Tuesday, November 17, 2009

Pemain Diminta Tambah Porsi Latihan

KEBUTUHAN tim Ayam Kinantan akan pemain yang dibekali dengan kemampuan mumpuni, bisa dibilang cukup urgen. Sayangnya, hingga kini bisa dihitung dengan jari berapa pemain yang memiliki kemampuan seperti ayng disebutkan di atas tadi.
Karenanya, untuk menutupi kekurangan tadi, tak ada jalan lain kecuali para pemain menambah porsi latihan, tidak semata mengikuti program latihan yang telah diberikan pelatih.

Ricky Yacobi, mantan bintang Timnas Merah Putih di era 80-90an yang sempat dibesarkan PSMS, mengatakan bahwa inisiatif latihan sendiri itu sangat penting. Beberapa bintang besar sepak bola juga melakukan latihan tambahan. Hal itu juga yang pernah dilakukan Ricky semasa masih menjadi pemain.

“Kalau sudah tahu bahwa perannya di tim adalah sebagai pemberi umpan, misalnya lewat crossing, maka berlatihlah sendiri untuk menambah kemampuan crossing yang baik. Begitu juga kalau mendapat tugas sebagai eksekutor penalti atau tendangan bebas, maka latihanlah sendiri untuk menambah skill,” kata Ricky saat berkunjung ke Stadion Kebun Bunga untuk melihat PSMS berlatih, belum lama ini.
Dikatakan Ricky, seorang David Beckam, Kaka atau bintang dunia lainnya pun kerap berlatih di luar jam latihan resmi yang dikeluarkan pelatih. “Yang baik kenapa tidak ditiru. Bintang dunia saja sering latihan sendiri untuk menambah kemampuannya,” tambah Ricky yang kini bekerja sebagai staf promosi dan marketing Specs itu.

Lantas apa kata Suimin sebagai pelatih? Nah, ternyata inisiatif bagi pemain untuk berlatih sendiri mendapat dukungan dari mantan pelatih Persikabo itu. ”Kalau para pemain memiliki inisiatif seperti itu, sungguh sangat bagus. Tidak ada salahnya pemain menambah jam latihannya sekitar 30 menit. Yang penting, jangan terlalu berlebihan, karena dikhawatirkan proses recovery akan berjalan lambat, sehingga dapat mengganggu penampilan mereka,” imbuhnya

Warning Saha-Nyeck

Dua legiun asing yang dimiliki PSMS, Osas Saha dan Nyeck Nyobe dikhawatirkan tidak bisa turun dalam laga perdana kompetisi Divisi Utama. Pasalnya, Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS) mereka yang belum kelar hingga saat ini.

Kondisi ini sempat mempengaruhi kondisi tim. Sebab, simulasi dalam latihan yang difokuskan selama ini melibatkan kedua pemain asing tersebut.
Kalau sampai keduanya tidak diperkenankan main karena tak disetujui PT Liga Indonesia, maka Suimin Diharja arsitek PSMS akan menjadi orang yang paling pusing.

Ya, dengan absennya mereka berdua, praktis Suimin harus merombak sistem dan strategi latihan. Sialnya, PSMS tidak punya cukup waktu untuk itu.

“Hal-hal seperti ini harus segera diatasi, karena kurang dari dua pekan lagi kompetisi segera bergulir,” beber Suimin Diharja, pelatih PSMS.
“Kalau sampai dua pemain asing kita tidak bisa main, artinya simulasi latihan akan berubah lagi. Jadi ini cukup merepotkan persiapan tim,” tambah kakek dua cucu itu, usai latihan di Stadion Kebun Bunga, kemarin (16/11).

Dikonfirmasi ke manajemen, sejauh ini pihaknya sedang mengupayakan dengan sekuat tenaga untuk menyelesaikan administrasi kedua pemain asing PSMS. Hal itu disampaikan Benny Tomasoa asisten manajer.

“Memang proses pengurusan KITAS cukup rumit dan memakan waktu. Namun kita tetap mengupayakan agar siap tepat waktu. Kita juga sudah berkordinasi dengan PT Liga Indonesia. Semoga ada jalan keluar dalam waktu satu pekan ini,” kata Benny, kemarin.
Saha yang ditemui usai latihan memilih bungkam ketika ditanyakan prihal KITAS ini. Menurutnya, sebagai pemain, dia hanya memfokuskan diri kepada proses latihan.

“Mungkin itu lebih baik ditanyakan ke manajemen. Kami pemain hanya fokus berlatih dan berlatih. Sejatinya, kami siap dimainkan,” kata pemain yang memilih nomor kostum 10 di PSMS itu.
Kalau kedua pemain asing PSMS ini belum mendapatkan izin untuk dimainkan, maka tekad PSMS mencuri poin dari dua laga away perdana musim ini terancam gagal.

Cukup riskan memang, karena di saat bersamaan PSMS mendapatkan jadwal yang kurang menguntungkan. Pada laga pembuka Divisi Utama 25 November nanti, PSMS harus melawat ke Persires Rengat. Partai keduanya, PSMS juga harus bertandang ke markas Persih Tembilahan pada 29 November. Laga home perdana PSMS sendiri baru akan digelar pada 3 Desember mendatang, dengan PSAP Sigli sebagai lawannya

Jecky Pasarella cs sesuaikan diri

PSMS Medan mulai berlatih pukul 15.00 WIB sejak Senin hingga Sabtu mendatang tepat sehari sebelum bertolak ke Rengat dalam rangka persiapan menghadapi tuan rumah Persires dalam kompetisi Divisi Utama 2009/2010, 25 November mendatang.

