Prestasi PSMS yang tak membaik kembali memakan korban. Setelah pelatih dan beberapa pemain yang tercoret dari skuad, kini seorang pengurus Ayam Kinantan resmi mundur dari jabatannya.
Menariknya, pengurus yang mundur ini berasal dari jajaran teras. Ya, adalah Sekretaris Umum (Sekum) PSMS Hardi Mulyono yang secara resmi mundur dari jabatannya. Namun, ketika dihubungi Sumut Pos, pria yang kini menjabat sebagai Sekretaris DPD Partai Golongan Karya Sumut ini membantah kalau mundur dari jabatan karena prestasi PSMS yang tak juga membaik. “Kalau tidak salah surat itu tertanggal 16 Januari, jadi sebenarnya sudah satu bulan saya ajukan. Tidak ada masalah kok, hanya faktor kesibukan saya di partai saja,” ungkapnya, Selasa (16/2).
Seperti yang disampaikan Hardi, kesibukan yang bertambah dengan jabatan baru di partai membuat dirinya tidak bisa lagi mendampingi PSMS. Hal itu membuat dirinya merasa sungkan terhadap pengurus lain. Meskipun begitu, dirinya berjanji akan terus memantau perkembangan tim kesayangan masyarakat Kota Medan ini.
Sebelumnya, lanjut Hardi, surat pengunduran diri yang diajukannya sempat ditolak oleh Ketua Umum PSMS, Dzumi Eldin. Hingga dirinya dilantik sebagai Sekretaris Partai Golkar Sumut beberapa waktu lalu, permohonan itu pun disetujui.
Mengenai penggantinya Hardi menyerahkan kepada Ketua Umum PSMS. Dirinya hanya menyebut karakter yang tepat untuk mengisi jabatan Sekretaris Umum di kala kondisi PSMS saat ini. “Pastinya orang yang tidak banyak cakap lah,” tegasnya.
Sementara itu, dugaan adanya konspirasi di tubuh pengurus untuk menjatuhkan PSMS di kancah persepakbolaan nasional dibantah tegas oleh pengurus. Isu inipun dianggap sebagai kambing hitam dari kelemahan yang ada. Demikian ditegaskan Ketua Bidang Teknik Fredy Hutabarat saat ditemui di Stadion Kebun Bunga, Senin (15/2).
“Tidak ada itu konspirasi apalagi dari pengurus itu sendiri. Ini hanya bias yang akan membingungkan kita juga seluruh pemain,” jelasnya.
Fredy pun merasa pengurus perlu koreksi diri. “Apa salahnya setiap pertandingan ataupun latihan pengurus selalu hadir. Kalau Ketua Umum tidak bisa, ya Ketua Harian atau pengurus lainnya. Bagaimanapun secara psikologis ini dapat mendongkrak mental dan motivasi pemain. Mereka akan merasa diperhatikan,” bebernya.
Pada kesempatan itu Fredy mengaku menyesal dengan sikap Asisten Manager Benny Tomasoa pada pertandingan menghadapi Persita Tangerang di Stadion Teladan Medan, Minggu (14/2) lalu. Saat itu Benny yang kecewa dengan kepemimpinan wasit asal Bandung, Isnan Triana, mengejar masuk ke lapangan. Meskipun berhasil diatasi petugas keamanan, aksi Benny dikhawatirkan dapat mencoreng nama PSMS di Divisi Utama.
“Kemungkinan besar akan ada panggilan dari PSSI mengenai peristiwa itu, mungkin juga kita didenda,” ucap Fredy.
Sebelumnya saat bertandang ke Persikabo Bogor di putaran pertama dan Semen Padang di awal putaran kedua, Benny juga melakukan aksi protes di lapangan. Namun, dikabarkan aksi di Stadion Teladan Medan, Minggu (14/2) lalu merupakan tahap klimaks.
Hal itu pun diakui Benny melalui telepon, Selasa (16/2). “Kita sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi hasilnya tetap beda dari yang kita harapkan. Dan memang, melawan Persita kekecewaan ini mencapai puncaknya, saya kalap. Tapi, itu akan menjadi yang terakhir,” janji Benny.
Benny juga mengaku siap bila karena aksi protes yang dilakukannya selama ini dirinya dikeluarkan dari struktur pengurus PSMS.
No comments:
Post a Comment