Posisi penjaga gawang PSMS Medan disebut-sebut memantik minat penjaga gawang Timnas Indonesia U-23, Kurnia Meiga. Kiper Arema bakal menyusul sang abang, Ahmad Kurniawan (AK) yang sudah menjalani seleksi di klub berjuluk Ayam Kinantan selama dua minggu belakangan.
Info ketertarikan kiper utama Timnas Sea Games Palembang adalah, karena nasibnya di Arema klub yang dibelanya juga belum jelas. "Dia (Kurnia Meiga) belum ada kejelasan. Jadi dia bersedia di PSMS, asal ada tawaran dari PSMS," ujar narasumber yang enggan namanya dipublikasikan.
Kehadiran Kurnia Meiga, lanjutnya akan sangat tergantung dengan komunikasi sang adik dengan abangnya, Ahmad Kurniawan. "Kurnia Meiga sangat segan dengan abangnya. Sebenarnya mereka ini bisa satu paket berada di PSMS," tukasnya.
Kelanjutan proses komunikasi soal ini, memang belum sampai ke ranah pengurus. "Hingga saat ini masih soal komunikasi Meiga saja yang tertarik jika ada tawaran ke PSMS. Meiga juga kan lagi sibuk di timnas, sementara PSMS juga belum beres semua dengan konsorsium," tuturnya.
Kurnia Meiga sendiri yang dihubungi via telepon genggamnya, mengakui soal ketertarikannya bermain di PSMS. "Kalau bisa kenapa enggak," tegasnya.
Dia menyebutkan, ke PSMS akan membuatnya bisa berkumpul kembali dengan abangnya. "Dengan bermain di PSMS, saya bisa berkumpul kembali dengan keluarga kakak (abang) di Medan," ungkapnya. (Randy Hutagaol/Tribun Medan)
Kumpulan Berita Tentang PSMS Medan Teruskan Perjuangan MU PSMS Medan "Koe" Dukung Terus PSMS Medan ....
Wednesday, November 16, 2011
CEO Bikin Pening
MEDAN – PSMS masih berkutat pada permasalahan penentuan figur Chief Executive Officer (CEO) di musim kompetisi Indonesian Premier League (IPL) 2011/2012. Beredar kabar, Ketua Umum PSMS yang juga wali kota Medan, Rahudman Harahap pening menentukan siapa yang paling pas duduk di posisi krusial itu.
Salah satu dari dua nama dikabarkan bakal menduduki posisi tersebut. Keduanya merupakan pelaksana teknis PSMS yang ditunjuk langsung oleh Rahudman Harahap yakni Iswanda Ramli dan Idris.
Iswanda Ramli yang sebelumnya menyatakan akan bertemu dengan wali kota Medan itu Jumat (11/11) malam mengaku batal melaporkan kesepakatan yang dicapai pihak konsorsium dan PSMS pada pertemuan teknis klub IPL di Hotel Alila Jakarta Rabu (9/11) lalu.
“Wali kota berhalangan karena banyak kegiatan. Kami pun batal bertemu dengan beliau tadi malam (Jumat 11/11). Kemungkinan besok (hari ini) pertemuan akan digelar. Saya dan Idris akan bertemu dengan beliau,” katanya lagi.
Dia meyakini, pertemuan dengan wali kota tersebut akan memutuskan siapa CEO PSMS Medan.
“Besok (hari ini) saya rasa sudah akan ditentukan mengingat waktu semakin mepet,” ungkapnya.
Baik Iswanda Ramli maupun Idris sebelumnya mengaku bersedia jika ditunjuk sebagai CEO. Namun kelompok suporter PSMS senada mengutarakan penolakan terhadap Idris jika akhirnya diputuskan menjadi CEO.
Presiden KAMPAK Johan Ferzy Simangunsong yang ditemui di Stadion Teladan Medan kemarin mengatakan, buruknya kinerja Idris sebagai manajer PSMS musim lalu sekaligus sekretaris umum PSMS hampir dua musim lamanya membuatnya seharusnya tidak lagi mendapat tempat di PSMS.
