Tuesday, February 2, 2010

Korban Unfair Play


Buruknya kinerja wasit yang memimpin pertandingan hingga saat ini masih menjadi momok yang menakutkan bagi seluruh klub yang mentas di ajang Superliga dan Divisi Utama PSSI.

Tak terkecuali dengan PSMS. Tim berjuluk Ayam Kinantan ini pun kemarin (1/2) mengalami nasib tak mengenakkan saat takluk 1-3 dari tuan rumah, Semen Padang di Stadion Sijunjung.

Buruknya kepemimpinan wasit Ahmad Suparman (Bandung) ditengarai menjadi penyebab kekalahan Affan Lubis dkk dalam laga perdana putaran kedua Divisi Utama Liga Indonesia.

Kebobrokan wasit saat memimpin pertandingan paling terlihat ketika Doni Rahwana yang masuk menggantikan Maulana terjatuh dan mengalami cedera dibagian pelipis akibat dipukul pemain Semen Padang. Tapi saat itu wasit seolah tidak melihat dan tetap tetap melanjutkan pertandingan.
Kondisi ini dimanfaatkan pemain Semen Padang untuk terus membawa bola melewati para pemain PSMS yang terpana untuk selanjutnya melesakkan gol kedua pada menit ke-70.

Tindakan tidak fair lainnya juga diperlihatkan saat Antonio Claudio menjegal striker PSMS Osas Marveleous Saha yang berhasil menerobos pertahanan sampai di kotak finalti, namun Ahmad Suparman justru memberikan kartu kuning kepada Osas yang dianggapnya sengaja melakukan diving.

“Luar biasa kepemimpinan wasit hari ini. Kalau memang kalah, kita terima kok, tapi kalau kalahnya seperti ini, jelas kita dikerjai wasit. Gol pertama yang jelas-jelas offside tetap disahkan, begitu juga saat Dodi dipukul sampai jatuh yang menyebabkan anak-anak terpaku, hingga akhirnya gol kedua tercipta,” beber Pelatih PSMS Kustiono yang dihubungi Sumut Pos, Senin (1/2).

Hal itu pun dipertegas asisten manager PSMS, Zulkifli Husein. “Kekalahan PSMS pada pertandingan kali ini merupakan tanggung jawab wasit karena tidak menjalankan fungsinya sebagai pemimpin pertandingan yang fair,” ketusnya.

Meski kalah, Kustiono, pelatih PSMS mengaku puas dengan penampilan para pemainnya yang mulai menunjukkan peningkatan. “Ball position sudah bagus. Para pemain sudah berani melakukan terobosan, shooting, dan melakukan gerakan tanpa bola,” tambahnya.
Sesungguhnya, di awal babak pertama anak asuh Kustiyono mencoba menekan pertahanan Semen Padang. Kerjasama satu dua di antara pemain depan PSMS berhasil membuat pertahanan Semen Padang kerepotan.

Bahkan satu umpan panjang dari Syaful Ramadhan di menit ke-2 membuat Ahmad Kurniawan, kiper Semen Padang berjibaku untuk menyelamatkan gawangnya.

Keasyikan menyerang, Semen Padang berhasil keluar untuk berbalik membongkar pertahanan PSMS yang dikomando Harry Syaputra. Akan tetapi lincahnya striker Semen Padang Wilson Junior memaksa Harry Syahputra mengganjalnya sehingga wasit memberi kartu kuning untuk pemain anyar PSMS itu.

Hingga memasuki menit ke-17, permainan kedua tim kurang berkembang. Begitupun, Wilson Junior berhasil memaksimalkan kelengahan pemain bawah PSMS untuk membobol gawang yang dikawal M. Halim. Kedudukan 1-0 untuk Semen Padang bertahan hingga babak pertama berakhir.
Memasuki babak kedua, Semen Padang bermain cerdik dengan dengan mengatur tempo permainan, sehingga Affan Lubis dkk terpancing bermain terbuka.

Imbasnya, lini pertahanan PSMS menjadi rapuh, utamanya setelah Maulana keluar dan digantikan Dodi Rahwana serta Hery Swondo diganti dengan Dedi Wahyudi.

Kondisi ini membuat koordinadi antar pemain menjadi kurang padu, hingga akhirnya tercipta gol kedua bagi Semen Padang pada menit ke-70.
Ketinggalan dua gol membuat pemain PSMS kembali menekan lini pertahan tim Kabau Sirah. Masuknya Jeky Pasarella menggantikan Afan Lubis memompa semangat pemain depan PSMS. Kerjasama yang dibangunnya bersama Daniel dan Osas Saha berhasil menerobos pertahanan Semen Padang sehingga Antonio Claudio harus menjegalnya di kotak finalti. Sayang, wasit justru mengangap Saha melakukan diving dan mengganjarnya dengan kartu kuning.

Tak putus asa, Osas Saha dkk terus menggempur lini pertahanan Semen Padang, hingga akhirnya gol tercipta pada menit ke-85, dan berubahlah kedudukan menjadi 2-1.

Namun skor itu tak bertahan lama karena kecerobohan yang dilakukan Syaiful Ramadhan dan Deny Wahyudi menyebabkan gawang PSMS kebobolan untuk ketiga kali.

Suporter Khawatir PSMS Terdegradasi


Kekalahan yang dialami PSMS dari Semen Padang kemarin (1/2) kiranya menimbulkan kekecewaan yang mendalam bagi para penggemarnya. Bahkan kubu SMeCK Holligan yang rela-rela datang langsung ke Sijunjung untuk memberi dukungan kepada Affan Lubis dkk tak kuasa menahan rasa sesalnya.

