Tuesday, November 3, 2009

Ayah Angkat Makin Dekat

PERBURUAN ayah angkat – yang nantinya dimintai membantu PSMS – tampaknya mulai cerah. Dikatakan Hendra DS, manajer PSMS belakangan ada tiga pengusaha yang tampaknya rela merogoh koceknya demi Ayam Kinantan. Namun ketiga manusia baik itu tidak disebutkan namanya oleh Hendra.

Ditemui di sela-sela latihan kemarin, Hendra menyampaikan kabar bahagia itu. Meskipun belum ada kepastian di atas kertas, namun secara lisan sudah ditemui kesepakatan. “Sejauh ini sudah ada tiga calon ayah angkat yang sudah mau membantu PSMS. Memang belum ada kesepakatan tertulis karena mereka masih menanti sodoran resmi berupa proposal taksasi dana seberapa besar dana yang dibutuhkan untuk membayar kontrak pemain asing. Dan, proposal itu sedang kita kerjakan,” terang Hendra.
“Mereka ingin tahu, kira-kira berapa dana yang dibutuhkan untuk menggaji pemain asing. Jadi dari tiga orang itu, bisa saja berniat patungan untuk itu,” lanjut Hendra.

Memang, polemik pendanaan PSMS saat ini masih cukup pelik. Terutama dengan niatan merekrut pemain asing. Rata-rata, dikabarnya bahwa biaya untuk merekrut pemain asing, dibutuhkan dana lebih dari Rp500 juta.

Maka itu, sosok ayah angkat yang rela membayar gaji pemain asing sangat dibutuhkan oleh tim. Setidaknya untuk meringankan beban PSMS dalam mengarungi kompetsi musim ini. “Doakan saja semua berjalan lancar. Kita sampai saat ini masih disibukkan dengan lobi ke beberapa pihak yang rela membantu PSMS. Dan hasilnya sudah mulai ada, walaupun belum ada kepastian, namun arahnya sudah jelas. Mari doakan bersama,” pungkas Hendra

Nyobe dan Osas Siap Tampil

MEDAN-Kedua pemain asing PSMS, Nyeck Nyobe dan Osas Saha sudah menyepakati kontraknya dengan PSMS. Baru-baru ini, keduanya sudah meneken draf kontrak yang diajukan manajemen. Yang masih mengganjal hanyalah Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS).

Dan, tanpa menunda waktu keduanya juga akan berangkat ke Jakarta untuk mengurus KITAS. “Kontrak pemain asing sudah beres dan tidak ada masalah. Besok (Senin, Red) mereka akan ke Jakarta untuk urusan KITAS,” beber Hendra DS manajer PSMS.

Nama keduanya pun sudah didaftarkan ke PT Liga Indonesia (PT LI). Artinya, saat ini sudah 23 pemain PSMS yang didaftarkan. “Keduanya pun sudah tak ada masalah di PT LI. keduanya sudah bisa main asalkan KITASnya selesai diurus,” lanjut Hendra.

Sementara itu, urusan ayah angkat hingga saat ini dikatakan Hendra tidak ada masalah. Meskipun demikian, belum ada kepastian mengenai siapa calon ayah angkat yang diharapkan berbaik hati untuk menyumbangkan dana bagi PSMS. Khususnya membiayai pemain asing. “Pada dasarnya ayah angkat tidak ada masalah. Kita tinggal tunggu saat yang tepat untuk mengumumkannya,” jelas Hendra.

Nah, terkait dengan dana, untuk mengarungi satu musim kompetisi di Divisi Utama, setidaknya PSMS butuh dana sebesar Rp7 miliar.
“Setelah dihitung dengan hitungan paling sedikit, PSMS butuh Rp5-7 miliar untuk mengarungi satu musim kompetisi di Divisi Utama,” kata Hendra.
Sejauh ini PSMS baru mendapatkan dana APBD yang diserap melalui KONI Medan tak lebih dari Rp2 miliar. Dari jumlah itulah dibentuk tim, termasuk mengontrak dua pemain asing. Lantas, sisanya dari mana mau didapat? Beberapa waktu lalu, jajaran pengurus PSMS sempat mendatangi Gubsu Syamsul Arifin. Dari pertemuan itu, didapat dukungan dari Gubsu. Namun, hingga saat ini belum ada titik terang dari hal tersebut.
Mencermati itu berbagai masukan diajukan sejumlah pengamat sepak bola Medan. Kemarin, Rafriandi Nasution mantan anggota dewan yang juga Ketua Badan Liga Instansi Sumut berharap agar ada keselerasan antara pengurus dan pemerintah kota. Dalam hal ini, Wali Kota Medan Rahudman Harahap Pjs diharapkan mendukung PSMS.

Dijelaskan Rafriandi, komunikasi antara wali kota dan DPRD Medan harus digelar untuk mencari jalan keluar dalam mengatasi persoalan pendanaan PSMS musim ini.

“Komunikasi antara pengurus dengan wali kota dan DPRD Medan harus sinergi. Semoga ada jalan keluar untuk mendapatkan dana bagi PSMS,” kata Rafriandi.

Hal itu diutarakannya mengingat berprestasi atau tidaknya PSMS akan terkait dengan citra Kota Medan baik di mata masyarakat lokal maupun nasional. Maka itu, tidak ada salahnya untuk mendiskusikan kemungkinan anggaran bagi PSMS yang bisa saja dialokasikan di APBD tahun mendatang. Alokasi APBD itu dikatakan Rafriandi bisa saja dalam bentuk pinjaman, hibah, atau kesepakatan lainnya yang tidak mengikat.
“Sekadar untuk menyelamatkan PSMS, tak ada salahnya mengupayakan kemungkinan alokasi dana pada perencanaan APBD 2010 mendatang. Hal ini penting, karena berkaitan dengan prestasi. Dan, memang prestasi itu ada harganya,” pungkasnya.