Saturday, February 27, 2010

PSMS Jaring Pemain Muda

PSMS telah melakukan penjaringan pemain muda yang disiapkan untuk menjadi PSMS Junior. Pemain muda berusia 15 tahun tersebut dijaring melalui turnamen yang diselenggarakan PSMS.

“Sudah kita jaring 71 orang. Nanti akan kita kerucutkan menjadi 30 orang. Setelah itu, mereka akan kita mantapkan melalui program yang terencana untuk menjadi PSMS Junior,” jelas Manajer PSMS Hendra DS kepada Sumut Pos, Jumat (26/2).

Hendra DS menambahkan, program penjaringan pemain muda ini tak lain demi perbaikan PSMS di masa yang akan datang. Selain usia 15, PSMS juga akan menjaring pemain berusia 21 tahun melalui turnamen yang akan disiapkan untuk menjadi punggawa Ayam Kinantan. Namun, untuk penjaringan yang terakhir ini, pihaknya mengaku akan memanfaatkan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang ditujukan kepada PSMS. “Kita tunggulah kan gak mungkin gelar kompetisi pakai daun,” ucap Hendra.

Hal ini pun dibenarkan Ketua Bidang Komisi Pertandingan Freddy Hutabarat. “Kita sudah menyampaikan surat kepada Pengcab PSSI Medan dan mereka tidak keberatan dengan catatan kompetisi yang digelar untuk internal PSMS. Karena memang bukan wewenang kita menggelar kompetisi,” jelas Freddy yang dihubungi Sumut Pos, Jumat (26/2).

Freddy pun menilai desas-desus pembatalan dana APBD sebesar Rp6 miliar melalui KONI Medan itu tidak benar. Pasalnya dalam pertemuan di Garuda Plaza Hotel beberapa waktu lalu, KONI Medan sudah menyatakan dukungannya dalam pembinaan pemain cikal bakal PSMS di masa mendatang.

Ketua KONI Medan Drs H Zulhifzi Lubis saat dikomfirmasi melalui telepon, Jumat (26/2) membantah kabar pembatalan dana APBD untuk PSMS. “Sebagai induk olahraga kita tidak pernah menghalangi pembinaan prestasi di semua cabang olahraga. Apalagi PSMS yang menjadi salah satu ikon Kota Medan,” tegas pria yang akrab disapa Opunk Ladon ini.

Masih menurut Opunk, pihaknya bahkan siap mendukung tidak hanya untuk pemutaran turnamen saja. Untuk itu, pengurus diminta untuk menyampaikan program yang akan digelar sehubungan dengan pembinaan tadi. “Apa membina pemain itu juga tidak butuh dana? Kita akan berusaha sekuat tenaga tidak hanya untuk kompetisi internal,” tambahnya.

Dirinya pun tak lupa menghimbau seluruh masyrakat Kota Medan untuk turut berpartisipasi dalam menyelamatkan PSMS dari pintu degradasi Divisi Utama. “Mari kita sama-sama berusaha untuk mengembalikan kejayaan PSMS seperti dulu. Saya yakin dengan kebersamaan, kita bisa melahirkan pemain-pemain lokal yang berbakat,” pungkas Opunk

Dana hibah PSMS terancam

Belum terwujudnya keinginan KONI Medan agar PSMS menggelar kompetisi di lingkungannya membuat KONI Medan enggan mencairkan dana hibah APBD sebesar Rp6 miliar.

Menurut sumber di kalangan pengurus KONI Medan dan pengurus PSMS di Medan kemarin, dana tersebut akan dikembalikan KONI ke Pemko Medan apabila hingga batas waktu tidak juga PSMS menggelar kompetisi ataupun pertandingan lainnya dalam rangka menjaring pemain muda.

Kalangan pengurus KONI dan PSMS menyesalkan Ketua Bidang Kompetisi PSMS Drs H Freddy Hutabarat yang ditugasi Ketua Umum Drs H Dzulmi Eldin MSi tidak juga menggelar laga antar klub anggota PSMS atau yang berdomisili di Medan.