“Jelas kami katakan, kinerja Idris sangat jeblok. KAMPAK menolak dia sebagai CEO lantaran melihat apa yang sudah dibuatnya untuk PSMS sangat buruk. Bukannya prestasi yang dia berikan, namun kebobrokan-kebobrokan,” ungkapnya.
Dengan tegas Johan menyebutkan, jika Idris menjabat CEO, PSMS bakal terperosok jauh dan akhirnya tenggelam.
“Lagipula apa di Medan ini cuma Idris yang harus ke PSMS. Apa hanya dia yang bisa jadi CEO?. Jika harus memilih, kendati baru ditunjuk sebagai pelaksana teknis, Iswanda Ramli pantas mengisi jabatan itu,” tukasnya.
Baik-buruknya Iswanda saat menjabat CEO menurutnya urusan belakangan. Yang jelas, dibanding Idris, pria yang akrab disapa Nanda itu disinyalir lebih baik.
“Kami memang belum bisa menilai kinerja Nanda, tapi memilih yang terbaik di antara yang terburuk itu saya rasa wajar saja. Bukan masalah dukung-mendukung, kami hanya berharap PSMS ini
bisa keluar dari masa suram,” ucapnya lagi.
Senada salah seorang pendiri PSMS Medan Fans Club (PFC) Pio Paulus Sembiring menyatakan, kegelisahan mantan pemain PSMS terhadap pengurus PSMS musim lalu seharusnya membuat pengurus sadar diri dan mundur.
“Keluhan mereka itu secara tidak langsung merupakan keluhan seluruh masyarakat pencinta PSMS. Pengurus harus mundur. Serahkanlah kepengurusan kepada orang yang baru dan profesional,” ucapnya.
Ketua PFC Rahmad Nur Lubis juga tak ingin Idris duduk di kursi CEO.
“Kita minta ketegasan Ketum dalam hal pemilihan CEO ini, Karena kendalinya ada di tangan Ketum. Dilihat dari sisi prosesnya, Idris terlihat teramat ambisius dan seperti ngebet sekali ingin jadi CEO. Ada apa?
Dilihat dari sisi kapabilitas, Idris jelas gagal karena musim lalu gagal memenuhi targetnya membawa PSMS lolos paling tidak ke Semi final Divisi Utama,” bebernya. (saz)
Salah satu dari dua nama dikabarkan bakal menduduki posisi tersebut. Keduanya merupakan pelaksana teknis PSMS yang ditunjuk langsung oleh Rahudman Harahap yakni Iswanda Ramli dan Idris.
Iswanda Ramli yang sebelumnya menyatakan akan bertemu dengan wali kota Medan itu Jumat (11/11) malam mengaku batal melaporkan kesepakatan yang dicapai pihak konsorsium dan PSMS pada pertemuan teknis klub IPL di Hotel Alila Jakarta Rabu (9/11) lalu.
“Wali kota berhalangan karena banyak kegiatan. Kami pun batal bertemu dengan beliau tadi malam (Jumat 11/11). Kemungkinan besok (hari ini) pertemuan akan digelar. Saya dan Idris akan bertemu dengan beliau,” katanya lagi.
Dia meyakini, pertemuan dengan wali kota tersebut akan memutuskan siapa CEO PSMS Medan.
“Besok (hari ini) saya rasa sudah akan ditentukan mengingat waktu semakin mepet,” ungkapnya.
Baik Iswanda Ramli maupun Idris sebelumnya mengaku bersedia jika ditunjuk sebagai CEO. Namun kelompok suporter PSMS senada mengutarakan penolakan terhadap Idris jika akhirnya diputuskan menjadi CEO.
Presiden KAMPAK Johan Ferzy Simangunsong yang ditemui di Stadion Teladan Medan kemarin mengatakan, buruknya kinerja Idris sebagai manajer PSMS musim lalu sekaligus sekretaris umum PSMS hampir dua musim lamanya membuatnya seharusnya tidak lagi mendapat tempat di PSMS.
