Monday, August 8, 2011

PSMS mulai siapkan regenerasi

MEDAN - Dalam setiap musim kompetisi, persiapan klub butuh anggaran yang besar. Banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Dan pengeluaran terbesar tak dipungkiri untuk mengontrak pemain. Perkembangan sepakbola di tanah air kini membuat kontrak pemain menjulang tinggi. Terutama pemain-pemain berkualitas.

Hal itu yang tampaknya mulai dipikirkan pengurus PSMS saat ini. Sadar kondisi kas PSMS tidak mewah, beberapa langkah disiapkan. Salah satunya membentuk PSMS muda atau PSMS U-21. Skuad ini saat ini tengah berjalan sejak dibentuk pertengahan Juli lalu. Juga ada PSMS U-18 yang dipersiapkan untuk Piala Suratin.

“PSMS muda ini murni untuk pembinaan. Hal ini yang sudah lama tidak dilakukan PSMS sejak beberapa tahun belakangan. Karena itu mereka saat ini tengah digembleng agar nantinya bisa menjadi cikal bakal skuad PSMS ke depan,” ujar Sekretaris Umum PSMS, Idris SE.

Menurutnya, Sumut merupakan salah satu gudangnya pesepakbola berbakat di Indonesia. Akan disayangkan jika bakat-bakat tersebut sia-sia jika tak didukung program yang jelas. Jika pembinaan berhasil, PSMS tak perlu lagi sibuk mencari pemain berkualitas setiap musim.

“Ini sebenarnya program yang tertunda. Baru kali ini bisa dilakukan. Mereka berasal dari daerah-daerah di Sumut. Jadi mereka harus benar-benar serius dibina. Paling nanti ada empat orang yang jadi,” ujar Idris.

Lalu bagaimana dengan tradisi negatif pemain titipan? Selama ini hal itu telah menjadi rahasia umum di klub-klub. “Tidak boleh ada pemain titipan di sini. Kalau nanti kedapatan kami temukan kita akan pecat pelatih,” ujarnya.

Sakiruddin: Teladan layak, tapi kurang perhatian

EDAN - Jika menilai kondisi Stadion Teladan saat ini tentu rata-rata sepakat jika mengatakan kondisinya tidak layak. Kritikan dan protes selalu meluncur dari mulut tim-tim tamu yang melawat ke stadion yang berumur 58 tahun itu.

PSMS saja pernah “terusir” dari Teladan karena tak lolos verifikasi di ISL tiga musim silam. Namun Kasubdis Bina Olahraga Dinas Pemuda Olahraga (Dispora) Sumut, Sakiruddin punya pandangan berbeda. Berikut petikan wawancara Waspada Online dengannya:

Banyak yang mengeluhkan keadaan Stadion Teladan saat ini. Bagaimana menurut anda?
Saya tidaklah sepakat dikatakan Teladan tidak layak. Sebab, banyak stadion yang lebih parah dari Teladan. Contohnya, Stadion Agus Salim di Padang. Lalu mengapa bisa lolos verfikasi. Kalaulah jujur, Teladan ini lolos kok verifikasi, mengapa ada stadion atau lapangan lain yang jauh lebih buruk dari Teladan bisa lolos.

Lalu apa yang menjadi persoalan soal kondisi Teladan?
Kalau soal luas, stadion kita ini layak. Persoalan utama hanyalah, stadion ini tidak bersih, Teladan ini jorok. Pemerintah Kota Medan tidak peduli dengan tidak menganggarkan biaya perawatan berkelanjutan. Kita ini kan kalau membangun sesuatu, kayak besoknya mati. Jadi setelah dibangun, kemudian tidak dipikirkan bagaimana memeliharanya. Itulah yang terjadi dengan Stadion Teladan, sedangkan stadion lain sangat bersih.

