Friday, January 15, 2010

Pengurus dan Pemain Kurang Mesra

FANS PSMS meminta agar pengurus dan manajemen tim punya sinergi terkait visi dan misi guna mencapai target berlaga di Indonesian Super League (ISL). Setidaknya hal ini dikemukan fans PSMS yang tergabung dalam barisan Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) Hooligan,
Sejauh ini, memang terkesan tak ada sinergi yang terjalin mesra antara pengurus dan tim. Hal itu merupakan modal besar bagi ketentraman antara sesama pemain yang ujungnya mempengaruhi performa. Bahkan, Freddy Hutabarat seorang pengurus menyadari hal itu.
Hanya saja tak ada tindakan nyata dari pengurus untuk menggelar pendekatan secara psikologis kepada pemain. “Saya sadar bahwa kami di kepengurusan tak ada pendekatan kepada pemain. Padahal itu adalah salah satu motivasi kepada pemain, di samping iming-iming uang belaka,” kata Freddy.

“Saya tak ada menyalahkan siapapun di dalam kepengurusan. Saya hanya ingin ada kedekatan lebih antara pengurus dan tim,” sambung Freddy.
Nah, menyoroti hal inilah SMeCK berencana mengajukan revisi besar-besaran di kubu pengurus. Nata Simangunsong, pentolan SMeCK bilang sejak awal pengurus harusnya selaras dalam menatap kompetisi kali ini.

“Yang kami lihat, pengurus dan manajemen seolah berjalan sendiri-sendiri. Ketika tim berjuang, pengurus terlihat tak berbuat apa-apa,” koar Nata.
Tanpa ingin menyebut nama, Nata juga menyayangkan banyaknya pengurus yang tak paham bola namun duduk manis di kepengurusan. Belum lagi jumlah pengurus yang hanya menumpang nama tanpa ada kerja.

Tak hanya itu, Panitia Pelaksana pertandingan juga mendapatkan sorotan. Terkait harga tiket yang juga dinilai kemahalan bagi masyarakat pecinta sepak bola di Kota Medan. “Kinerja Panpel terlihat over acting. Padahal, tak sesuai dengan yang kita harapkan. Kabar yang berkembang, dana hasil dari tiket juga tak pernah sampai kepada kebutuhan tim, jadi uangnya kemana?”

Sebelumnya hal ini pernah dikonformasikan ke Panpel, namun tak ada jawaban yang memuaskan. Pihak mantan pemain PSMS juga menyerukan adanya perombakan kepengurusan. “Kami melihat tak ada kedekatan dan kontribusi pengurus saat ini kepada pemain. Katanya profesional, masak pengurusnya tak mencerminkan sikap profesional ,” koar Sugeng Rahayu mantan pemain PSMS era 1980-an.

Pemain Bukan Sapi Perah

DALAM beberapa kesempatan, acapkali pengurus meminta tanggungjawab pemain PSMS agar tampil profesional dan selalu menang karena mereka telah digaji secara profesional. Hal ini nyatanya gagal total. Pasalnya, tim membutuhkan lebih dari sekedar gaji dan fasilitas yang diberikan.
Hal itu diutarakan Aritonang, pria paruh baya yang sempat menjadi manajer PSMS. Di masa Aritonang, PSMS sukses dua kali masuk babak delapan besar. Bahkan, sekali sampai ke semifinal.

Dibeberkan Aritonang, ada beberapa hal yang tampaknya tak terperhatikan oleh pengurus sekarang. Salah satunya adalah pendekatan mendalam kepada skuad. “Pemain ini bukan sapi perahan. Mereka adalah manusia yang punya perasaan. Mereka juga butuh perhatian, di samping gaji semata. Ada hal-hal kecil yang terkadang mampu memicu semangat mereka untuk bertarung dengan sepenuh hati,” kata Aritonang ketika ditemui di Stadion Kebun Bunga kemarin.

Berdasarkan pantauan sepanjang putaran pertama ini, kesan menjadikan pemain bak sapi perah memang begitu terlihat. Pemain dipaksa agar bersikap profesional, namun beberapa suntikan untuk menjadi pemain yang benar-benar rela mati untuk timnya tak pernah ada. Misalnya, bonus kemenangan dan perhatian sepenuh hati dari pengurus. “Kita berharap prestasi, tapi pemain dianggap sapi perah. Harusnya kalau mau begitu, sekalian anggap pemain sebagai sapi karapan. Selain diberikan perawatan maksimal, sapi karapan itu diperhatikan juga gizinya, cambukannya agar kuat berlari,” beber Aritonang.

“Aplikasinya kepada pemain kita tentu saja bukan demikian, namun bisa dijadikan sebagai contoh. Diberikan perawatan, misalnya diperhatikan gizinya, dicambuk misalnya diberikanlah pemicu semangat seperti bonus dan sebagainya,” tambahnya.

