Monday, February 15, 2010

PSMS (1) vs Persita (1)


MEDAN-Meski mendapat dukungan penuh dari para penonton namun tim Ayam Kinantan hanya mampu meraih satu poin setelah dipaksa bermain 1-1- oleh Persita Tangerang pada lanjutan Kompetisi Divisi Utama PSSI 2009-2010 di Stadion Teladan Medan, Minggu (14/2).
Dengan perolehan satu poin ini maka PSMS tetap berada di peringkat delapan dengan koleksi 14 poin dari 14 pertandingan yang telah dilakoni. Artinya, untuk musim kompetisi mendatang PSMS masih tetap berlaga di ajang Divisi Utama, bukan Superliga seperti yang pernah ditargetkan.
Tak hanya itu, untuk bertahan di Divisi Utama pun nasib PSMS belum sepenuhnya aman, karena setidaknya dibutuhkan 24 angka untuk berada di zona aman klasemen akhir Divisi Utama Grup I

Saat meladeni Persita kemarin (14/2) tim Ayam Kinantan turun dengan mempergunakan formasi 4-4-2. Awalnya strategi ini berjalan mulus, bahkan Affan Lubis dkk mendikte permainan lawan.

Bahkan serangan yang dibangun Affan dkk dari sisi kanan berulang kali menciptakan peluang, namun penjaga gawang Persita Bayu Cahyo tampil cukup impresif untuk mengamankan gawangnya.

Tapi seiring masuknya winger Dodi Rahwana menggantikan Syaiful Ramadhan di menit ke-34 membuat permainan PSMS lebih hidup, hingga akhirnya tim Ayam Kinantan memecah kebuntuan pada menit ke-43.

Daniel yang menguasai bola di luar kotak penalti Persita namun tidak memiliki peluang melakukan shooting memberi umpan kepada Jacky Pasarela yang berdiri bebas. Dengan tidak tenangnya Jacky mengarahkan bola ke sudut kiri gawang. Tendangan yang tidak terlalu keras itu ternyata mampu mengecoh Bayu dan membawa PSMS unggul 1-0.

Sayang, keunggulan tersebut tidak berlangsung lama. Pasalnya semenit berselang, Persita Tangerang berhasil menyamakan kedudukan lewat heading yang dilakukan Luis Edmundo.

Penjaga gawang PSMS M Halim yang berdiri terlalu jauh dari mulut gawang tak dapat mengantisipasi dan hanya terpaku menyaksikan si kulit bundar bersarang di gawangnya. Kedudukan 1-1 ini pun bertahan hingga turun minum.
Keberhasilan Persita Tangerang menyamakan kedudukan mengundang reaksi dari para penonton. Yel-yel bernada provokasi mengawali kerasnya pertandingan di babak kedua.

Di babak kedua ini Affan Lubis dkk kembali mengurung lini pertahanan lawan, namun selalu gagal menembus kokohnya lini pertahanan Persita.
Sebenarnya PSMS punya peluang ketika Osas Saha dan Jacky dengan sengaja ditarik pemain belakang Persita di daerah kotak penalti. Namun wasit Isna Triana sepertinya tidak melihat dan tetap melanjutkan pertandingan.

Merasa wasit berpihak, secara tiba-tiba Asisten Manajer PSMS, Beny Tomasoa dan seorang fans PSMS masuk ke lapangan dan mengejar wasit Isna Triana. Untunglah petugas keamanan yang berada dilapangan berhasil menghentikan aksi keduanya sekaligus mengamankan Isna Triana yang tampak panik.

Namun polisi tidak dapat menghentikan lemparan botol air mineral dari podium penonton. Seorang pemain Persita Tangerang bahkan langsung terduduk karena terkena lemparan.

“Saya tidak terima kenapa kita yang harus dikerjai. Seharusnya kejadian itu penalti karena Osas dan Jacky ditarik. Ada fotonya kok,” jelas Beny kepada Sumut Pos.

Untuk itu, dirinya berencana mengajukan masalah ini kepada Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid. “Anak-anak sudah bermain maksimal tapi kepemimpinan wasit sangat buruk. Setelah mengurus tim, saya akan melaporkan kejadian ini ke Ketua Umum sesuai dengan janji beliau,” tambahnya.