Selain kebersihan apa yang salah dari pemeliharaan Stadion Teladan?
Seharusnya stadion tidak lagi untuk tempat latihan. Lihat saja klub-klub luar yang latihan di komplek latihan tersendiri, dan stadion hanya digunakan untuk bertanding. Saat ini, Sumut sudah memiliki Gedung Serba Guna yang dalam tahap penyelesaian. Jika ini siap, maka acara-acara yang selama ini digelar di Teladan bisa dialihkan di sana.

Bagaimana dengan rencana renovasi Stadion Teladan yang tak kunjung direalisaskan?
Renovasi itu iya, wajar, tapi yang lebih penting adalah pemeliharaannya. Prediksi biaya per tahun maintaincenya adalah minimal Rp150 juta hingga Rp1 miliar. Itu untuk kebersihan, rumput, dan listrik di stadion. Apakah Pemko Medan punya anggaran untuk ini? Itu yang perlu dibicarakan.

PSMS yakin tembus kasta utama

MEDAN - Mei lalu, pecinta PSMS Medan kembali harus mengelus dada. Harapan melihat tim kebanggaan Medan itu berlaga di kasta utama pesepakbolaan tanah air kembali pupus. Padahal peluang di depan mata, namun kenyataannya Affan Lubis cs gagal di babak 8 Besar Liga Ti-Phone 2010/2011 pascahasil imbang 3-3 kontra Persiba Bantul.

Tiga bulan berlalu. Kini PSSI berevolusi di bawah kepemimpinan Djohar Arifin. Janji-janji dikoarkan dengan tujuan mewujudkan kompetisi yang profesional. Verifikasi menjadi persyaratan mutlak bagi klub-klub yang ingin ikut berkompetisi. Jika layak, silahkan tempati satu slot di kompetisi.

Dan tentu ini kesempatan bagus untuk PSMS. Harapan kembali tumbuh melihat kembali Ayam Kinantan bertarung di kasta utama setelah dua tahun berjibaku di kasta kedua. Dan ini pekerjaan rumah yang harus dituntaskan pengurus PSMS.

Ada lima aspek yang harus dipenuhi yakni finansial, administrasi, pendukung, infrastruktur, dan pembinaan usia muda. Lalu apa langkah yang harus dilakukan? Sekretaris Umum PSMS, Idris SE, mengaku pihaknya sudah mempersiapkan langkah. Terutama menyoal finansial terkait peraturan tanpa APBD untuk klub sepakbola.

“Ada beberapa langkah yang akan kami lakukan. Saat ini kami tinggal menunggu kesepakatan dengan tiga perusahaan besar. Dan melihat peluang itu kita yakin untuk dapat bermain di kasta tertinggi,” ujar Idris malam ini.

Titik terang mengenai calon investor PSMS itu belum berani dibeberkan Idris. “Belum bisa kita umumkan sekarang. Tunggu saja nanti jika sudah sepakat pasti akan kita umumkan,” ujarnya.

Lalu bagaimana dengan opsi merger? Wacana ini kencang dihembuskan sebagai solusi untuk mengatasi masalah finansial. Idris tidak menutup peluang untuk opsi itu.

“Kalau merger itu kan alternatif. Jika itu nanti menjadi solusi itu bisa kita diskusikan dengan Wali Kota Medan,” ujarnya.

Selain itu, Ketua PSSI, Djohar Arifin Husin, yang juga mantan pemain dan wasit PSMS juga berniat turun mengupayakan PSMS agar bisa berkompetisi di kasta tertinggi. Tentunya menyangkut pendanaan tim ini.

“Saya sedang berupaya untuk ketemu dengan Wali Kota Medan serta pejabat lain di Sumut membicarakan nasib PSMS. Bagaimanapun tim ini harus segera kembali ke kompetisi kasta tertinggi,” tukasnya.

PSMS merger dengan tim LPI?

MEDAN - Setelah sempat langkah merger tim kebanggaan Sumatera Utara, PSMS Medan, dengan tim Liga Primer Indonesia atau LPI menjadi kontroversi ditengah masyarakat pecinta sepakbola di Medan, akhirnya langkah itu sudah jelas.