Di putaran kedua nanti, Aritonang berharap agar pengurus akan melakukan hal itu. Tujuannya jelas agar tim ini selaras menggapai satu tiket ke Indonesian Super League (ISL). “Kesempatan selalu masih ada. Semua tim punya kesempatan untuk itu, maka kita harus bekerja sama agar hal itu tercapai,” pungkasnya.

Nyeck hengkang

Isu yang menyebutkan Nyeck Nyobe bakal merapat ke PSM Makassar, tampaknya bukan isapan jempol belaka. Pemain asal Kamerun itu kini tak lagi berada di mess pemain PSMS di Stadion Kebun Bunga.

Berdasarkan keterangan sementara, dikabarkan Nyeck pulang ke rumahnya di kawasan Bumi Serpong Damai di kawasan Tangerang. Namun uniknya, Nyeck turut serta membawa seluruh pakaiannya. Bahkan, televisi yang dibelinya di Medan dan menghiasi kamarnya pun telah dibawa serta. Hanya satu unit spring bed yang tak dibawanya mudik ke Tangerang.

Hal ini semakin memberikan tanda tanya besar, apakah Nyeck benar-benar akan meninggalkan PSMS di putaran kedua ini. Benar, hingga beberapa waktu PSM Makassar terlihat begitu getol menghubungi Nyeck via sambungan telepon.

Tak jarang Nyeck mengangkat telepon ketika sedang bersama beberapa rekan satu timnya. Walhasil, bukan rahasia umum kalau Nyeck memang terlihat sudah tak betah berkostum Kinantan.

Dijelaskan salah seorang pemain yang enggan dikorankan namanya, diketahui Nyeck sudah kesal dengan tak adanya bonus kemenangan bagi timnya walaupun tim menang. Soal nilai kontrak dan gaji, Nyeck sebenarnya tak mempersalahkannya. “Bonus itu yang diharapkannya. Jadi kontrak dan gaji yang kecil jumlahnya bisa ditabung. Jadi biaya hidup sehari-hari pakai bonus itu. Demikian harapan yang kerap disampaikan Nyeck ke kita,” beber pemain tadi.

Nah, dikonfirmasikan akan hal itu, manajemen PSMS pun berang. Manajer Tim Hendra DS menyatakan akan menuntut Nyeck kalau sampai hal itu terjadi. Pasalnya, Nyeck sudah terikat kontrak sepanjang satu musim dengan PSMS. Walaupun manajemen sejauh ini baru menyelesaikan kewajiban resmi misal DP kontrak sebesar 30 persen, dan membayarkan sisanya sebagai gaji.

“Wah Nyeck tak bisa begitu. Dia sudah kita ikat kontrak satu tahun. Jadi dia harus berkostum PSMS selama jangka kontraknya. Kalau memang PSM mau merekrutnya, mereka harus membayarkan sisa kontraknya kepada PSMS,” koar Hendra ketika dihubungi kemarin.
Kalau hal itu tidak dipedulikan, maka Hendra akan mengambil tindakan tegas. “Kalau memang dia mau hengkang, tanpa mengindahkan kontrak, kita siap menuntut,” tambah Hendra.

Tak hanya Nyeck, kabar serupa juga menyambangi Osas Saha. Menurut penuturan Amrus Tiar mantan pemain PSMS yang biasa nongkrong di Kebun Bunga, dia juga sudah mendengar kabar kalau Saha dan Nyeck bersiap mencari klub baru. Namun hal itu masih sebatas kabar burung. “Saya dengar begitu. Mungkin saja mereka tak puas di tim ini. Bisa saja terjadi. Tapi mereka harusnya mengindahkan kontrak,” katanya.

Kepastian itu tampaknya masih harus menanti hingga Senin depan. Usai melakoni laga kontra Semen Padang lalu, skuad praktis diliburkan satu pekan. Senin, skuad sudah harus berkumpul kembali untuk melakoni latihan rutin. Kalau pada hari H kedua pemain tak tampak ikut berlatih, maka tanda tanya itu bakal terjawab

Jaga Skuad

Hasil tak memuaskan diraihkan PSMS dalam menjalani putaran pertama Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010. Karena itu, evaluasi pun wajib dilaksanakan.

Nah, terkait rencana evaluasi yang dihembuskan manajemen kepada skuad Ayam Kinantan, tim pelatih pun mulai menyiapkan laporan pertanggungjawaban putaran pertama. Pada laporan pertanggungjawaban tersebut, rekaman seluruh penilaian dan rapor pemain bakal diajukan.
Di antara yang akan dilaporkan, Peletih Suimin Diharja bilang ada beberapa poin yang selama ini jadi perhatian. Yakni, penampilan, hukuman kartu, gol, mental bertanding, dan jam terbang keseluruhan. Seluruh item itu ada nilainya masing-masing.

