Kubu PSMS Medan khawatir dengan kondisi fisik pemain, mengingat mereka melakukan perjalanan hampir sembilan jam dari Medan ke Bireuen via darat dalam rangka menghadapi tuan rumah PSSB pada lanjutan kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010 pada Kamis besok.
Kendati begitu, Pelatih PSMS Zulkarnaen Pasaribu menyikapinya dengan tenang dan berharap istirahat sehari pada Rabu sudah bisa mengembalikan kondisi M Affan Lubis dan kawan-kawan.
Sebelum bertolak dari Medan, Sekretaris Umum PSMS Idris SE menyebutkan seyogyanya rombongan Ayam Kinantan bertolak Minggu lalu namun tertunda karena pengurus dan manajemen belum mendapatkan kepastian pengganti Kustiono yang mundur sebagai pelatih pasca kekalahan dari Persipasi Bekasi di Stadion Teladan.
Setelah dipastikan Zulkarnaen dan Amrustian mengisi posisi pelatih dalam sisa kompetisi pada Senin, skuad Ayam Kinantan melakukan latihan dua kali dan baru bersiap untuk diberangkatkan.
Idris, didampingi Manajer Tim Drs Hendra DS dan Sekretaris PSMS Drs Agus Suriono, berharap keterlambatan tersebut tidak membuat pemain tidak pada kondisi terbaiknya. Hendra dan Agus juga berharap masyarakat Medan dan Sumut turut mendoakan agar PSMS bisa tampil maksimal dan bangkit di tangan kedua pelatih baru.
"Laga kontra PSSB adalah duel hidup-mati. Kemenangan di Bireuen pun merupakan tekad PSMS. Ini mengingat dari sisa empat pertandingan (dua tandang dan dua kandang), Ahmad Maulana Putra cs harus bisa meraih minimal tujuh poin untuk menyelamatkan diri dari jurang degradasi," timpal Agus.
Dalam rombongan ke Bireuen, PSMS memberangkatkan M Halim, Irwin Ramadhan, Deli Sulistio (kiper), Nyeck Nyobe, Hari Syahputra, Deni Wahyudi, Chico Maradona, Ahmad Maulana Putra, Dodi Rahwana (belakang), Syaiful Ramadhan, Heri Suwondo, Faisal Azmi, M Affan Lubis, Tri Yudha Handoko, Ogochukwu Daniel, Ahmad Afandi Lubis (tengah), Osas Saha, Jecky Pasarella dan Kamil Sembiring
Kumpulan Berita Tentang PSMS Medan Teruskan Perjuangan MU PSMS Medan "Koe" Dukung Terus PSMS Medan ....
Wednesday, March 17, 2010
Digawangi Pelatih Lawas
Zulkarnain Pasaribu dan Amrustian dipercaya membesut PSMS di sisa laga yang akan dilakoni musim ini. Demikian keputusan rapat pengurus PSMS yang dipimpin Sekum Idris SE di Mess PSMS Stadion Kebun Bunga Medan, Senin (15/3).
Turut hadir Wakil Sekretaris Agus Suryono, Ketua Bidang Pembinaan dan Pertandingan Freddy Hutabarat. Dari pihak manajemen hadir Manajer PSMS Hendra DS didampingi Asisten Manajer Benny Tomasoa, dan Sekretaris Tim Fityan Hamdi. Juga hadir Ketua KONI Medan Drs H Zulhifzi Lubis.
Seperti yang disampaikan Idris, keputusan menggandeng keduanya berdasarkan ketentuan dan kebutuhan PSMS saat ini. Sebelumnya selain Zulkarnain Pasaribu, nama H Nobon Kayamudin dan Meiyadi Rakasiwi juga digadang-gadang bakal menangani tim Ayam Kinantan.
Namun setelah melalui berbagai pertimbangan, utamanya yang menyangkut lisensi kepelatihan, maka nama Nobon ditepikan karena tidak memenuhi standar untuk membawa tim berlaga di ajang Divisi Utama. Sedangkan nama Meiyadi Rakasiwi dicoret karena yang bersangkutan masih berada di Depok.
“Kita memilih Zulkarnain karena dia terkenal sebagai sosok pelatih yang mampu mengayomi para pemainnya. Sedangkan Amrustian kita pilih karena dia mampu melakukan pendekatan dengan cara yang khas, sebagaimana yang selama ini diterapkan oleh pelatih-pelatih yang berasal dari Medan. Diharapkan dengan bergabungnya dua pelatih berbeda generasi dan beda gaya ini, maka performa PSMS akan semakin meningkat,” jelas Idris.
