil maksimal untuk semua tim yang dibelanya. Hal itu disampaikan Decky saat dijambangi wartawan, Sabtu (22/1) siang di mess kebun bunga tempat dirinya berdomisili.

Awalnya Decky mengaku, sebelum menjadi penjaga gawang Bintang Medan, Decky pernah dipercaya sebagai penjaga gawang kedua di PSMS setelah Markus Horisson.

Pria dengan tinggi badan 181 cm dan berat badan 76 Kg itu, mengawali karirnya sebagai penjaga gawang di Persema Malang selama dua musim yaitu 2000-2002 di Liga Indonesia.

Selanjutnya Persisas Putera Samarinda 2003, Persebaya Surabaya ,2004, Persiba Balik Papan 2004-2005, Persmin Minahasa 2005, PSMS Medan 2006-2008, Persijap Jepara 2008-2009, dan saat ini Bintang Medan.
Kini ayah dua anak, Javier Alvero (5) dan M. Rafa Alvaro (2) itu tidak ingin bermimpi muluk untuk menjadi penjaga gawang timnas Indonesia. Selain itu menurut Decky, bisa menafkahi sang isteri Endang Brata dan kedua anaknya yang kini tinggal di Malang merupakan kebahagian yang tak ternilai harganya.

Dibalik kesuksesan karirnya, sesungguhnya Decky tak pernah menyangka jika dirinya akan berkarir sebagai seorang penjaga gawang profesional, sebab pria yang mencintai sepakbola sejak SMP kelas I ini sebelumnya adalah pemain bertahan.

Namun, pada sebuah kesempatan Decky tertarik untuk mencoba posisi baru yakni menjadi penjaga gawang. Setelah dicoba, Decky menemukan kepuasan lain yang sulit dilukiskan dnegan kata-kata, hingga akhirnya dirinya memutuskan untuk menekuni karir sebagai seorang penjaga gawang.

Sejak saat itu karir Decky pun terus beranjak, hingga akhirnya bisa seperti sekarang ini. (uma)

Masih Nervous

MEDAN- Bintang Medan sukses mengawali laga perdananya di Liga Primer Indonesia (LPI) dengan kemenangan, setelah menundukkan Aceh United 1-0 (0-0) di Stadion Teladan Medan, kemarin petang (22/1). Tendangan bebas Amin Kamoun di menit ke-31 menjadi satu-satunya gol kemenangan tim asuhan Michael Feichtenbeiner.

Sejak menit awal Bintang Medan tampil menyerang. Duet Yoseph Ostanika dan Cosmin Vance di barisan depan berhasil mengobrak abrik pertahanan Aceh United. Keduanya didukung Syamsul Bahri, Syafari, Fakhruddin dan Rahmat Dwi Adi dari lini kedua. Sementara Amin Kamoun mengomandoi lini belakang bersama Dodi, Rudi Hartono dan Dodi Rahwana.

Tuan rumah membuka peluang lewat kerjasama Yoseph dan Syafari, namun Yoseph terjatuh di kotak penalti dann
tidak digubris wasit. Niko, sapaan akrab Yoseph, lagi-lagi beraksi dengan menerobos kotak penalti lawan sebelum tendangan striker mungil ini diantisipasi Herman Batak yang berdiri di bawah mistar Aceh United.
Kebuntuan akhirnya pecah di menit ke-31. Tendangan bebas tidak langsung bek Tunisia, Amin Kamoun melesak ke sudut kiri gawang lawan tanpa mampu dihalau Herman. Tujuh menit kemudian, Cosmin yang mendapat umpan terobosan dari Niko gagal memaksimalkannya menjadi gol. Begitu juga dengan peluang Fakhruddin yang masih membentur tiang gawang.

Aceh United berusaha bangkit di babak kedua. Lewat duo Yum Dong Jin dan Park Dae Sik asal Korea, tim tamu berusaha menembus pertahanan tuan rumah. Masuknya Zamrony cukup meningkatkan daya dobrak tim, namun serangan berkali-kali kandas di kaki Amin Kamoun dkk.

Peluang terbaik yang dimiliki Aceh United lahir lewat tendangan bebas bek asal Kamerun, Pierre Njanka, yang masih membentur tiang gawang. Sementara Bintang Medan terus mengancam lawan. Tandukan kapten Syamsul Bahri masih mampu diamankan Herman. Begitu juga dengan Cosmin yang berkali-kali mendapatkan peluang di kotak penalti.
“Beberapa pemain tadi masih nervous (grogi), mungkin karena ini pertandingan perdananya. Yang pasti, saya sangat puas dengan kemenangan ini. Tapi ke depannya saya harus menambah beberapa pemain asing untuk memperkuat tim, apalagi kondisi lapangan cukup buruk hingga menyulitkan pemain untuk mengembangkan permainan,” ujar Pelatih Bintang Medan, Michael Feichtenbeiner.

Sementara itu, Pelatih Aceh United, Lionel Charbonnier mengaku kebersamaannya dengan tim yang singkat membuat Pierre Njanka dkk belum memahami betul skema yang dijalankan.
“Saya baru seminggu menangani tim. Kerjasama tim belum terlihat dan anak-anak belum benar-benar paham metode latihan,” tukas Pelatih asal Prancis itu. (uma)