Friday, December 4, 2009

Ayam Kinantan undang pendukung

Pengurus PSMS Medan diwakili Julius Raja SE mengundang pendukung The Killer di Stadion Kebun Bunga Medan, Jumat sore ini pukul 17.00 WIB.

Menurut Raja yang juga selaku panpel membidangi teknik lapangan usai kemenangan 2-1 atas PSAP Sigli di Stadion Teladan Medan kemarin, pertemuan ini dalam rangka menjelaskan kepada pendukung tim Ayam Kinantan bahwa akibat perbuatan tercela di kandang PSMS bisa mendapat hukuman partai usiran dari PSSI.

“Kalau PSSI sudah menjatuhkan hukumannya akibat perbuatan pendukung dan penonton kita sendiri, jelas akan merugikan PSMS karena harus bertanding di tempat orang lain,” jelas Raja.

“Jadi sebelum hukuman itu jatuh, saya mengimbau kepada pendukung maupun penonton tidak membuat kesalahan seperti melempari kubu lawan di dalam maupun luar lapangan. Makanya saya perlu mengundang mereka untuk menjelaskannya," lanjutnya.

Menanggapi tudingan dari pendukung PSMS SMeCK bahwa dirinya bertangungjawab atas tiket pendukung PSMS, Raja menegaskan tudingan itu salah alamat karena dia sama sekali tidak mengurusi tiket.

Begitu juga juga tudingan mereka terhadap pengurus yang tidak becus dan hanya mengutamakan kepentingan pribadi juga dibantah Raja. Dikatakan, suara-suara sumbang seperti itu tidak perlu dilakukan tapi cukup sampaikan ke sekretariat PSMS di mana pengurus akan meladeninya.

"Marilah kita bersama-sama saling bahu membahu membangun PSMS, agar upaya membawa tim kesayangan kita berkompetisi tahun depan di Liga Super Indonesia bisa terwujud," katanya lagi

Gol untuk Suporter

JECKY Pasarela menunjukkan kelasnya sebagai striker lokal tersubur PSMS musim ini. Meski baru mengemas satu gol di ajang resmi, namun Jecky berhasil mencetak gol-gol penting bagi PSMS di ajang uji coba. Sayangnya, gol-gol yang terlahir dari kakinya itu dikemas di kandang sendiri.
Wajar jika akhirnya Sumin menyebut Jecky sebagai striker jago kandang. Namun tidak masalah, karena Jecky bertekad untuk terus mengasah ketajamannya. Satu gol saat melawan PSAP kemarin cukup untuk membuktikan ketajamannya.

“Jecky selalu main bagus kalau di kandang sendiri. Tapi kalau away kemampuannya itu seolah turun hingga 40 persen. Saya harap dia terus mengasah kemampuannya agar lebih tajam,” komentar Suimin terkait kemampuan akan buahnya itu.

Sebelum bertanding, Jecky memang sudah bertekad ingin mengemas gol yang akan dipersembahkan kepada seluruh fans PSMS. “Tugas saya adalah mencetak gol. Saya berharap bisa menambah jumlah gol saya di pertandingan lainnya. Gol perdana ini saya persembahkan kepada fans PSMS dan orang tua saya,” ungkap Jecky.

Pada laga kemarin, Slamet Riyadi juga menyumbangkan gol. Gol terasa istimewa karena merupakan pemecah kebuntuan atas usaha tim yang terus melakukan serangan ke lini pertahanan lawan. “Bahagia rasanya bisa memberi kemenangan bagi pendukung,” bilang Slamet

Masih Tumpul

SMS berhasil meraih tiga angka saat melakoni laga kandang perdana melawan PSAP Sigli di Stadion Teladan Medan, Kamis (3/12).
Meski menang, namun beberapa kekurangan masih terlihat, utamanya terkait ketajaman lini depan tim berjuluk Ayam Kinantan itu.

Melawan PSAP, Suimin Diharja bahkan harus memasang pemain belakang Nyeck Nyobe sebagai tukang gedor. Namun hasilnya tak maksimal.
Praktis dalam tiga laga terakhir, hanya Jecky Pasarela yang diplot sebagai target man. Namun apalah daya kalau harus berjuang seorang diri di kotak penalti lawan yang dikawal empat sampai lima pemain belakang.

Nah, untuk itu besar harapan Suimin agar Osas Saha legiun impor milik PSMS dapat turun di partai selanjutnya. “Lini depan masih tumpul. Saya sangat berharap Saha bisa segera dimainkan,” terang Suimin usai laga kemarin.

Pada laga kemarin, PSMS memang terlihat menguasai pertandingan. Namun di awal-awal babak pertama, demam panggung masih dirasakan sejumlah pemain. Buntutnya PSAP lebih banyak meneror lini belakang PSMS yang dikawal Slamet Riyadi.

Kondisi itu bahkan berlangsung hingga menjelang turun minum. Serangan PSMS baru mulai terpola ketika umpan-umpan terukur Affan Lubis dan Edu Juanda mengarah ke kota penalti lawan. Namun kerap tenang karena kurang tenang saat akan menyelesaikannya.
Kebuntuan berhasil terpecahkan tepat di masa injuri time. Gol pertama PSMS tercipta bukan dari kaki striker, melainkan kepala seorang Slamet Riyadi, stoper PSMS merangkap kapten tim. Gol itu tercipta berkat kerjasama apik dengan Nyeck yang memberikan umpan tarik kepada Slamet. 1-0 untuk PSMS.

Namun gol itu tidak diterima skuad PSAP yang menilai Slamet sudah berada dalam posisi offside. Padahal hakim garis tidak mengangkat bendera tanda offside.

Kendati demikian anak-anak PSAP tetap pada pendiriannya yang menggangap Slamet telah terperangkap offside.
Imbasnya, seluruh pemain PSAP mendatangi hakim garis, hingga terjadilah aksi saling dorong, bahkan terkesan anarkis kepada hakim garis.
Kericuhan semakin tak terelakkan ketika official PSAP turut melakukan protes. Belasan polisi yang siaga di dalam stadion akhirnya berhasil melerai. Namun lemparan air mineral dari arah tribun terlanjur diarahkan ke bench PSAP.

Menariknya, ada oknum official PSAP yang membalas lemparan penonton. Sontak penonton tambah marah dan kembali melempari bench dengan lebih banyak air mineral dalam botol.

Kejadian itu sempat menghentikan jalannya pertandingan. Begitupun kedua pihak akhirnya memutuskan tetap melanjutkan pertandingan.
Di babak kedua, permainan PSMS jauh lebih apik dari babak pertama. Beberapa peluang berhasil tercipta. Belum lagi skuad didukung oleh teriakan rap-rap dari suporter.

Saking semangatnya, sebuah kelapaan yang dilakukan Edu Juanda mengakibatkan bola masuk ke dalam gawangnya sendiri. Hal itu terjadi pada menit ke-56, saat mantan pemain Persebaya ini berusaha menghalau bola hasil sepak pojok PSAP.

Namun hal itu tidak berlangsung lama. PSMS kembali unggul di menit 64 ketika Jecky Pasarela berhasil menggetarkan jala lawan, lewat satu kemelut di mulut gawang PSAP hasil tendangan bebas Edu Juanda. Skor 2-1 untuk PSMS, hingga pertandingan usai.
“Saya tidak kecewa dengan penampilan anak-anak. Mereka main bagus namun tidak ada kesempatan untuk mencuri gol. Kami protes atas gol pertama PSMS, tapi kami terima hasil ini,” beber Kustiono, pelatih PSAP