Tuesday, January 24, 2012

Persema 4-1 PSMS Slave Puas dengan Kemenangan Besar Laskar Ken Arok

Pelatih Persema, Slave Radovski puas dengan kemenangan timnya 4-1 (3-1) atas PSMS Medan di Stadion Gajayana, semalam. Pemainnya dapat kembali meraih tiga angka penting bagi timnya seiring berjuang menjauhi dasar klasemen sementara Indonesia Premier League (IPL). Meski Bima Sakti dkk belum menerima seluruh haknya, tepatnya gaji Januari yang tertunda pembayarannya oleh manajemen tim.

Dibalik situasi tersebut, seluruh pemain mampu menampilkan permainan terbaiknya. Hal itu yang kemudian dirasa Slave kemudian menjadi kemenangan timnya atas PSMS. Hasilnya, koordinasi permainan yang dibangun dari sebuah kombinasi lini per lini berjalan mulus. Pelatih asal Macedonia ini pun salut dengan apa yang sudah ditunjukkan pemainnya lantaran tak hanya memikirkan masalah uang semata.

‘’Sepakbola bukan hanya masalah uang, namun seperti kehidupan. Saya punya optimisme di pertandingan hari ini dan punya masa depan untuk pertandingan kedepannya. Semua bekerja dengan personality yang bagus,” terang Slave Radovski, Pelatih Persema dalam jumpa pers seusai pertandingan.

Kemenangan itu memuaskan bagi awak Laskar Ken Arok. Persema kembali sukses mengamankan poin penuh pada laga kandang keduanya. Tiga angka itu semakin membuka jalan bagi Persema untuk terus bertahan ke papan tengah klasemen sementara IPL. Sebelumnya, tim kebanggaan Ngalamania ini memenangi laga kandang pertamanya dengan melibas Bontang FC di Stadion Gajayana, Minggu (15/1) lalu.

Sementara itu, kubu PSMS kecewa berat dengan kekalahan telak mereka. Nada kecewa terang-terangan disampaikan pelatih tim, Fabio Lopez. Pelatih asal Italia ini menyebut, sejak memasuki 20 menit pertama, seluruh pemainnya sudah tidak lagi konsentrasi bermain. Hasilnya, empat gol Persema terjadi begitu muda bersarang ke gawang timnya.

‘’Baru di pertandingan ini (semalam, Red), saya melihat performa paling buruk yang ditunjukkan pemain kami. Seperti tertidur, tidak ada konsentrasi dan tidak ada permainan individual tadi. Kami mudah sekali terbobol hingga empat gol oleh Persema,” ucap Fabio Lopez.
(poy/bua/malangpost)

Manajer PSMS Kecewa Wasit Lawan Arema

Manajer PSMS Medan, Beny Tomosoa kecewa dengan kepemimpinan wasit Oki Dwi Putra saat memimpin duel lawan Arema, Minggu, 22 Januari 2012. Tomosoa akan melaporkannya kepada PT Liga Indonesia selaku pengelola ISL 2011-2012.

Bertanding di Stadion Kanjuruhan, Malang, PSMS sebenarnya unggul lebih dulu lewat gol Osas Ikpefua pada menit ke-5. Namun Arema berhasil menyamakannya lewat penalti Marcio Souza pada menit ke-37. Skor 1-1 bertahan hingga turun minum.

Di babak kedua, Arema memimpin 2-1 setelah bek PSMS, Rahmad melakukan gol bunuh diri pada menit ke-56. PSMS juga harus kehilangan satu pemainnya, Novi Handriawan pada menit ke-69. Novi diusir wasit setelah menendang kaki Marcio Souza.

Kejadian ini sempat mengundang protes dari pemain-pemain PSMS. Lemparan botol ke tengah lapangan dan suasana yang ricuh bahkan sempat memaksa laga terhenti beberapa saat. Laga baru dilanjutkan setelah protes pemain-pemain PSMS berhenti.

Tomosoa tidak terima dengan keputusan wasit tersebut. Sebab ada tiga pemain Arema yang melakukan pemukulan terhadap pemain PSMS, tidak mendapat kartu merah dari wasit. Wasit juga tidak menindak pelanggaran para pemain Arema di kotak terlarang.