“Jelas kami katakan, kinerja Idris sangat jeblok. KAMPAK menolak dia sebagai CEO lantaran melihat apa yang sudah dibuatnya untuk PSMS sangat buruk. Bukannya prestasi yang dia berikan, namun kebobrokan-kebobrokan,” ungkapnya.
Dengan tegas Johan menyebutkan, jika Idris menjabat CEO, PSMS bakal terperosok jauh dan akhirnya tenggelam.
“Lagipula apa di Medan ini cuma Idris yang harus ke PSMS. Apa hanya dia yang bisa jadi CEO?. Jika harus memilih, kendati baru ditunjuk sebagai pelaksana teknis, Iswanda Ramli pantas mengisi jabatan itu,” tukasnya.
Baik-buruknya Iswanda saat menjabat CEO menurutnya urusan belakangan. Yang jelas, dibanding Idris, pria yang akrab disapa Nanda itu disinyalir lebih baik.
“Kami memang belum bisa menilai kinerja Nanda, tapi memilih yang terbaik di antara yang terburuk itu saya rasa wajar saja. Bukan masalah dukung-mendukung, kami hanya berharap PSMS ini
bisa keluar dari masa suram,” ucapnya lagi.
Senada salah seorang pendiri PSMS Medan Fans Club (PFC) Pio Paulus Sembiring menyatakan, kegelisahan mantan pemain PSMS terhadap pengurus PSMS musim lalu seharusnya membuat pengurus sadar diri dan mundur.
“Keluhan mereka itu secara tidak langsung merupakan keluhan seluruh masyarakat pencinta PSMS. Pengurus harus mundur. Serahkanlah kepengurusan kepada orang yang baru dan profesional,” ucapnya.
Ketua PFC Rahmad Nur Lubis juga tak ingin Idris duduk di kursi CEO.
“Kita minta ketegasan Ketum dalam hal pemilihan CEO ini, Karena kendalinya ada di tangan Ketum. Dilihat dari sisi prosesnya, Idris terlihat teramat ambisius dan seperti ngebet sekali ingin jadi CEO. Ada apa?
Dilihat dari sisi kapabilitas, Idris jelas gagal karena musim lalu gagal memenuhi targetnya membawa PSMS lolos paling tidak ke Semi final Divisi Utama,” bebernya. (saz)
Markus Gabung PSMS?
MEDAN- Penjaga gawang langganan Timnas Indonesia asal Medan, Markus Horison dikabarkan akan kembali membela klub yang membesarkannya, PSMS. Pemain Persib musim lalu itu kini sedang berada di Medan tak tak memiliki klub, serta tak lagi dipanggil Timnas melawan Qatar di penyisihan Piala Dunia Zona Asia.
Belakangan, pemain yang sempat membela Persik Kediri ini memang acap kali diisukan bakal membela PSMS namun tak pernah terwujud. Musim ini, asa kembalinya Markus ke Medan terbuka lebar, karena sang pemain masih dalam status tanpa klub saat ini. Apalagi, kesepakatan Markus untuk bermain di klub Malaysia tidak terealisasi.
“Saya sempat bernegosiasi dengan dua klub di Malaysia. Tapi peraturan di Malaysia, kiper untuk klub-klub kompetisi harus pemain lokal. Saya juga sempat berkomunikasi dengan perwakilan federasi sepak bola Malaysia di Jakarta soal ini. Akhirnya saya tidak jadi ke Malaysia,” beber Markus via seluler kemarin.
Suami artis Kiki Amalia ini mengatakan, akan senang sekali jika bisa memperkuat PSMS. Meski diakuinya ada beberapa tawaran juga dari klub-klub Indonesia. “Saya memang belum memutuskan mau bermain di mana. Namun jika saja ada komunikasi dari pengurus atau konsorsium ke saya, Insya Allah saya siap seribu persen ke PSMS. Apalagi, PSMS adalah rumah saya dan klub yang membesarkan saya,” ujar Markus.