Memang, ketika nama kedua orang ini mengapung ke permukaan untuk menangani PSMS, banyak yang bertanya-tanya, kenapa harus dua pelatih? Tapi jika berkaca pada perjalanan sejarah PSMS, maka keberadaan dua pelatih di satu tim bukanlah sesuatu yang baru di tubuh tim Ayam Kinantan.
Sebagai contoh, kala PSMS menjuarai Liga Perserikatan 1985 lalu, yang mana Amrustian masih terlibat sebagai pemain, tim Ayam Kinantan justru ditangani tiga pelatih. Mereka adalah Wibisono, Zulkarnain Pasaribu, dan Parlin Siagian.
“Kita berharap dengan masuknya Zulkarnain dan Amrustian, maka semangat seperti yang diusung pada tahun 1985 bisa kembali terulang,” harap Idris.
Sebelumnya Zulkarnain Pasaribu adalah Pelatih PSSB Bireun sementara Amrustian merupakan mantan Pelatih Persidi Idi.
Sehubungan dengan pergantian yang terkesan mendadak, Idris mengaku bila keberadaan Zulkarnain dan Amrustian sebagai Pelatih PSMS tidak disertai dengan perjanjian hitam di atas putih, sebagaimana layaknya ikatan kerjasama antara klub dan seorang pelatih. Dengan demikian tidak ada konsekuensi yang harus ditanggung keduanya jika gagal mempertahankan PSMS di Divisi Utama musim ini.
Beberapa saat setelah terpilih sebagai pelatih tim Ayam Kinantan, baik Zulkarnaen Pasaribu maupun Amrustian berkenalan dengan seluruh pemain di mess pemain yang berada di kompleks Stadion Kebun Bunga Medan.
Pada kesempatan itu Manajer Tim Hendra DS pun memperkenalkan sekaligus menyerahkan pemain untuk ditangani kepada dua pelatih anyar tersebut.
Pada kesempatan itu Zulkarnaen dan Amrustian menyampaikan dua poin yang harus dilakukan agar PSMS dapat tampil maksimal.
“Kita harus saling terbuka. Kalau ada kendala yang mengganjal di hati, segera beritahu kepada pelatih biar disampaikan ke manajemen. Kita juga harus mau dikoreksi,” tuturnya.
Menurut Amrustian, pendekatan dengan pemain menjadi prioritas utama dalam meningkatkan performa tim. Lewat pendekatan itu tadi, diharapkan potensi seluruh pemain dapat ditingkatkan melalui penempatan pemain pada posisi yang tepat.
“Seorang pemain akan lebih bersemangat bila ditempatkan sesuai dengan kemampuannya. Kalau pemain basah kita tempatkan di posisi kering, ya mampus lah dia. Makanya, kita akan lihat dulu materi pemain yang ada, selanjutkan kita kembalikan ke posisi yang sesuai dengan kemampuannya,” jelas Amrustian.
Menanggapi belum adanya perjanjian yang jelas dengan pengurus mengenai keberadaan keduanya di PSMS, Amrustian yang ditunjuk sebagai wakil Zulkarnain tidak mempersoalkannya. Bagaimanapun keputusan untuk maju sebagai Pelatih PSMS didasari panggilan sebagai mantan pemain yang tidak rela PSMS terdegradasi dari Divisi Utama.
“Kita tidak ingin memikirkan kekalahan, karena kita menginginkan kemenangan dari empat pertandingan sisa. Saya yakin para pemain juga tidak ingin jatuh,” bilang Amrustian.
Beruntung ajakan kedua pelatih tadi disambut baik oleh seluruh pemain. Bahkan sebagian besar pemain yakin jika kedua pelatih itu mampu meningkatkan kemampuan mereka.
“Pada prinsipnya kita akan mendukung siapapun pelatih yang menangani PSMS. Anak-anak juga berkomitmen untuk tampil habis-habisan membela PSMS agar tetap di Divisi Utama musim depan. Kita tidak mau sejarah mencatat jika kita salah seorang pemain yang mengantarkan PSMS jatuh ke Divisi I,” tegas Kapten Tim PSMS H Affan Lubis.