Asisten Pelatih Persita Tangerang, Endang H mengaku puas dengan penampilan para pemainnya. Sekalipun satu poin yang didapat tidak memuluskan langkah mereka ke delapan besar, hasil seri merupakan target yang berhasil dicapai.
“Kita sudah memiliki keyakinan akan mampu mencuri poin dari PSMS. Pasalnya, menghadapi Persikabo saja pun PSMS kalah ,” ucap Endang.

Dugaan Adanya Konspirasi

DUA pertandingan kandang PSMS di putaran kedua Kompetisi Divisi Utama PSSI 2009-2010 yang berakhir mengecewakan menimbulkan kecurigaan adanya konspirasi. Targetnya, PSMS harus kalah.

Kuat dugaan, konspirasi ini dilakukan oleh orang kuat dan berpengaruh di kepengurusan dengan memanfaatkan wasit di lapangan.
Asisten Manajer PSMS, Beny Tomasoa tidak menampik adanya konspirasi jahat yang ditujukan untuk PSMS.
Hanya saja ketiadaan bukti membuat Beny enggan menyebut inisial oknum yang kabarnya seorang pengurus PSMS.
“Saya sudah tahu dan itu (konspirasi, Red) memang ada. Cuma karena saya tidak ada bukti kuat untuk menyebut nama,” ucap Beny.
Sehubungan dengan itu, Beny pun hanya bisa berharap pada tiga laga kandang yang sisa wasit dapat bertindak obyektif dan menjunjung sportifitas pertandingan.

Jurang degradasi mulai terbentang

Presiden SMeCK Hooligan Nata S menilai, target PSMS Medan kembali menuju Liga Super Indonesia sudah buyar setelah bermain imbang 1-1 dengan Persita Tangerang, Minggu.

“Tak hanya itu, kini di depan PSMS mulai terbentang jurang degradasi. Makanya, pelatih harus diganti dan beberapa pengurus yang tidak mengerti sepakbola harus juga direvisi eksistensinya," tuturnya di Stadion Teladan Medan usai pertandingan.

Bersama ribuan Smeck Hooligan, Nata menegaskan bahwa menjelang laga melawan PSDS Deli Serdang di Lubukpakam, 19 Februari mendatang, PSMS harus sudah memiliki pelatih baru dengan visi jelas untuk menangani tim kesayangan masyarakat Kota Medan yang tengah sekarat ini.

Nata juga menyesalkan sikap Ketua Umum PSMS Drs H Dzulmi Eldin MSi yang memakai orang-orang tidak mengerti bola dalam kepengurusan. "Malah di antaranya ada yang mencari keuntungan. “Saya bisa buktikan,” tambah Nata.

Pihaknya juga terkejut panpel mengeluarkan dana Rp50 juta untuk menggelar satu laga di Medan. “Ke mana saja uang sebanyak itu digunakan panpel yang diketuai Sekretaris Umum PSMS H Hardi Mulyono SE MAP,” tanya Nata sembari menilai panpel telah gagal dalam merekrut penonton.

Jurang degradasi mulai terbentang

Presiden SMeCK Hooligan Nata S menilai, target PSMS Medan kembali menuju Liga Super Indonesia sudah buyar setelah bermain imbang 1-1 dengan Persita Tangerang, Minggu.

“Tak hanya itu, kini di depan PSMS mulai terbentang jurang degradasi. Makanya, pelatih harus diganti dan beberapa pengurus yang tidak mengerti sepakbola harus juga direvisi eksistensinya," tuturnya di Stadion Teladan Medan usai pertandingan.

Bersama ribuan Smeck Hooligan, Nata menegaskan bahwa menjelang laga melawan PSDS Deli Serdang di Lubukpakam, 19 Februari mendatang, PSMS harus sudah memiliki pelatih baru dengan visi jelas untuk menangani tim kesayangan masyarakat Kota Medan yang tengah sekarat ini.

Nata juga menyesalkan sikap Ketua Umum PSMS Drs H Dzulmi Eldin MSi yang memakai orang-orang tidak mengerti bola dalam kepengurusan. "Malah di antaranya ada yang mencari keuntungan. “Saya bisa buktikan,” tambah Nata.

