Thursday, January 28, 2010

Faisal-Maulana Bisa Main

Kabar baik menyertai PSMS menatap laga kontra Semen Padang nanti. Pasalnya skuad bakal turun full team karena hukuman larangan tampil yang awalnya diberikan kepada Fiasal Azmi dan Ahmad Maulana urung diputuskan Komisi Disiplin PSSI.

Ya, kedua pemain ini awalnya diragukan tampil karena mendapatkan hukuman dari Komdis PSSI karena dianggap melakukan pemukulan terhadap wasit, saat PSMS berlaga kontra Persikabo beberapa waktu lalu.

Beberapa waktu lalu, kedua pemain ini bahkan telah menghadiri panggilan Komdis untuk dimintai keterangan. Dari sana, Komdis awalnya menjatuhi hukuman denda Rp5 juta kepada masing-masing pemain dan larangan tampil satu partai.
Namun siang kemarin, faks dari PSSI mendarat di markas PSMS di Stadion Kebun Bunga. Isi faks itu menyebutkan kalau kedua pemain tadi tidak jadi dihukum larangan bermain, hanya denda saja.

“Faisal dan Maulana sudah bisa main. Hukuman dari Komdis hanya denda saja. Ini bagus, karena skuad yang kita punya lengkap saat melawan Semen Padang nanti,” kata Suyono asisten pelatih PSMS.

Mengetahui hal itu, Ahmad Maulana pun girang. Dengan dibatalkannya hukuman itu, Maulana masih memiliki kesempatan untuk diturunkan sebagai starter. Pun lebih dari itu, Maulana bilang dia bangga masih tetap diberikan kepercayaan untuk turut bahu membahu membangun PSMS.
“Syukur hukuman itu tidak jadi diberikan kepada kami. Kalau diturunkan, saya siap tampil habis-habisan demi hasil terbaik bagi tim ini,” kata Maulana.

Nah, itu kabar baiknya. Kabar buruk juga ternyata menghinggapi PSMS. Striker lokal Jecky Pasarela yang telah mengemas dua gol bagi PSMS, tampaknya bakal absen karena cedera. Kabarnya Jecky mengalami cedera telapak kaki yang memaksanya harus istirahat beberapa hari.
“Belum tahu bisa main tidak saat ke Padang. Saya harap bisa pulih tepat waktu,” harap Jecky

Patenkan Skema

Hingga tiga hari memimpin latihan, pelatih anyar PSMS Kustiono masih terus mencari skema permainan terbaik yang akan diterapkannya saat melawan Semen Padang (1/2) nanti.

Dari mayoritas pemain yang masuk rencana Kustiono, tampaknya masih tak jauh beda dengan pilihan Suimin Diharja, arsitek PSMS sebelumnya.
Namun pola yang akan diterapkannya saat bertandang ke markas Semen Padang kemungkinan besar adalah formasi 3-5-2.
“Sejauh ini, strategi itu yang masih kita terapkan karena kita fokus pada pertandingan away. Rencananya, skema ini akan terus diterapkan pada setiap laga away. Jadi, kita belum berfikir tentang pertandingan kandang,” terang Suyono, asisten pelatih PSMS di sela-sela latihan yang berlangsung Rabu (27/1).

Ya, dalam aplikasi latihan kemarin, terlihat susunan calon pemain inti yang akan dipasangkan ketika melawat ke Padang. Di bawah mistar, ada M Halim. Di belakang, Nyeck Nyobe menjadi stoper utama ditemani Ahmad Maulana dan Harry Syahputra. Sedikit ke kiri atas, ada Dodi Rahwana berduet dengan Bambang Tri di kanan.

Di tengah, Faisal Azmi dan Tri Yudha tampaknya masih jadi pendamping Affan Lubis. Satu legium impor yang masih seleksi, Ogochukwu Daniel juga bakal mendapatkan tempat di lini tengah. Di depan, Osas Saha masih akan dipercaya sebagai tombak permainan
Terkait pemain asing Daniel, Suyono optimis kalau dia sudah bisa diturunkan ketika melawan Semen Padang.
Pasalnya, urusan administrasi pemain ini telah diurus jauh-jauh hari.

“Pemain asing dan pemain seleksi yang telah terpilih hanya tinggal didaftarkan saja. Mudah-mudahan tidak ada masalah,” harap Yono-panggilan akrab mantan pelatih Sumut FC itu.

Pada latihan kemarin, penampilan seluruh skuad PSMS memang cukup menjanjikan.

