Wednesday, October 28, 2009

Butuh Rp600 Juta

FUNGSI “ayah angkat” sangat diperlukan guna membantu pengelolaan PSMS, termasuk menanggulangi kontrak pemain asing. Untuk itu PSMS membentuk tim kecil untuk mencari “ayah angkat”.

Tim kecil yang dibentuk itu terdiri dari seluruh pengurus dan manajemen tim PSMS. Tugasnya, membawa profosal yang akan dimasukkan ke sejumlah perusahaan dan pengusaha di Medan. Sebelumnya, manajemen hanya menanti kepastian dari calon penyandang dana yang hingga kini belum jelas.

Menurut Zulkifli Husain, asisten manejer PSMS, saat ini sudah saatnya PSMS bergerak cepat dan menjemput bola. “Waktu semakin mepet. Kita harus bergerak cepat. Kalau profosal sudah siap, maka masing-masing dari kami akan jalan dan mencari dana. Sejauh ini, sudah ada beberapa daftar yang siap menyumbang bagi PSMS. Maka itu kita harus jemput bola,” beber Zulkifli.

Khusus pemain asing, PSMS saat ini butuh dana segar senilai Rp600 juta. Sebenarnya jumlah itu terbilang murah, namun sayang PSMS tidak memiliki dana lebih musim ini karena tidak lagi diperbolehkan menyerap dana dari APBD. Sialnya lagi, PSMS hingga kini belum satu pun mendapat sponsor yang siap mengucurkan dananya untuk mengarungi Divisi Utama yang tak lama lagi akan bergulir

Butuh Satu Lagi

BERHASIL mendapatkan Nyeck dan Saha, belum membuat Suimin Diharja-arsitek PSMS puas. Meskipun sudah menunjukkan kemajuan dalam pembentukan timnya, Suimin menilai masih membutuhkan satu lagi tenaga asing untuk diplot di sektor tengah. Sejauh ini, ada satu nama yang masih terus mengikuti seleksi bersama Affan Lubis dkk, yakni Ariel Gutterez, yang beberapa tahun lalu sempat berkostum Kinantan.

Ada beberapa kriteria yang disukai Suimin dari pemain asal Chile itu. Pertama, kata Suimin, meskipun berstatus pemain asing, namun pada dasarnya Ariel siap dibayar dengan harga pemain lokal. Artinya, jika disamakan dengan harga pemain lokal PSMS saat ini, harga Ariel dipastikan tidak lebih dari Rp150 juta. Atau bisa saja lebih murah dari itu.

Kedua, Suimin menilai bahwa Ariel masih punya talenta yang bisa membawa atmosfer positif dalam tim.”Ariel masih ada. Dia masih dibutuhkan dalam tim. Saya berharap Ariel dipertimbangkan oleh manajemen tim,” bilang Suimin usai latihan di Stadion Kebun Bunga kemarin.
Lantas bagaimana dengan riwayat cedera Ariel? Dikatakan Suimin, riwayat cedera pasti dialami oleh setiap pemain bola. Namun kambuh tidaknya lagi, tergantung pemain itu sendiri. “Semua pemain bola pasti pernah cedera. Meskipun Ariel pernah cedera, namun sejauh ini dia menunjukkan bahwa tidak ada masalah dengan performanya. Dia masih sanggup bermain dan berlari. Saya akan usulkan Ariel, semoga saja manajemen mau mempertimbangkannya,” pungkas Suimin.

Memang, sejauh ini Ariel mengikuti seleksi di PSMS, dan Ariel sudah lama tinggal di Medan dan memiliki istri orang Medan. “Dia cukup menunjukkan performa yang lumayan. Umpan-umpannya masih akurat sehingga memanjakan striker PSMS,” puji Suimin

Nyeck-Saha Milik PSMS

Kepastian status dua pemain asing, Nyeck Nyobe dan Osas Saha di PSMS terjawab sudah. Nyeck dan Saha bakal berkostum Kinantan saat kompetisi digelar 25 November mendatang. Kesepakatan terjadi melalui negosiasi antara manajemen PSMS dengan dua pemain asing tersebut.
Proses negosiasi kedua pemain itu tanpa ada hambatan dan bisa dikatakan tak berlebihan. Padahal manajemen saat ini belum memiliki keuangan yang memadai untuk membayar pemain asing.

Syukurnya, kedua pemain asing yang memang direkomendasikan Suimin Diharja pelatih PSMS itu mengerti kondisi PSMS saat ini. Kesan patriotik pun layak disematkan kepada kedua pemain asing tersebut. Karena keduanya ingin sekali terlibat dan membawa PSMS kembali ke Super Liga. “Saya benar-benar bangga. Ada dua pemain asing berkualitas yang rela dibayar lebih rendah oleh PSMS, tapi mereka mau. Saya sampai merinding ketika mereka bilang, bahwa PSMS serius ingin kembali ke Super Liga,” terang Benny Tomasoa asisten manejer PSMS kemarin.

Padahal sekelas Nyeck Nyobe, bisa dikatakan bek andal saat membela Persib Bandung. Kualitasnya Super Liga. Harganya pun harga pemain Super Liga. Persija, awalnya ingin mengontrak pemain asal Kamerun ini dengan nilai Rp800 juta. Tak cuma itu. PKT Bontang termasuk dalam daftar pengincar Nyeck dan rela merogoh kocek yang cukup besar untuk tenaganya. Plus, Persikabo Bogor siap menggaji Nyeck Rp650 juta permusim. Tapi semua itu ditolaknya.

Di PSMS, Nyeck hanya dibayar Rp 350 juta. Memang sangat jauh dari harga sesungguhnya bila dilihat dari kualitas setimpal Nyeck. “Ya itu tadi. Dia itu ingin benar-benar membantu PSMS mengembalikan nama besarnya ke Liga Super,” tambah Benny.

Saha juga demikian. Walau belum pernah merasakan atmosfer Super Liga, namun eks striker PSDS musim lalu tampil cukup baik bersama klub berjuluk Traktor Kuning itu. Sebanyak 18 gol dikemasnya sejak Divisi Utama bergulir musim lalu. Di PSMS, Saha menawarkan harga Rp350 juta permusim. Namun setelah negosiasi, Saha ikhlas hanya dibayar Rp250 juta.

Menariknya lagi, kedua pemain itu tidak lantas meminta uang kontraknya. Mereka rela menunggu sampai manajemen benar- benar memiliki uang. “Mereka benar-benar paham, dan bisa menanti. Mereka hanya butuh kejelasan dan kepastian. Begitupun, bukan berarti kita bisa berleha-leha. Secepatnya kami akan mencari dana untuk kontrak mereka,” pungkas Benny