Pihaknya juga terkejut panpel mengeluarkan dana Rp50 juta untuk menggelar satu laga di Medan. “Ke mana saja uang sebanyak itu digunakan panpel yang diketuai Sekretaris Umum PSMS H Hardi Mulyono SE MAP,” tanya Nata sembari menilai panpel telah gagal dalam merekrut penonton.

Gol Jecky sia-sia

Tampil lebih baik dari pertandingan sebelumnya, PSMS Medan kembali harus menuai hasil kurang memuaskan saat ditahan imbang 1-1 oleh Persita Tangerang dalam lanjutan kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010 di Stadion Teladan Medan, Minggu.

Bertekad memperbaiki penampilan pasca kekalahan memalukan dari Persikabo Bogor, Rabu (10/2) lalu, anak-anak Ayam Kinantan langsung menyerang sejak peluit pertama. Kali ini, pelatih PSMS Kustiono menduetkan Osas Saha dan Jecky Pasarella di lini depan serta mempercayakan lini tengah kepada Ogochukwu Daniel.

Peluang pertama didapat tuan rumah ketika umpan tarik Saha yang sisi kiri pertahanan lawan ditepis penjaga gawang Persita, Bayu Cahyo. Bola yang tidak sempurna ditepis masih sempat disundul winger PSMS, Syaiful Ramadhan. Uniknya, Syaiful yang sudah di muka gawang kosong gagal memanfaatkan peluang emas tersebut.

Begitu juga sepakan Daniel masih membentur mistar atas gawang tim tamu setelah sempat tersentuh kiper lawan. Sebaliknya, Persita yang mengandalkan serangan balik hanya sesekali mengancam gawang M Halim.

Semenit menjelang jeda, seisi Stadion Teladan langsung bersorak gembira. Pasalnya, kebuntuan PSMS mampu dipecahkan oleh Jecky dengan golnya. Sayangnya, selebrasi pasukan Kustiono tak berlangsung lama karena Persita langsung menyamakan skor di masa injury time babak pertama.

Dihiasi teriakan-teriakan “Pengurus Mundur” dari suporter fanatik Ayam Kinantan, M Affan Lubis cs berusaha mencetak gol kedua di 45 menit tersisa. Tercatat dua peluang Saha hanya sebatas nyaris membuahkan angka karena kegemilangan Bayu Cahyo di bawah mistar gawang Persita.

Masuknya Tri Yudha Handoko sempat memberi asa bagi tuan rumah, namun tendangan kerasnya di dalam kotak penalti masih bisa diblok pemain belakang skuad Elly Idris itu. Alhasil, PSMS harus puas meraih satu poin dalam pertandingan yang juga ditandai keributan kecil di akhir pertandingan akibat ulah kepemimpinan wasit.

SMeCK Hooligans dukung Persita

SMeCK Hooligans memastikan diri akan mendukung Persita Tangerang daripada skuad Ayam Kinantan, karena tidak sejalan dengan kebijakan pengurus PSMS Medan.

Demikian dikatakan Presiden SMeCK Hooligans Nata Simangunsong di Medan kemarin. Menurut Nata, kekalahan memalukan saat menjamu Persikabo Bogor, Rabu lalu, disinyalir beberapa klub suporter sebagai akibat arogansi oknum-oknum pengurus terutama sekretaris umumnya.

"Penggantian Suimin Dihardja yang dianggap indisipliner merupakan bukti nyata pengurus tidak bisa dikritik dan tidak mau mendengar berbagai masukan demi kebaikan klub kebanggaan kota Medan ini," ujar Nata.

Dia mensinyalir, oknum Sekretaris Umum PSMS berinisial HM menjadi dalang hancurnya prestasi Ayam Kinantan. "Dia merupakan sosok yang tidak mau menerima kritikan," sesal Nata.

"Bila tersinggung akan langsung bertindak arogan termasuk terhadap Suimin yang seringkali protes,” tambah Nata di Polsek Medan Kota, terkait penangkapan suporter yang melakukan tindakan anarkis atas kekalahan PSMS.

