Beberapa waktu ke belakang PSMS seakan disibukkan dengan persiapan pembentukan tim. Seleksi pemain asing hingga sistem promosi-degradasi pemain begitu didengungkan. Namun, sepertinya ada yang terlupa, bagaimana kondisi penjaga gawang Ayam Kinantan?
Ya, kondisi kiper PSMS tampaknya lolos dari sorotan. Padahal, lini satu ini masih jauh dari kata sempurna. Di bawah mistar PSMS, ada nama M Halim, Sony Gunawan dan Irwin Ramadana. Satu kiper magang juga stand by untuk diorbitkan yakni Delly Sulistya. Menariknya, pada beberapa uji coba, penjaga gawang PSMS seperti lupa cara menangkap bola.
Beberapa penyelamatan tidak sempurna sering diperagakan oleh M Halim, Sony, ataupun Irwin. Padahal, jam terbang penjaga gawang termasuk yang paling lumayan dibandingkan dengan pemain lainnya.
Dikonfirmasikan akan hal tersebut ke pelatih kiper PSMS, Jampi Hutahuruk, menjelaskan kalau evaluasi kinerja penjaga gawang juga akan segera dikeluarkan. Tak hanya itu, Jampi juga menyalahkan lapangan yang tidak rata, sehingga kerap menyulitkan kontrol bola para pemain. “Nanti pasti akan ada evaluasi bulanan akan kemajuan dan kemunduran penjaga gawang. Lebih dari itu, saya menilai kualitas lapangan Stadion Kebun Bunga yang tidak rata menjadi alasan utama merosotnya kinerja kiper,” beber Jampi baru-baru ini.
Dampak dari evaluasi itu nantinya, dikatakan Jampi akan berpengaruh kepada posisi penjaga gawang utama PSMS. Sejauh ini, nama M Halim masih dipercaya sebagai kiper utama. Namun kalau prestasinya terus merosot, bisa saja Sony atau Irwin yang akan berdiri di bawah mistar. “Sejauh ini belum ada jaminan posisi kiper utama PSMS. Yang paling siaplah yang akan menjadi kiper utama,” tambah Jampi.
Menyoal lapangan, memang kondisi lapangan dan rumput Stadion Kebun Bunga cukup memprihatinkan. Lapangan yang bergelombang, rumput yang gundul dan tentu saja drainase yang buruk masih menjadi persoalan. Dampaknya, kualitas latihan terkadang dikeluhkan Suimin Diharja pelatih PSMS, menjadi tidak sempurna. Lebih parahnya, pemain akan rentan cedera kalau dipaksakan berlatih dengan keras di kondisi lapangan yang tidak tertata itu.
Terkait dengan tiu, manajemen mengatakan proses perbaikan Stadion Kebun Bunga, utamanya lapangan tentu saja sudah masuk dalam draf kerja. Namun saat ini, manajemen masih memfokuskan kepada skala prioritas, seperti pembentukan tim, dan renovasi Stadion Teladan. “Semua pasti akan kita benahi. Tapi pelan-pelan. Karena keterbatasan dana, yang kita utamakan adalah yang paling penting dahulu,” beber Hardi Mulyono Sekum PSMS beberapa waktu lalu.
Kumpulan Berita Tentang PSMS Medan Teruskan Perjuangan MU PSMS Medan "Koe" Dukung Terus PSMS Medan ....
Tuesday, October 27, 2009
Pro Duta Berpikir Ulang Ikut Triangle Cup
PRO DUTA tampaknya harus menjilat ludah sendiri. Jika sebelumnya semangat mengikuti turnamen segitiga yang diselenggarakan PSMS, kini tim milik Sihar Sitorus ini malah ingin mundur.
Pasalnya, menurut tim yang kini berkandang di Jogjakarta ini, bertandang ke Medan membutuhkan dana yang tidak sedikit. Sihar menjelaskan timnya membutuhkan dana paling sedikit Rp100 juta untuk terbang ke Medan. Belum lagi faktor cedera yang tentu saja menjadi momok karena Divisi Utama segera digulirkan.
Dihubungi sebelumnya, Sihar mengaku tidak takut kalau memang diundang untuk ikuti turnamen tersebut. Namun, dalam benak Sihar, kalau sebuah tim diundang tentu saja segala akomodasi selama turnamen ditanggung tuan rumah alias PSMS.
Belakangan karena mengetahui bahwa PSMS tidak punya cukup dana untuk itu, maka Sihar pun kembali berpikir ulang. Terlebih pihaknya belum mendapatkan undangan resmi atau profosal yang menjelaskan secara rinci soal turnamen tersebut.
“Sejauh ini kami belum menerima undangan resmi. Maka itu saya belum bisa memutuskan apakah akan ikut atau tidak. Karena kami akan segera merancang pembiayaan, kalau memang harus ikut,” beber Sihar saat dihubungi Minggu (25/10) kemarin.
“Hitungan kasar saja, dibutuhkan sekitar Rp100 juta untuk terbang ke Medan. Itu jumlah minimal. Kalikan saja 30 orang dengan kisaran tiket Rp3 juta per orang. Belum lagi keperluan lain,” tambah fans berat Chelsea itu.
Kalau Pro Duta batal datang, turnamen segitiga itu kemungkinan akan tetap berlangsung. Peserta pastinya PSMS dan Penang FC klub Super Liga Malaysia. Kabarnya PSAP Sigli sudah siap turut serta, namun mereka ingin bertindak sebagai tuan rumah. Kalau main di Medan, PSAP enggan turut serta
Pasalnya, menurut tim yang kini berkandang di Jogjakarta ini, bertandang ke Medan membutuhkan dana yang tidak sedikit. Sihar menjelaskan timnya membutuhkan dana paling sedikit Rp100 juta untuk terbang ke Medan. Belum lagi faktor cedera yang tentu saja menjadi momok karena Divisi Utama segera digulirkan.
Dihubungi sebelumnya, Sihar mengaku tidak takut kalau memang diundang untuk ikuti turnamen tersebut. Namun, dalam benak Sihar, kalau sebuah tim diundang tentu saja segala akomodasi selama turnamen ditanggung tuan rumah alias PSMS.
Belakangan karena mengetahui bahwa PSMS tidak punya cukup dana untuk itu, maka Sihar pun kembali berpikir ulang. Terlebih pihaknya belum mendapatkan undangan resmi atau profosal yang menjelaskan secara rinci soal turnamen tersebut.
“Sejauh ini kami belum menerima undangan resmi. Maka itu saya belum bisa memutuskan apakah akan ikut atau tidak. Karena kami akan segera merancang pembiayaan, kalau memang harus ikut,” beber Sihar saat dihubungi Minggu (25/10) kemarin.
“Hitungan kasar saja, dibutuhkan sekitar Rp100 juta untuk terbang ke Medan. Itu jumlah minimal. Kalikan saja 30 orang dengan kisaran tiket Rp3 juta per orang. Belum lagi keperluan lain,” tambah fans berat Chelsea itu.
Kalau Pro Duta batal datang, turnamen segitiga itu kemungkinan akan tetap berlangsung. Peserta pastinya PSMS dan Penang FC klub Super Liga Malaysia. Kabarnya PSAP Sigli sudah siap turut serta, namun mereka ingin bertindak sebagai tuan rumah. Kalau main di Medan, PSAP enggan turut serta
Subscribe to:
Posts (Atom)