Thursday, November 27, 2008

EKSKLUSIF - Luciano Leandro

EKSKLUSIF - Luciano Leandro: Saya Memang Harus Kerja Keras

Menjadi pelatih di tengah musim memang bukan pekerjaan mudah. Itu pula yang membuat Luciano Leandro menyatakan harus bekerja keras untuk bisa mengangkat PSMS Medan dari zona degradasi.


Pelatih baru PSMS Medan Luciano Leandro mengakui jika dirinya harus bekerja keras untuk bisa mengangkat Ayam Kinantan keluar dari zona degradasi di putran kedua Superliga 2008/09. Hal tersebut dikatakan pelatih asal Brasil ini setelah melihat penampilan Asri Akbar dan kawan-kawan saat menjamu Persiraja Banda Aceh di leg pertama turnamen Copa Indonesia 2008 di Stadion Teladan, Medan, Selasa (25/11) kemarin.

Maklum saja, meski akhirnya mampu menang 1-0 melalui gol Rahmad Affandi pada menit ke-46, tapi PSMS yang tampil dihadapan pendukung fanatiknya justru lebih banyak ditekan. Terutama di babak kedua. Padahal Persiraja hanyalah tim divisi utama yang tentunya berbeda kasta karena PSMS di Superliga, kompetisi paling bergengsi musim ini.

Tak heran, Luci --begitu sapaan akrabnya-- cukup gerah dan beberapa kali menggelengkan kepala saat menyaksikan langsung aksi para pemain yang akan mulai dibesutnya terhitung Rabu (26/11). Ia bahkan cukup sering mengangkat tangan sebagai isyarat agar pemain PSMS tidak membiarkan lawannya bebas berkeliaran di kotak penalti tanpa pengawalan.

Apa saja target yang ingin dicapainya bersama PSMS? Kenapa ia tetap tertarik menukangi tim di Indonesia? Sejauh mana ia mengetahui kekuatan tim besutannya dan juga kontestan Superliga lainnya?

Berikut wawancara wartawan GOAL.com Yuslan Kisra dengan mantan pelatih Persma Manado itu, yang sebelumnya cukup lama merumput di Liga Indonesia bersama PSM Makassar dan Persija Jakarta, ditemui di sela-sela manyasikan pertandingan calon anak asuhnya kemarin. Petikannya:

GOAL.com: Akhirnya Anda kembali menangani tim di Indonesia! Bisa diceritakan bagaimana caranya Anda bisa membesut PSMS?

Luciano: Beberapa bulan lalu saya mendapat telepon dari manajemen PSMS. Mereka manawari saya pekerjaan menjadi pelatih kepala. Secara kebetulan saya memang sangat ingin kembali ke Indonesia. Sebab negara ini sudah menjadi rumah kedua saya. Saya selalu merindukan Indonesia.

GOAL.com:
Apa yang membuat Anda cukup tertarik dengan negeri ini?

Luciano:
Harus diakui, saya banyak mendapat kehidupan di sini. Saya sepuluh tahun menjadi pemain sepakbola di Indonesia. Ada banyak yang saya dapatkan di sini. Saya punya banyak teman, bisa berbahasa Indonesia, serta terbiasa dengan makanannya. Itulah yang membuat saya tidak bisa lupa dan selalu ingin ke Indonesia untuk bekerja.

GOAL.com:
Anda sudah melihat pemain yang akan ditangani. Komentar Anda?

Luciano:
Saya memang harus bekerja keras untuk membawa tim ini keluar dari zona degradasi di akhir musim. Ini memang bukan pekerjaan mudah. Tapi saya sangat optimistis bisa melakukannya. Tentunya dengan dukungan semua pihak termasuk Anda sebagai wartawan. Tanpa itu, tantu sulit bagi saya untuk bisa berbuat banyak.

GOAL.com:
Tapi Anda masuk di putaran kedua. Seberapa jauh Anda mengetahui kekuatan skuad tim PSMS dan juga tim lain?

Luciano:
Untuk Anda ketahui, saya ini pembaca setia GOAL.com edisi Indonesia, ha.. ha.. Saya mengikuti perkembangan berita-berita sepakbola di Indonesia dari website Anda setiap hari. Dari situ, saya banyak tahu mengenai tim di sini. Selain itu, saya juga masih menjalin hubungan dengan teman-teman. Baik ketika saya masih menjadi pemain, maupun saat menangani Persma Manado.

GOAL.com:
Oh iya, terima kasih! Tapi seberapa optimis Anda bisa memenuhi target mengangkat PSMS dari zona degradasi?

Luciano:
Cukup optimistis. Bahkan karena itu pula kenapa saya mau datang ke Indonesia dan menerima tawaran untuk menangani tim ini. Yang pasti itu tadi, saya minta dukungan semua pihak. Baik itu suporter, pemeritah setempat, dan semua rekan-rekan wartawan. Karena saya butuh banyak informasi untuk bisa memenuhi target tersebu

Kampak FC murni dukung PSMS

MEDAN - Presiden Kampak FC Dicky Anugrah menyatakan, Kampak FC murni mendukung kesebelasan kebanggaan Kota Medan, PSMS, dalam setiap pertandingan di Stadion Teladan Medan.