Di sisi lain, latihan kemarin juga diwarnai dengan kehadiran tiga wajah baru. Ketiga pemain lokal itu masing-masing bernama Popo asal Aceh yang berposisi sebagai gelandang, Amtiar bek dari PS Idi dan Sigit striker asal Persikad Depok.

Menariknya, ketiga pemain seleksi ini tampil cukup baik pada latihan yang sekaligus seleksi bagi mereka.
Namun keputusan untuk merekrut mereka masih berada di tangan pelatih yang merekomendasikan dan harus direstui pengurus

Pemain Berdarah Indonesia Diincar AS Roma Radja Nainggolan, 13 Tahun Ditinggal Ayah


Radja Nainggolan akan kembali menjadi buah bibir jika nanti direkrut AS Roma. Pemain Piacenza berdarah Indonesia ini pernah punya kenangan pahit ketika lama lama ditinggal sang ayah, Marianus.

Marianus mengenalkan Radja dan saudara kembarnya, Riana kepada sepakbola. Sejak 4 tahun, Radja dan Riana selalu diajak nonton dan bermain sepakbola oleh Marianus di Antwerpen, Belgia.

Sayangnya, sejak usia 6, kedua saudara kembar ini harus berpisah dengan sang ayah. Marianus kembali ke Bali, Indonesia, untuk meneruskan kembali usahanya. Ya, pria berdarah Batak ini memang menjadi pengusaha di Pulau Dewata itu.

Setelah Marianus kembali ke Indonesia, Radja mendapat dorongan dari ibunya Lizi Bogaerd dalam menggeluti sepakbola. Sejak medio 2005, Radja ditarik dari klub Belgia, Germinal Beeschot ke Piacenza, Italia.

Di klub Serie B ini, karir Radja mulai bersinar. Gelandang berusia 21 ini telah mencetak empat gol dari 41 penampilan.

Di Piacenza pula, Radja kembali dipertemukan dengan ayahnya. Momen itu terjadi pada akhir 2007.

"Setelah 13 tahun, akhirnya kami bisa bertemu kembali. Papa datang dari Bali ke Italia menemui saya dan Riana,“ kata Radja seperti dilansir blog Sepakbolanda.

Meski berdarah Indonesia, Radja saat ini tercatat sebagai anggota Timnas Belgia U-21. Sementara itu, Riana Nainggolan juga bermain sepakbola. Sampai sekarang ia masih aktif di klub sepakbola wanita Belgia, Kontich. Klub ini berkiprah di kompetisi nasional Belgia

Fiorentina Incar Pemain Berdarah Indonesia

Masih ingat Radja Nainggolan? Pemain berdarah Indonesia itu kini diincar klub Liga Italia, Fiorentina.

Kubu La Viola menyatakan ketertarikannya kepada gelandang klub Serie B, Piacenza itu. Menurut tribal, pemain 21 tahun yang mengantongi paspor Belgia itu mengesankan Direktur Olahraga Fiorentina, Pantaleo Corvino.

Corvino akan terus memantau penampilannya. Ia berencana untuk merekrut Nainggolan di akhir musim ini. Syaratnya, pemain berayah Batak dan ibu Belgia ini mempertahankan penampilannya.

Tentu, ini kabar bagus buat Radja yang telah memasuki musim keempat berjuang di kerasnya Liga Italia. Sebelumnya, ia juga ditaksir AS Roma, musim lalu. Sayangnya, Roma batal merekrutnya karena banyaknya stok gelandang di Olimpico.

Radja memperkuat Piacenza sejak 2005. Anak pasangan Marianus Nainggolan dan Lizi Bogaerd ini telah tampil dalam 41 laga dan mencetak empat gol.

Pemain Berdarah Batak Perkuat Klub Serie-A


Klub Serie-A Cagliari resmi mengikat Radja Nainggolan untuk memperkuat tim asal Sardinia itu. Nainggolan ditukar dengan Mikhail Sivakov.

Sebelumnya Nainggolan memperkuat Piacenza sejak 2005. Seperti diberitakan Football Italia, ia pindah ke Cagliari dengan status pinjaman. Cagliari mendapat opsi untuk membelinya di akhir musim ini.

Walau punya nama Batak, Nainggolan berkewarganegaraan Belgia. Darah Bataknya datang dari sang ayah, Marianus Nainggolan.

Usia gelandang potensial ini baru 21 tahun. Ia sempat ditaksir dua tim besar yakni Fiorentina dan AS Roma

Irfan Bachdim sudah menentukan pilihan. Pemain berdarah Belanda-Indonesia itu mengaku ingin bergabung dengan asal ibu kota Persija Jakarta.

