Friday, September 25, 2009

Timnas U-23 ke SEA Games 2009

PSSI hanya mem­ba­wa 18 pemain menuju SEA Games XXV/2009 Laos pada De­sem­ber mendatang. Itu sesuai kuota yang diberikan Komite Olim­piade Indonesia (KOI) kepada induk organisasi sepak bola tanah air dalam menghadapi multieven antarbangsa Asia Tenggara kemarin.

Jumlah tersebut termasuk minim. Itu disebabkan pada SEA Games 2007, Indonesia membawa 23 pemain.

Memang, KOI masih mem­be­baskan induk cabang olahraga, termasuk PSSI, untuk menambah kuota, asal bisa membiayai sendiri. 'Dengan kekuatan itu, cukuplah timnas (tim nasional) menghadapi SEA Games nanti. Justru kami akan menambah jumlah ofisial lagi," ujar Nugraha Besoes, Sekjen PSSI, di Jakarta kemarin (15/9).

Ya, selain 18 pemain, KOI hanya memberikan kursi untuk empat ofi­sial. Jumlah itu sudah habis untuk pelatih dan asistennya serta manajer dan asisten manajer.

Menurut Nugraha, selain empat personel tersebut, tim masih harus didampingi dokter, media officer, security officer, dan masseur.

Sebanyak 18 pemain itu dipas­ti­kan sampai entry by name ditutup 26 Oktober nanti. Rahim Soekasah, ketua Badan Tim Nasio­nal (BTN), sudah siap dengan keputusan KOI itu. Pihaknya sudah mem­prediksi bahwa tim yang bakal dibiayai KOI hanya 18 pemain. Itu terkait kuota pelatnas sepak bola yang memang hanya 18 pemain.

'Yang penting sudah mendapat­kan jaminan timnas sepak bola be­rangkat ke Laos," ujar Rahim.

Saat ini pelatnas timnas U-23 dihuni 30 pemain. Yang berarti, akan ada pencoretan 12 nama. 'Ka­mi akan terus mengadakan pe­mantauan sejak dari pemain masuk pelatnas hari pertama pada 25 September nanti," ujar Nugraha.

Maklum, target yang dipatok KOI tak mudah, timnas harus membawa pulang minimal medali perunggu. Target itu memang cukup berat jika melihat hasil Indonesia dua tahun lalu di Thailand. Saat itu tim polesan pelatih Bulgaria Ivan Venkov Kolev gagal menembus babak penyisihan setelah kalah 1-2 oleh tuan rumah pada laga penentuan. Padahal, tim Merah Putih hanya membutuhkan seri untuk bisa melangkah ke semifinal.

Pada dua pelaksanaan even serupa, Indonesia juga tak menuai hasil optimal. Di SEA Games edisi 2005 di Manila, Filipina, Indonesia hanya berada di urutan keempat setelah kalah oleh Thailand pada perebutan tempat ketiga. Dua tahun sebelumnya di Vietnam, Indonesia juga tak lolos babak penyisihan grup.

Terakhir, Indonesia menuai medali SEA Games pada edisi 1999 di Brunei Darussalam dengan mengantongi perunggu. Torehan itu didapatkan dengan memenangi perebutan tempat ketiga atas Singapura. Kesempatan ke final gagal setelah Indonesia kalah oleh Vietnam

Masih Banyak Klub yang Belum Daftar

Divisi Utama sepi peminat. Di antara 36 klub yang terdaf­tar, baru 23 tim yang menyatakan res­mi siap mengikuti kompetisi sepak bo­la kasta kedua tanah air itu. Artinya, ma­sih ada 13 tim yang belum menyatakan siap bersaing dalam Divisi Utama.

Kondisi tersebut membuat PT Liga In­donesia (LI) harus bersabar. Re­gulator sepak bola tanah air itu mem­perpanjang waktu pendaftaran sa­tu hari lagi. Mereka menerapkan sis­tem jemput bola, meminta konfir­masi dari klub-klub yang belum men­­daftar. "Kami segera menyelesai­kan pendaftaran, jangan sampai ber­larut-larut. Besok (hari ini, Red) diperoleh tim-tim yang memang siap bersaing di Divisi Utama," ujar Sekretaris PT LI Tigorshalom Boboy di Jakarta kemarin (16/9).

Menurut Tigor, berapa pun jumlah tim yang mendaftar, Divisi Utama te­tap berjalan. Hanya, memang ada dua aspek yang terpengaruh, yakni pembagian grup dan jadwal pertan­di­ngan. Jika Divisi Utama diikuti jumlah tim yang ideal, yakni 36 tim, klub akan dikelompokkan ke dalam tiga grup.