"Kampak hanya mendukung PSMS tanpa ditumpangi pihak lain," tegas Dicky kepada Waspada di Medan, Rabu (26/11).

Suporter yang dikerahkan Kampak datang ke Stadion Teladan tetap membeli tiket masuk tanpa ada sponsor dari pihak tertentu. "Setiap suporter yang masuk stadion tetap membeli tiket," jelas Dicky.

"Kalau pun ada oknum yang membawa-bawa nama Kampak dengan pihak lain, itu pribadi yang bersangkutan dan tidak ada sangkut paut dengan Kampak," tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Kampak juga mengkritik masalah sarana prasarana Stadion Teladan yang kurang memadai. Pemko Medan, dalam hal ini Dinas Pertamanan, harus memperhatikan stadion kebanggaan Kota Medan ini.

Selain itu kata Dicky, Panpel harus memberikan kenyamanan kepada penonton saat menonton pertandingan PSMS dengan membenahi stadion. "Harga tiket juga dinilai terlalu mencekik leher para pecinta sepakbola di Medan, terutama fans setia PSMS," jelasnya.

Optimisme Luciano Leandro


26luciano.jpgLUCIANO Leandro, mantan pesepakbola asal Brazil ini akan menjadi pelatih baru PSMS Medan. Dengan begitu, secara otomatis pelatih PSMS pada putaran pertama Liga Super, Erick Williams kembali pada tugas lamanya sebagai Direktur Akademi Sepakbola Medan United (ASMU).

Ditemui di sela-sela menyaksikan duel kandang pada ajang Copa Indonesia 2008 antara PSMS Medan versus Persiraja Banda Aceh di Stadion Teladan Medan, Selasa (25/11), mantan playmaker handal yang pernah memperkuat PSM Makassar dan membawa Persiraja Jakarta menjuarai Liga Indonesia 2001 ini mengaku optimis dapat memperbaiki prestasi PSMS di Liga Super dan Copa Indonesia.

"Saya sangat berterima kasih kepada manajemen PSMS karena telah mempercayai saya menangani tim ini. Saya sangat senang dapat kembali ke Indonesia karena di sini saya tidak merasa asing," ujar Luciano yang pernah dinobatkan sebagai gelandang asing terbaik pada musim 2001.

Dikatakan Luciano, kehadirannya di PSMS dengan tujuan ingin memberikan prestasi bagi tim kebanggaan Kota Medan itu. "Saya akan berusaha maksimal memperbaiki kelemahan tim. Tapi sebagai tahap awal, saya terlebih dahulu akan mengevaluasi tim dan mencari pemain pengganti bagi yang telah dicoret," ujarnya.

Menurutnya, untuk merubah PSMS menjadi lebih baik, dibutuhkan kerja sama semua pihak. "Saya tidak akan dapat memberikan prestasi apapun kalau tidak ada kerja sama dan kerja keras semua pihak, tidak terkecuali masyarakat pecinta PSMS," ucapnya.

Ditanya soal target minimum dalam menangani PSMS pada putaran kedua Liga Super, pelatih yang pernah menangani Persma Manado ini enggan berkomentar muluk-muluk. Namun begitu, dirinya berkeyakinan PSMS dapat tampil lebih baik.

PSMS masih seleksi pemain asing


26seleksi.jpgMEDAN - Manajemen PSMS hingga kini masih menjalankan proses seleksi terhadap beberapa pemain asing yang nantinya diharapkan dapat memperkuat tim pada putaran kedua Liga Super Indonesia (LSI).

Media Officer PSMS, Abdi Panjaitan, di Medan, Selasa (25/11) mengatakan, para pemain asing itu masih menjalani tes fisik dan kemampuan yang langsung ditangani tim pelatih PSMS.

Para pemain yang tengah seleksi sejak pekan lalu di Stadion TD Pardede, Jl Medan-Binjai, itu adalah Alejandro Cardozo (Uruguay), Mauro Oliveira Pinto (Brazil), Zdravdo Simic (Kroasia) dan Michele Nere (Kamerun).

Abdi mengatakan, seleksi terhadap pemain asing itu dilakukan dengan ketat karena manajemen ingin memilih yang terbaik di antara mereka. "PSMS tentu tidak akan memakai pemain yang tidak berkualitas," ujarnya.

Perekrutan terhadap pemain asing terpaksa dilakukan menyusul pencoretan tiga pemain asing dan delapan pemain lokal baru-baru ini. PSMS sendiri kini hanya memiliki dua pemain asing, yakni Patricio Jimenez (Chile) dan Leonardo Martin Zada (Brazil).