Turut hadir Wakil Sekretaris Agus Suryono, Ketua Bidang Pembinaan dan Pertandingan Freddy Hutabarat. Dari pihak manajemen hadir Manajer PSMS Hendra DS didampingi Asisten Manajer Benny Tomasoa, dan Sekretaris Tim Fityan Hamdi. Juga hadir Ketua KONI Medan Drs H Zulhifzi Lubis.
Seperti yang disampaikan Idris, keputusan menggandeng keduanya berdasarkan ketentuan dan kebutuhan PSMS saat ini. Sebelumnya selain Zulkarnain Pasaribu, nama H Nobon Kayamudin dan Meiyadi Rakasiwi juga digadang-gadang bakal menangani tim Ayam Kinantan.
Namun setelah melalui berbagai pertimbangan, utamanya yang menyangkut lisensi kepelatihan, maka nama Nobon ditepikan karena tidak memenuhi standar untuk membawa tim berlaga di ajang Divisi Utama. Sedangkan nama Meiyadi Rakasiwi dicoret karena yang bersangkutan masih berada di Depok.
“Kita memilih Zulkarnain karena dia terkenal sebagai sosok pelatih yang mampu mengayomi para pemainnya. Sedangkan Amrustian kita pilih karena dia mampu melakukan pendekatan dengan cara yang khas, sebagaimana yang selama ini diterapkan oleh pelatih-pelatih yang berasal dari Medan. Diharapkan dengan bergabungnya dua pelatih berbeda generasi dan beda gaya ini, maka performa PSMS akan semakin meningkat,” jelas Idris.
Memang, ketika nama kedua orang ini mengapung ke permukaan untuk menangani PSMS, banyak yang bertanya-tanya, kenapa harus dua pelatih? Tapi jika berkaca pada perjalanan sejarah PSMS, maka keberadaan dua pelatih di satu tim bukanlah sesuatu yang baru di tubuh tim Ayam Kinantan.
Sebagai contoh, kala PSMS menjuarai Liga Perserikatan 1985 lalu, yang mana Amrustian masih terlibat sebagai pemain, tim Ayam Kinantan justru ditangani tiga pelatih. Mereka adalah Wibisono, Zulkarnain Pasaribu, dan Parlin Siagian.
“Kita berharap dengan masuknya Zulkarnain dan Amrustian, maka semangat seperti yang diusung pada tahun 1985 bisa kembali terulang,” harap Idris.
Sebelumnya Zulkarnain Pasaribu adalah Pelatih PSSB Bireun sementara Amrustian merupakan mantan Pelatih Persidi Idi.
Sehubungan dengan pergantian yang terkesan mendadak, Idris mengaku bila keberadaan Zulkarnain dan Amrustian sebagai Pelatih PSMS tidak disertai dengan perjanjian hitam di atas putih, sebagaimana layaknya ikatan kerjasama antara klub dan seorang pelatih. Dengan demikian tidak ada konsekuensi yang harus ditanggung keduanya jika gagal mempertahankan PSMS di Divisi Utama musim ini.
Beberapa saat setelah terpilih sebagai pelatih tim Ayam Kinantan, baik Zulkarnaen Pasaribu maupun Amrustian berkenalan dengan seluruh pemain di mess pemain yang berada di kompleks Stadion Kebun Bunga Medan.
Pada kesempatan itu Manajer Tim Hendra DS pun memperkenalkan sekaligus menyerahkan pemain untuk ditangani kepada dua pelatih anyar tersebut.
Pada kesempatan itu Zulkarnaen dan Amrustian menyampaikan dua poin yang harus dilakukan agar PSMS dapat tampil maksimal.
“Kita harus saling terbuka. Kalau ada kendala yang mengganjal di hati, segera beritahu kepada pelatih biar disampaikan ke manajemen. Kita juga harus mau dikoreksi,” tuturnya.
Menurut Amrustian, pendekatan dengan pemain menjadi prioritas utama dalam meningkatkan performa tim. Lewat pendekatan itu tadi, diharapkan potensi seluruh pemain dapat ditingkatkan melalui penempatan pemain pada posisi yang tepat.
“Seorang pemain akan lebih bersemangat bila ditempatkan sesuai dengan kemampuannya. Kalau pemain basah kita tempatkan di posisi kering, ya mampus lah dia. Makanya, kita akan lihat dulu materi pemain yang ada, selanjutkan kita kembalikan ke posisi yang sesuai dengan kemampuannya,” jelas Amrustian.