Nata menambahkan, bila suara SMeCK tidak didengar demi keselamatan PSMS, maka pihaknya akan melakukan aksi turun ke jalan dan balik mendukung Persita, Minggu besok

Laga Berat di Kandang

Setelah beberapa hari lalu kalah 0-1 atas Persikabo Bogor, hari ini (14/2) tim kebanggaan masyarakat Medan, PSMS kembali melakoni laga dalam lanjutan kompetisi Divisi Utama PSSI di Stadion Teladan Medan menghadapi Persita Tangerang.

Bagi PSMS yang akan mendapat dukungan dari para pendukungnya, kemenangan merupakan harga mati.

Hal itu disampaikan Asisten Manager PSMS Beny Tomasoa didampingi Sekretaris Tim Firyan Hamdy, Sabtu (13/2).
“Kita telah melupakan kekalahan atas Persikabo, karena kita ingin meraih kemenangan dari Persita,” ucapnya.

Menurut Beny, untuk menghadapi pertandingan kali ini seluruh pemain sudah sepakat untuk tampil all out. Tak hanya pemain, Kustiono, pelatih PSMS telah melakukan persiapan khusus untuk menghadapi laga kontra Persita guna menebus kekalahan yang terjadi pada putaran pertama lalu.

“Pertandingan ini merupakan partai balas dendam, sebab pada pertandingan pertama PSMS kalah dari Persita. Jadi, mumpung tampil di hadapan pendukung sendiri, kita harus mampu memetik kemenangan,” ujar Kustiono, pelatih PSMS.
Untuk merealisasikan ambisinya itu pada pertandingan nanti Kustiono mengaku telah menyiapkan strategi khusus yang selama ini belum pernah diterapkannya.

“Anak-anak telah fasih melakoni metode permainan yang akan diterapkan tadi,” bilang mantan pelatih PSAP Sigli itu.
Rencananya, untuk lini depan nanti Kustiono akan menduetkan striker Osas Saha dan Jecky Passarela. “Jacky memiliki kecepatan. Itu akan membuat lawan kesulitan mengawalnya. Selain itu dia juga memiliki passing yang bagus. Jadi sangat tepat bila ditempatkan sebagai second striker.
Dengan tampilnya Jacky, maka lagiun asing PSMS yang pada debutnya melawan Persikabo ditempatkan digaris depan Ogochukwu Daniel akan dikembalikan ke posisi awalnya, sebagai seorang gelandang.

Sah-sah saja jika Kustiono merasa optimis bila anak asuhnya mampu membungkam Persita. Pasalnya, sepanjang sejarah pertemuan kedua tim di berbagai ajang, tim manapun yang tampil sebagai tuan rumah selalu tampil sebagai pemenang.

Terlebih pada pertandingan hari ini Persita tak diperkuat striker Rishadi Fauzi yang terkena akumulasi kartu.
“Kondisi ini jelas menguntungkan kita. Tapi kita tak boleh larut, karena siapapun pemain yang diletakkan di lini depan tim itu, mereka selalu mampu merepotkan lini pertahanan lawan,” bilang Kustiono.

Kendati begitu, asisten pelatih Persita Rahman Sidik tak menampik jika mental pemainnya sempat hancur pasca kalah 0-1 dari Semen Padang.
“Kami tak ingin mengulangi kesalahan yang sama. Kami ingin kemenangan untuk menebus poin yang hilang dalam lawatan ke Padang,” bilangnya.
Terkait pola main PSMS yang selama ini terkenal keras dan fanatik, Rahman mengatakan bahwa timnya tak terkejut dengan cara main seperti itu. Apalagi selama ini kedua tim sudah sering bertemu.

“Tidak perlu takut menghadapi PSMS. Kami sudah saling mengenal permainan masing-masing,” pungkas Rahman mantap.

Jacky Jadi Starter

UNTUK tampil maksimal pada laga di Stadion Teladan Medan, Minggu (14/2) nanti, skuad PSMS telah bertekad membalas kekecewaan yang didapat saat kalah 0-1 atas Persikabo Bogor, Rabu (10/2) lalu.

Untuk itu Kustiono mengajak seluruh pemain untuk tetap fokus serta tak lupa memaksimalkan variasi serangan seperti yang dilakukan pada latihan yang berlangsung di Stadion TD Pardede, Jumat (12/2) sore.