Di samping itu, Suimin juga akan menyertakan laporan mingguan masing-masing pemain yang telah tersimpan rapi dalam bank data miliknya. Hal inilah yang akan dilaporkan guna menjadi bahan pertimbangan pengurus.

“Saat ini kami sedang dalam masa rehat. Namun, kami jajaran pelatih sedang menyiapkan laporan akan evaluasi pemain,” bebernya. “Butuh waktu hingga Senin untuk menyelesaikan pekerjaan itu,” tambah pelatih 58 tahun itu.

Menariknya, walaupun Suimin akan menyerahkan laporan evalusasi pemain berdasarkan fakta di lapangan, Suimin tetap meminta kepada manajemen dan pengurus untuk mempertahankan pemain yang ada saat ini. Untuk perombakan tim, Suimin lebih setuju apapila dilakukan penambahan saja tanpa adanya pengurangan.

Menurutnya, alasan yang akan disampaikan cukup jelas. “Terkait rencana perombakan skuad, saya kurang setuju. Saya tetap berharap agar skuad yang ada saat ini dipertahankan. Karena, sejauh ini pemain menunjukkan peningkatan performa,” katanya.
Bukti meningkatnya performa pemain, sejauh ini juga dicatat akurat dalam bank data milik pelatih berjuluk pelatih kampung itu. Terlebih dalam tiga laga terakhir, skuad menunjukkan penampilan dengan fighting spirit anak Medan. Walaupun pada akhirnya tak ada hasil yang membanggakan karena faktor nonteknis.

Meski berkehendak demikian, namun tampaknya manajemen dan pengurus PSMS tetap pada pendirian semula. Yakni, membuang sejumlah pemain yang dinilai tak punya kontribusi nyata dalam tim.

Hendra DS manajer tim menyatakan sejauh ini banyak pemain yang memang harus digantikan dengan pemain yang lebih baik. Tujuannya agar ada pencerahan menatap putaran kedua nanti.

“Saya rasa pembuangan pemain tetap akan kita lakukan. Ini sebagai langkah agar putaran kedua nanti, kita bisa lebih baik lagi,” beber Hendra.
Nah, untuk urusan satu ini tampaknya manajemen juga semakin gencar mendekati calon pemain yang bakal berkostum Kinantan di putaran kedua nanti. Meski belum menambahkan nama baru, tampaknya daftar pemain yang akan diburu kian bertambah. Termasuk, satu nama pemain asing

Gunung ISL Makin Sulit Didaki

MAU tak mau, perombakan besar-besaran di tubuh PSMS wajib direalisasikan. Ditarget lolos ke Indonesian Super League (ISL) musim depan, PSMS ibarat tak diberikan amunisi andal. Hasilnya?

Diketahui sendiri, PSMS musim ini memang tak diperkuat pemain bintang. Skuad yang apa adanya inilah yang coba dipoles sedemikian rupa oleh Suimin Diharja arsitek tim. Pelatih yang juga tenar dengan kemampuan motivasinya ini, hanya mampu meraih 13 angka dari 10 laga yang dilakoninya.

Manajemen pun tak tutup mata akan hal itu. “Langkah ke depan adalah segera melirik pemain yang bisa direkrut,” ujar Hendra DS manajer PSMS usai laga kontra Semen Padang beberapa hari lalu.

Ya, setidaknya langkah selanjutnya untuk kembali berkompetisi menuju pendakian ke kasta kompetisi sepak bola yang lebih tinggi kembali dibahas. Kalau tidak, PSMS akan semakin tertinggal pada pendakian itu.

Jalan terjal berliku sudah ada di depan mata untuk itu. Kalaupun akhirnya ada keajaiban yang memungkingkan PSMS finish di peringkat pertama wilayah satu pada akhir musim ini, sistem kompetisi masih akan berlanjut. Yakni, zona delapan besar. Di sini, masing-masing jagoan dari wilayah masing-masing akan bertemu. Walaupun belum sampai menatap hal itu, perjuangan PSMS meraih posisi tiga besar saja kian berat.

Pesaing lain di wilayah I semakin menjauh dari raihan poin milik PSMS. Saat ini PSMS berada di peringkat enam klasemen sementara dengan 13 poin. Pemuncak klasemen sementara masih Semen Padang dengan 20 poin. Di peringkat kedua, ada Persita yang telah meraih 18 angka dan masih menyisakan dua pertandingan sisa. Di peringkat tiga, Persih Tembilahan bercokol dengan 18 angka juga. Di peringkat empat, Persipasi juga meraih 18 angka. Setingkat di atas PSMS, ada Persiraja dengan 14 angka.

Sialnya, pemuncak klasemen dan runner up masih berpeluang memperkaya angka karena masih mempunya sisa pertandingan. Sedangkan PSMS sudah mengakhiri paro musim dengan 13 angka