Tomosoa juga menganggap suporter tuan rumah tidak sportif karena melempari PSMS saat melancarkan protes. Tomosoa mengancam akan membalasnya saat PSMS jadi tuan rumah. "Jelas perlakuan ini akan kami balas di medan,”tukasnya Minggu 22 Januari 2012 saat Konperensi Pers setelah pertandingan .

"Penonton kami sportif tapi kami dapat perlakuan seperti ini. Ini dikandang arema nanti akan kami balas di kandang kami saat laga bertandang ke stadion kami,” kata Tomosoa. (Marco Tampubolon/vivanews)

Arema 2-1 PSMS Raja Isa: Wasit Kurang Bijak

Pelatih PSMS Medan, Raja Isa, menganggap wasit yang memimpin pertandingan melawan Arema Indonesia kurang bijak memimpin pertandingan. Wasit Oki Dwi Putra yang memimpin pertandingan tadi dinilainya kurang cakap memimpin pertandingan yang berkesudahan 2-1 untuk Arema di Indonesia Super League (ISL).

Sempat terjadi protes keras di dalam lapangan antara pemain dari kedua kesebelasan, saat Novi Handriawan menendang kaki Marcio Souza yang menyebabkan Novi diganjar kartu Merah oleh wasit. Wasit membiarkan pertandingan terhenti sejenak saat pemain melakukan protes, hingga sekitar tujuh menit waktu terbuang akibat insiden tersebut.

"Ya, wasit kurang bijak memimpin pertandingan tadi, salah satunya ketika memberi kartu merah kepada Novi Handriawan. Dia membiarkan terjadi kisruh di dalam lapangan, seharusnya sebagai pemimpin pertandingan dia harusnya menginstruksikan agar pertandingan dilanjutkan, agar waktu tidak terbuang sangat panjang," ujar Raja Isa saat dikonfirmasi.

Selebihnya Pelatih asal Malaysia ini enggan mengomentari wasit, hanya saja dia menyesali ketidakbijakan dari Wasit Oki Dwi Putra yang banyak membuat permain menjadi kurang menarik.

"Dia tidak bijak memimpin pertandingan, bukan tidak adil. Saya ini pelatih yang jarang mengomentari wasit," tegas Raja Isa.

"Saya sudah 3 kali mengalami hal begini selama lima tahun melatih di Indonesia, waktu itu di Surabaya dan di Solo. Saya melatih Persiram melawan Persis Solo waktu itu bola masuk dari samping, namun wasit mengatakan bola masuk," ungkap Raja Isa. (Dodi Esvandi/TribunNews)

PSMS ISL Tetap Kirim Surat Protes ke PT LI

Manajer Tim PSMS Medan ISL, Benny Tomasoa mengatakan pihaknya sudah melayangkan surat protes ke PT Liga Indonesia. Komunikasi lisan dan pernyataan protes via faksimili sudah dilakukan. Menurutnya kepemimpinan wasit Oki Dwi Putra menciderai kondusifitas kompetisi Indonesia Super League (ISL). Namun, pihaknya tidak akan mengajukan banding atas kartu merah yang diperoleh libero Novi Handriawan.

"Oki Dwi Putra menyandang wasit terbaik musim lalu. Seharusnya dia tidak melakukan kesalahan dengan membiarkan provokasi yang berlaku dalam laga tersebut. Dari tujuh pertandingan, baru kali ini terjadi. Tapi bagi kami keputusan wasit mutlak. Hanya saja PT LI perlu mengevaluasinya," ujarnya saat dihubungi dari Medan. Layangan protes akan diklarifikasi 2x24 jam.

Sementara itu Novi Handriawan mengakui ia melakukan kesalahan fatal. Namun, ia menyesalkan putusan wasit yang hanya mengganjar kartu merah padanya. "Saya heran kenapa hanya saya yang di kartu merah. Padahal Marcio yang lebih dulu menunjang saya. Hukuman itu lebih fair jika kami berdua dihukum. Saya minta maaf pada masyarakat Medan," ujarnya. (Randy Hutagaol/TribunMedan)