Ketua Komite Kompetisi PSSI, Sihar Sitorus, menjelaskan solusi singkat atas permasalahan legalitas dan finansial yang dihadapi klub profesional di tanah air, yakni merger (penggabungan) klub antara tim kontestan Indonesia Super League (ISL), Divisi Utama Liga Indonesia, dan tim dari LPI.
Menurut Sihar, klub ISL dan Divisi Utama yang sudah berbadan hukum dalam bentuk PT (Perseroan Terbatas) dapat bergabung dengan pihak pemodal lainnya. Hal tersebut demi memenuhi batas waktu pendaftaran klub yang diberikan Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) pada 25 Agustus nanti sebelum diverifikasi pada 3 September mendatang.

Hal itu sekiranya Indonesia tidak ingin kehilangan kesempatan tampil di Liga Champions Asia untuk tiga tahun ke depan. Dikatakan, jika PSSI gagal menggulirkan kompetisi klub profesional pada 14 Oktober mendatang dengan peserta yang memenuhi standar hasil verifikasi AFC, bisa dipastikan kesempatan klub tanah air bertanding di level Asia akan sirna. "Mengingat deadline waktu cukup mepet, kami mengimbau klub-klub ISL, Divisi Utama, Divisi I maupun LPI membuka jalur komunikasi guna melihat peluang merger di antara sesama klub ataupun pihak investor lainnya," kata Sihar malam ini kepada Waspada Online.

"Masing-masing pihak silakan membawa kelebihan dan kekurangannya ke meja negosiasi demi mencari titik temu. Secara legalitas, komersial, dan keuangan, beberapa tim LPI mungkin saja lebih siap dari klub lainnya," ungkapnya.

Dengan demikian, pengelola klub bersangkutan akan dijalankan klub LPI, apabila klub tersebut belum berbadan hukum komersil. Sebaliknya, apabila klub sudah berbentuk PT, saham klub tersebut dapat dimiliki PT klub LPI atau pihak lainnya.

Mengenai persyaratan keuangan senilai Rp5 miliar serta total pembelanjaan pemain sebesar Rp15 miliar, Sihar mengatakan semua itu tidak lebih besar dari pengeluaran rata-rata klub ISL musim sebelumnya. "Kami melihat masalah finansial yang dialami mayoritas klub profesional bisa teratasi dengan melakukan merger. Karena dari segi finansial dan legalitas badan hukum, tim LPI memang lebih siap," kata Sihar yang juga pemilik klub di tanah air tersebut.

Saat ini, imbuh Sihar, semua tim miliknya siap melakukan merger dengan klub manapun. Ditambahkan, Medan Chiefs siap bergabung dengan tim manapun di tanah air. Salah satunya adalah PSMS Medan yang merupakan tim satu kota. Demikian pula Pro Titan, Bintang Medan, Medan United, dan Nusa Ina yang tengah menunggu tawaran merger.

Terkait merger yang akan dilakukan dengan tim dari LPI. Sihar memastikan nama klub tersebut tidak akan berubah. Hanya saja, pengelola klub bersangkutan membawa nama klub LPI, karena secara legalitas sudah mendapat pengesahan dari pihak berwenang. "Karena itu, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan penggabungan dua badan usaha tersebut. Terlebih karena hal ini demi menyelamatkan kesempatan klub Indonesia agar tetap bisa tampil di Liga Champions Asia maupun AFC Cup musim depan," tandas Sihar.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Umum PSMS, Idris SE, menyatakan tidak mempermasalahkan upaya merger yang sedang diwacanakan pengurus PSSI. Asalkan, kata Idris, merger tersebut tidak sampai mengubah nama klub.

PSMS pikirkan stadion alternatif

MEDAN - Kesempatan tampil di kasta utama kompetisi sepakbola musim depan adalah kesempatan berharga yang harus diambil PSMS Medan. Verifikasi yang akan dilakukan PSSI terhadap calon klub peserta berpeluang menempatkan PSMS sebagai salah satu peserta.