“Kita di sini (Padang, Red) berjumlah 13 orang dan menjadi saksi kekalahan yang menyakitkan ini,” ucap Presiden SmeCK Hooligan Nata Simangunsong yang dihubungi via telepon, Senin (1/2).

Tapi Nata dan yang lainnya mengaku tidak kecewa dengan penampilan para pemain. Sebab, masih menurutnya, seluruh pemain sudah menunjukkan permainan terbaiknya.

“Begitupun, saya melihat jika para pemain seperti kehilangan nyali serta tidak memiliki visi permainan yang jelas,” tutur Nata.
Menurutnyna lagi, kacaunya koordinasi di antara pemain membuktikan jika Kustiono tidak memiliki kemampuan untuk menangani tim sebesar Ayam Kinantan.

Untuk itu, mewakili SMeCK Hooligan yang ada di Medan, Nata meminta agar pengurus melakukan evaluasi terhadap keberadaan Kustiono selakuk pelatih PSMS .

“Bisa dibilang kemampuan individu pemain yang meningkat itu merupakan hasil dari binaan pelatih sebelumnya. Makanya kita heran, kenapa ketika pemain sudah menemukan irama dan pola permainan yang, justru pelatihnya harus didepak,” kesalnya.
Pada kesempatan itu, Nata mengingatkan pengurus PSMS akan malapetaka yang kemungkinan besar terjadi bila mempertahankan Kustiono sebagai pelatih PSMS.

“PSMS merupakan klub kebanggaan dan milik masyarakat Medan. Kita tidak akan terima bila PSMS harus turun kasta dari Divisi Utama ke Divisi I,” pungkasnya

Minus Tim Medis

ekalahan PSMS dari tim tuan rumah Semen Padang dengan skor 3-1 dalam lanjutan Liga Indonesia Divisi Utama 2009-2010 di Stadion M. Yamin Kabupaten Sijunjung Sumbar lebih dikarenakan faktor teknis serta faktor mental pemain.

Karenanya, pengawas pertandingan Nasrudin yang berasal dari Aceh harus bertanggung jawab atas berbagai kejanggalan yang terjadi, seperti tidak adanya tim dokter dalam pertandingan tersebut.

Ini terbukti ketika pemain belakang PSMS Dody Rahwana mengalami cedera namun tak kunjung mendapatkan perawatan dari tim medis.
Dokter PSMS Rorywansyah Pane pun berang. Dikatakannya PSSI sengaja menimbulkan berbagai permasalahan dengan tidak memberi jaminan keselamatan kepada pemain. “Saat technical meeeting kemarin, pengawas pertandingan (PP) berjanji akan menjamin keselataman dan kesehatan pemain, tapi nyatanya itu tak terbukti. Padahal, ini bertentangan dengan panduan manual liga,” tuturnya.

Dia juga menguraikan selain ketiadaan tim medis, wasit yang memimpin pertandingan pun sangat berpihak kepada Semen Padang. “Banyak keputusan wasit yang berat sebelah. Ini akan kita laporkan kepada BLI,” tuturnya didampingi oleh Zulkifli Husein asisten manager PSMS.
Sementara itu asisten manejer tim Zulkifli Husein mengatakan bahwa pihaknya akan mengusut kasus ini agar tidak terjadi lagi.

Ayam Kinantan gagal 3-1 untuk semen padang

SIJUNJUNG, Sumbar - PSMS Medan kembali menjadi korban keganasan Semen Padang di kandangnya sendiri, setelah takluk 1-3 dalam laga perdana putaran kedua kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010 di Stadion Prof HM Yamin SH, Senin.

Kekalahan tim asuhan Kustiono itu juga tidak terlepas dari keboborokan wasit Ahmad Suparman dari Bandung serta kedua asistennya, Rosid dan Novendri yang juga berasal dari Bandung.

Turun dengan komposisi M Halim, Nyeck Nyobe, Harry Syahputra, Ahmad Maulana, Heri Suwondo, Faisal Azmi, Syaiful Ramadhan, M Affan Lubis, Tri Yudha Handoko, Oguchukwu Daniel dan Osas Saha, PSMS bermain di bawah form. Parahnya, Semen Padang pun tidak tampil istimewa.

Melalui umpan-umpan pendek yang divariasikan long passing, PSMS mampu menekan petrtahanan Si Kabau Sirah. Bahkan tembakan keras Syaiful Ramadhan nyaris membobol gawang Ahmad Kurniawan, begitu pula sepakan Faisal Azmi yang masih menyentuh mistar gawang.

Sejak itu, serangan PSMS malah menurun dan Semen Padang justru berhasil memperdayai M Halim di menit ke-17. Gol pertama tuan rumah berawal dari perangkap offside yang dilakukan Nyeck Nyobe yang justru menjadi kartu mati PSMS. Alhasil, Edwar Wilson Junior dengan mudah melesakkan bola ke gawang Ayam Kinantan.

Tertinggal satu angka, PSMS mencoba mengejar tapi duet Osas Saha dan Daniel kurang maksimal di lini depan. Belum lagi kurang dukungan dan distribusi bola dari lini tengah untuk keduanya membuat hilang kesempatan PSMS mengejar poin.

Memasuki babak kedua, permainan PSMS tidak berubah dan untuk kedua kalinya gawang M Halim kebobolan. Kali ini, pemain pengganti Budi Kurnia mencetak gol bagi timnya.

PSMS masih sempat memiliki asa ketika aksi individu Saha memperkecil kekalahan di menit ke-84. Namun menjelang bubaran, tuan rumah memastikan raihan poin penuh ketika Syaiful Ramadhan melakukan gol bunuh diri.