”Anak-anak kita himbau untuk memaksimalkan variasi serangan di lapangan. Ini yang menjadi kendala dan penyebab kekalahan atas Persikabo Bogor beberapa waktu lalu, yang mana para pemain terlalu terpaku pada konsep yang telah ditetapkan,” ujar Kustiono usai latihan.
Pada latihan tersebut, Kustiono terlihat menurunkan pemain dengan posisi yang berbeda pada saat pertandingan, Rabu (10/2) lalu.
Kemarin, Jacky Pasarella langsung dimainkan untuk mendampingi Osas Saha.

“Osas adalah seorang striker murni. Selama ini dia kekurangan suplai bola yang bisa dimanfaatkan untuk mencetak gol,” ucap Kustiono.
Selanjutnya Kustiono tak menampik jika metode permainan yang diterapkannya nanti membutuhkan pemain dengan kondisi fisik yang prima.
“Terpenting adalah seorang pemain harus mampu bermain happy. Bila itu dilakukan, maka takkan sulit bagi kita untuk meraih kemenangan,” tegasnya.

Tak asal ngomong. Agar para pemainnya dapat tampil maksimal Kustiono telah melakukan pendekatan dari hati ke hati kepada seluruh pemainnya.

Ia berharap dengan cara itu maka motivasi seluruh pemain dapat terdongkrak . Selain itu membangun komunikasi yang baik di antara pemain mutlak dilakukan. Bagaimanapun, komunikasi masih menjadi kendala yang harus segra diatasi.

Di tempat terpisah, pelatih kiper Jampi Hutahuruk menegaskan bila kekalahan atas Persikabo Bogor bukan sepenuhnya kesalahan M Halim sebagai penjaga gawang PSMS.

Meskipun begitu dirinya tetap menambah porsi latihan. “M Halim sudah memopsisikan dirinya dengan tepat waktu itu (Rabu, Red), hanya saja dia kurang cepat mundur ke gawang. Mungkin kalau diulang sampai 10 kali, bola itu belum tentu gol,” bela Jampi.

Dilanda Krisis Finansial

Punggawa Ayam Kinantan dilanda krisis finansial menjelang berlaga kontra Persita Tangerang di Stadion Teladan Medan, Minggu (14/2) besok. Hingga kemarin, dana hibah dari APBD Kota Medan belum juga turun. Akibatnya, gaji pemain terlambat dibayar.
Salah seorang pemain yang tak mau ditulis namanya mengaku, belakangan ini gaji memang terlambat dibayar. “Memang tak sampai tak dibayar, hanya terlambat beberapa hari. Tak seperti biasanya. Biasanya paling lama tanggal 7 sudah diserahkan tapi bulan ini sampai tanggal 9,” kata pemain itu.

Tapi, pemain memaklumi karena kondisi finansial PSMS memang lagi bermasalah. “Ya semua tim juga mengalami hal yang sama bahkan lebih parah. Kita hanya terlambat beberapa hari saja kok,” sambung pemain itu.Kini, pengurus dipaksa untuk mencari dana talangan dari donatur yang mau mendahulukan, agar gaji pemain tak terlambat dan bisa konsentrasi menghadapi Persita serta laga sisa putaran kedua.

Pengurus mengaku, dana talangan itu akan dibayar kepada donatur palaing lambat bulan April mendatang karena dana hibah kabarnya turun bulan April mendatang. “Kita pengurus dan manajemen bersedia kok untuk diaudit. Bila perlu donatur itu langsung berhubungan dengan pemain,” kata Ketua Bidang Teknik PSMS, Freddy Hutabarat saat ditemui di Mes Kebun Bunga Medan, Jumat (12/2).

Apa ada yang mau? Sementara ada oknum pengurus yang disenangi oleh pengusaha sehingga urung memberikan bantuan untuk PSMS? “Kalau memang itu kendalanya, kita bisa membicarakannya. Sejauh itu untuk kemajuan PSMS, kita akan meminta oknum yang bersangkutan untuk mundur. Begitupun status di pengurusan sebagai dasar untuk mengumpulkan dana bisa kita bicarakan,” tegas Freddy. Pelatih PSMS, Kustiono pun tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa memberikan masukan. Mantan Pelatih PSAP Sigli itu bilang, lembaga yudikatif, eksekutif dan pengusaha di daerah harus ikut mendukung untuk mengatasi krisis finansial yang melanda PSMS

