Monday, February 22, 2010

Hendra beri ‘warning’

Manajer tim PSMS Medan Drs Hendra DS memberi warning kepada M Affan Lubis cs dengan sanksi berat, apabila gagal memperlihatkan permainan terbaiknya saat menghadapi Persiraja Banda Aceh di Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya, Selasa (23/2) besok.

"Jangankan pemain, bila pelatih bersama para asistennya tidak bisa membawa PSMS ke tingkat lebih baik tidak tertutup kemungkinan kami akan meninjau kembali keberadaan mereka. Saya tidak mau lagi melihat penampilan PSMS seperti menghadapi PSDS Deli Serdang yang tidak sanggup mencetak gol dari begitu banyak peluang yang dimiliki," kata Hendra saat melepas keberangkatan tim di Bandara Polonia Medan, Minggu.

Menghadapi Persiraja, pengurus PSMS menyatukan visi untuk menyelamatkan Ayam Kinantan dari jurang degradasi. Karenanya, pertemuan kedua tim bersaudara nanti wajib dimenangi Osas Saha dan kawan-kawan.

“Seandainya kita sudah main maksimal tetapi kalah juga, itu bisa dimaklumi. Tapi yang tidak bisa diterima kalau pemain bermain buruk terus menerus, padahal fasilitas dan kebutuhan sudah diupayakan sebaik-baiknya,” sebut Hendra lagi.

Kepada pelatih Kustiono, Hendra pun me minta agar benar-benar menurunkan pemain dalam kondisi prima dan membuat strategi jitu sesuai yang telah dipraktekkan dalam sesi latihan.

"Tolong catat siapa pemain yang tidak bermain serius dan tidak memiliki fanatisme terhadap timnya. Biar kita usul kepada Ketua Umum supaya diberi sanksi. Untuk apa mempertahankan pemain yang tidak berguna lagi," timpal Humas H Syahputra MS.

Namun target kemenangan yang dicanangkan PSMS bisa jadi terancam setelah Faisal Azmi dan Heri Syahputra dipastikan absen akibat hukuman akumulasi kartu. Kendati begitu, Kustiono justru optimis bahkan tak ragu-ragu menirukan gaya pelatih Inter Milan Jose Mourinho dengan menargetkan poin penuh.

Baginya, Persiraja memiliki karakter bermain yang tidak jauh beda dengan PSDS. Absennya Hery dan Faisal pun dipastikan tidak menjadi masalah bagi skuad Ayam Kinantan. Kustiono juga mengaku sudah menyiapkan taktik menyerang dengan mengandalkan Nyeck Nyobe, Dodi Rahwana, M Affan Lubis, Osas Saha, Jecky Passarela dan Ogochukwu Daniel.

Kustiono pun menegaskan akan berbicara dengan Saha yang belakangan ini kurang memperlihatkan performa tajam sebagai bomber PSMS. "Saya akan bicara empat mata. Secara psikologis, keberadaan pemain asing akan menjadi pertimbangan bagi lawan sekaligus motivasi bagi tim secara keseluruhan," tutur mantan pelatih PSAP Sigli itu

Saha Siaga

-Keberadaan Ikpefua Osas ‘Saha’ Marvellous sebagai striker PSMS sampai saat ini tampaknya aman. Demikian disampaikan Asisten Manager Benny Tomasoa yang dihubungi Sumut Pos, Sabtu (20/2). “Saha bisa tetap di PSMS, bisa juga tidak. Jadi belum ada satu keputusan resmi dari manajemen PSMS,” isi pesan Benny.

Menurut Benny baik manajemen maupun pengurus butuh pertimbangan yang matang untuk membuat keputusan terkait Saha. Khususnya dengan anjloknya prestasi PSMS yang kini terancam degradasi dari Divisi Utama dan masukan dari Pelatih PSMS Kustiono.
Evaluasi yang dilakukan kepada Saha terpaksa dilakukan mengingat buruknya penampilan striker asal Nigeria ini pada tiga laga terakhir. Puncaknya saat PSMS menantang PSDS di Stadion Baharoeddin Siregar Lubuk Pakam, Jumat (19/2) lalu. Pertandingan derby Sumatera Utara itu sendiri berakhir seri 0-0.
Memang sepanjang pertandingan, Saha menunjukkan performa yang buruk. Tak satu pun dari lima peluang dapat dimanfaatkan untuk mencetak gol. Padahal, Saha memiliki dua peluang emas yaitu di menit ke-44 dan 67’ dimana Saha tinggal berhadapan dengan penjaga gawang PSDS Oki Rengga. Kustiono yang kecewa pun menarik Saha dan digantikan dengan Kamil di menit ke-70.

Kustiono yang dihubungi di tempat terpisah juga mengaku terkejut dengan buruknya penampilan Saha. “Padahal sebelum tanding saya sudah berbicara dengan Saha dan memotivasi dia. Permintaan dia untuk umpan-umpan matang juga sudah dipenuhi Affan Lubis. Jujur saya juga heran,” kata Kustiono.

Namun sebagai mantan pemain sepak bola Kustiono berusaha untuk maklum karena ada hari tertentu bagi seorang pemain buruk. Kustiono pun memberi kesempatan kepada Saha untuk memperbaiki penampilannya saat bertandang ke kandang Persiraja Banda Aceh. Bukan tidak mungkin pertandingan ini akan menjadi akhir Saha di PSMS.

“Saya bukan bilang Saha tidak profesional. Dia pemain bagus dan punya kesempatan yang panjang. Tapi, kesalahan itu tidak bisa diulangi. Kita akan lihat di Banda Aceh nanti, semoga Saha bisa menyumbangkan gol,” bela Kustiono.