Selain Persija, Irfan sebenarnya sempat berlatih bersama Persib Bandung. Namun dia mengaku lebih tertarik dengan tim Macan Kemayoran.

"Saya suka klub dan saya juga cara bermain Persija. Saya sudah memutuskan untuk memilih Persija," kata Irfan saat ditemui wartawan usai menyaksikan duel Persija vs Bontang FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGB), Senayan, Jakarta, Rabu, 27 Januari 2010.

Irfan telah menginap di mes Persija sejak Minggu, 25 Januari 2010. Namun menurutnya proses negosiasi dengan manajemen Macan Kemayorn masih berjalan.

"Sampai saat ini respon Persija cukup baik. Namun masih ada beberapa poin yang perlu dibicarakan," kata pemain yang baru berusia 21 tahun itu.

Mengenai status kewarganegaraanya, Irfan mengaku telah mengantongi paspor Indonesia. Karena itu, mantan pemain FC Utrecht dan HFC Haarlem itu tidak masalah bila kontraknya disamakan dengan pemain lokal lainnya.

"Tapi mungkin ada sedikti perbedaan karena saya lahir di Belanda. Namun kalau memang jadi, saya akan masuk sebagai pemain lokal karena saya sudah punya paspor Indonesia," ujarnya.

"Saya memang sengaja ingin main di Indonesia agar punya kesempatan untuk masuk timnas," tambahnya.

Irfan merupakan pemain berdarah Indonesia yang lahir di Amisterdam , 11 Agustus 1988 lalu. Selama di Belanda, Irfan sempat meniti karir di tim junior Ajax Amisterdam, SV Argon, dan FC Ultrecht.

Sedangkan menurut situs Wikipedia, Irfan sempat membela tim senior FC Ultrecht dan HFC Haarlern. Irfan mengaku bisa tampil di berbagai posisi, mulai dari striker hingga gelandang.

"Saya bisa main sebagai pemain depan. Bisa gelandang atau second striker," katanya.

Sementara itu, Direktur Teknis Persija, Benny Dolo belum memutuskan status Irfan. Mantan pelatih Arema Malang itu masih terus memantau perkembangannya.

"Kami masih terus lihat perkembangannya. Sampai saat ini belum ada kepastian mengenai dia (Irfan)," kata Bendol.

Bendol juga mengatakan akan mencari dua pemain asing tambahan. Salah satunya akan ditempatkan sebagai pelapis tiga striker yang dimiliki Persija saat ini

Pengurus tekad perbaiki komunikasi

Banyak mendapat kritik dari kalangan pecinta PSMS Medan, pengurus dan manajemen menyampaikan tekadnya untuk memperbaiki komunikasi dengan pemain dan unsur lain.

Demikian dikatakan Manajer Tim PSMS Drs Hendra DS didampingi Drs Freddy Hutabarat, Julius Raja dan Suryanto Herman dalam diskusi terbuka di Executive Room Hotel Garuda Plaza Medan, Rabu.

Selain dihadiri para wartawan media cetak dan elektronik, kelompok suporter pendukung PSMS seperti Smeck Hooligan, Ultras 1950 dan fans club PSMS juga memberikan masukan terhadap nasib tim Ayam Kinantan.

"Kita berharap pemecatan pelatih Suimin Dihardja juga didukung dengan direvisinya pengurus PSMS yang hanya numpang nama dalam jajaran kepengurusan," tutur Nata, Presiden Smeck Hooligan.

Dia menjelaskan bahwa banyak pengurus tidak memiliki kepedulian dalam membangun PSMS ini, seperti halnya Sekretaris Umum dan Ketua Harian yang tidak pernah muncul untuk memberikan suport kepada pemain.

"Sejauh ini apa yang telah mereka buat untuk tim, alasannya hanya masalah klasik yaitu dana. Kalau tidak sanggup menjadi pengurus, kenapa mau menjadi mengurusi PSMS?" tanyanya.

Saat disinggung target yang dicapai PSMS di era kepelatihan Kustiono, Hendra menjelaskan sebagai tim yang punya nama besar, dirinya berharap PSMS kembali tampil di Liga Super Indonesia yang juga merupakan impian seluruh masyarakat Medan atau minimal bertahan di Divisi Utama.

"Kita akan tetap berjuang untuk membenahi berbagai masalah, sebab mengurus PSMS ini merupakan pengabdian demi prestasi tanpa adanya unsur politik yang memboncenginya. Karena itu, mari kita bersama membangun PSMS agar lebih baik ke depan," pungkas Hendra menambahkan pihaknya tetap terbuka menerima saran dan kritik dari pecinta Ayam Kinantan