Saturday, July 11, 2009

Minta Suimin tangani PSMS

Nama pelatih yang mencuat untuk PSMS Medan antara lain Suimin Dihardja. Arsitek yang berjulukan 'pelatih kampung' ini pernah mengangkat Ayam Kinantan kembali di Liga Super Indonesia.

Sepak terjang Suimin pun tak perlu diragukan. Apalagi, dia pernah mengangkat citra PSMS dari sebelumnya yang tak diminati penonton hingga membuat Stadion Teladan menjadi penuh sesak.

"Saya meminta kepada Suimin, agar turun gunung (kembali ke Medan) untuk menangani PSMS pada putaran kompetisi divisi utama tahun depan. Sebab menurut saya, selain asli putra daerah, dia juga mengerti tentang karakter orang Medan," kata pemerhati sepakbola Benny Tomasoa dalam siaran persnya kepada Waspada, Jumat.

Suimin yang mulanya hanya melatih klub-klub kecil di Medan, berkat ketekunannya berhasil menyandang predikat pelatih dengan julukan "Sang Motivator" versi beberapa media ibukota.

Karenanya Benny kembali mengatakan, kalau PSMS ingin lebih baik lagi ke depan, harus secepatnya mengikat Suimin sebelum digaet klub lain. "Kompetisi belum diputar saja, pelatih kampung itu dikabarkan sudah dilirik klub besar seperti Persija Jakarta, PKT Bontang dan Semen Padang," jelasnya.

Dia juga meminta para pengurus menyatukan persepsi agar nama baik Medan dapat terangkat kembali seperti pada zaman perserikatan beberapa tahun silam. "Jujur saja demi PSMS Medan, saya sudah melobi beberapa perusahaan untuk menjadi sponsor. Dari hasil usaha tersebut, kita hanya tinggal menunggu jawaban saja," ucapnya.

Begitu juga dengan sikap dalam menentukan calon ketua umum dan ketua harian pada 18 Juli mendatang melalui Musyawarah Antar Klub yang harus dilaksanakan dengan arif dan bijaksana. "Sebab kalau hanya melihat sosok dan bukan kualitas, maka jangan harap klub kebanggaan kota ini mampu berbicara lebih baik lagi di putaran kompetisi Divisi Utama musim mendatang," tegasnya.

Sebelumnya mantan pemain nasional dan PSMS era 60-an H Dollah Unai pun mendesak, segera benahi PSMS. Dollah melihat sosok Drs H Randiman Tarigan bertangan dingin menangani tim Ayam Kinantan.

Galih bantah Persisam

Persisam Putra Samarinda kembali gagal mendapatkan penjaga gawang handal. Kali ini, klub promosi Liga Super Indonesia musim depan itu berencana menggaet kiper muda asal PSMS Medan, Galih Sudaryono.

Galih pun segera membantah pernyataan manajer tim Persisam Aidil Fitri yang menyatakan dirinya bakal bergabung dengan tim Elang Borneo tersebut di musim kompetisi 2009/10 nanti. Galih sendiri menjadi buruan Persisam setelah Markus Horison tidak memberikan jawaban pasti mengenai pinangannya.

Bahkan, Aidil menyatakan bila Galih akan mulai mengikuti latihan perdana di Batu, Malang, 20 Juli nanti. Menurut Galih, dirinya sudah terikat kontrak dengan PT Togos Gopas yang mengelola klub Divisi Utama Liga Indonesia, Pro Duta Bandung, sebelum Superliga 2008/09 berakhir. PT Togos Gopas dimiliki Sihar Sitorus, mantan pengelola PSMS Medan tempat Galih bernaung musim lalu.

"Saya sudah putuskan untuk bermain di Pro Duta, walaupun hanya main di Divisi Utama. Kalau Persisam ingin mendapatkan saya, mereka harus bicara kepada bos dulu," ujar Galih, Jumat.

Pernyataan Galih itu juga menunjukkan ia tidak keberatan meninggalkan Pro Duta jika ada klub Superliga yang ingin meminang dirinya. Hanya saja, Galih menginginkan agar proses kepindahannya ditempuh melalui jalur yang benar.

Sesalkan Ayam Kinantan

elum berhasilnya PSMS Medan bertahan di Liga Super Indonesia masih menjadi pembicaraan hangat di kalangan pemerhati sepakbola. Penyebabnya tak lain ketidakmampuan para pemain Ayam Kinantan memberikan kontribusi terbaik saat menghadapi Persebaya Surabaya di laga playoff lewat drama adu penalti di Stadion Siliwangi Bandung beberapa waktu lalu.

"Jelas ini kesalahan para pemain dan bukan kesalahan dari pihak manajemen yang dipimpin Sihar Sitorus. Sebab pengusaha muda itu telah banyak mengeluarkan dana," sesal H Sakiruddin SE MM di Medan, Rabu.

Menurut mantan pemain Persiraja Banda Aceh dan Pemprovsu ini, pihak manajemen tidak salah dan telah berbuat semaksimal mungkin menjadikan tim Ayam Kinantan lebih baik dari sebelumnya. Namun, mengingat seluruh pemain yang dipercayakan membela skuad PSMS tidak memiliki jiwa profesional, Ayam Kinantan harus rela turun kasta ke Divisi Utama musim mendatang.

"Yang paling menyedihkan adalah Sihar Sitorus. Mengapa? Karena ia sudah banyak mengeluarkan dana namun hasil yang didapat tak lain pil pahit," bebernya kesal.

Padahal dari penilaian masyarakat Medan ketika menyaksikan pertandingan antara PSMS melawan Persebaya, anak-anak Medan banyak peluang menciptakan gol. Tapi akibat terburu-buru dan tidak memiliki mental, setiap serangan terbuang sia-sia.

Menanggapi ucapan pelatih Rudi William Keltjes yang mengatakan dirinya masuk dalam skuad di pertengahan jalan sehingga tak mampu berbuat banyak, Sakiruddin mengatakan alasan tersebut salah.

"Seharusnya Rudi sudah punya analisa terhadap PSMS sebelum menerima tawaran dari pihak manajemen. Tapi sudah jalan baru berkata seperti itu, berarti ia bisa dikatakan melepaskan tanggung jawab dalam arti PSMS hanya sebagai tempat lapangan pekerjaan baru untuknya," ujarnya tegas.

Untuk itu, dia menghimbau para pelatih baik di Sumut dan di mana pun berada dalam menanggapi tawaran menangani sebuah tim, lihatlah dulu dan jangan asal terima. “Karena, kalau kinerja tidak becus, klub tersebut bisa-bisa terperosok ke jurang yang lebih dalam,” tambahnya.

"Cukuplah PSMS Medan yang mengalami hal ini dan mudah-mudahan ke depannya mampu berbicara lagi musim mendatang," imbuh Sakiruddin.