“Latihan ini guna para pemain menyesuaikan diri, karena di Rengat nantinya pertandingan dimulai pukul 15.30 WIB. Jadi kita perlu membuat program latihan mulai pukul 15.00 WIB agar Jecky Pasarella cs terbiasa bermain pada jam tersebut," ujar pelatih PSMS Suimin Dihardja usai latihan di Stadion Kebun Bunga, Senin.

Pelatih kampung itu mengaku, pada latihan pertama pemain masih terlibat melakukan pergerakan lamban. "Ini bisa dimengerti, sebab pukul 15.00 merupakan jam istrahat pemain. Tetapi pada hari ketiga (Rabu-red) nanti, saya perkirakan mereka sudah terbiasa," lanjut Suimin.

Menanggapi lawan perdana The Killer itu, Suimin mengaku buta kekuatan dan hanya tahu pelatih lawan yakni mantan pemain nasional Mundari Karya. Selain itu, Suimin juga hanya mengenal salah seorang pemainnya asal Medan, Coli Misrun.

"Kita mengenal karakter pelatih Persires, tetapi tidak tahu karakter pemainnya. Sebagai pelatih, saya tidak mempersoalkan kekuatan lawan, melainkan bagaimana kita mempersiapkan tim. Itu saya rasa sudah cukup untuk berupaya menciptakan kemenangan,” lanjutnya lagi.

Namun Suimin yang berhasil membawa PSMS menjadi semifinalis di Liga Indonesia VII, tidak dapat menyembunyikan diri sebenarnya sudah mengenal karakter para pemain Persires dan umumnya terdiri dari pemain-pemain kelahiran Kalimantan.

Rencananya, rombongan PSMS bertolak ke Rengat melalui Pekanbaru pada Minggu (22/11). Menanggapi penampilan PSMS ketika menghadapi Penang FC Sabtu lalu, Suimin menilai banyak pemain khususnya debutan masih grogi bermain di depan penonton banyak.

"Saya juga harus memberi pengertian kepada pemain-pemain muda untuk tidak memikirkan penonton, melainkan menganggapnya sebagai dukungan agar bisa bermain semaksimal mungkin," kata kakek dua cucu ini.

Menyambung Jejak yang Telah Dirintis Sang Ayah

Jecky Pasarela, Striker Muda PSMS

Sepanjang kiprahnya bersama tim Ayam Kinantan, striker muda Jecky Pasarela berhasil mencuri perhatian pecinta PSMS. Apalagi, dalam beberapa uji coba, Jecky kerap menyumbangkan gol penting bagi tim Ayam Kinantan.

Ya, nama Jecky Pasarela sebelumnya memang telah akrab di telinga publik sepak bola Kota Medan, karena yang bersangkutan pernah menjadi pemain pilar Medan Jaya pada tahun 2005/1006.

Jika tiga tahun lalu, namannya hanya sesekali singgah di telinga pecandu si kulit bundar Kota Medan, maka dalam beberapa bulan ke depan nama Jecky Pasarella akan semakin sering terdengar, mengingat aksinya yang menawan bersama PSMS Medan.


Itu sudah dibuktikannya dalam beberapa laga uji coba yang dilakoni tim Ayam Kinantan. Nyaris setiap kali dipercaya mengisi lini depan PSMS, maka pemain yang memulai karir sepak bolanya di SSB Generasi ini selalu mencetak gol.

Bagi Jecky Pasarela, sepakbola merupakan bagian dari hidupnya yang akan terus dia lakukan hingga dia merasa tidak layak lagi untuk terjun di dunia olahraga itu. Selain itu, kiprahnya sebagai pemain bola profesional mendapat dukungan penuh dari sang Ayah.

Sang ayah, Jamalius, yang juga mantan pemain bola, sangat berharap agar Jecki meraih sukses di lapangan hijau. Dukungan pun terus diberikan kepada anaknya. Jamalius sering datang ke Stadion Kebun Bunga untuk memantau perkembangan anaknya.

“Bapak saya dulu juga pemain bola di klub Dinamo, dan memang dia sangat ingin saya menjadi pesepakbola profesional, meneruskan apa yang telah dirintisnya dahulu,” kata Jecky.

Terpuruknya PSMS ke Divisi Utama juga membuatnya termotivasi untuk bergabung memperkuat tim kota kelahirannya tersebut. Proses seleksi penentuan skuad PSMS di Stadion Teladan pun dilakoninya dengan harapan bisa menjadi bagian PSMS.

Setelah terpilih, bersama pemain lainnya, Jecky bertekad untuk membawa PSMS kembali ke ajang Indonesia Super League (ISL). “PSMS adalah tim besar, pantasnya di papan atas ISL. Itu adalah target yang kami apungkan tahun ini,” ungkap anak pasangan Jamalius dan Suwarni ini.
Menurut pemain yang pernah memperkuat Medan Jaya dan Persikad Depok ini mengakui, kerjasama tim merupakan segala-galanya, pemain hebat sekalipun tidak akan bisa berbuat apa-apa tanpa adanya kerjasama tim.

Dia juga tidak mau menyombongkan diri, dan menganggap apa yang ada pada dirinya adalah semata-mata upaya untuk membangun PSMS dari keterpurukan.

“Ya, yang paling utama adalah bersyukur, selalu berusaha melakukan yang terbaik buat PSMS dan meningkatkan prestasi saya secara pribadi. Dengan begitu semoga kita bisa sama-sama membangkitkan PSMS kembali ke ISL,” pungkas pemain kelahiran 4 oktober 1986 ini