Menanggapi belum adanya perjanjian yang jelas dengan pengurus mengenai keberadaan keduanya di PSMS, Amrustian yang ditunjuk sebagai wakil Zulkarnain tidak mempersoalkannya. Bagaimanapun keputusan untuk maju sebagai Pelatih PSMS didasari panggilan sebagai mantan pemain yang tidak rela PSMS terdegradasi dari Divisi Utama.
“Kita tidak ingin memikirkan kekalahan, karena kita menginginkan kemenangan dari empat pertandingan sisa. Saya yakin para pemain juga tidak ingin jatuh,” bilang Amrustian.
Beruntung ajakan kedua pelatih tadi disambut baik oleh seluruh pemain. Bahkan sebagian besar pemain yakin jika kedua pelatih itu mampu meningkatkan kemampuan mereka.
“Pada prinsipnya kita akan mendukung siapapun pelatih yang menangani PSMS. Anak-anak juga berkomitmen untuk tampil habis-habisan membela PSMS agar tetap di Divisi Utama musim depan. Kita tidak mau sejarah mencatat jika kita salah seorang pemain yang mengantarkan PSMS jatuh ke Divisi I,” tegas Kapten Tim PSMS H Affan Lubis.
Muncul Tiga Calon
Sang nahkoda telah mundur. Sementara, kapal harus terus berlayar dalam keadaan payah. Apalagi, kapal yang bernama PSMS itu masih memiliki banyak bocor di haluan, kabin, bahkan buritannya. Tak pelak, hal ini menjadi kenyataan yang pahit. Mencari dan menyiapkan nahkoda baru yang tahu benar soal angin dan badai adalah langkah bijak yang harus segera dilakukan agar kapal tak karam.
Nah, Senin (15/3) siang ini, pengurus PSMS akan menggelar pertemuan untuk menentukan langkah atas pengunduran diri Kustiono sebagai pelatih. Sentuhan moral diharapkan dapat menggugah mantan pemain untuk berpartisipasi dalam usaha menyelamatkan PSMS dari ancaman degradasi di Divisi Utama.
Sekretaris Umum PSMS Idris SE yang dihubungi melalui telepon, Minggu (14/3) menjelaskan pengunduran Kustiono merupakan jawaban atas tuntutan dari masyarakat Kota Medan usai kekalahan 1-2 atas Persipasi Bekasi di Stadion Teladan Medan, Sabtu (13/3) lalu. “Saya bangga dengan Kustiono yang memahami aspirasi masyarakat Medan. Kita juga berterima kasih atas semua usaha yang telah dilakukan meskipun hasilnya belum berbuah maksimal,” ucap Idris.
Menurut Idris, ada tiga figur yang telah menyatakan kesiapannya mengawal M Affan Lubis dkk hingga musim 2009/2010 ini berakhir. Mereka merupakan mantan pemain PSMS yang kini menjadi pelatih tim sepak bola nasional. “Sudah ada tiga calon pelatih yaitu Meiyadi Rakasiwi yang selama ini melatih di Persikad Depok, Zulkarnaen Pasaribu, dan Nobon Kayamudin yang Minggu (14/3) pagi ketemu dengan saya. Mereka bersedia mencurahkan semua daya dan upayanya untuk menyelamatkan PSMS tetap di Divisi Utama,” jelas pembina SSB Sumut FC ini.
Namun, keputusan akan pengganti Kustiono pun menimbulkan tarik menarik di antara pengurus. Untuk itu Senin (15/3) siang ini pembahasan tersebut akan digelar sehingga tercapai keputusan yang terbaik untuk PSMS. “Biar dalam membuat keputusan tetap pada visi dan misi awal yaitu memberikan yang terbaik untuk PSMS,” jelasnya.
Selain ketiga figur tersebut, Idris juga telah menghubungi beberapa mantan pemain yang diharapkan dapat mengangkat peringkat PSMS saat ini. Namun, Parlin Siagian yang masih terikat kontrak dengan salah satu kontestan Divisi Utama dari grup III tidak dapat memenuhi panggilan tersebut. Parlin Siagian pernah membawa PSMS menjadi Juara Liga Indonesia. Begitu juga dengan M Khaidir sebagai lulusan terbaik di masanya masih harus menyelesaikan tugasnya bersama Persigo Gorontalo.