“Memang diakui, untuk menggelar kompetisi ini PSMS terkendala dengan Pengcab PSSI Medan yang sebenarnya memiliki hak memutar kompetisi klub di Medan. Tapi apalah salahnya PSMS juga menggelar pertandingan lainnya yang melibatkan klub dalam upaya menjaring pemain muda,” tanya mereka.

Dikatakan, seharusnya mereka mencontoh SSB Patriot Medan yang diketuai Drs Hendra DS dan mampu membuat turnamen dalam rangka menjaring pemain usia dini dengan mencari dana dukungan dari sponsor.

Konon pula PSMS yang sebelumnya juga sebenarnya memiliki dana bantuan hibah APBD sebesar Rp1,5 miliar, seharusnya bisa menggelar kegiatan dalam menjaring pemain untuk membentuk tim PSMS ke depan.

“Ketua Umum perlu meninjau kembali keberadaan Ketua Bidang Kompetisi PSMS itu, karena ketidakmampuannya atau tiadanya niat untuk melaksanakan perintah dari Ketua Umum PSMS,” tambah mereka.

Kalangan pengurus KONI Medan juga mencerca sikap Freddy yang menyesalkan sikap Asisten Manajer Tim PSMS Drs Benny Tomasoa yang dianggap mengejar wasit pertandingan PSMS melawan Persita Tangerang beberapa waktu lalu.

Padahal Benny mengaku ingin menanyakan perihal tidak diberikannya tendangan penalti. “Benar tidaknya, Freddy tidak boleh menghujat rekannya sesama pengurus PSMS ke media massa,” kata mereka

Nyeck Terancam Sanksi

Usai menuai dukungan, kini giliran pemain belakang PSMS Nyeck Nyobe terancam sanksi skorsing dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Tak pelak, hal ini kian menambah beban PSMS untuk bertahan di Divisi Utama 2010 ini. Pasalnya sanksi tersebut diluar dari hukuman absen dalam dua laga PSMS ke depan.

Artinya Nyeck tidak akan turun memperkuat PSMS saat menjamu Persipasi Bekasi di Stadion Teladan Medan (13/3) dan menantang PSSB Bireun (18/3) mendatang. Ditambah sanksi skorsing tadi, kemungkinan besar Nyeck juga absen saat pada partai tandang menghadapi PSAP Sigli (22/3).
Seperti yang diberitakan sebelumnya pada pertandingan tandang ke Persiraja Banda Aceh, Nyeck dengan jelas mendorong (sebelumnya ditulis menendang, Red) Wasit Tardianis hingga terjungkal. Alasannya wasit asal Padang ini tidak mengganjar Persiraja yang melakukan pelanggaran kepada Tri Yudha Handoko di kotak penalti. Nyeck pun dikeluarkan dari lapangan di menit ke-31.

Selain sanksi skorsing, Komdis PSSI juga akan mengenakan denda dengan jumlah uang yang cukup besar kepada mantan pemain Persib Bandung ini. Sesuai dengan peraturan Komdis, kartu merah setelah dikenakan kartu kuning dikenakan denda Rp5 juta.

Namun, kartu merah yang diterima Nyeck tanpa kartu kuning terlebih dahulu. Tak pelak, denda yang akan diterima tentunya lebih besar lagi. Dikabarkan denda tersebut akan dikenakan kepada Nyeck secara pribadi mengingat aksi yang dilakukan juga merupakan inisiatif pribadi, bukan secara tim.

Aksi kekerasan terhadap wasit juga pernah terjadi saat pertandingan antara PSIS berhadapan dengan PSMS Oktober 2008 silam. Ketika itu manajer PSIS Yoyok Sukawi berupaya melakukan pemukulan kepada wasit Sunaryo Joko saat jeda pertandingan babak pertama. Komdis PSSI pun menjatuhkan sanksi kepada Yoyok untuk tidak boleh aktif dalam kegiatan klub sepak bola selama enam bulan dan denda Rp30 juta.
Ketua Komdis PSSI Hinca Pandjaitan yang dikomfirmasi melalui telepon, Kamis (25/2) mengaku pihaknya akan segera melakukan pemanggilan kepada Nyeck Nyobe untuk diminta penjelasannya. “Jadi, pada peraturan manual liga jelas, jangankan memukul, berupaya atau berniat untuk melakukan pemukulan terhadap wasit saja akan dihukum apalagi mendorong dan menyebabkan wasit hingga terjatuh. Hukuman bisa jadi lebih berat,” ucapnya.