"Berkaitan dengan jadwal pertan­dingan, kalau klub terlalu sedikit, en­ding-nya terlalu cepat. Kan ada ba­bak playoff nanti," tutur dia.

Babak playoff akan mempertemukan tim berperingkat keempat Divisi Utama kontra tim urutan ke-15 Indonesia Super League (ISL). Menurut gambaran PT LI, kompetisi itu akan dimulai pada 25 Oktober atau perte­ngahan November nanti

Libur Sepekan

Menyambut Idul Fitri 1430 H, PSMS meliburkan pemainnya. Tercatat mulai latihan terakhir pada 17 September lalu dan akan berlatih lagi mulai 24 September yang akan datang.

Nah, sebagai profesional, skuad PSMS dituntut menjaga kondisi kebugarannya. Usai liburan, anak-anak Medan harus bisa mengontrol berat tubuhnya usai menjalani libur lebaran. Oleh karenanya, pada sesi latihan Kamis lalu berat badan pun ditimbang.

Harapannya, saat latihan usai, seluruh skuad diharapkan tetap memiliki porsi berat badan ideal. Menariknya, untuk menjaga itu Suimin mengaku tak memberikan sangsi kalau-kalau pemain sampai kelebihan berat badan.
“Saya ingin melihat sejauh mana profesionalisme para pemain. Tidak ada ancaman sangsi secara khusus. Tapi kan saya mencatat,” kata Suimin saat latihan terakhir Kamis, (17/9) lalu.

Oleh karenanya, anak-anak Medan digeber fisiknya sebelum dan sesudah lebaran. Sudah hampir enam hari, skuad PSMS ditangani oleh Nimrot Manalu pelatih fisik PSMS. Menurut jadwal, fisik pemain akan kembali digenjot usai lebaran nanti.

Kompetisi yang akan segera berputar, ternyata cukup mengkhawatirkan jajaran pelatih. Kata Suimin, materi latihan yang selama ini diberikan belum sepenuhnya mampu diserap para pemain. Dia melihat sektor fisik masih jadi kendala utama. Maka itu, dia meminta Nimrot membenahi fisik terlebih dahulu baru kemudian materi selanjutnya ditambah.

“Yang saya harapkan dari pemain, adalah mereka mampu menyerap materi latihan seutuhnya. Dan harus dimulai kembali dari pembenahan fisik,” lanjut Suimin.

Dari segi penggemblengan fisik, Nimrot menjelaskan bahwa yang pertama diutamakan harus kelar adalah kekuatan, ketahanan, dan faktor pendukung lainnya.
Sementara itu, usai lebaran ini akan banyak hal yang akan digeber jajaran pengurus maupun pelatih. Salah satunya rencana menggelar uji coba, seleksi pemain asing hingga peluncuran PSMS atau lounching.

Untuk urusan uji coba, kabarnya PSMS bakal merencanakan tur ke luar Medan. Menurut Suimin, di Medan dan sekitarnya, PSMS sulit mendapatkan lawan setimpal. Paling dekat ke Aceh, tapi sayang klub di Aceh juga kabarnya batal ikut kompetisi karena pailit. Maka itu, jadwal uji coba akan dirembukkan dahulu ke manajemen.

Sedangkan seleksi pemain asing, Suimin juga masih menanti kejelasan regulasi dari PT Liga Indonesia. Kalau pelamar sendiri, dijelaskan Suimin banyak pemain asing yang berminat bergabung dengan klub berjuluk Ayam Kinantan itu. “Pelamar banyak, ada sekitar 6 pemain. Dan mereka itu pemain kelas semua. Tapi itu tadi, semua harus menanti kejelasan dari PT LI dulu,” lanjut ayah anak tiga itu.

Terakhir, rencana lounching juga sudah digeber dengan matang. Dua kali sepekan, tim EO yang sedianya bakal mengurusi kegiatan lounching itu kerap menggelar rapat dengan pengurus di Stadion Kebun Bunga.

Tunggu Regulasi PT LI

Terlalu dini membicarakan rencana Ayam Kinantan untuk mendatangkan legiun asing. Walaupun, tak bisa dipungkiri bahwa mereka dibutuhkan tim yang berdiri sejak 1950 itu.

Niat PSMS untul merekrut pemain asing ini sedikit terkendala. Pasalnya, regulasi atau peraturan dari Badan Liga Indonesia (BLI) yang kini berubah nama jadi PT Liga Indonesia belum jelas. Hingga kini, pihak PSMS belum menerima surat resmi mengenai berbagai peraturan yang harus ditaati kontestan Divisi Utama musim 2009/10. Termasuk urusan mendatangkan legiun asing.