Lalu apakah dengan pergantian pelatih menjamin PSMS lepas dari ancaman degradasi? Bagaimana bila pelatih yang baru nantinya juga gagal mengawal PSMS tetap di Divisi Utama pada musim berikutnya? Ini merupakan dilema bagi pengurus dan manajemen yang bertanggung jawab kepada masyarakat Kota Medan tentang masa depan PSMS. Idris pun tidak bisa memberi jaminan seperti halnya motivasi untuk ketiga figur tersebut.
Idris bersyukur dengan komitmen yang tetap tinggi dari seluruh pemain. Kabar pengunduran diri Kustiono tidak sedikitpun menurunkan semangat punggawa Ayam Kinantan Hal itu dibenarkan Kapten PSMS Affan Lubis yang dihubungi melalui telepon, Minggu (14/3) malam.
“Sebenarnya kita menyayangkan pengunduran diri tersebut, tapi kita seluruh pemain akan terus berjuang mempertahankan PSMS di Divisi Utama. Saya yakin itu,” ucap Affan
Nah, Senin (15/3) siang ini, pengurus PSMS akan menggelar pertemuan untuk menentukan langkah atas pengunduran diri Kustiono sebagai pelatih. Sentuhan moral diharapkan dapat menggugah mantan pemain untuk berpartisipasi dalam usaha menyelamatkan PSMS dari ancaman degradasi di Divisi Utama.
Sekretaris Umum PSMS Idris SE yang dihubungi melalui telepon, Minggu (14/3) menjelaskan pengunduran Kustiono merupakan jawaban atas tuntutan dari masyarakat Kota Medan usai kekalahan 1-2 atas Persipasi Bekasi di Stadion Teladan Medan, Sabtu (13/3) lalu. “Saya bangga dengan Kustiono yang memahami aspirasi masyarakat Medan. Kita juga berterima kasih atas semua usaha yang telah dilakukan meskipun hasilnya belum berbuah maksimal,” ucap Idris.
Menurut Idris, ada tiga figur yang telah menyatakan kesiapannya mengawal M Affan Lubis dkk hingga musim 2009/2010 ini berakhir. Mereka merupakan mantan pemain PSMS yang kini menjadi pelatih tim sepak bola nasional. “Sudah ada tiga calon pelatih yaitu Meiyadi Rakasiwi yang selama ini melatih di Persikad Depok, Zulkarnaen Pasaribu, dan Nobon Kayamudin yang Minggu (14/3) pagi ketemu dengan saya. Mereka bersedia mencurahkan semua daya dan upayanya untuk menyelamatkan PSMS tetap di Divisi Utama,” jelas pembina SSB Sumut FC ini.
Namun, keputusan akan pengganti Kustiono pun menimbulkan tarik menarik di antara pengurus. Untuk itu Senin (15/3) siang ini pembahasan tersebut akan digelar sehingga tercapai keputusan yang terbaik untuk PSMS. “Biar dalam membuat keputusan tetap pada visi dan misi awal yaitu memberikan yang terbaik untuk PSMS,” jelasnya.
Selain ketiga figur tersebut, Idris juga telah menghubungi beberapa mantan pemain yang diharapkan dapat mengangkat peringkat PSMS saat ini. Namun, Parlin Siagian yang masih terikat kontrak dengan salah satu kontestan Divisi Utama dari grup III tidak dapat memenuhi panggilan tersebut. Parlin Siagian pernah membawa PSMS menjadi Juara Liga Indonesia. Begitu juga dengan M Khaidir sebagai lulusan terbaik di masanya masih harus menyelesaikan tugasnya bersama Persigo Gorontalo.
Lalu apakah dengan pergantian pelatih menjamin PSMS lepas dari ancaman degradasi? Bagaimana bila pelatih yang baru nantinya juga gagal mengawal PSMS tetap di Divisi Utama pada musim berikutnya? Ini merupakan dilema bagi pengurus dan manajemen yang bertanggung jawab kepada masyarakat Kota Medan tentang masa depan PSMS. Idris pun tidak bisa memberi jaminan seperti halnya motivasi untuk ketiga figur tersebut.
Idris bersyukur dengan komitmen yang tetap tinggi dari seluruh pemain. Kabar pengunduran diri Kustiono tidak sedikitpun menurunkan semangat punggawa Ayam Kinantan Hal itu dibenarkan Kapten PSMS Affan Lubis yang dihubungi melalui telepon, Minggu (14/3) malam.