Sementara itu, setelah sempat ditunda akhirnya Komdis menjadwal ulang sidang terkait pertandingan PSMS kontra Persita pada Kamis, (4/3) mendatang. Penjadwalan ulang sendiri berkaitan dengan keterlambatan surat pemanggilan yang diterima oleh Pengurus PSMS. “Ya kita sudah menjadwal ulang sidang Komdis sehubungan dengan insiden pada pertandingan lanjutan Divisi Utama 2009/2010 antara PSMS menjamu Persita Tangerang di Stadion Teladan. Sidang akan kita gelar Kamis (4/3) depan,” ucap Hinca. Menurut Hinca, sidang digelar untuk mendengar penjelasan dari PSMS dan pihak panitia sehubungan kerusuhan pascapertandingan tersebut. Mengenai kemungkinan sanksi untuk PSMS, Hinca menjawab diplomatis. “ Ya itu tergantung keputusan sidang nanti ya. Saya tidak bisa jawab sekarang,” kilahnya.

Pengurus dan manajemen PSMS sendiri sudah mengetahui penjadwalan ulang sidang Komdis PSSI tersebut. Pihak panitia pelaksana akan diwakili oleh Sekretaris I PSMS, Agus Suriyono. Asisten Manajer Benny Tomasoa bahkan mengaku sudah tidak sabar. “Ini kesempatan kita untuk membuka bobroknya kinerja wasit waktu itu,” ucap Benny, Kamis (25/2).

Seperti yang diberitakan sebelumnya pertandingan PSMS menjamu Persita di Stadion Teladan berakhir ricuh. Pasalnya wasit asal Bandung Isna Triana tidak menjatuhkan hukuman penalti saat striker PSMS Ikpefua Osas Marvellous dan Jecky Pasarella yang ditekel di Kotak Penalti. Usai pertandingan Benny Tomasoa langsung merengsek ke lapangan untuk mempertanyakan keputusan wasit tersebut. Namun, aksi itu berhasil digagalkan petugas keamanan yang berada si lapangan

Aroma Degradasi Membayangi

Hasil buruk dalam lima pertandingan terakhir membuat PSMS berada dalam posisi sulit. Dengan koleksi 15 poin dari 15 pertandingan yang dilakoninya, tim berjulukan Ayam Kinantan kini bertahan di peringkat sembilan grup I Divisi Utama Liga Indonesa 2009/2010. Sedikit kesalahan akan membuat tim besutan Kustiono ini terdegradasi dari Divisi Utama.

Kepastian adanya degradasi di Divisi Utama disampaikan Djoko Driyono dari Badan Liga Indonesia kepada salah seorang pengurus yang tak ingin namanya disebut dalam pertemuan beberapa waktu lalu di Jakarta. “Ada dua tim yang akan didegradasi,” kata pengurus tersebut menirukan ucapan Djoko dari BLI kepada Sumut Pos, Kamis (25/2).

Artinya, pascapengunduran diri PS Banyuasin yang sebelumnya berada di Grup 1 bersama PSMS dan sepuluh tim lainnya, degradasi hanya menyisakan satu kursi lagi dan tentunya tim yang berada di posisi terbawah. Gawatnya satu kursi tadi juga disiapkan untuk Grup 1 ini.
Dengan posisi saat ini PSMS tetap dibayangi kemungkinan tersebut. Pasalnya M Affan Lubis dkk hanya memiliki jarak dua poin dari Persires Rengat yang sudah mengoleksi 13 dari 13 pertandingan yang dilakoninya. Persires sendiri masih memiliki tujuh pertandingan, dua pertandingan lebih banyak dari PSMS, yang dapat dimanfaatkan mengumpulkan poin.
Begitu pun PSDS yang saat ini berada di posisi sebelas dengan koleksi delapan poin dari 13 pertandingan yang sudah dijalani. Sekalipun berat, bukan tidak mungkin si Traktor Kuning menyalip. Empat sisa laga kandang dan kehadiran dua pemain asing Friday dan Angel yang tampil bagus bisa menjadi bumerang bagi PSMS.

