Tuesday, January 19, 2010

Saha Barter Benson

Manajemen PSMS mendapatkan tawaran menarik dari kubu Persiraja untuk saling tukar atau barter legiun asing. Persiraja mengajukan tawaran untuk membarter striker asing PSMS Osas Marvelous Saha dengan gelandang serang impor Persiraja, Esaiah Pello Benson asal Liberia.
Hal itu dikatakan Asisten Manajer PSMS, Benny Tomasoa saat memantau latihan perdana skuad PSMS saat libur paroh musim, Senin (18/1) di Stadion Kebun Bunga. “Manajemen Persiraja menghubungi saya untuk kemungkinan barter pemain. Mereka minta Osas Saha. Sebagai gantinya, kita diberikan Esaiah Pello Benson,” kata Benny.

Belum ada tindakan lebih lanjut akan kemungkinan itu. Pasalnya, manajemen saat ini masih menanti rapat evaluasi antara manajemen tim dan pengurus, yang sedianya akan digelar 23 Januari mendatang.

Mendapatkan tawaran itu, arsitek tim Suimin Diharja tampaknya tertarik. Saat ini, tim asuhannya memang sedang membutuhkan satu gelandang serang yang mampu mengobrak-abrik pertahanan lawan. Terlebih hingga kini PSMS tak punya gelandang impor.
“Kalau memungkinkan, saya setuju barter itu dilakukan. Kebetulan kita butuh pemain asing di lini tengah. Benson termasuk satu pemain yang saya sudah tahu betul kualitasnya,” bilang Suimin.

Masalahnya, PSMS juga harus mendatangkan pemain anyar di lini depan kalau seandainya hal itu terjadi. Ya, sepanjang melakoni laga di putaran pertama, masalah sejati Ayam Kinantan adalah tumpulnya lini depan. Sialnya, acapkali PSMS mendapatkan peluang bagus di areal kotak penalti lawan. Namun jarang sekali peluang itu menjadi gol. “Kalau barter itu jadi, tentu saja kita harus mencari striker yang haus gol,” lanjut Suimin.

Masalahnya, hingga kini manajemen belum menemukan satu pemain pun yang siap diplot mengisi lini depan. Malah yang datang adalah pemain yang berposisi sebagai pemain belakang. Kemarin, seorang pemain bernama Alit Awaluddin yang sempat masuk skuad Persija U-21 merapat.
Pemain satu ini mengaku biasa bermain untuk posisi bek kiri, bek kanan dan stoper. Di samping itu, manajemen juga telah mengumumkan akan menseleksi dua pemain yang juga berposisi sebagai bek. Yakni Harry Syahputra dan Defi Ariandi.

“Sampai saat ini kita baru bisa menghubungi pemain yang kebetulan pemain belakang. Pada dasarnya ada beberapa pemain lagi yang mau tes seleksi, termasuk pemain asing. Tapi kami belum berani panggil, karena nasib kami juga belum tahu,” pungkas Benny.

Sementara itu, kabar akan masa depan Nyeck Nyobe di PSMS juga masih belum begitu jelas. Pada latihan perdana yang mulai digeber kemarin, Nyeck tak tampak ikuti latihan. Pemain asing asal Kamerun itu dikatakan manajemen tengah izin ke kedutaan besar Kamerun di Malaysia untuk mengurus perpanjangan visa-nya.

“Nyeck tadi telepon saya izin masih mengurus visa. Sebenarnya sudah beres, namun dia tak mendapatkan pesawat ke Medan, jadi minta waktu. Selain Nyeck, Faisal Azmi juga izin menjenguk keluarganya di Pekan Baru. Dalam waktu dekat, kedua pemain itu harus sudah ikut latihan bersama tim,” kata Suimin

Putaran Kedua Digeber 29 Januari

Senin (18/1) pagi, sebuah fax dari PT Liga Indonesia masuk ke sekretariat PSMS di Stadion Kebun Bunga. Isi fax itu tak lain mengenai pemberitahuan jadwal kick off putaran kedua Divisi Utama Liga Indonesia. Dalam fax itu, kompetisi akan kembali digelar pada 29 Januari.
Menariknya, fax yang menyatakan akan waktu diputarnya putaran kedua kompetisi, tak disertai oleh jadwal putaran kedua. PT LI menyatakan akan segera mengumumkan jadwal dalam waktu dekat ini.