“Sebenarnya kita menyayangkan pengunduran diri tersebut, tapi kita seluruh pemain akan terus berjuang mempertahankan PSMS di Divisi Utama. Saya yakin itu,” ucap Affan
Jadikan Momen untuk Bangkit
Pengunduran diri Kustiono yang dilakukan di tengah perjuangan PSMS bertahan di Divisi Utama turut mendapat pujian dari Ketua Umum KONI Medan Drs H Zulhifzi Lubis. Tindakan itu dinilai sebagai rasa tanggung jawab seorang Kustiono.
“Bagaimanapun dia (Kustiono, Red) sudah berusaha, itu perlu diingat. Kalau hasilnya masih belum maksimal itu bukan sepenuhnya kesalahan seorang Kustiono. Ini dapat menjadi pelajaran kepada pelatih yang PSMS akan datang. Kalau tidak yakin dan mengecewakan masyarakat Kota Medan, lebih baik mundur,” tegas Zulhifzi yang akrab disapa Opunk Ladon ini.
Opunk juga mengingatkan agar seluruh skuad tidak terpengaruh dengan pengunduran diri tersebut. Sebaliknya momen ini menjadi saat yang tepat untuk menjawab harapan masyarakat Kota Medan dengan kemenangan demi kemenangan.
Begitupun dukungan masyarakat kepada PSMS agar tidak pernah berhenti. “Pemain harus tetap semangat. Bagaimanapun PSMS tetap mendapat tempat di hati masyarakat Kota Medan,” lanjutnya.
Menatap sosok pelatih PSMS stelah Kustiono, dirinya menilai Nobon Kayamudin adalah tokoh yang tepat. Untuk itu dirinya berharap kepada seluruh lapisan masyarakat Kota Medan untuk memberi dukungan kepada Nobon.
“Saya mendukung Nobon sebagai pelatih PSMS. Bagaimanapun dia adalah orang Medan yang pernah bermain dan juga melatih PSMS. Saya yakin Nobon akan bekerja sekuat tenaga untuk mempertahankan PSMS di Divisi Utama,” beber Opunk.
“Bagaimanapun dia (Kustiono, Red) sudah berusaha, itu perlu diingat. Kalau hasilnya masih belum maksimal itu bukan sepenuhnya kesalahan seorang Kustiono. Ini dapat menjadi pelajaran kepada pelatih yang PSMS akan datang. Kalau tidak yakin dan mengecewakan masyarakat Kota Medan, lebih baik mundur,” tegas Zulhifzi yang akrab disapa Opunk Ladon ini.
Opunk juga mengingatkan agar seluruh skuad tidak terpengaruh dengan pengunduran diri tersebut. Sebaliknya momen ini menjadi saat yang tepat untuk menjawab harapan masyarakat Kota Medan dengan kemenangan demi kemenangan.
Begitupun dukungan masyarakat kepada PSMS agar tidak pernah berhenti. “Pemain harus tetap semangat. Bagaimanapun PSMS tetap mendapat tempat di hati masyarakat Kota Medan,” lanjutnya.
Menatap sosok pelatih PSMS stelah Kustiono, dirinya menilai Nobon Kayamudin adalah tokoh yang tepat. Untuk itu dirinya berharap kepada seluruh lapisan masyarakat Kota Medan untuk memberi dukungan kepada Nobon.
“Saya mendukung Nobon sebagai pelatih PSMS. Bagaimanapun dia adalah orang Medan yang pernah bermain dan juga melatih PSMS. Saya yakin Nobon akan bekerja sekuat tenaga untuk mempertahankan PSMS di Divisi Utama,” beber Opunk.
PSMS Boyong 20 Pemain ke Aceh
Menatap pertandingan lanjutan Divisi Utama 2009/2010, sebanyak 20 pemain disiapkan untuk menghadapi dua laga tandang yang berlangsung di Negeri Serambi Mekkah, Nanggroe Aceh Darusallam (NAD). Kemenangan pun menjadi diusung oleh seluruh skuad PSMS, yang rencananya berangkat, Selasa (16/3) ini.
Menurut jadwal, Kamis (18/3) ini PSMS akan bertanding menghadapi PSSB Bireuen. Lawatan berikutnya, Minggu (22/3) adalah ke kandang PSAP Sigli.
