Tuesday, October 18, 2011

Penunjukan Roberto Bianci Sebagai Pelatih PSMS Diprotes

Pemain, pelatih dan pengurus klub PSMS Medan menolak keputusan penunjukkan Roberto Bianci sebagai pelatih oleh pemilik atau owner klub itu, PT Bintang Medan. Mereka menilai, penunjukan Bianci sebagai perpanjangan kebijakan pengurus yang terlibat kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI).

Pelaksana Harian Ketua PSMS, Idris, menolak keputusan owner terhadap sosok Roberto Bianci sebagai pelatih musim kompetisi nanti. “Itu keputusan konsorsium satu pekan lalu. Kami hanya diberi nama, dipaksakan Roberto Bianci sebagai pelatih,” kata Idris. Penunjukkan itu, dia menlanjutkan, “(Komitmen) dari pengurus LPI.”

Untuk menyelesaikan penunjukkan pelatih, kata Idris, pemain dan pengurus klub PSMS akan melakukan pertemuan dengan konsorsium. “Rabu depan kami bertemu dengan owner, membicarakan pelatih,” katanya.

Idris menyatakan, alasan penolakan terhadap pelatih asal Spanyol itu diantaranya karena minim prestasi. “Lihat saja klub Batavia Union yang dilatihnya,” kata Idris. Alasan penolakan lainnya keinginan pecinta PSMS terhadap pelatih putra daerah. “Juga soal biaya,” ujar Idris.

Klub PSMS dan pecinta, Idris mengklaim, akan bersikukuh memperjuangkan pelatih yang paham PSMS. “Kami dan masyarakat inginnya pelatih PSMS adalah orang-orang daerah, bekas PSMS,” kata Idris. Hingga menjelang kompetisi PSSI, kata dia, PSMS masih dilatih oleh Suharto. (Soetana Monang Hasibuan/tempo)

PSMS Tidak Pakai Oyedepo

Oyedepo George, eks libero Persiku Kudus dipastikan terdepak dari seleksi tim PSMS. Dari hasil evaluasi selama dua pekan dia dinilai belum mampu mengakomodir kebutuhan tim. Pendepakan Oyodepo George dan hengkangnya Stephen Nagbe Mennoh praktis menyisakan satu pemain asing, Ikpefua Osas Saha.

Itu berarti PSMS belum memenuhi kuota baku pemain asing, 3+1 (3 pemain asing non Asia dan satu pemain Asia). Namun, ancang-ancang sudah dilakukan. PSMS akan mendatangkan Anderson da Silva (Mitra Kukar) serta seorang pemain Asia yang akan menjadi tandem Osas Saha.

Bakal Asisten pelatih Roekinoy menyebutkan kepastian Anderson mengharuskan pihaknya mencari seorang pemain asing non Asia lagi. Guna mengisi lubang di lini tengah yang ditinggalkan Stephen Nagbe Mennoh. “Khusus pemain Asia sedang dalam proses penjajakan. Yang pasti posisinya penyerang. Karena itu belum bisa saya sebut nama,” katanya, Minggu (16/10).

Di barisan pertahanan yang dinilai masih rapuh, Anderson akan diduetkan dengan Viktor Ikbonefo (eks libero Persipura yang sudah dinaturalisasi). “Barisan pertahanan harus kokoh dan solid. Karena klub-klub liga super mengoleksi deretan penyerang cepat dan mumpuni. Ini pula yang jadi alasan utama kita memulangkan Oyodepo George,” tutur Kinoy lagi.

Sinyalemen pencoretan Oyedepo menguat saat dirinya tidak termasuk di antara 18 pemain yang mendapat dana segar dari PSMS sebagai uang tanda jadi.

Dua pemain asing seperti Stephen Mennoh dan Ikpefua Osas Marvelous mendapat masing-masing 10 juta, sementara pemain lokal menerima 4 juta rupiah dan dua pemain magang masing-masing memperoleh dua juta rupiah.

Suharto AD senada Roekinoy menyebutkan Oyodepo tidak memiliki akselerasi dalam mengawal penyerang lawan. Klimaksnya, saat uji coba melawan Pra Pon Sumut di Bah Jambi, Sabtu lalu. Ia kesulitan mengantisipasi penetrasi dan beberapa kali melakukan blunder.

“Kami harus mencoretnya, kami tidak punya pilihan karena George tidak memantaskan diri mengisi posisi libero. Barangkali faktor usia mengekangnya bergerak cepat dan refleks dalam antisipasi serangan. Akan didatangkan pemain asing lagi dan itu akan berkoordinasi lebih dulu dengan pelatih kepala yang datang selasa nanti,” katanya.

Di tempat terpisah George tidak berkeberatan dengan keputusan itu. Hanya ia menyayangkan telah menghabiskan waktu lama atas ketidakjelasan di PSMS. Menurutnya klub lamanya, Persiku Kudus terus menghubunginya.

“Saya tidak pernah seleksi selama ini. Cukup dua atau tiga hari untuk memberi keputusan. Harusnya mereka tahu saya bukan orang baru di liga ini. Di Sleman saya tiga tahun dan saya juga pernah di Persema,” terangnya.

George beralasan tidak mengeluarkan kemampuan maksimal karena tidak ingin cedera. Laga uji coba disebutnya memiliki level setara dengan kompetisi resmi. Jika pada saat uji coba tampil ngotot, riskan terkena cidera. Resiko itu yang paling dikuatirkannya. (saz/sumutpos)