Syaratnya tentu memenuhi lima aspek yang ditetapkan PSSI sesuai ketentuan AFC. Salah satu hal yang harus dipenuhi adalah menyoal infrastruktur. Hal yang paling disorot tentu Stadion Teladan Medan sebagai homebase Ayam Kinantan. Dengan kondisi yang memprihatinkan seperti saat ini maka akan sulit bagi PSMS lolos verifikasi.

Tentu saja menyorot kondisi stadion yang berdiri sejak 1953 itu, renovasi menjadi satu-satunya solusi. Dengan usia yang tak lagi muda, wajar saja jika Teladan tak lagi berada dalam kondisi terbaiknya.

Tentu saja untuk hal yang satu ini akan memberatkan langkah PSMS lulus verifikasi. Menanggapi kondisi ini, Sekretaris Umum PSMS, Idris SE, mengatakan pihaknya berniat melakukan renovasi untuk Stadion Teladan.

“Tentu Teladan sedang dalam perencanaan untuk dilakukan renovasi. Kita sedang pikirkan untuk membenahi dulu lapangan tengah sebagai area yang terparah. Baru nanti kita pikirkan untuk bagian lainnya. Saat ini, kita masih diskusikan dengan Wali Kota Medan untuk merenovasi stadion,” tukasnya.

Memang sektor lapangan kerap dikeluhkan banyak pihak. Terutama tim tamu yang bertandang ke Teladan. Selain bentuknya yang tidak rata dan bergelombang, drainasenya juga buruk sehingga tak jarang hujan lebat membuat stadion tergenang. Dampaknya pertandingan pun ditunda.

Namun diakui Idris pembenahan akan menyita waktu yang tidak sedikit. Sementara deadline yang diberikan PSSI untuk klub paling lambat 21 Agustus untuk menyerahkan berkas-berkas persyaratan.

“Paling tidak kita butuh waktu satu setengah bulan. Tapi kalau dalam waktu dekat tidak bisa. Kita bisa alihkan ke Stadion Baharoeddin Siregar untuk sementara sambil menunggu Teladan diperbaiki. Kita tinggal urus dan minta perizinan untuk menggunakan stadion itu,” ujarnya.

Dibandingkan Teladan, kondisi Stadion Baharoeddin Siregar Lubuk Pakam saat ini lebih baik. Terutama pasca klub Liga Primer Indonesia (LPI), Medan Chiefs menetapkan stadion kebanggaan Deli Serdang itu sebagai kandang tim. Terutama sektor lapangan tengah yang direnovasi dengan rumput yang cukup baik. Meskipun beberapa fasilitas lain memerlukan pembenahan.

“Ya tapi yang terpenting Stadion Teladan dulu diusahakan bisa diperbaiki. Itu kan hanya alternatif jika memang waktu tidak memungkinkan,” tukas Idris.

PSMS berat masuk ISL

MEDAN - Misi PSMS meraih satu tiket sebagai kontestan kompetisi Liga Indonesia tahun depan tergolong berat. Lima aspek yang harus dipenuhi sebagai persyaratan yakni finansial, infrastruktur, pendukung, administrasi dan pembinaan usia muda bukan hal yang mudah untuk dipenuhi.

Dari syarat-syarat di atas yang meragukan dari PSMS saat ini adalah finansial dan infrastruktur. Soal pembinaan usia muda, PSMS sudah mulai merintisnya dengan pembentukan PSMS muda (PSMS U-21). Soal pendukung tak diragukan lagi Ayam Kinantan punya ribuan pecinta setia. Lalu soal administrasi, berupa pengesahan berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT), PSMS sudah pernah mendaftarkannya sebagai peserta ISL 2008/2009.
“PSMS sudah berbentuk PT. Itu kita bentuk sebagai syarat sebagai peserta saat kita masih di ISL tiga musim lalu. Hanya saja perlu sedikit pembenahan,” ujar pengurus PSMS, Benny Tomasoa yang pernah menjabat komisaris PSMS.