Diharapkan dari kedua laga tandang ini tim Ayam Kinantan mampu mencuri poin dari kandang lawan, sehingga ketika menjamu Persih Tembilahan dan Persires Rengat di Stadion teladan Medan, Affan Lubis dkk tidak terlalu terbebani.
Saat ini PSMS baru mengoleksi 15 poin, atau berselisih satu poin dengan Persires Rengat dan PSDS yang menempati peringkat 10 dan 11.
Tak ayal kondisi ini membetri tantangan bagi dua pelatih PSMS anyar PSMS, Zulkarnain Pasaribu dan Amrustian. Terlebih sebelumnya Affan Lubis dkk dipermalukan Persipasi Bekasi dengan skor 1-2 di depan publiknya sendiri.
Untuk itu, tanpa membuang waktu keduanya langsung melakukan pendekatan kepada seluruh pemain. Selain untuk berkenalan, melalui pendekatan itu keduanya ingin mengangkat motivasi seluruh pemain.
Dengan semangat yang tinggi dari pemain, keduanya optimis dapat memaksimalkan waktu untuk menggelar persiapan. PSMS hanya punya waktu dua kali latihan sebelum melakoni pertandingan yakni Selasa (16/3) pagi dan ketika mencoba Stadion Cut Gapu Bierun, markas PSSB, Rabtu (17/3) pagi.
¨Ya, saat ini kita memang belum tahu skil dan kemampuan yang dimiliki masing-masing pemain. Untuk itu kita akan pantau besok pagi (hari ini, Red) di dalam latihan. Kita masih harus banyak bertanya tentang pemain kepada asisten pelatih (Suyono dan Jampi Hutauruk, Red),” sebut Pelatih PSMS Amrustian di Stadion Kebun Bunga, Senin (15/3).
Persiapan yang akan digelar pun berhubungan dengan reposisi pemain. Menurut Amrustian yang terus mengamati perkembangan PSMS, penempatan pemain yang tidak tepat menjadi salah satu faktor tidak maksimalnya performa pemain di lapangan. Seperti penempatan Nyeck Nyobe sebagai libero. Padahal selama bermain di Persib Bandung, pemain asal Kamerun itu berperan sebagai gelandang serang. Begitu juga Faisal Azmi yang akan ditarik kembali sebagai gelandang serang. Meskipun untuk itu (reposisi, Red) keduanya akan melakukan secara bertahap.
Di sisi lain kabar bagus menyertai keberangkatan Ayam Kinantan, Selasa (16/3) ini. Nyeck Nyobe yang absen pada pertandingan menghadapi Persipasi Bekasi, Sabtu (13/3) lalu dikabarkan akan memperkuat PSMS pada pertandingan, Kamis (18/3) ini.
Menurut Sekretaris Tim Fityan Hamdy, Senin (15/3) sore, Nyeck bertolak dari Jakarta ke Medan.
Selain itu penjaga gawang ketiga PSMS Delly pun dipastikan sudah mendapat izin dari BLI untuk diturunkan memperkuat PSMS. Keputusan yang dilakukan secara lisan itu pun langsung ditindaklanjuti, Senin (15/3) dengan pengiriman berkas Delly ke BLI.
Kebenarnan itu kembali disampaikan Sekretaris Umum PSMS Idris SE. “Nyeck Nyobe sudah bisa diturunkan menghadapi PSSB Bireun, dengan catatan membayar denda sebesar Rp10 juta. Kita sudah melakukan pembicaraan dengan Komdis (komisi disiplin) PSSI dan Nyeck akan bersama tim ke Bireun,” sebut Idris.
Namun, PSMS juga dipastikan tidak akan diperkuat Denny Wahyudi yang terkena akumulasi kartu kuning saat menghadapi Persipasi bekasi Sabtu (13/3) lalu.
Meskipun begitu Denny tetap dibawa untuk memperkuat tim saat menghadapi PSAP Sigli pada lawatan berikutnya. memang tidak bisa¨diturunkan di Bireun, tapi dia tetap ikut bersama tim, karena tanggal 23¨Maret mendatang menghadapi PSAP Sigli, dia sudah bisa diturunkan,” tandas¨Sekretaris Tim PSMS Fityan Hamdy
Menurut jadwal, Kamis (18/3) ini PSMS akan bertanding menghadapi PSSB Bireuen. Lawatan berikutnya, Minggu (22/3) adalah ke kandang PSAP Sigli.