Kalau di Indonesia Super League (ISL) sudah jelas. Untuk kuota pemain asing, PT LI membolehkan klub-klub ISL meminang 5 pemain asing. Syaratnya, dua harus berasal dari Asia. Sisanya terserah, mau didatangkan dari negara lainnya.

Nah, di Divisi Utama musim ini memang santer terdengar bahwa masing-masing klub liga kasta kedua Indonesia ini boleh menggunakan tiga pemain asing. Namun, hal itu kabarnya masih sebatas wacana. Buktinya, hingga kini PSMS masih belum tahu regulasi resmi dari PT LI. Dari jumlah yang diperbolehkan, belum diketahui juga apakah keseluruhannya bebas direkrut dari mana negara mana saja.
Karena itu, Suimin Diharja arsitek PSMS belum mau komentar terlalu banyak soal pemain asing. Yang jelas, fokus saat ini adalah bagaimana memperdayakan pemain yang ada.

“Untuk pemain asing, yang pasti kita akan mencari yang sesuai kebutuhan tim. Sejauh ini, kita butuh seorang striker dan bek. Tapi hal itu baru bisa kita ajukan ke manajemen, kalau regulasi dari PT LI sudah kita terima,” beber Suimin di Stadion Kebun Bunga, Rabu (16/9).
Walaupun begitu, beberapa pemain asing sudah mulai ditawarkan ke PSMS. Beberapa agen berlomba mencarikan pemain terbaik bagi tim kebanggaan masyarakat Medan ini. Namun, semuanya masih belum bisa dipastikan. Usai lebaran, rencananya legiun asing akan diseleksi langsung oleh Suimin.

Tak hanya urusan legiun asing yang masih belum jelas. Sistem kompetisi yang masih rancu juga menjadi bahan pikiran. Di Divisi Utama musim ini, PT LI membagi tiga wilayah, yakni wilayah barat, tengah dan timur. Beda dari musim sebelumnya yang hanya dua wilayah.
Nah, di akhir musim, belum diketahui berapa tim yang akan melaju ke putaran final untuk memperebutkan tiket ke ISL. Ada kabar yang menyebutkan bahwa di akhir musim, masing-masing wilayah akan diambil empat tim. Jadi ada 12 tim yang akan kembali dilaga. Lagi-lagi itu masih wacana. “Kita tunggu saja kabar dari PT LI. Kalau semua sudah jelas, kita akan lebih mudah bergerak,” pungkas Suimin.

Pengurus Patungan

PSMS saat ini dalam kondisi berbenah. Sisi finansial rupanya masih menjadi momok yang sangat menakutkan. Kekhawatiran terbesar tentu saja kalau klub kebanggaan warga Medan ini harus terhenti di tengah jalan akibat krisis moneter.

Agus Simorangkir Ketua Harian PSMS, punya beberapa cara untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah agar PSMS bisa bertahan. Ada beberapa hal yang sudah digodok untuk hal itu. “Untuk menyelamatkan dana bagi PSMS, kita akan lakukan apa saja. Kita saat ini sedang usahakan sponsorsip, tak hanya dari Medan, tapi dari luar Medan. Masih banyak cara untuk mencari dana bagi PSMS,” kata Agus.
Itu cerita nanti. Karena hasilnya saat ini belum terlihat. Untuk memulai pembenahan tim ini, PSMS masih dibantu KONI Medan yang rela menghibahkan anggarannya bagi PSMS. Sisanya, beberapa pengurus rela juga patungan kumpul dana untuk merenovasi Stadion Kebun Bunga, dan Mess pemain.

Nah, bagaimana kondisi keuangan PSMS saat ini? Dengan jujur Agus menyatakan bahwa PSMS masih membutuhkan sumbangan. Entah itu dari pengusaha, ataupun masyarakat Medan yang cinta PSMS. Tak lupa, kebaikan hati sponsor juga ditunggu.
Yang jelas, sistem kerjasama dengan para sponsor nantinya akan saling menguntungkan. Benny Tomasoa, asisten manajer PSMS sudah berupaya meyakinkan sponsor untuk urusan satu itu. Menurut Benny, PSMS ini masih punya nama besar, yang bisa menjual nilai satu produk yang turut bekerjasama dengan PSMS. “PSMS masih disegani. Mendengar namanya saja tim lain sudah gentar. Hal itu semoga saja masih memancing minat sponsor untuk kerjasama dengan PSMS. Asal dikelola secara profesional, PSMS pasti bisa bangkit,” kata Benny

Ambisi Ayam Kinantan Mengarungi Musim Depan

Semangat menggebu-gebu ditunjukkan manajemen dan perangkat skuad PSMS. Kamis (17/9) kemarin bertempat di Stadion Kebun Bunga, manajemen mendadak menggelar jumpa pers. Yang dibahas, tentu saja persiapan tim menatap Divisi Utama musim 2009/2010 yang sedianya akan digulirkan Oktober mendatang.