Nah, finansial dan infrastruktur yang berpeluang mengganjal misi PSMS itu. Seperti diketahui tanpa APBD, PSMS akan kesulitan. Terbukti dengan pasokan 7 miliar APBD, keuangan PSMS tak berada dalam kondisi mewah. Apalagi jika tanpa didukung APBD.

Lalu infrastruktur, PSMS juga tak bisa dikatakan layak. Stadion Teladan sebagai homeground tim dalam kondisi memprihatinkan. Saat ISL 2008, PSMS terpaksa tak punya kandang tetap karena Teladan tak lolos verifikasi.

Renovasi menjadi keharusan. Namun waktu tidak banyak karena 25 Agustus paling lambat klub harus menyerahkan berkas pendaftaran lalu diverifikasi pada 3 September. “Karena itu kami pikirkan untuk menggunakan Stadion Baharoeddin Siregar sebagai alternatif. Untuk merenovasi Teladan lapangan tengahnya saja paling tidak butuh satu setengah bulan,” ujar Sekretaris Umum PSMS, Idris.

PSMS kini hanya memiliki dua opsi. Menjajaki investor tengah dalam proses. Satu opsi lain adalah merger dengan klub LPI yang tentu kuat soal finansial dan legalitas. Yang pasti masyarakat sudah sangat ingin melihat PSMS bertarung di kasta utama kompetisi sepakbola nasional. Keputusan harus dipikirkan secara bijak demi kepentingan orang banyak. Jangan sampai PSMS hanya lulus persyaratan untuk bermain di kasta kedua atau yang terburuk hanya menjadi penonton.

Klub sambut positif piala PSMS

MEDAN - Turnamen sepakbola memperebutkan piala klub PSMS Medan mulai 15 September mendatang, mendapat sambutan positif dari klub-klub anggota Ayam Kinantan. Dari 40 klub, 37 di antaranya sudah mengambil formulir pendaftaran.

“Kita memberikan apresiasi kepada klub-klub yang telah menyambut baik turnamen ini. Hal ini membuktikan masih banyak orang-orang yang peduli terhadap pembinaan sepakbola di Medan sekitar,” ujar Ketua Panpel, Yongky Haurissa, di Stadion Kebun Bunga Medan, malam ini.

Didampingi Wakil Ketua Panpel, Syafril Jambak SH, Yongky menyebutkan tiga klub yang belum mengambil formulir pendaftaran adalah PS USU, Sinar Sakti, dan PTP. Meski begitu, ketiga klub tersebut telah menyatakan kesediaannya mengikuti turnamen dan telah menghubungi panitia.

“Kita berharap 40 klub anggota PSMS dapat mengikuti turnamen yang digelar untuk mencari bibit-bibit pemain potensial dan andal ini. Nantinya, pemain yang terjaring kita harapkan dapat memperkuat PSMS. Di sisi lain, turnamen ini juga untuk menghidupkan kembali roda kompetisi PSMS yang hampir 15 tahun vakum,” kata Yongky.

Mantan pemain sayap PSMS tahun 1980-an itu menambahkan, dalam turnamen ini, pihak panitia membentuk tim pemandu bakat yang dikoordinir Parlin Siagian, Juanda, Maspriono, dan Mariadi. Tugas tim pemandu bakat sendiri adalah memilih pemain yang dinilai layak dan berkualitas untuk dimasukkan dalam skuad Ayam Kinantan.

“Bagi klub yang sudah mengambil formulir, diharapkan segera mengembalikan formulir itu paling lambat 15 Agustus nanti. Untuk technical meeting akan digelar di Sekretariat Mantan Pemain PSMS di Kompleks Stadion Kebun Bunga Medan, 13 September mendatang,” tambahnya.

Lebih lanjut, Yongky mengatakan nantinya pertandingan akan digelar setiap hari dengan menggunakan dua lapangan, yakni Stadion Kebun Bunga dan Lapangan Kosek Hanudnas Polonia Medan.

“Nantinya empat tim juara termasuk pemain terbaik dan top skor berhak atas dana pembinaan dengan nilai total Rp25 juta,” pungkas Yongky lagi.