Ada lima poin yang tercantum pada fax yang dikirimkan PT LI kemarin. Antara lain adalah waktu pendaftaran pemain putaran kedua yang sudah bisa dilakukan mulai 18 Januari, dan akan berakhir pada 12 Februari mendatang.

Selain itu, PT LI juga menyatakan memperbolehkan melakukan penambahan pemain, asalkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tak melewati kuota 30 pemain untuk masing-masing klub. Terakhir, PT LI juga mengimbau akan menggelar evaluasi pelaksanaan kompetisi pada putaran pertama pada 26 Januari mendatang.

Menyikapi mepetnya waktu persiapan, Suimin Diharja pun menggeber latihan dengan program anyar. Program mingguan sudah tercatat dengan seksama dan sudah diumumkan kepada pemain. Dalam program itu, Suimin mengacu pada perkiraan lawan yang bakal dihadapi pertama kali. Dalam amatannya selama ini, biasanya usai jeda putaran pertama, lawan yang dihadapi adalah tim yang terakhir ditantang. Artinya, kemungkinan PSMS akan melawat ke markas Semen Padang.

“Kita harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan singkat, padat dan bermutu. Acuan sementara adalah lawan Semen Padang,” terang Suimin.
Hal-hal utama yang dianggap menjadi batu sandungan di putaran pertama, menjadi perhatian utama. Yang paling menyulitkan Suimin adalah minimnya skuad. Sehingga setiap akan menyusun line up, pelatih 58 tahun itu kerap kesulitan menentukan the winning team, karena bisa saja pemain sedang cedera, akumulasi atau berada dalam kondisi yang tak bugar.

Untuk urusan satu ini, Suimin berharap diadakannya penambahan skuad untuk menatap putaran kedua nanti. “Saya harap ada penambahan pemain. Idealnya, kita punya 25 pemain termasuk tiga penjaga gawang. Jadi saya punya banyak pilihan untuk menentukan winning team ketika akan melakoni pertandingan,” pungkasnya.

Rachmat Yes, Arema No

Lini depan PSMS masih terus mendapatkan sorotan karena minim ketajamannya. Hal itu dibuktikan di klasemen sementara dengan torehan delapan gol dan kebobolan 11 gol. Keberadaan satu legiun impor asal Nigeria Osas Saha juga tak mampu menutupi lemahnya lini depan. Untuk itu, menatap putaran kedua nanti, manajemen pun lebih fokus untuk mencari pemain depan berkualitas. Selain berharap mendapatkan seorang lagi pemain depan berlabel impor, manajemen juga tak menutup kemungkinan mendatangkan pemain lokal.

Dari beberapa pemain yang digodok nama Rachmat Affandi- striker Arema Malang mencuat. Pemain berusia 25 tahun yang musim lalu berkostum PSMS itu bahkan menyatakan ketertarikannya kembali merumput bersama PSMS. Walaupun saat ini PSMS bermain di kasta kompetisi kedua, namun Fandi-panggilan akrabnya tak mempersoalkan karena dia lebih butuh tambahan jam terbang.

Ya, selama di Arema, Fandi lebih sering duduk di bangku cadangan. Padahal ketika pemain yang dibesarkan Pelita Jaya itu diberikan kesempatan, tak jarang dia main bagus. Satu gol telah dikemasnya bersama Arema dengan statusnya sebagai pemain pelapis. Namun manajemen PSMS lewat asisten manejer Benny Tomasoa yang mengaku telah melobi Fandi ke manajemen Arema, mendapatkan pil pahit karena Fandi dinyatakan tak untuk dijual. Benny awalnya menanyakan hal itu kepada asisten pelatih Arema asal Medan, Liestiadi. Liestiadi lantas menanyakan akan hal itu ke manajemen Arema, dan didapatlah kepastian bahwa pemain yang biasa memakai nomor kostum 16 itu tak dijual.

“Rachmat Affandi kabarnya tak dijual. Secara pribadi, saya ingin mengajukan pemain ini kepada pelatih. Kita lihat saja kabarnya nanti,” kata Benny. Fandi sendiri ketika dihubungi Sumut Pos baru-baru ini menyatakan tertarik membela PSMS. “Itu tergantung manajemen. Saya betah di Arema, tapi tak menutup kemungkinan saya kembali ke PSMS,” kata Fandi.