Agus Simorangkir, Ketua Harian PSMS bahkan menyebut bahwa PSMS tidak mementingkan juara di Divisi Utama. Yang terpenting baginya, adalah bagaimana caranya PSMS bisa kembali ke Indonesian Super League (ISL) hanya dalam satu tahun. “Masih ada waktu untuk berbenah. Kita harus saling bahu-membahu untuk mengejar target tembus ke Super Liga. Tak harus juara, yang penting lolos saja dulu,” katanya.
Manajer PSMS, Hendra DS pun tak kalah semangat. Menurutnya, PSMS harus mampu mengembalikan semangat fanatisme Medan seperti yang ditunjukkan PSMS di era tahun 70-an. Bahkan saat itu PSMS sama sekali tak diperkuat tenaga asing. Hasilnya, PSMS mampu menjadi yang terbaik di era persirakatan.

Kondisi saat itu, sedikit banyak mirip dengan kondisi PSMS saat ini. Begitupun, di era dengan persaingan yang lebih ketat seperti saat ini, tentunya PSMS harus lebih mawas diri. Terlalu naif kalau PSMS bertahan dengan komitmen menggunakan tenaga lokal seratus persen.
Maka itu, isu mendatangkan legiun asing pun tak dikesampingkan. Usai lebaran, beberapa pemain asing kabarnya bakal diseleksi. “Intinya kita siap perang melawan kontestan Divisi Utama lainnya. Nah, apa-apa yang harus dipersiapkan untuk memenuhi target lolos ke ISL dipersiapkan sebaik mungkin,” beber Hendra.

Lebih lanjut, politisi dari Partai Patriot itu menegaskan bahwa peta kekuatan di wilayah barat Divisi Utama musim ini, boleh dikatakan merata. Bahkan PSMS diyakini mampu bersaing untuk meraih peringkat terbaik. “Di wilayah barat, kekuatan timnya masih sama. Bahkan bisa dibilang masih lebih baik kita, karena beberapa tim sudah menyatakan mundur, dan ada yang belum persiapan, masih syukur PSMS masih ada hingga saat ini,” sambung Hendr

Saktiawan Melepas Rindu

Kebetulan, Saktiawan Sinaga eks striker PSMS yang kini memperkuat Persik Kediri, sedang dapat libur lebaran. Proses latihan sudah dihentikan sejak beberapa hari lalu. Namun Sakti (sapaan akrab Saktiawan ) pun mudik pulang ke Medan tanah kelahirannya.

Di sela-sela masa liburnya, Sakti rupanya teringat akan PSMS. Maka itu, bersama keluarganya, Kamis (17/9) kemarin Sakti menyempatkan anjangsana ke Stadion Kebun Bunga-tempat dia berlatih dulu.

Sekitar pukul 17.00 WIB, Sakti terlihat berdiri di pinggiran lapangan menyaksikan penggemblengan fisik skuad PSMS. Ada bangga yang keluar dari ucapannya. “Meski beberapa anak Medan kini berlabuh di klub lain, tapi saya yakin hati mereka masih di PSMS. Saya senang PSMS sudah berbenah dan mulai bangkit. Di luar sana, nama besar PSMS masih menggema,” ungkapnya.

Sakti mengaku mengenal beberapa nama skuad PSMS sekarang ini. “Saya lihat ada beberapa striker PSMS yang bagus-bagus, ada Zulkarnaen, Imam Faisal. Mereka striker yang bagus kok,” urai Sakti.

Menurutnya, PSMS saat ini krisis striker. Sebelumnya, Sakti sempat berminat kembali ke PSMS, karena nilai kontraknya tinggi, akhirnya PSMS batal merekrutnya dan Sakti pun kembali ke Persik Kediri.

Begitupun, Sakti juga punya saran bagi PSMS. Menurutnya, pembinaan pemain usia muda utamanya U-23 harus lebih ditingkatkan. Jadi saat tim butuh pemain, bisa dicomot dari skuad mudanya. “PSM Makassar salah satu yang bagus pembinaannya. Jadi waktu klub kesulitan dana, bisa memakai tenaga pemain muda yang sudah lama dibina. Tentu saja harganya bisa jauh lebih murah,” pungkas striker yang dijuluki Sakti The Dragon itu.