PSMS sendiri, pascapergantian pelatih dari Suiin Dihardja ke Kustiono belum pernah mencatat satu pun kemenangan. Ditambah lagi di sisa laga kandang nanti, M Affan Lubis dkk akan menghadapi tim yang tidak bisa dianggap remeh. Sebut saja Persipasi Bekasi yang berada di peringkat enam dengan koleksi 19 poin dari 12 laga yang dijalani. Pertemuan di putaran pertama bahkan PSMS dihajar 1-3. Begitu juga tim peringkat lima Persih Tembilahan dan Persires Rengat. Dua partai tandang PSSB Bireun dan PSAP Sigli juga bukan lumbung gol bagi PSMS.

Untuk itu, semangat yang tinggi dari seluruh pemain akan sangat dibutuhkan untuk mengatasi kondisi ini. Semangat untuk meraih poin penuh di semua pertandingan sisa tampa mencari argumen pembenaran atau kambing hitam. “Yang penting saat ini adalah bertahan di Divisi Utama, kita akan berupaya semakismal mungkin untuk membangun kedekatan emosi antara pengurus dan pemain sehingga mereka lebih termotivasi untuk bermain lebih baik lagi,” kata Sekretaris Umum PSMS Idris SE.

Motivasi itu pun akan lengkap dengan evaluasi yang harus dilakukan untuk memperbaiki tim. “Kita akan bahas penyebab kegagalan tim sejauh ini, sebagai bahan untuk mengevaluasi untuk hasil yang lebih baik,” tegasnya.

Pelatih PSMS Kustiono pun sepertinya sepakat dengan Idris SE dalam motivasi dan evaluasi secara keseluruhan. “Jeda waktu ini kita akan terus memotivasi pemain dan meminta pengertian kepada pemain untuk lebih bermain enjoy,” ungkapnya

Kalah, Anak Medan di Banda Aceh Emosi

Kalah adalah hal biasa dalam pertandingan. Namun, jika sudah kalah dimaki oleh suporter sendiri, tentunya sangat tidak menyenangkan.
Ya, kekalahan PSMS saat bertandang ke Banda Aceh, kandang Persiraja, memang banyak menimbulkan kesan. PSMS sebagai tim besar di daratan Sumatera menjadi magnet masyarakat Banda Aceh. Tak terkecuali, anak Medan yang tinggal di ibu kota Provinsi Nangroe Aceh Darussalam tersebut. Dan, ketika PSMS keok, kekecewaan tak terkira mengemukan dari fans PSMS yang mendatangi Stadion Harapan Bangsa, Lampeunerut, Banda Aceh, Selasa (23/02).

Tak pelak, julukan Ayam Kinantan yang penuh marwah itu langsung mereka ubah menjadi ‘Ayam Penyet’. Ya, suatu kejengkelan bagi mereka ketika PSMS dikalahkan Persiraja dengan skor telak, 2-0.

Bukan hanya itu, seusai pertandingan beberapa hari lalu, anak Medan yang kecewa dengan permainan tim andalannya, menyempatkan melontarkan caci maki ke tim PSMS sesaat sebelum menaiki kendaraan untuk kembali ke penginapan. “Ah, tidak usah, aku sebutkan, apa isi makianku, kemarin itu. Pokoknya, puas kali aku, sesudah memaki mereka karena kalah. Tidak pantas pun dijuluki lagi Ayam Kinantan karena tidak secantik itu lagi permainannya. Makanya, kami pun sepakat menggantikannya menjadi Ayam Penyet. Abis kalah sich,” kata SZ Damanik, staf sebuah LSM kepada Rakyat Aceh (Grup Sumut Pos), Rabu (24/2) sore, di Banda Aceh.

Damanik mengungkapkan, tim kebanggaanya itu sudah tidak secemerlang dulu. “Sebelum ini pun mereka kalah dan kemarin kalah lagi 0-2 dengan Persiraja. Kekalahan berturut-turut ini membuat orang-orang Medan di Aceh emosi,” tambahnya