Soal klub bermain di IPL atau ISL, baginya yang penting bisa bermain sebaik mungkin. “Saya memang sudah berbicara dengan pak Farid Rahman (Wakil Ketum PSSI), dia menyarankan saya main di IPL. Bagi saya yang penting main, tak peduli mau main di kompetisi mana baik ISL atau IPL,” jelas kiper berkepala plontos ini.
Markus juga menampik jika disebut proses memperkuat klub berjuluk Ayam Kinantan batal karena mematok harga yang tinggi. “Saya sempat kecewa juga dikabarkan mematok harga Rp1,1 miliar. Saya tak pernah menerima nilai sejumlah itu di klub saya bermain. Bahkan di Persib yang klubnya dari sisi anggaran tidak mengkhawatirkan saja, saya dihargai sekitar Rp900 juta dan klub-klub lain di bawah jumlah itu. Silahkan dicek soal itu ke klub-klub saya sebelumnya. Saya tahu soal angka Rp1,1 miliar dari teman-teman di Medan yang tahu soal isu itu,” ungkapnya lagi.
Dia meyakini, jika kemudian ada komunikasi dengan PSMS, bisa saja nominal itu turun. “Tergantung komunikasi, namun sampai sekarang belum ada berbicara dengan pihak PSMS. Saya juga tahu saat ini masih ada yang belum di kubu PSMS soal kerja sama dengan konsorsium. Sepanjang ada komunikasi, saya siap membela PSMS,” kata Markus.
Markus juga menegaskan, jika kedatangannya ke Sumut dalam beberapa minggu ini hanya mengunjungi keluarga bukan bernegosiasi ke PSMS. Rabu (16/11) depan, Markus juga diagendakan bertemu Plt Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho. “Saya hanya pulang kampung. Memang ada agenda ketemu Gubsu, beliau suka bola dan saya yakin suka PSMS. Ya sekadar silaturahim saja. Tapi masih melihat jadwal, beliau juga sibuk,” tuturnya.
Soal Markus, pelaksana teknis PSMS Iswanda Nanda Ramli mengatakan, soal perekrutan pemain pihaknya akan membicarakan lagi dengan Ketum PSMS Rahudman Harahap. “Markus ke PSMS bagus.
Tapi kami belum bisa memutuskan. Selanjutnya kami akan bicarakan dengan Ketum,” ujarnya.
Sedangkan, bakal pelatih penjaga gawang PSMS Sugihar mengungkapkan, tidak masalah dengan kehadiran kiper baru. Meski diakuinya yang ada saat ini, Ahmad Kurniawan, Edi Kurnia dan Syahbani serta kiper magang Alrian Suhaibi sudah cukup solid. “Bagi saya yang ada sekarang ya sudah cukup dan solid. Kalau ada penambahan pemain baru bakal ada perubahan pastinya. Soal Markus saya serahkan kepada pengurus, karena mereka yang berwenang soal anggaran dan saya tidak tahu juga nominal permintaan Markus,” katanya.
Sugihar tak menampik, Markus masih sosok kiper terbaik di Indonesia. “Saya akui Markus masih yang nomor satu di Indonesia. Dia hanya perlu memperbaiki mentalnya,” ungkapnya. (saz)
Belakangan, pemain yang sempat membela Persik Kediri ini memang acap kali diisukan bakal membela PSMS namun tak pernah terwujud. Musim ini, asa kembalinya Markus ke Medan terbuka lebar, karena sang pemain masih dalam status tanpa klub saat ini. Apalagi, kesepakatan Markus untuk bermain di klub Malaysia tidak terealisasi.