Hapus Trauma, tak Takut Rap-rap

Punggawa Ayam Kinantan benar-benar trauma dengan kekalahan atas Persikabo Bogor, Rabu 10/2) lalu. Untuk menghapus trauma itu, Pelatih PSMS, Kustiono pun memindahkan latihan ke Stadion TD Pardede di Jalan Medan-Binjai, Jumat petang (12/2).
Rombongan punggawa PSMS berangkat dengan menggunakan bus yang selalu membawa tim kalau akan melakukan pertandingan. Ada informasi, dipindahkannya latihan selain menghilangkan trauma, pengurus juga takut kalau pecinta PSMS masih emosi dan mengamuk lagi begitu melihat tim kesayangannya latihan di Stadion Teladan Medan.

Tapi, hal itu dibantah oleh Asisten Manajer PSMS, Benny Tomasoa. Menurutnya, pemindahan tempat latihan karena kondisi lapangan Stadion Teladan Medan terlalu keras untuk menggelar latihan dan dapat menyebabkan cedera. “Tidak, kita dan seluruh suporter sama-sama menyayangi PSMS jadi tidak mungkin mereka menyakiti para pemain. Apalagi kita juga siap menampung aspirasi mereka. Pemindahan ini lebih kepada kondisi lapangan. Ke depan ini akan menjadi pembicaraan antara manajemen dan pengurus,” ucap Benny.

Sementara itu kubu Persita Tangerang mengaku sudah siap menghadapi PSMS meskipun main di Stadion Teladan Medan. Bahkan, kemarin (12/2) pagi, Persita sudah menggelar latihan di Stadion Mini USU.

Pelatih Persita, Elly Idris sudah menyiapkan para pemain untuk menghadapi permainan rap-rap PSMS. “Kita sudah tahu PSMS merupakan tim dengan ciri khas rap-rapnya. Apalagi bermain di kandang, saya yakin pola permainan ini akan lebih terasa. Yang pasti kita akan coba mencuri kemenangan,” kata Elly Idris.Pendekar Cisadane juga tak terpengaruh kekalahan atas Semen Padang dan absennya striker muda, Rishadi Fauzi akibat akumulasi kartu.

“Saya sudah berbicara dari hati ke hati dengan pemain dan mereka sudah bisa menerima kekalahan atas Semen Padang, karena lengahnya pemain belakang dan itu sudah kita perbaiki. Kenangan mengalahkan PSMS di Tangerang akan menjadi motivasi pemain,” tegasnya. Dalam lawatannya ke Medan, Elly Idris hanya memboyong 15 pemain karena satu pemainnya terpaksa dipulangkan karena sakit.

Diam-diam Pengurus Hubungi Keltjes

Pengurus memang sudah sepakat untuk mempertahankan Kustiono hingga akhir musim. Tapi, posisinya di luar terus digoyong. Kemarin (12/2), diam-diam ada pengurus yang sudah melobi mantan Pelatih PSMS di ISL, Rudi W Keltjes untuk kembali melatih punggawa Ayam Kinantan.
Rudi W Keltjes yang dihubungi mengaku memang ada menjalin pembicaraan dengan Doni Latuperissa. “Doni ada tanya sama saya mengenai PSMS tapi saya hanya mau ngomong dengan orang yang berkepentingan,” kata Rudi.

Rudi mengaku, memiliki keinginan untuk berperan dalam perbaikan PSMS ke depan. Itu pun dengan beberapa catatan. “Masalah PSMS tidak terletak di tangan pelatih saja. Dengan pemain muda dan tenaga yang masih segar merupakan modal menjadi tim kuat, meskipun itu bukan kerja yang mudah. Asalkan pengurus mau makan ikan asin bersama pemain, saya yakin PSMS bisa kembali seperti dulu,” pungkasnya.
Yang pasti, manajer PSMS, Hendra DS memutuskan untuk mempertahankan Kustiono sebagai pelatih hingga akhir musim, tapi dengan catatan mampu membangkitkan kembali permainan rap-rap yang sudah hilang.

“Pergantian pelatih itu selain akan membuat kita mengeluarkan cost yang lebih banyak, tidak ada jaminan bahwa sosok pelatih yang baru bisa membawa tim ke arah yang lebih baik,” ujar Hendra DS