Diharapkan dari kedua laga tandang ini tim Ayam Kinantan mampu mencuri poin dari kandang lawan, sehingga ketika menjamu Persih Tembilahan dan Persires Rengat di Stadion teladan Medan, Affan Lubis dkk tidak terlalu terbebani.
Saat ini PSMS baru mengoleksi 15 poin, atau berselisih satu poin dengan Persires Rengat dan PSDS yang menempati peringkat 10 dan 11.
Tak ayal kondisi ini membetri tantangan bagi dua pelatih PSMS anyar PSMS, Zulkarnain Pasaribu dan Amrustian. Terlebih sebelumnya Affan Lubis dkk dipermalukan Persipasi Bekasi dengan skor 1-2 di depan publiknya sendiri.
Untuk itu, tanpa membuang waktu keduanya langsung melakukan pendekatan kepada seluruh pemain. Selain untuk berkenalan, melalui pendekatan itu keduanya ingin mengangkat motivasi seluruh pemain.
Dengan semangat yang tinggi dari pemain, keduanya optimis dapat memaksimalkan waktu untuk menggelar persiapan. PSMS hanya punya waktu dua kali latihan sebelum melakoni pertandingan yakni Selasa (16/3) pagi dan ketika mencoba Stadion Cut Gapu Bierun, markas PSSB, Rabtu (17/3) pagi.
¨Ya, saat ini kita memang belum tahu skil dan kemampuan yang dimiliki masing-masing pemain. Untuk itu kita akan pantau besok pagi (hari ini, Red) di dalam latihan. Kita masih harus banyak bertanya tentang pemain kepada asisten pelatih (Suyono dan Jampi Hutauruk, Red),” sebut Pelatih PSMS Amrustian di Stadion Kebun Bunga, Senin (15/3).
Persiapan yang akan digelar pun berhubungan dengan reposisi pemain. Menurut Amrustian yang terus mengamati perkembangan PSMS, penempatan pemain yang tidak tepat menjadi salah satu faktor tidak maksimalnya performa pemain di lapangan. Seperti penempatan Nyeck Nyobe sebagai libero. Padahal selama bermain di Persib Bandung, pemain asal Kamerun itu berperan sebagai gelandang serang. Begitu juga Faisal Azmi yang akan ditarik kembali sebagai gelandang serang. Meskipun untuk itu (reposisi, Red) keduanya akan melakukan secara bertahap.
Di sisi lain kabar bagus menyertai keberangkatan Ayam Kinantan, Selasa (16/3) ini. Nyeck Nyobe yang absen pada pertandingan menghadapi Persipasi Bekasi, Sabtu (13/3) lalu dikabarkan akan memperkuat PSMS pada pertandingan, Kamis (18/3) ini.
Menurut Sekretaris Tim Fityan Hamdy, Senin (15/3) sore, Nyeck bertolak dari Jakarta ke Medan.
Selain itu penjaga gawang ketiga PSMS Delly pun dipastikan sudah mendapat izin dari BLI untuk diturunkan memperkuat PSMS. Keputusan yang dilakukan secara lisan itu pun langsung ditindaklanjuti, Senin (15/3) dengan pengiriman berkas Delly ke BLI.
Kebenarnan itu kembali disampaikan Sekretaris Umum PSMS Idris SE. “Nyeck Nyobe sudah bisa diturunkan menghadapi PSSB Bireun, dengan catatan membayar denda sebesar Rp10 juta. Kita sudah melakukan pembicaraan dengan Komdis (komisi disiplin) PSSI dan Nyeck akan bersama tim ke Bireun,” sebut Idris.
Namun, PSMS juga dipastikan tidak akan diperkuat Denny Wahyudi yang terkena akumulasi kartu kuning saat menghadapi Persipasi bekasi Sabtu (13/3) lalu.
Meskipun begitu Denny tetap dibawa untuk memperkuat tim saat menghadapi PSAP Sigli pada lawatan berikutnya. memang tidak bisa¨diturunkan di Bireun, tapi dia tetap ikut bersama tim, karena tanggal 23¨Maret mendatang menghadapi PSAP Sigli, dia sudah bisa diturunkan,” tandas¨Sekretaris Tim PSMS Fityan Hamdy
Subscribe to:
Posts (Atom)