“Saya sempat bernegosiasi dengan dua klub di Malaysia. Tapi peraturan di Malaysia, kiper untuk klub-klub kompetisi harus pemain lokal. Saya juga sempat berkomunikasi dengan perwakilan federasi sepak bola Malaysia di Jakarta soal ini. Akhirnya saya tidak jadi ke Malaysia,” beber Markus via seluler kemarin.
Suami artis Kiki Amalia ini mengatakan, akan senang sekali jika bisa memperkuat PSMS. Meski diakuinya ada beberapa tawaran juga dari klub-klub Indonesia. “Saya memang belum memutuskan mau bermain di mana. Namun jika saja ada komunikasi dari pengurus atau konsorsium ke saya, Insya Allah saya siap seribu persen ke PSMS. Apalagi, PSMS adalah rumah saya dan klub yang membesarkan saya,” ujar Markus.
Soal klub bermain di IPL atau ISL, baginya yang penting bisa bermain sebaik mungkin. “Saya memang sudah berbicara dengan pak Farid Rahman (Wakil Ketum PSSI), dia menyarankan saya main di IPL. Bagi saya yang penting main, tak peduli mau main di kompetisi mana baik ISL atau IPL,” jelas kiper berkepala plontos ini.
Markus juga menampik jika disebut proses memperkuat klub berjuluk Ayam Kinantan batal karena mematok harga yang tinggi. “Saya sempat kecewa juga dikabarkan mematok harga Rp1,1 miliar. Saya tak pernah menerima nilai sejumlah itu di klub saya bermain. Bahkan di Persib yang klubnya dari sisi anggaran tidak mengkhawatirkan saja, saya dihargai sekitar Rp900 juta dan klub-klub lain di bawah jumlah itu. Silahkan dicek soal itu ke klub-klub saya sebelumnya. Saya tahu soal angka Rp1,1 miliar dari teman-teman di Medan yang tahu soal isu itu,” ungkapnya lagi.
Dia meyakini, jika kemudian ada komunikasi dengan PSMS, bisa saja nominal itu turun. “Tergantung komunikasi, namun sampai sekarang belum ada berbicara dengan pihak PSMS. Saya juga tahu saat ini masih ada yang belum di kubu PSMS soal kerja sama dengan konsorsium. Sepanjang ada komunikasi, saya siap membela PSMS,” kata Markus.
Markus juga menegaskan, jika kedatangannya ke Sumut dalam beberapa minggu ini hanya mengunjungi keluarga bukan bernegosiasi ke PSMS. Rabu (16/11) depan, Markus juga diagendakan bertemu Plt Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho. “Saya hanya pulang kampung. Memang ada agenda ketemu Gubsu, beliau suka bola dan saya yakin suka PSMS. Ya sekadar silaturahim saja. Tapi masih melihat jadwal, beliau juga sibuk,” tuturnya.
Soal Markus, pelaksana teknis PSMS Iswanda Nanda Ramli mengatakan, soal perekrutan pemain pihaknya akan membicarakan lagi dengan Ketum PSMS Rahudman Harahap. “Markus ke PSMS bagus.
Tapi kami belum bisa memutuskan. Selanjutnya kami akan bicarakan dengan Ketum,” ujarnya.
Sedangkan, bakal pelatih penjaga gawang PSMS Sugihar mengungkapkan, tidak masalah dengan kehadiran kiper baru. Meski diakuinya yang ada saat ini, Ahmad Kurniawan, Edi Kurnia dan Syahbani serta kiper magang Alrian Suhaibi sudah cukup solid. “Bagi saya yang ada sekarang ya sudah cukup dan solid. Kalau ada penambahan pemain baru bakal ada perubahan pastinya. Soal Markus saya serahkan kepada pengurus, karena mereka yang berwenang soal anggaran dan saya tidak tahu juga nominal permintaan Markus,” katanya.
Sugihar tak menampik, Markus masih sosok kiper terbaik di Indonesia. “Saya akui Markus masih yang nomor satu di Indonesia. Dia hanya perlu memperbaiki mentalnya,” ungkapnya. (saz)
Subscribe to:
Posts (Atom)