Saha sendiri usai pertandingan, Jumat (19/2) terlihat gusar dengan penampilannya. “Pemain Eropa pun sering berada di posisi saya. Ini hari bukan untuk saya. This is my unlucky day,” ungkapnya.

PSMS Laminating Berita Sumut Pos

SIKAP Kapolda Jateng Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo terkait sepak bola mendapat respon dari masyarakat. Ya, seperti diberitakan Sumut Pos, Sabtu (20/2), Alex Bambang Riatmodjo menangkap wasit Dedy Wahyudi asal Denpasar usai memimpin pertandingan PSIS menjamu Mitra Kukar dalam lanjutan kompetisi Divisi Utama 2009/2010 di Stadion Jatidiri Semarang, Jumat (19/2). Sikap ini dianggap bisa jadi awal kebangkitan sepak bola tanah air.

Setidaknya hal ini diungkapkan Sekretaris I PSMS Agus Suryono didampingi Sekretaris tim Fityan Hamdy. “Ini merupakan nafas baru bagi tim-tim yang selama ini teraniaya dengan keputusan wasit di lapangan. Kita berharap sikap Kapolda Jateng ini dapat diikuti Kapolda lainnya di Indonesia untuk mewujudkan pertandingan yang benar-benar fair play tidak hanya diucapan juga di lapangan,” ucap Agus.

Fityan sendiri berencana menggunting dan melaminating pemberitaan tersebut untuk dibawa ke Banda Aceh dan diperlihatkan saat menggelar tehnical meeting. “Biar panitia di sana (Banda Aceh, Red) juga tahu kalau wasit juga bisa diperiksa bila terindikasi bersalah,” katanya.

Sambutan posotif dari Agus maupun Fityan ini tak lepas dari perlakuan wasit kepada PSMS dalam tiga tiga terakhir. Dimana saat menjamu Persikabo Bogor dan Persita Tangerang keputusan wasit dinilai tidak tepat dan merugikan PSMS. Bahkan keputusan wasit saat menjamu Persita Tangerang memicu kerusuhan di lapangan. Begitu juga saat PSMS menantang PSDS, Jumat (19/2) lalu yang menyebabkan bentrok di antara pemain.

Memang pemeriksaan wasit oleh pihak kepolisian tidak ada dalam draft PSSI. Namun, keputusan yang dapat menyulut kerusuhan juga dapat dijadikan dasar. “Terbukti atau tidak itu nanti setelah pemeriksaan,” tambah Fityan.

Surat Komdis Dijadwal Ulang

SAMPAI berita ini diturunkan, pengurus PSMS belum menerima surat pemanggilan dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Suart yang dimaksud terkait kerusuhan pada pertandingan PSMS menghadapi Persita Tangerang di Stadion Teladan Medan, Minggu (14/2) lalu.

Demikian ditegaskan Sekretaris I PSMS Agus Suryono yang ditemui di Sekretariat PSMS Stadion Kebun Bunga Medan, Sabtu (20/2). Namun, dirinya mengaku mengetahui adanya surat pemanggilan tersebut. “Sebenarnya saya juga heran karena selama ini urusan surat menyurat selalu ditujukan ke kita. Kalau tidak melalui pos ya lewat mesin fax. Makanya Jumat (18/2) itu saya langsung menghubungi orang Komdis PSSI, Lauren. Memang dia tidak bilang ada surat tapi akan dijadwal ulang. Berarti memang ada,” jelasnya.

Untuk itu, lanjutnya pengurus akan menunggu kedatangan surat yang telah dijadwal ulang tadi untuk memutuskan langkah yang akan diambil. Apakah PSMS berkemungkinan terkena denda, Agus pun enggan menjawab. “Ya itu tergantung laporan yang diterima Komdis. Kalau memang terkait pertandingan melawan Persita, kita juga punya penjelasannya kok,” tutur Agus.

Menurut Agus pada pertandingan tersebut jelas bagaimana wasit tidak memberikan tendangan penalti saat pemain belakang Persita Tangerang menarik baju striker PSMS Ikpefua Osas Marvellous tepat di kotak penalti. Begitu juga pelanggaran yang dilakukan terhadap striker PSMS lainnya, Jecky Pasarela. Semua ini akan dipaparkan pada pertemuan dengan Komdis nantinya. “Kita tidak pernah takut atau menghindar apalagi membangkang pada organisasi,” tegasnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya terkait kerusuhan pertandingan PSMS dan Persita Tangerang, Komdis PSSI mengirimkan surat panggilan yang diterima Pengurus Daerah (Pengda) PSSI Sumut, Rabu (17/2). Pemanggilan ditujukan kepada Asisten Manager Benny Tomasoa dan Ketua Panitia Kompetisi Divisi Utama PSSI 2009-2010 putaran kedua antara PSMS menghadapi Persita Tangerang di Stadion Teladan Medan, Minggu (14/2).
Benny yang tidak puas dengan kepemimpinan wasit merengsek masuk ke lapangan usai pertandingan. Namun aksi mengejar wasit itu berhasil digagalkan petugas keamanan. Belakangan aksi Benny itu mendapat sambutan hangat dari masyarakat Kota Medan.

Benny Tomasoa sendiri siap memenuhi panggilan yang ditujukan kepadanya. “Ini sudah saya tunggu-tunggu. Nanti akan saya paparkan bagaimana wasit telah mengerjai PSMS,” ucap Benny kepada Sumut Pos